cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,351 Documents
Efektivitas Geosynthetic Encased-Recycled Concrete Column (GERCC) sebagai Vertical Drain dalam Perbaikan Tanah Lunak Aulia Hanna Hapsari; Prof. Dr. Eng. Ir. Yulvi Zaika, MT., IPU.; Prof. Dr. Ir. As’ad Munawir, MT.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lunak sering menjadi tantangan dalam pembangunan infrastruktur karena membutuhkan waktu konsolidasi yang lama. Untuk mempercepat proses konsolidasi, metode perbaikan tanah seperti vertical drain banyak digunakan. Sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, Geosynthetic-Encased Recycled Concrete Column (GERCC) hadir sebagai inovasi material ramah lingkungan dengan memanfaatkan bongkaran beton daur ulang yang dibungkus geosintetik dan berfungsi sebagai vertical drain. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas GERCC dalam mempercepat konsolidasi tanah lunak menggunakan pendekatan numerik, berbasis finite element method (FEM). Variasi yang dikaji meliputi jarak antar kolom (2D, 2,5D, 3D, dan 4D, dengan D adalah diameter GERCC) serta diameter kolom (0,6 m, 1 m, 1,2 m, dan 1,5 m), dengan mempertimbangkan pengaruh smear zone sebagai faktor yang memengaruhi permeabilitas radial. Hasil simulasi menunjukkan bahwa mampu meningkatkan efisiensi konsolidasi secara signifikan. Konfigurasi paling optimal diperoleh pada jarak antar kolom sebesar 2D, yang mampu mereduksi waktu konsolidasi hingga kurang lebih 85% dibandingkan kondisi tanpa perbaikan. Kata kunci: konsolidasi, vertical drain, Geosynthetic Encased-Recycled Concrete Column (GERCC), Finite Element Method (FEM), smear zone
Performa Geosynthethics-Encased Recycle Concrete Columns (GERCC) dan Sand-Columns sebagai Soil Reinforcement pada Jalan Tol Pandaan -Pasuruan Federico; Zaika, Yulvi; Munawir, As'ad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan tanah lunak pada proyek Jalan Tol Pandaan-Pasuruan berpotensi menyebabkan penurunan tanah yang signifikan, sehingga diperlukan metode perkuatan tanah yang efektif. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan membandingkan efektivitas penggunaan kolom beton daur ulang Geosynthethics-Encased Recycle Concrete Columns (GERCC) dan Geosynthethics-Encased Sand Columns (GESC) sebagai soil reinforcement dalam mengurangi penurunan tanah, baik secara analitik maupun numerik menggunakan metode elemen hingga (FEM 2D). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan variasi diameter dan jarak antar kolom, serta membandingkan dua jenis material pengisi kolom (GERCC dan pasir). Parameter yang dianalisis meliputi daya dukung tanah, besarnya penurunan (settlement), serta pengaruh penggunaan geosintetik sebagai lapisan tambahan. Seluruh hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan GERCC dan GESC secara signifikan meningkatkan daya dukung tanah dan mempercepat konsolidasi. GERCC terbukti lebih efektif dibandingkan sand-columns dari penurunan tanah yang lebih kecil dan stabilitas struktur yang lebih baik, sedangkan GESC lebih baik dari segi waktu konsolidasi. Penggunaan geosintetik bertujuan sebagai filtrasi dan separasi antara tanah dan material kolom. Variasi diameter dan jarak antar kolom berpengaruh terhadap hasil akhir, di mana kolom dengan diameter dan jarak paling optimal, yaitu 1,2m dan 2,4m menunjukkan hasil terbaik. Kata Kunci : Tanah lunak, columns, soil reinforcement, konsolidasi, GERCC, GESC  
Pengaruh Penggunaan Aditif Limbah Plastik HDPE dan Crumb Rubber terhadap Karakteristik Laston Lapis Aus Asbuton (AC-WC Asb) Dilla Ananda Octaviani; Nafiis Wirdiyan; Ludfi Djakfar; Rahayu Kusumaningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan peningkatan volume limbah plastik dan ban bekas di Indonesia menjadi tantangan tersendiri di tengah kebutuhan pembangunan infrastruktur yang terus meningkat. Sementara itu, aspal minyak sebagai bahan utama konstruksi perkerasan jalan terus mengalami peningkatan permintaan dan harga. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah HDPE (High-Density Polyethylene) dan Crumb Rubber sebagai aditif pada campuran Laston Lapis Aus dengan substitusi sebagian aspal minyak menggunakan Asbuton. Metode pencampuran yang digunakan adalah dry process dengan variasi kadar HDPE sebesar 0%, 3%, 5%, 7%, dan 9%, serta kadar Crumb Rubber tetap sebesar 10% terhadap berat kadar aspal optimum. Analisis dilakukan berdasarkan parameter Marshall seperti stabilitas, flow, VIM, VMA, VFA, dan Marshall Quotient. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi optimum diperoleh pada kadar HDPE 5% dan Crumb Rubber 10%, dengan peningkatan stabilitas sebesar 25,40% dan MQ sebesar 47,49% dibandingkan campuran tanpa aditif. Flow dan VFA mengalami sedikit penurunan, namun tetap memenuhi batas spesifikasi. Hasil ini menunjukkan potensi besar pemanfaatan limbah plastik dan ban bekas dalam meningkatkan kinerja campuran aspal. Namun, suhu pencampuran perlu dikontrol agar tidak melebihi 200°C untuk menghindari aging pada aspal.  Kata kunci: Asbuton, Aspal Minyak, Limbah plastik HDPE, Crumb Rubber, Karakteristik Marshall
Pengaruh Jumlah Lapisan Geopolimer sebagai Coating Agregat Kasar Daur Ulang terhadap Permeabilitas Beton Rizky Pradita Sutrisno; Arifi, Eva; Setyowulan, Desy
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan kebutuhan beton di Indonesia mendorong pencarian material alternatif ramah lingkungan, seperti Recycled Coarse Aggregate (RCA), untuk mengurangi dampak eksploitasi agregat alam dan limbah konstruksi. Namun, RCA memiliki kelemahan intrinsik seperti penyerapan air tinggi dan densitas rendah akibat mortar residu, yang memengaruhi sifat mekanik dan durabilitas beton. Berbagai metode perbaikan RCA telah diuji, namun seringkali belum efektif menghilangkan mortar atau menimbulkan masalah ekonomi/lingkungan baru. Penelitian ini mengusulkan pelapisan geopolimer dalam beberapa variasi lapisan (1,2, dan 3 lapisan) pada RCA sebagai solusi inovatif. Geopolimer, yang terbuat dari fly ash kelas C dan diaktifkan alkali, memiliki sifat pozzolan dan kedap air, yang dapat mengisi pori-pori RCA sehingga mengurangi penyerapan air dan meningkatkan berat isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan geopolimer dapat meningkatkan kualitas agregat kasar daur ulang, meningkatkan berat isi, dan menurunkan penyerapan air. Penurunan nilai permeabilitas beton juga teramati, dengan penurunan tertinggi mencapai 46% pada tiga lapis pelapisan geopolimer.
Pertumbuhan Kekuatan Awal Beton dengan Variasi Persentase Ground Granulated Blast Furnace Slag dan Merek Semen Wibiksana, Muhamad Panca Octavianda; Lilya Susanti; Ming Narto Wijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya kebutuhan beton dengan kuat tekan awal tinggi untuk mempercepat konstruksi mendorong penggunaan material alternatif. Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) digunakan sebagai substitusi semen Portland untuk mengurangi eksploitasi alam, namun standarisasi dan komposisi optimalnya di Indonesia masih bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi persentase GGBFS dan merek semen terhadap kuat tekan awal beton. GGBFS dari PT Krakatau Semen Indonesia digunakan pada persentase 0%, 20%, dan 50% dari total berat semen, dikombinasikan dengan semen Gresik, Padang, dan Merdeka. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 1, 3, dan 7 hari dengan FAS 0,35. Hasil menunjukkan bahwa GGBFS cenderung menurunkan kuat tekan awal pada umur 1 hingga 3 hari karena reaksi hidrolis yang lebih lambat. Namun, pada umur 7 hari, GGBFS mulai meningkatkan kekuatan, terutama pada persentase 0% hingga 20%, tergantung merek semen. Semen Padang memberikan kuat tekan awal tertinggi pada umur 1 dan 3 hari, sedangkan semen Merdeka menunjukkan peningkatan signifikan pada umur 7 hari. Disimpulkan bahwa pemilihan persentase GGBFS dan merek semen sangat krusial untuk mencapai kuat tekan awal beton yang optimal.
Pengaruh Variasi Persentase Ground Granulated Blast Furnace Slag dan Fly Ash Terhadap Kuat Lentur Beton Muhammad Naufal Fakhria Daffa; Ming Narto Wijaya; Lilya Susanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi semen portland memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Menurut data dari International Energy Agency (IEA), industri semen berkontribusi sekitar 5-7% dari total emisi CO₂ global. Selain itu, proses produksi semen memerlukan konsumsi energi yang besar, umumnya diperoleh dari bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada perubahan iklim global. Dampak negatif ini, ditambah dengan konsumsi bahan baku yang tinggi, menjadikan produksi semen sebagai salah satu tantangan besar dalam upaya pembangunan berkelanjutan. Maka dari itu, terdapat alternatif baru yaitu Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) dan fly ash sebagai bahan campuran beton untuk meminimalisir penggunaan semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan GGBFS dan fly ash pada campuran beton. Berdasarkan pengujian kuat lentur beton berdasarkan persentase GGBFS,  didapatkan bahwa pada umur 28 dan 56 hari secara umum naik pada persentase GGBFS 20% dan mengalami penurunan pada persentase GGBFS 50% dari berat semen, sedangkan pada pengujian kuat lentur beton berdasarkan fly ash, didapatkan bahwa pada umur 28 dan 56 hari secara umum mengalami peningkatan setelah ditambahkannya persentase fly ash sebesar 10% dari berat semen.
PENGARUH VARIASI PERSENTASE GROUND GRANULATED BLAST FURNACE SLAG DAN AKSELERATOR TERHADAP KUAT LENTUR BETON Dehan Raka Adinugraha; Lilya Susanti; Ming Narto Wijaya
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pesat di dunia kontruksi sejalan dengan kebutuhan semen yang meningkat. Namun, peningkatan produksi semen berdampak negatif terhadap lingkungan karena kontribusinya terhadap sekitar 2,5% emisi CO2 secara global. Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk mengurangi emisi ini dengan mengganti sebagian semen portland menjadi GGBFS. Pada penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai pengaruh persentase GGBFS dan akselerator berdasarkan umur beton terhadap kuat lentur beton. Pada penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai pengaruh persentase GGBFS dan akselerator berdasarkan umur beton terhadap kuat lentur beton. Penelitian ini mengganti semen secara parsial dengan GGBFS dengan persentase 0%, 20%, dan 50% dari berat semen. Selain itu, akselerator digunakan dengan variasi pakai dan tidak pakai. Penelitian ini menggunakan benda uji silinder dengan dimensi 60 x 8 x10 cm. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengujian kuat lentur beton pada umur 28 dan 56 hari secara umum naik dan turun sampai dengan persentase GGBFS 20% dari berat semen. Pada umur 56 hari, secara umum kuat lentur beton masih mengalami kenaikan walupun tidak signifikan mengindikasikan bahwa material GGBFS semakin lama umur beton maka semakin naik juga nilai kuat lentur beton. Campuran beton pada umur 56 hari dengan 20% GGBFS dan menggunakan akselerator adalah campuran yang paling optimum, dengan nilai kuat lentur sebesar 4,95 MPa. Dapat disimpulkan bahwa material GGBFS akan mempengaruhi nilai kuat lentur beton dengan umur yang lebih lama. Oleh karena itu, persentase GGBFS mempengaruhi nilai kuat lentur beton. Kata kunci : Ground Granulated Blast Furnace Slag, Akselerator, Kuat Lentur
PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN FLY ASH TERHADAP PENYUSUTAN KERING (DRYING SHRINKAGE) MORTAR MENGGUNAKAN RECYCLED FINE AGGREGATE (RFA) Thalita Azzah Alifyah Akbar; Eva Arifi; Siti Nurlina
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya perkembangan infrastruktur di Indonesia meningkatkan akan kebutuhan material bangunan yang ramah lingkungan dan efektif. Kebutuhan akan solusi ramah lingkungan dalam industri konstruksi, khususnya menggunakan pemanfaatan agregat halus daur ulang atau RFA untuk mengurangi limbah konstruksi yang berdampak pada ekologis lingkungan. RFA memiliki kekuatan yang lebih rendah daripada NFA dikarenakan memiliki penyerapan air yang lebih tinggi, sedangkan NFA tingkat penyerapan air hanya sekitar ≤3%. Maka dari itu, perbaikan terhadap RFA diperlukan untuk meningkatkan kualitas mortar dengan tambahan variasi silica fume sebesar 0%, 7%, 10%, 15% dan 15% fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen. Pada penelitian ini parameter utama yang diamati ialah laju penyusutan kering (drying shrinkage) mortar selama 56 hari dengan benda uji balok berdimensi 4 x 4 x 16 cm. Mortar dengan variasi RFA–SF15 memiliki laju penyusutan meningkat (2,63%) dibandingkan dengan variasi RFA tanpa perlakuan apapun. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi persentase silica fume yang digunakan akan memperbesar laju penyusutan kering mortar. Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa kombinasi SF7-FA15 dan SF10-FA15 mampu menurunkan nilai penyusutan kering (20,18%) dan (9,65%) dibandingkan dengan RFA tanpa bahan tambah tersebut. Penurunan penyusutan ini berkaitan dengan peningkatan reaksi pozzolanik yang bereaksi dengan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) membentuk senyawa kalsium silikat hidrat (C-S-H) dan pembentukan struktur mikro yang lebih rapat, sehingga mengurangi rongga dan retak akibat penguapan air.Penelitian ini memfokuskan pentingnya proporsi optimal kedua bahan tambahan tersebut agar diperoleh keseimbangan antara kekuatan, keawetan, dan laju penyusutan kering pada mortar. Kata Kunci: agregat halus daur ulang, silica fume, fly ash, mortar, penyusutan kering mortar.
PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN FLY ASH TERHADAP KUAT LENTUR MORTAR MENGGUNAKAN RECYCLED FINE AGGREGATE (RFA) Filiani Nabila Nurwulan; Eva Arifi; Retno Anggraini
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami perkembangan infrastruktur. Proses pelaksanaan pembangunan infrastruktur material yang sering digunakan ialah beton dan mortar karena memiliki daya tahan yang mendukung untuk infrastuktur. Penggunaan material berlebihan akan menyebabkan limbah konstruksi yang menyebakan permasalahn lingkungan yang serius. Penggunaan kembali agregat daur ulang bisa menjadi solusi dalam permasalahan ini. Agregat daur ulang didapatkan dari peoses penghacuran beton, yang memiliki kualitas kekuatan dibawah agregat alami. Oleh karena itu, mortar yang dihasilkan akan mengalami penurunan kekuatan, sehingga perlu ditambahkan bahan seperti silica fume  dan  fly ash untuk meningkatkan kuat lentur pada mortar. Penggunaan silica fume  dengan variasi 7%, 10%, dan 15% dan fly ash dengan variasi 15% dengan masing-masing terhadap berat semen. Pada penilitian dilakukan pengujian kuat lentur mortar untuk melihat beban lentur sebelum mortar mengalami kerusakan atau keretakan. Kuat lentur mortar akan di uji dengan dengan meletakan balok mortar di dua tumpuan dan pembebanan dilakukan pada titik tengah balok mortar secara tegak lurus terhadap permukaan balok dan akan diberikan pembebanan hingga mortar mengalami patah. Mortar dengan variasi RFA-SF7-FA15 atau dengan tambahan silica fume sebesar 7 % dan fly ash  sebesar 15% menggunakan agregat halus daur ulang (RFA) memiliki nilai yang optimum dibanding variasi lainnya. Kuat lentur pada mortar ini memiliki pengaruh dari tambahan silica fume yang memiliki kandungan SiO2 dan fly ash memiliki kandungan CaO sehingga memberikan rekasi pada hidrasi semen yaitu CaOH membentuk kasium silikat hidrat (C-S-H). Senyawa ini akan menghasilkan mortar dengan mikrostruktur yang padat, sehingga meningkatkan kekuatan lentur pada mortar.
PENGARUH JUMLAH LAPISAN GEOPOLIMER SEBAGAI COATING AGREGAT KASAR DAUR ULANG TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON M.Rizky Reza; Eva Arifi; Devi Nuralinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2025): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan aktivitas konstruksi di Indonesia menghasilkan volume limbah beton yang signifikan, menimbulkan masalah lingkungan dan peningkatan emisi gas rumah kaca. Pemanfaatan agregat kasar daur ulang (RCA) dari limbah beton menjadi solusi berkelanjutan untuk melestarikan sumber daya alam. Namun, RCA memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan agregat alami (NCA), ditandai dengan daya serap air lebih tinggi dan berat jenis lebih rendah karena sisa mortar yang menempel. Untuk mengatasi kelemahan ini, diusulkan metode pelapisan (coating) menggunakan geopolimer berbasis abu terbang (Fly Ash) untuk mengisi pori-pori dan meningkatkan ikatan antara agregat dengan pasta semen. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh jumlah lapisan geopolimer (satu, dua, dan tiga lapisan) pada RCA terhadap kualitas agregat dan dampaknya pada kuat lentur balok beton. Penelitian ini membandingkan kinerja beton menggunakan agregat kasar alami (NCA), RCA tanpa perlakuan, dan RCA dengan variasi jumlah lapisan geopolimer. Hasil penelitian menunjukkan pelapisan geopolimer meningkatkan kualitas fisik RCA, di mana berat isi meningkat dan penyerapan air menurun seiring penambahan lapisan. Beton dengan RCA tanpa perlakuan mengalami penurunan kuat lentur sebesar 19,9% dibandingkan beton NCA (4,06 MPa). Pelapisan satu kali (RAC1) meningkatkan kuat lentur menjadi 3,54 MPa, dan pelapisan dua kali (RAC2) mencapai nilai optimal sebesar 3,63 MPa (naik 11,7% dari RCA). Namun, penambahan lapisan ketiga (RAC3) secara drastis menurunkan kuat lentur menjadi 3,26 MPa. Disimpulkan bahwa aplikasi dua lapis geopolimer adalah perlakuan optimal untuk meningkatkan kuat lentur balok beton yang menggunakan RCA, karena lapisan berlebih justru bersifat merugikan. Kata kunci: Agregat Kasar Daur Ulang, Geopolimer, Abu Terbang, Coating, Kuat Lentur.