cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 102 Documents
PENILAIAN KINERJA GURU-IPA MELALUI VIDEO1)
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 18, No 2 (2011): Vol.18, No. 2, Desember 2011
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan kinerja guru IPA dan mengidentifkasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya. Penelitian dilakukan dengan cara merekam (dalam for-mat video) pembelajaran 10 guru IPA dari 10 sekolah (3 sekolah baik, 4 sekolah sedang, dan 3 sekolah kurang, dengan status 7 sekolah negeri dan  sekolah swasta) yang terletak di provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra Utara. Hasil rekaman juga dilengkapi dengan data observasi langsung, wawancara, dan angket terhadap guru. Hasil penelitian menunjukkan: (a) Secara umum guru IPA yang diobservasi dalam penelitian ini memiliki kompetensi pedagogic masih dibawah standar. Pembelajaran IPA yang dilakukan belum menyanyikan pembelajaran IPA sesuai denga tuntutan kurikulum IPA yang menekankan pada  pengembangan keterampilan proses sains. Guru sudah menggunakan metode tanya jawab dan menggunakan LKS, namun belum menggunakan keterampilan proses sains untuk mengmbangkan kemampuan berpikir. Guru masih terfokus pada pencapaian hasil belajar aspek kognitif; aspek psikomotor dan afektif masih belum mendadapatkan perhatian yang optimal. Pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh guru pada umumnya belum menerapkan bagaimana prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (b) Faktor yang berkorelasi dengan kinerja guru dalam pembelajarkan IPA adalah kemampuan guru pada materi IPA dan aktvitas yang dilakukan guru selama pembelajaran di kelas. Kata kunci: kinerja guru, video Abstract: The aims of this research is to describe performance of science’s teacher and to identify the factor that influence the teacher performance in teaching and learning of science. This research recorded (in video) performance of 10 science’s teacher from 10 school (3 upper school, 4 middle school, and 3 lower school; 7 state school and 3 private school) in Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, and Sumatra Utara. The recording be completed with observation, interview, and questionnaire data. The result of this research shows: (a) generally, science’s teacher had observed in this research have lower pedagogical competence. Learning science hasn’t delivered based on science process skill. Teacher has used worksheet and discuss method, but they didn’t use science process skill to improve thinking skill of their students. Teacher still focus in cognitive  achievement; psychomotor and affective don’t optimized. Teacher doesn’t teaching science based on wise-education principle; (b) The teacher performance in influenced by science competency of teacher and their classroom activities. Key word: teacher performance, video
LEVEL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH GARIS DAN SUDUT
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 18, No 2 (2011): Vol.18, No. 2, Desember 2011
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan level kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berbentuk soal cerita. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa soal tes yang diberikan kepada 40 orang siswa kelas VII E SMP Negeri 4 Surabaya. Hasil soal tes siswa dikelompokkan dalam 5 level yaitu level 1, level 2, level 3, level 4, level 5. Untuk mengetahui karakteristik siswa lebih mendalam dalam memecahkan masalah dilakukan wawancara terhadap 10 siswa, masing-masing 2 siswa dari tiap level. Hasil analisis tes tulis siswa menunjukkan 15 siswa (37,5%) berada pada level 1, sebanyak 6 siswa (15%) berada pada level 2, sebanyak 12 siswa (30%) berada pada level 3, sebanyak 5 siswa (12,5%) berada pada level 4, dan sebanyak 2 siswa (5%) berada pada level 5. Berdasarkan hasil tes dapat disimpulkan bahwa level kemampuan siswa VII E SMP Negeri 4 surabaya dalam memecahkan masalah yang berbentuk soal cerita cenderung berada dalam (1) level 1 (siswa tidak mengerjakan, atau tidak bisa menyelesaikan masalah karena tidak bisa memodelkan, atau tidak bisa menyelesaikan masalah karena tidak memahami konsep), (2) level 3 (menyelesaikan masalah dengan menggunakan satu cara, dapat memodelkan, memahami konsep, perhitungannya benar). Berdasarkan kesimpulan yang ada, disarankan sebaiknya siswa sering diajarkan tentang pemecahan masalah (diajarkan langkah-langkah pemecahan masalah terutama langkah keempat yaitu memeriksa kembali hasil yang diperoleh), dan dibiasakan untuk dihadapkan pada soal-soal pemecahan masalah yang berbentuk cerita dan open ended. Kata Kunci: Pemecahan masalah, soal cerita, matematika Abstract: Problem solving is part of the very important math curriculum. This research a descriptive study aimed to describe the level of srudents ability to solve problems in the form of stories. Data collection methods by use testingmethod given to 40 students of class VII E SMP Negeri 4 Surabaya. The results of the test questions students are grouped into 5 levels ie level 1, level 2, level 3, level 4, level 5. To know more deeply the characteristic of students in problem solving had beed conduct interview to 10 students, 2 students of each level. The results of analysis show that 15 students (37,5%) are at level 1, a total of 6 students (15%) are at level 2, a total of 12 students (30%) are at level 3, as many as 5 students (12,5%) are at level 4, and as many as 2 students (5%) are at level 5. Based on the test results, can be concluded that the level of student ability of students class VII E SMP Negeri 4 surabaya in problem solving in story form are; (1) level 1 (students do not do, or can not solve the problem because it could not be modeled, or can not solve the problem because they do not understand the concept), (2) level 3 (to solve the problem by using one way. To model, understand the concept, the calculation is correct). Based on the conclusions, suggested students should be taught about troubleshooting frequent (taught problem-solving steps, especially the fourth step is to re-check the results), and accustomed to be confronted with the questions to be confronted with the questions in the form of story problem solving and open-ended Keywords:  Problem solving, story problems, math  
RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN WEBSITE DI SMPN 1 LAMONGAN
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 18, No 2 (2011): Vol.18, No. 2, Desember 2011
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pembelajaran matematika menggunakan website dapat dikatakan kurang banyak dilakukan karena pembelajaran tersebut terintegrasi dengan teknologi yang membutuhkan banyak fasilitas pendukung. Oleh karena itu respon dari siswa perlu untuk diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui respon siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan sebelas siswa sebagai partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan selama mengikuti pembelajaran pecahan dengan website, siswa merasa senang (5 siswa sangat senang, 6 siswa merasa senang). Menurut mereka belajar dengan website lebih mudah untuk dimengerti/dipahami, praktis, seru, menarik, dan dapat mengenal matematika lebih jauh. Semua siswa (100%) berpendapat bahwa website diperlukan dalam pembelajaran, hal tersebut dikarenakan website lebih mudah untuk dicari/diolah dan diutak-atik, bisa membangkitkan semangat, lebih mudah dipahami, dan agar siswa lebih banyak mendapatkan pengalaman. Kata Kunci:  Respon siswa, pembelajaran pecahan, dan website. Abstract: Learning math by using website can be said not done a lot because this learning is integrated with a technology that requires a lot supporting facility. Therefore the response of students need to know. The aims of this study to determined student’s response. This study used a qualitative research design with eleven students as participants. The results of this study show during the learning fractions topic by using website, students feel happy (5 students are very excited, 6 students excited). In their study with the website they feel easier to understand, simple, fun, interesting, and get to know more mathematics. All students (100%) believed that the website is necessary in learning because it is easier to look for the website / processed and tampered with, can be uplifting, more easily understood, and so that students to gain more experience. Keywords: Students response, fractions learning, website 
APAKAH GURU SEBAGAI PENCIPTA MISKONSEPSI PADA SISWA? , SUYONO; YUANITA, LENY; ROHMAWATI, LAILY
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini sengaja dikemas dalam judul kalimat tanya karena hasil akhir dari penelitian yang dilakukan belum sampai kepada jawaban atas pertanyaan itu. Penelitian yang telah dilakukan adalah mengidentifikasi miskonsepsi kimia yang terjadi baik pada siswa maupun pada guru kimia di SMA. Untuk mendekatkan temuan penelitian kepada pertanyaan pada judul, maka identifikasi miskonsepsi dilakukan pada substansi kimia yang sama yaitu asam basa. Pengelompokan siswa maupun guru kimia ke dalam tiga status yaitu tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi menggunakan metode CRI (Certainty of Response Index). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini: (1) masih didapati sejumlah siswa (rerata 11,5% dari sampel penelitian) yang berada pada status miskonsepsi pada asam basa dan (2) masih didapati sejumlah guru kimia (22,7% dari sampel penelitian) yang berada pada status miskonsepsi pada asam basa. Terdapat perbedaan sebaran dan intensitas miskonsepsi sub-sub konsep asam basa antara siswa SMA dan guru kimia. Telah diperoleh data awal untuk melakukan riset lanjutan untuk menjawab pertanyaan yang dijadikan judul artikel saat ini. Kata Kunci: asam basa, metode CRI, miskonsepsi This article deliberately packaged in the question sentence title because the final results of the research carried out has not come to an answer this question. This  Research has been done is to identify the chemical misconceptions that occur both on the students and the chemistry teachers in senior high school. To bring the  research findings to the question in the title, so the identification of misconceptions performed on the same chemical substance that is acid-base. Grouping students and chemistry teachers into three groups, namely matering   concept,  unknowing  the concept, and misconceptions using CRI (Certainty of Response Index). The results obtained from this study: (1) was found to be a number of students (mean 11.5% of the study sample) who are on misconceptions on acid-base status and (2) was found to be a chemistry teacher (22.7% of the study sample) misconceptions that are on the acid-base status. There are differences in the distribution and intensity of misconceptions sub-acid-base concepts among high school students and chemistry teachers. Preliminary data have been obtained to conduct further research to answer questions that used the title of the current article. Key words: acid-base, CRI method, misconceptions
PENGEMBANGAN BUKU PENUNJANG PRAKTIKUM SERANGGA KELAS X SMA Hariati, Ratri Bakti; HARYONO, TJIPTO; AMBARWATI, RENI
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan buku penunjang praktikum (berjudul “Insekta di Sekitar Kita”), serta untuk mendeskripsikan kelayakan buku penunjang praktikum serangga (insekta) secara teoretis dan empiris. Buku penunjang praktikum serangga dikembangkan dengan menggunakan model 4-D (tanpa tahap disseminate). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa buku penunjang praktikum dinyatakan layak dengan rata-rata persentase nilai 81,25%. Hasil uji coba terbatas diperoleh bahwa sebagian besar siswa memberikan respons positif terhadap buku penunjang praktikum serangga, yaitu sebesar 97,96%. Kata kunci: buku penunjang praktikum, serangga (insekta), Kelas X SMA The objective of this research were to develop guidance book of insects (entitled “Insekta di Sekitar Kita”), as well as describe theoretical and empirical feasibility of this book. This guidance book was developed by using 4-D models (without disseminate stage). The results indicated that guidance book of insects was feasible  (percentage 81.25%). The trial of implementation in the school indicated that the majority of students gave positive response to guidance book of insects, and the percentage was 97.96%. Key words: guidance book, insects, first grade of senior high school
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY PADA PERKULIAHAN KIMIA FISIKA I: STRUKTUR DAN IKATAN KIMIA GUST MADE SANJAYA, I; NOVITA, DIAN; YONATA, BERTHA
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perangkat pembelajaran Kimia Fisika I dikembangkan untuk menghidupkan suasana kelas dalam berinteraksi dan membangkitkan minat belajar mahasiswa. Melalui penerapannya, mahasiswa dirangsang menemukan dan membangun pengetahuan secara bertahap sesuai konsep hirarki pengetahuan dari Gagne. Penelitian ini telah berhasil mengembangkan perangkat pembelajaran Kimia Fisika I: Struktur dan Ikatan Kimia yang terdiri dari syllabus, lesson plan, worksheet, assessment, dan media pembelajaran berformat Microsoft Powerpoint dalam bahasa Inggris untuk perkuliahan KF I bagi mahasiswa kelas Internasional.  Hasil validasi perangkat menunjukkan bahwa Syllabus (skor 85,71-90), Lesson plan (skor 80-85), Worksheet (skor 54-95,71), Assessment (skor 80-82,5), dan Media Pembelajaran (skor 89,23) valid digunakan sebagai perangkat pembelajaran KF I. Hasil ujicoba perangkat pada mahasiswa Kelas Internasional menunjukkan bahwa mahasiswa mampu memanfaatkan perangkat pembelajaran dalam menyelesaikan problem KF I (skor rata-rata 4), namun mahasiswa kurang mampu melakukan diskusi sebagai kelanjutan presentasi medianya (skor rata-rata 2). Mahasiswa memberi respon positif terhadap penerapan perangkat pembelajaran pada perkuliahan KF I (skor rata-rata respon 70%). Berdasarkan hasil validasi, hasil ujicoba, dan hasil respon mahasiswa dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan cukup layak digunakan pada perkuliahan KF I bagi mahasiswa pendidikan kimia kelas Internasional Jurusan Kimia FMIPA Unesa. Kata kunci: pengembangan, inquiry, kimia fisika I. Learning device KF I developed to liven up the classroom interaction and student learning intriguing. Through practice, students discover and construct knowledge stimulated in stages according to the concept hierarchy knowledge from Gagne. This research has successfully developed a learning device Physical Chemistry I: Structure and Chemical Bonding consisting of syllabus, lesson plans, worksheets, assessment, and instructional media format Microsoft Powerpoint lectures in English to the students of class I KF International. The validation results indicate that the Syllabus (score of 85.71 to 90), Lesson plan (score 80-85), Worksheet (score of 54 to 95.71), Assessment (score of 80 to 82.5), and Learning Media (score 89 , 23) is used as a learning device valid KF I. The results of the tests on the International Class students showed that students are able to utilize the learning tools in solving problems KF I (an average score of 4), but students are less able to engage in a discussion as a continuation of the presentation medium (mean score 2). Students responded positively to the application of the learning in lectures KF I (an average score of 70% response). Based on the validation results, test results, and the results it can be concluded that the response of students learning device was developed enough to be used at the lecture KF I chemical education class for students International Department of Chemistry, Faculty Unesa. Key words: developing, inquiry, Physical Chemistry I
PENGEMBANGAN  MEDIA AWETAN LUMUT HATI OLEH GURU SMP/MTs DI LAMONGAN , WISANTI; KARTIKA INDAH, NOVITA; SOEPARNO, GATOT
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru bahwa salah satu kompetensi pedagogik guru profesional yaitu menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi yang optimal.  Atas dasar ini  guru-guru SMP/Mts Lamongan mengembangkan media  awetan lumut hati. Pengembangan media ini dilaksanakan oleh guru SMP/MTs Lamongan karena sulitnya mendapatkan spesimen lumut hati di Lamongan. Spesimen lumut hati dikoleksi  dari lokasi wahana wisata air terjun Cobanrondo, Pujon, Malang. Guru yang membuat media awetan lumut hati sebanyak 32 orang. Tiap guru memperoleh spesimen lumut hati, botol, mika dan perlengkapan lainnya. Setelah media selesai dibuat, dilakukan kajian kelayakan teoritis yaitu menilai masing-masing media dengan 8 kriteria penilaian  yaitu  akurasi, kelengkapan spesimen, posisi spesimen, posisi mika, estetika, volume formalin, informasi di label, dan pemasangan label. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa 1) Awetan  spesimen lumut yang disusun oleh guru  telah memenuhi media yang layak secara teoritis yaitu ditinjau dari kriteria penilaian: akurasi (87,5%), kelengkapan spesimen (100%), posisi spesimen (78,1%), posisi mika (100%),  estetika (84.4%), volume formalin (100%), informasi di label (84.4%) dan  pemasangan label (90.7%); 2) Guru  IPA SMP/MTs memberi respon positif terhadap pembuatan awetan lumut hati sebagai media pembelajaran. Kata kunci: lumut hati, media awetan, guru IPA SMP/MTs  Based on attachment Rules of Ministry of Education No. 16 year 2007 which is deal with standard of academic qualification and teacher’s pedagogical competency, professional teachers are required to provide various learning activities in order to promote better learning outcomes and achievement. This encourages teachers in SMP/MTs Lamongan to develop preserved moss as learning media since it was difficult to obtain liverwort specimens in Lamongan. Liverwort specimens are collected from Cobanrondo waterfall site in Pujon-Malang. There were 32 teachers who made preserved liverwort. Each teacher obtained liverwort specimens, bottle, sheet mica, and other apparatus. After the process completed, there was theoretical feasibility analysis using 8 criteria, i.e. accuracy, specimen completeness, specimen position, sheet mica position, aesthetics, formaldehyde (formalin) volume, information on the label, and label attachment. Result showed that 1) preserved moss that was made by teachers exceeds the theoretical standard as the criteria follows: accuracy (87,5%), specimen completeness (100%), specimen position (84.4%), sheet mica position (100%), aesthetics (84.4%), formaldehyde volume (100%), information on the label (84.4%), and label attachment (90.7%); 2) Science teachers in SMP/MTs have given positive responses about preserved liverwort as learning media. Key words: liverwort specimen, preserved media, teachers in SMP/MTs
PROFIL KOMPETENSI SISWA MENYELESAIKAN TES BERFIKIR TINGKAT TINGGI DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SMPN 3 NGLEGOK BLITAR NURIL MAULIDA FAUZIAH, AN; SUBEKTI, HASAN
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sains adalah studi sistematik tentang alam dan bagaimana alam itu mempengaruhi kehidupan dan lingkungan kita. Mengacu Permendiknas, Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Sebagian SKL yang secara eksplisit berkait dengan kemampuan berfikir peserta didik untuk seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dan menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlunya siswa dibiasakan dengan tes berfikir tingkat tinggi dalam Pembelajaran Sains yang untuk mengasah kemampuan siswa pada jenjang SMP. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B  SMPN 3 Nglegok Blitar sebanyak 15 orang. Instumen penelitian ini berupa tes terkait solving problems and investigating the natural world dikembangkan oleh Tim USAID pada Tahun 2012. Simpulan dari penelitian ini, yaitu: Kompetensi Siswa Menyelesaikan Tes Berfikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran Sains di SMPN 3 Nglegok Blitar berkategori kurang (retata skor klasikal 55,3). Hal ini berdasarkan analisis data menunjukkan 1 siswa (6.7%) berkategori sangat baik; 0 siswa (0.0%) berkategori baik (b); 3 siswa  (26.7 %) berkategori cukup; 4 siswa (26.7 %) berkategori kurang; dan 6 (40.0 %) berkategori sangat kurang (e). Namun demikian, keterampilan siswa untuk menyelesaikan Tes Berfikir Tingkat Tinggi berpotensi besar dapat dicapai siswa. Hal ini terbukti ada siswa yang mampu mencapai skor 93 (sangat baik). Kata Kunci: tes, solving problems, berfikir tingkat tinggi, sains Science is the systematic study of nature and how it affects the life of nature and our environment. Reference number 23 Permendiknas 2006 standard of Competency graduates (SKL) to units of primary and secondary education is used as a guide in determining graduation assessment of learners. Some SKL explicitly relates to the ability of learners to think the whole level of primary and secondary education is showing the ability of logical thinking, critical, creative, and innovative and demonstrates the ability to analyze and solve problems in daily life. To that end the need for students familiarized with test higher-order thinking in the Learning of science to hone students ability in the secondary. The subject of this research is grade VII-B  Junior High School 3 Nglegok Blitar as much as 15 people. This research instrument in the form of tests related to solving problems and investigating the natural world developed by the USAID Team in 2012. Summary of the research Competences, namely: Students complete the test high level Thinking in Science Learning at the Junior High School 3 Nglegok Blitar categories less (rate score of classical 55,3). It is based on an analysis of data showed 1 student (6.7%) categories are very good; 0 (0.0%) students are categorized well (b); 3 students (26.7%) categories enough; 4 students (26.7%) categories were less; and 6 (40.0%) categories are less (e). However, the skills of the students to complete the test potentially high levels of Thinking big is a student. It is evident there are students who are able to achieve a score of 93 (very good).  Key words: test, solving problems, thinking high level science  
PENGEMBANGAN BAHAN AJARMATAKULIAH FOUNDATION OF MATHEMATICS UNTUK PEMBELAJARANKELAS INTERNASIONAL DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNESA , MASRIYAH; PRIYO PRAWOTO, BUDI
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Foundation of Mathematics (Pengantar Dasar Matematika) merupakan mata kuliah yang mendasari semua mata kuliah matematika di Jurusan Matematika. Dengan alasan tersebut, maka penguasaan terhadap mata kuliah ini sangat diperlukan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu mahasiswa agar lebih menguasai atau memahami mata kuliah adalah dengan menggunakan buku ajar. Kelas internasional di Jurusan Matematika merupakan suatu kelas yang ditujukan agar mahasiswa lulusan kelas ini dapat mengajar dengan menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Untuk menunjang kelas ini, maka dikembangkanlah buku ajar Foundation of Mathematics berbahasa inggris. Pengembangan buku ajar ini menggunakan model pengembangan Plomp yang meliputi tahap investigasi awal, desain, realisasi/konstruksi, pengujian, evaluasi Dan revisi, serta tahap implementasi. Sebanyak 84% mahasiswa kelas internasional 2009 memperoleh nilai minimal B, dan sebanyak 100% mahasiswa memberikan respon positive setelah digunakannya buku ajar yang dikembangkan dalam pembelajaran.  Kata kunci: Foundation of Mathematics, Plomp, buku ajar Foundation of Mathematics is a subject that underlies all mathematics courses in the Department of  Mathematics. For that reason, the mastery of this subject is needed. One way that can be used to help students to understand the course is by using a textbook. International class in the Department of Mathematics is a class purposed the graduate students of this class can be able to teach mathematics using two languages, Indonesian and English. To support this class, then the development of Foundation of Mathematics textbook in English is needed. The development of this textbook uses Plomp development model which includes the step of the preliminary investigation, design, realization/construction, test, evaluation and revision, as well as the implementation step. There are 84 % of the students of international class 2009 obtained the minimum value of B, and as much as 100 % of the students gave positive responses after they used the textbooks developed in learning. . Keywords : Foundation of Mathematics, Plomp, textbooks  
PEMBUATAN MEDIA INSEKTARIUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI OLEH GURU-GURU MTs SWASTA DI LAMONGAN FAIZAH, ULFI; AMBARWATI, RENI; Hidayat, M. Thamrin
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Vol 19, No 2 (2012): Vol. 19, No. 2, Desember 2012
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru seringkali mengalami kesulitan untuk meyediakan serangga yang diperlukan sebagai media pembelajaran biologi karena saat ini beberapa jenis serangga mulai sulit didapatkan di lingkungan sekitar sekolah. Media insektarium dapat membantu para guru untuk memenuhi kebutuhan media pembelajaran biologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan dan respon para guru-guru MTS swasta di Lamongan dalam pembuatan insektarium sebagai media pembelajaran biologi. Penelitian ini dilakukan pada September 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode analisis hasil observasi kegiatan dan respon dari 29 guru yang menjadi obyek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para guru-guru MTS swasta di Lamongan mampu membuat insektarium sebagai media pembelajaran biologi dan mereka memberikan respon positif. Kata kunci: Insektarium, media pembelajaran biologi, guru Lamongan Teachers often have difficulty to provide the necessary insect as a learning media because at this time some insects difficult to found in the environment around the school. Insectarium media can help teachers to meet the learning of biology media. The purpose of this study was to describe the ability of the teachers in the private MTS Lamongan in making insectarium as a biology media. The study was conducted in September 2012. This study is using  descriptive method by analysing the results of activities observation and response that given to 29 teachers who become the object of research. The results of this study indicate that the teachers in the private MTS Lamongan capable in making insectarium as a media of learning biology and they give a positive response. Key words: Insectarium, as a media of learning biology, Lamongan’s teachers

Page 9 of 11 | Total Record : 102