cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,351 Documents
Pengaruh Penambahan Serat Selulosa Filter Rokok terhadap Kinerja Marshall Campuran AC-WC Asb Paskoalinda Fyta Aprilya; Akmal Yusuf Ziyad Abqori; Prof. Ir. Ludfi Djakfar, MSCE., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.; Rahayu Kusumaningrum, ST., MT., M.Sc.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkerasan jalan memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, ketergantungan terhadap aspal impor menjadi tantangan tersendiri, padahal Indonesia memiliki potensi besar dari Aspal Buton (Asbuton) yang belum dimanfaatkan secara optimal. Di sisi lain, limbah filter rokok mengandung serat selulosa asetat yang sulit terurai namun berpotensi sebagai bahan tambah dalam campuran aspal. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan serat selulosa filter rokok terhadap kinerja Marshall campuran AC-WC Asb. Dilakukan pembuatan benda uji dengan variasi penambahan serat sebesar 4%, 5%, dan 6% dari berat total aspal yang digunakan. Data pengujian yang didapat lalu diuji secara statistik untuk memastikan signifikansi pengaruh serat selulosa terhadap kinerja Marshall. Penelitian ini menghasilkan nilai KAO sebesar 6,5% dan nilai variasi penambahan variasi kadar serat selulosa filter rokok 4% 5%, dan 6% terhadap berat total aspal mampu meningkatkan nilai Stabilitas, VIM, VMA, dan MQ serta menurunkan nilai flow dan VFB. Nilai maksimum penambahan serat selulosa filter rokok adalah 6% yang memenuhi spesifikasi dengan menghasilkan peningkatan VIM sebesar 2%, peningkatan VMA sebesar 0,5%, penurunan VFB sebesar 0,7%, peningkatan stabilitas sebesar 25%, penurunan kelelehan sebesar 19%, dan peningkatan MQ sebesar 54% dari campuran tanpa penambahan serat. Hasil uji statistik menunjukkan penambahan serat selulosa filter rokok terhadap campuran AC-WC Asb memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Marshall.
Pengaruh Penambahan Serat Alginate Terhadap Kinerja Marshall Campuran Laston Lapis Aus Asbuton (Ac-Wc Asb) Rayhan Rifqi Hidayat; Petrus Lalo Dachunya; Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D., IPU.; Rahayu Kusumaningrum, ST., MT., M.Sc.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkerasan jalan yang berkualitas sangat penting untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas perkerasan jalan adalah dengan menggunakan aspal Buton, yang masih banyak diimpor meskipun Indonesia memiliki cadangan yang melimpah. Untuk meningkatkan kualitas campuran aspal, penelitian ini mengeksplorasi penggunaan serat Alginate, bahan alami yang diperoleh dari rumput laut cokelat, yang diperkaya dengan minyak bunga matahari sebagai bahan peremaja untuk aspal. Penambahan serat Alginate bertujuan untuk meningkatkan kemampuan self-healing (perbaikan diri) aspal yang telah rusak, memperpanjang umur jalan tanpa perlu penambahan lapisan perkerasan baru. Penelitian ini melakukan eksperimen dengan pembuatan serat Alginate menggunakan alat microfluidic device dengan variasi kadar serat (1%, 3%, 5%, dan 7%) dan panjang serat (1 cm dan 2 cm), yang kemudian diuji menggunakan metode Marshall untuk mengukur pengaruhnya terhadap stabilitas dan aliran campuran aspal. Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan serat Alginate dengan kadar 7% sepanjang 1 cm memberikan peningkatan VIM, VMA, stabilitas dan nilai Marshall Quotient (MQ) sebesar 0,28%, 0,24%, 17,38% dan 53,4%, sementara penurunan nilai Flow dan VFA menunjukkan perbaikan kualitas campuran aspal. Penambahan serat Alginate dengan kadar 1% sepanjang 2 cm menyebabkan peningkatan pada nilai VIM, VMA, stabilitas dan MQ masing-masing sebesar 0,1%, 0,09%, 0,90% dan 17,93%, sementara penurunan nilai VFA dan Flow menunjukkan perbaikan kualitas campuran aspal. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penambahan serat Alginate dengan kadar yang optimal memenuhi standar karakteristik Marshall yang telah ditentukan.
Studi Komparatif Lebar Retak Pelat Beton Bertulang Satu Arah melalui Pemodelan Elemen Hingga dan Pendekatan Teoritis dengan Variasi Diameter Tulangan Tarik Nababan, Amos Frans Marco; Djojoatmodjo, Agoes Soehardjono Moesono; Kridaningrat , Bhondana Bayu Brahmana
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelat beton bertulang satu arah merupakan bagian penting dari struktur bangunan yang berfungsi menahan beban lentur. Salah satu indikator penting dalam menilai kemampuan layan dan durabilitas pelat beton bertulang adalah lebar retak, karena retak yang terlalu besar pada beton dapat mempercepat terjadinya korosi pada tulangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi diameter tulangan tarik terhadap lebar retak maksimum pada pelat beton bertulang satu arah, dengan luas tulangan yang hampir sama. Kajian dilakukan menggunakan dua pendekatan, yaitu analisis numerik dengan Metode Elemen Hingga (Finite Element Method) menggunakan software ABAQUS, dan pendekatan teoritis berdasarkan beberapa standar desain mencakup SNI 2847:2002, BS 8110-1:1997-SS CP65-1999, dan ECP 203-2018. Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin besar diameter tulangan tarik maka lebar retak yang muncul juga akan semakin besar. Analisis dengan ABAQUS menghasilkan lebar retak yang lebih besar dibandingkan pendekatan teoritis. Kata Kunci: diameter tulangan tarik, lebar retak maksimum, pelat beton bertulang satu arah, pemodelan ABAQUS, pendekatan teoritis.
Pengaruh Penambahan Fly Ash dan Silica Fume terhadap Permeabilitas Beton Menggunakan Recycled Coarse Aggregate (RCA) Fernando, Ananda Reza; Dr. Eng. Ir. Eva Arifi, ST., MT., IPM.; Dr. Eng. Devi Nuralinah, ST., MT.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia telah mendorong peningkatan volume limbah konstruksi, terutama limbah beton, yang memiliki potensi besar mencemari lingkungan. Upaya memanfaatkan limbah beton sebagai Recycled Coarse Aggregate (RCA) menawarkan alternatif yang berkelanjutan, namun masih menghadapi kendala teknis berupa meningkatnya permeabilitas beton. Hal ini disebabkan oleh ciri khas RCA, yaitu keberadaan sisa mortar lama pada permukaannya yang memiliki porositas tinggi dan berdampak negatif terhadap durabilitas beton. Dengan mempertimbangkan latar belakang tersebut, fokus utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat keberhasilan dari aditif pozzolanik, yakni fly ash dan silica fume, dalam menurunkan permeabilitas beton RCA sehingga kualitasnya dapat mendekati beton konvensional. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan melalui metode eksperimen di laboratorium dengan pengujian utama berupa uji permeabilitas air yang mengacu pada standar DIN 1048 Part 5. Spesimen uji yang digunakan berbentuk kubus berdimensi 15x15x15 cm dan diuji setelah beton berumur lebih dari 28 hari. Variasi campuran yang dibuat meliputi beton kontrol dengan NCA dan beton dengan RCA. Selain itu, dibuat juga variasi dengan penambahan 15% fly ash pada beton NCA dan RCA, serta kombinasi penambahan 15% fly ash dan silica fume dengan kadar 7%, 10%, dan 15% pada beton RCA. Hasil pengujian permeabilitas menunjukkan bahwa penggunaan RCA meningkatkan permeabilitas secara drastis sebesar 150,66% dibandingkan beton NCA, akibat tingginya porositas sisa mortar. Namun, kelemahan ini berhasil diatasi secara efektif melalui penambahan fly ash dan silica fume. Kombinasi optimal dari 15% fly ash dan 15% silica fume terbukti mampu menurunkan permeabilitas beton RCA secara signifikan sebesar 54,83%. Efek sinergis bahan tambah ini berhasil memadatkan matriks beton, sehingga permeabilitas beton RCA hampir setara dengan beton normal (NCA).Kata Kunci : Permeabilitas, Recycled Coarse Aggregate (RCA), Fly ash, Silica fume.
Pengaruh Penambahan Fly Ash dan Silica Fume Terhadap Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Menggunakan Recycled Coarse Aggregate (RCA) Muhammad Ar-Rahman Nugraha Wiguna; Dr. Eng. Ir. Eva Arifi, ST., MT., IPM.; Dr. Eng. Ir. Desy Setyowulan, ST., MT., M.Sc., IPM.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia sebagai respons terhadap jumlah penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya limbah konstruksi, terutama limbah beton. Beton merupakan material penting dalam dunia konstruksi karena karakteristiknya yang mampu menahan tekanan tinggi serta ketersediaan bahan penyusunnya yang melimpah. Meski demikian, pemanfaatan agregat kasar alami (Natural Coarse Aggregate/NCA) secara masif dapat menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan. Untuk mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan, pemanfaatan agregat kasar daur ulang (Recycled Coarse Aggregate/RCA) yang didapatkan dari penghancuran limbah beton menjadi alternatif yang layak sebagai pengganti agregat kasar alami. Namun demikian, sifat RCA yang kurang optimal dapat menyebabkan penurunan pada nilai kuat tekan serta modulus elastisitas beton. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, diberikan bahan tambahan pozzolan berupa fly ash dan silica fume dengan tujuan meningkatkan kekuatan tekan dan modulus elastisitas beton yang mengandung agregat kasar hasil daur ulang. Penelitian menggunakan 35 silinder uji berukuran 15 cm untuk diameter dan 30 cm untuk tinggi silinder dengan tujuh variasi campuran, lima sampel pervariasi. Variasi campuran terdiri dari beton normal (dengan NCA), beton RCA, beton NCA dan RCA dengan tambahan 15% fly ash, serta beton RCA dengan 15% fly ash dan silica fume masing-masing sebesar 7%, 10%, dan 15%. Setelah proses curing 7 hari, silinder beton diuji saat memasuki umur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan RCA pada beton tanpa bahan tambah menurunkan kuat tekan sebesar 3,57% dan modulus elastisitas sebesar 41,22% dibandingkan beton NCA. Namun, penambahan fly ash dan silica fume secara bersamaan mampu memperbaiki sifat mekanik beton secara signifikan. Kombinasi terbaik dengan 15% fly ash dan 15% silica fume meningkatkan kuat tekan sebesar 16,91% dan modulus elastisitas sebesar 59,92% dibandingkan beton RCA tanpa bahan tambah. Hal ini memperlihatkan potensi penggunaan limbah untuk mendukung konstruksi berkelanjutan. Kata Kunci : kuat tekan beton, modulus elastisitas beton, Recycled Coarse Aggregate (RCA), fly ash (FA), silica fume (SF).
PENGARUH JUMLAH LAPISAN GEOPOLIMER SEBAGAI COATING AGREGAT KASAR DAUR ULANG TERHADAP KUAT TARIK BELAH BETON Abdul Hakim Al-Jauhari Ibnu Zain; Eva Arifi; Devi Nuralinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Recycled Coarse Aggregate (RCA) merupakan solusi berkelanjutan untuk mengurangi limbah beton, namun kualitasnya yang rendah akibat adanya sisa mortar yang menempel seringkali menurunkan performa mekanik beton. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas RCA dan kekuatan tarik belah beton dengan mengaplikasikan lapisan coating geopolimer, serta mengevaluasi pengaruh jumlah lapisan terhadap hasilnya. Lima variasi beton disiapkan: beton kontrol dengan agregat alami (NA), beton dengan RCA tanpa lapisan (RA), dan beton dengan RCA yang dilapisi geopolimer sebanyak satu (RAC1), dua (RAC2), dan tiga (RAC3) lapis. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan dua lapis (RAC2) memberikan performa optimal, meningkatkan kuat tarik belah dari 1,893 MPa (RA) menjadi 2,070 MPa. Meskipun demikian, nilai ini masih di bawah kekuatan beton NA (2,482 MPa). Studi ini menyimpulkan bahwa pelapisan geopolimer adalah metode yang efektif untuk merekayasa RCA, dengan dua lapisan menjadi konfigurasi paling optimal, meskipun belum sepenuhnya mengembalikan kekuatan beton ke level agregat alami. Kata Kunci: Agregat Daur Ulang, Geopolimer, Kuat Tarik Belah, Coating
Analisis Simulasi Numerik Pengaruh Kedalaman Curtain Grouting terhadap Pola Flow Nets dan Faktor Keamanan Bendungan Zonal pada Kondisi Steady-State dan Transient Seepage Isadur Rofiq; Eko Andi Suryo; Arief Rachmansyah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan zonal merupakan struktur urugan tanah yang umum digunakan dengan inti kedap air yang dilindungi oleh zona filter dan shell. Salah satu potensi kegagalan terbesar berasal dari rembesan air yang tidak terkendali, yang menyumbang sekitar 30% dari total kegagalan bendungan. Curtain grouting adalah metode pengendalian rembesan melalui injeksi grout ke dalam rekahan batuan untuk mengurangi permeabilitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kedalaman curtain grouting terhadap pola flow net dan faktor keamanan bendungan zonal pada kondisi rembesan steady-state dan transient. Simulasi numerik dilakukan menggunakan GeoStudio SEEP/W dan SLOPE/W dengan variasi kedalaman grouting 0 m, 20 m, 30 m, 40 m, 50 m, dan 60 m. Kondisi steady-state dimodelkan pada elevasi muka air hulu +280 m, sedangkan kondisi transien meliputi rapid drawdown dari +280 m ke +262,9 m dan impounding dari dasar sungai ke +280 m dan elevasi hilir tetap +222 m. Hasil menunjukkan bahwa grouting memperpanjang jalur rembesan, menurunkan gradien hidraulik, dan memindahkan garis freatik menjauh dari permukaan hilir. Debit rembesan turun hingga 81,66% pada steady-state dan >84% pada impounding. Faktor keamanan tanpa grouting tidak memenuhi standar (FK < 1,5), dan dibutuhkan grouting minimal 30 m untuk mencapai kestabilan. Faktor keamanan terhadap piping sebesar 10,692 dan kecepatan rembesan jauh di bawah batas kritis. Perbandingan hasil simulasi numerik dengan perhitungan manual menunjukkan deviasi yang tidak jauh berbeda. Kata Kunci: bendungan zonal, flow nets, faktor keamanan, steady-state, transient seepage
Analisis Stabilitas Lereng dengan Perkuatan Soil Nailing dengan Variasi Jarak dan Kemiringan Menggunakan Metode Elemen Hingga Larasati, Diva Karunia; Zaika, Yulvi; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada proyek pembangunan Jalan Baru Kretek-Girijati D.I Yogyakarta, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kondisi topografi yang curam dan adanya lereng galian yang cenderung tegak sehingga memicu terjadinya kelongsoran lokal. Oleh karena itu, diperlukan struktur perkuatan untuk menstabilkan lereng sehingga tidak terjadi keruntuhan pada lereng tersebut. Kondisi ini tidak hanya membahayakan keselamatan pengguna jalan, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur yang sudah dibangun. Salah satu struktur perkuatan lereng yang sering digunakan adalah soil nailing. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis stabilitas lereng yang telah diberi perkuatan soil nailing, serta mengevaluasi pengaruh variasi jarak dan sudut kemiringan nail dari horizontal terhadap faktor keamanan lereng. Penelitian ini dilakukan melalui analisis secara numerik berbasis Metode Elemen Hingga (Finite Element Method) yang dimodelkan menggunakan perangkat lunak geoteknik. Metode ini dipilih karena kemampuannya dalam mensimulasikan perilaku tanah secara detail, termasuk interaksi antara tanah dan elemen perkuatan seperti soil nailing. Pemodelan lereng didasarkan pada keadaan aslinya dengan menggunakan data sekunder berupa parameter tanah, seperti sifat-sifat tanah dan modulus elastisitas, serta data material soil nailing. Analisis dilakukan dengan variasi jarak nail sebesar 1,1 m, 1,2 m, 1,3 m, dan 1,4 m serta untuk variasi kemiringan nail yaitu sebesar 100, 120, 150, 170, dan 200. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lereng tanpa perkuatan memiliki nilai faktor keamanan (FS) di bawah ambang stabilitas minimum yang direkomendasikan (FS ≥ 1,5), yaitu sebesar 1,287 sehingga diperlukan perkuatan. Dari hasil analisis, kombinasi jarak 1,1 m dan kemiringan 20° terbukti menjadi konfigurasi paling optimal karena mampu meningkatkan nilai FS hingga sebesar 29,22% dan menghasilkan FS tertinggi yaitu 1,663 sehingga memenuhi persyaratan stabilitas lereng berdasarkan SNI 8460:2017 dan FHWA 2003. Kata kunci :   lereng, soil nailing, stabilitas, variasi jarak, variasi kemiringan
Analisis Tantangan dalam Penerapan Konstruksi Modular pada PT X di Jakarta Chaesar Arung Samudera; Ir. Kartika Puspa Negara, ST., MT., Ph.D.; Ir. Eko Andi Suryo, ST., MT., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan industri konstruksi di Indonesia menghadapi tantangan untuk terus berinovasi dalam menghadirkan solusi yang efisien, cepat, dan ramah lingkungan. Salah satu metode konstruksi modern yang mulai dilirik adalah konstruksi modular, yaitu sistem pembangunan dengan cara memproduksi komponen bangunan di pabrik dan merakitnya di lokasi proyek. Metode ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi waktu dan biaya, meminimalkan limbah konstruksi, serta mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan. Namun, di balik berbagai keunggulannya, implementasi konstruksi modular di Indonesia masih terbatas dan menghadapi berbagai hambatan seperti biaya awal yang tinggi, keterbatasan tenaga kerja terampil, serta kurangnya regulasi yang mendukung.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor tantangan yang mempengaruhi penerapan konstruksi modular di perusahaan konstruksi di Jakarta. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner, yang kemudian dianalisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk identifikasi tantangan utama dan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tantangan terbesar yang dihadapi adalah tingginya biaya awal serta kurangnya sumber daya manusia yang menguasai teknologi modular. Temuan ini dapat menjadi dasar penyusunan strategi implementasi yang lebih tepat guna dalam mendorong adopsi konstruksi modular di Indonesia.
Studi Komparatif Lebar Retak Balok Beton Bertulang melalui Pemodelan Elemen Hingga dan Pendekatan Teoritis dengan Variasi Jumlah Lapis Tulangan Tarik Farhan Ahmad Muzakki; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada balok beton bertulang, tulangan tarik umumnya dipasang pada sisi bawah balok secara merata. Namun bila jarak antar batang tulangan tidak memenuhi jarak minimum, tulangan dapat disusun menjadi beberapa lapis. Konfigurasi ini berpengaruh terhadap perilaku lentur balok, termasuk terhadap lebar retak yang merupakan indikator penting yang dapat memicu korosi pada tulangan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan lebar retak maksimum balok beton bertulang dengan variasi jumlah lapis tulangan tarik menggunakan metode elemen hingga (FEM) melalui software Abaqus dan pendekatan teoritis berdasarkan SNI 2847:2002, JSCE SSCS 2007, dan Eurocode 2 (1992-1-1:2004). Data analisis FEM menggunakan output tegangan baja (S11) dan regangan plastis beton (PE11), yang kemudian digunakan untuk menghitung lebar retak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah lapis tulangan tarik, lebar retak cenderung menurun. Pemodelan dengan Abaqus menghasilkan nilai lebar retak yang secara konsisten lebih besar dibandingkan pendekatan teoritis dengan deviasi antar pendekatan teoritis antara 8-17%