cover
Contact Name
Akuatika Indonesia
Contact Email
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika Indonesia
ISSN : 2528052X     EISSN : 26217252     DOI : -
Jurnal Akuatika Indonesia berisi tulisan ilmiah untuk bidang ilmu hewan dan zoologi yang mencakup aspek budidaya perikanan, bioteknologi perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan, sosial ekonomi perikanan, teknologi hasil perikanan, perikanan tangkap dan oseanografi. Akhir kata semoga kehadiran Jurnal Akuatika Indonesia dapat mengkomunikasikan dengan baik berbagai aspek tentang Perikanan dan Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
Evaluasi Daya Dukung Ekowisata Mangrove Karangsong Kabupaten Indramayu Jawa Barat Zahidah, Zahidah; Jafar, Fiqih Abdul; Yuniarti, Yuniarti; Zallesa, Sheila
Akuatika Indonesia Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i2.38198

Abstract

Ekowisata mangrove Karangsong merupakan kawasan ekosistem mangrove yang dapat dimanfaatkan potensi ekosistemnya dengan luas kawasan sebesar 20 ha. Pengelolaan ekowisata memerlukan perhatian terhadap prinsip-prinsip kesesuaian ekowisata dan daya dukung. Oleh karena itu riset ini mengkaji kondisi ekowisata mangrove dan daya dukung ekowisata pada kawasan ekowisata mangrove Karangsong Indramayu. Riset ini dilakukan pada bulan Juni 2021. Metode yang digunakan adalah metode survei dan analisis deskriptif-kuantitatif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah ditemukannya 2 jenis mangrove yaitu Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Pada kawasan mangrove ditemukan ikan gelodok (Periopthalamus sp.), 2 jenis kepiting (Scylla serrata), 5 jenis kerang – kerangan (Conus sp., Polymesoda bengalensis, Cerithidea pomacea, Cassidula aurisfelis, Telescopium sp.), 1 biawak (Varanus salvator), dan 1 burung kuntul besar (Egretta alba). Indeks kesesuaian wisata ekowisata pada kawasan ekowisata mangrove karangsong termasuk kategori sesuai dengan nilai indeks kesesuaian wisata sebesar 69%. Perhitungan nilai daya dukung fisik diperoleh 15.000 orang/hari, daya dukung rill diperoleh 14.805 orang/hari dan daya dukung ekologis diperoleh 264,16 Ha. Daya dukung ekologis tracking jembatan diperoleh nilai daya dukung 37 orang/ha dan bird watching dengan nilai daya dukung 110 orang/ha.
Analisis Penggunaan Berbagai Jenis Substrat untuk Pertumbuhan Caulerpa racemose Pada Pembudidayaan di Tambak Pasang Surut Yanti, Ros Erni; Rahim, Andi Rahmad; Farikhah, Farikhah
Akuatika Indonesia Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i2.45888

Abstract

Substrat merupakan salah satu faktor penting untuk kehidupan dan pertumbuhan C. racemosa, namun saat ini belum ada studi substrat terbaik di tambak pasang surut.  Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan Caulerpa racemosa yang dibudidayakan di tambak pasang surut dengan penggunaan jenis dan komposisi substrat yang berbeda. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).  Lima perlakuan di penelitian ini yaitu (A) lumpur 100%, (B) lumpur 50% : pecahan karang 50%, (C) lumpur 50% : cangkang tiram 50%, (D) lumpur 50% : pasir 50%, (E) lumpur 50% : pecahan karang 20%, : cangkang tiram 20% : pasir 10%. Variabel penelitian ini meliputi bobot mutlak, specific growt rate (SGR), panjang mutlak stolon, panjang dan lebar fronds, dan jumlah mutlak rizoid. Parameter kualitas air meliputi suhu, salinitas, kecerahan, kadar amonia, kadar nitrat, dan kadar pospat.  Data dianalisis mengunakan analysis of variance (ANOVA, α =5%) dengan program SPSS 16. jika nilai sig.<0,05 maka dikatakan perlakuan berpengaruh terhadap variabel penelitian sehingga dapat dilajutkan dengan menggunakan uji Tukey (α =5%). Hasil penelitian mendapatkan jenis substrat berpengaruh nyata terhadap variabel bobot mutlak, SGR, dan panjang mutlak stolon, dimana perlakuan tanpa substrat pasir (A, B dan C) menunjukkan pertumbuhan positif sedangkan perlakuan dengan substrat pasir (D dan E) menghasilkan pertumbuhan negatif pada variabel bobot mutlak dan SGR. Lebar frond, panjang fronds, dan jumlah rizoid tidak dipengaruhi oleh perlakuan substrat yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan substrat lumpur dan pecahan batu karang menghasilkan pertumbuhan terbaik dalam bentuk bobot mutlak dan SGR, namun tidak berbeda nyata dengan substrat lumpur 100% atau lumpur dicampur pecahan cangkang tiram.  Penggunaan substrat berupa pasir kurang direkomendasikan digunakan di tambak pasang surut sebab memberikan bobot mutlak dan SGR negatif, serta panjang stolon dan morfometrik fronds lebih kecil daripada substrat tanpa komponen pasir.
Potensi Mangrove (Rhizophora mucronate) Sebagai Tisane yang Kaya Fenol Dan Antioksidan Hardiningtyas, Safrina Dyah; Purwaningsih, Sri; Alam, M. Sastra; Sinulingga, Fahri
Akuatika Indonesia Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i2.48695

Abstract

Rhizophora mucronata (R. mucronata) merupakan jenis mangrove yang banyak dijumpai di Indonesia. Daun, buah dan bunga R. mucronata diketahui mengandung komponen bioaktif sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tisane atau teh herbal. Kandungan fenol dan aktivitas antioksidan tisane dari beberapa bagian R. muconata masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan menentukan komponen kimiawi serta aktivitas antioksidan yang terkandung dalam tisane daun, bunga dan buah R. mucronata. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan perbedaan bagian meliputi daun, bunga dan buah dengan tiga kali ulangan. Metode penelitian meliputi karakterisasi komponen kimiawi daun, bunga dan buah, antara lain proksimat, logam berat, dan fitokimia; ekstraksi komponen bioaktif, serta analisis total fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak R. mucronata. Ketiga bagian tanaman R. mucronata dikeringkan dengan menggunakan dehydrator suhu 50 ºC, kemudian diekstraksi dengan maserasi menggunakan air panas suhu ±100 ºC selama 1 jam untuk memperoleh bioaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun, bunga dan buah R. mucronata memiliki kandungan logam berat dibawah standar SNI teh kering dalam kemasan dan aman untuk dikonsumsi. Ekstrak bunga memiliki aktivitas antioksidan tertinggi 55,21±5,156 mg asam askorbat/g ekstrak dan total fenol tertinggi 2,44±0,354 mg/g. Terdapat korelasi positif antara aktivitas antioksidan dan total fenol. Kandungan senyawa bioaktif pada ekstrak bunga yaitu fenol, saponin, flavonoid, tanin dan triterpenoid.
Sebaran Ukuran dan Tingkat Kematangan Gonad Ikan Kakap Merah (Lutjanus gibbus) di Kawasan Konservasi Padaido Biak Anisa, Ayu; Handayani, Tutik; Demena, Yulianti Elisabet; Mangando, Setiawan; Jamaludin, Jamaludin; Dan, Fredy C. Eldiester; Rumbino, Frits N. Y.
Akuatika Indonesia Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i2.51545

Abstract

Ikan kakap merah (Lutjanus gibbus) merupakan salah satu ikan demersal yang mempunyai nilai ekonmis penting dan sering tertangkap nelayan serta dikonsumsi oleh masyarakat. Kurangnya informasi mengenai aspek biologii ikan kakap merah menjadi alasan pentingnya dilakukan kajian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio jenis kelamin, sebaran ukuran panjang dan bobot, dan  tingkat kematangan gonad ikan kakap merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2023 hingga Agustus 2023, metode penelitian bersifat descriptive dengan teknik observasi. Sampel ikan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang dijual di pasar Bosnik kabupaten Biak Numfor.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin ikan kakap diperoleh jantan sebanyak 22 dan betina sebanyak 46, dengan hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa perbandingan jantan betina mengikuti perbandingan 1:1, yang berarti kondisi ini menujukkan kondisi di alam masih dalam kategori yang seimbang. Sebaran ukuran panjang total tubuh ikan jantan 152-307 mm dengan rata – rata ukuran 210 mm dan berat 75-362 gr dengan rata-rata 153 gr, sedangkan ukuran panjang total tubuh untuk betina 152-333 dengan rata – rata ukuran 218 mm dan berat 75-575 gr dengan rata-rata 171 gr. Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan yang teramati   pada individu jantan dan betina menunjukkan pada kondisi yang bervariasi dari TKG I, II, III, IV, dan V, namun lebih  didominasi berada pada TKG 1 (immature)dengan persentase  56% untuk jantan dan 52% untuk betina. Kesimpulan dari penelitian ini jumlah ikan betina lebih banyak dibandingkan ikan jantan dengan sebaran ukuran panjang dan bobot tubuh  yang bervariasi, ikan jantan memiliki ukuran panjang dan berat tubuh yang lebih kecil dibanding ikan betina . Tingkat kematangan gonad ikan jantan dan betina lebih didominasi berada kondisi TKG. I baik jumlah ataupun persentasenya. 
Hubungan Panjang-Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus sp.) Kusuma, Ni Putu Dian; Tangguda, Sartika; Betty, Ellysabet M. A.
Akuatika Indonesia Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i2.53606

Abstract

Produktifitas, kesehatan, dan kegemukan Kerapu Cantang ditentukan oleh variasi panjang dan bobot. Sementara itu, informasi tentang kesejahteraannya didasarkan pada faktor kondisi. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi pada ikan Kerapu Cantang yang berada di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2023. Ikan Kerapu cantang yang digunakan berasal dari tambak pembesaran dengan sampel ikan yang digunakan sebanyak 390 ekor. Ukuran panjang dan berat awal masing-masing antara 24-29 cm dan 240-580 gr. Ikan dipelihara dalam petak tambak A, B, dan C dengan ukuran 41 m x 23,8 m dan padat tebar 6 ekor/m3. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara panjang dan berat pada masing-masing petak yaitu 0,962; 0,906 dan 0,844. Pada analisis panjang-bobot diperoleh nilai “b” masing-masing 2,803; 2,642 dan 1,785. Pada uji lanjut dengan uji-t, diketahui t-hitung < t-tabel (b ≠ 3) dengan nilai masing-masing t-hitung 0,385; 0,363; dan 0,919. Berdasarkan uji regresi dan uji-t, pola pertumbuhan bersifat Isometrik. Laju pertumbuhan dan koefisien pertumbuhan pada petak A lebih besar dibandingkan dengan Petak B dan C yaitu 0,926. Faktor kondisi ikan Cantang pada masing-masing petak yaitu 1,0031; 1,0026 dan 1,0034.
Analisis Pengawasan dan Pemantauan Illegal Fishing di WPPNRI 712 Pada Kapal Jala Jatuh Berkapal Patadungan, Widiarso; Suherman, Agus; Kurohman, Faik
Akuatika Indonesia Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i2.52919

Abstract

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta terdapat kapal jala jatuh berkapal yang aktvitas illegal fishing sebanyak 65 kasus. Penyebab kasus illegal fishing tersebut terjadi karena jala jatuh berkapal menangkap target tangkapan yang memiliki nilai ekonomi berupa cumi-cumi dan PPS Nizam Zachman Jakarta berhubungan langsung dengan WPP-NRI 712 yang memiliki potensi estimasi sumberdaya cumi-cumi sebesar 66.609 ton. Hal ini membuat jala jatuh berkapal yang berpangkalan PPS Nizam Zachman Jakarta tertarik menangkap cumi-cumi secara illegal fishing di WPP-NRI 712. Oleh karena itu, penelitian ini untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya perikanan cumi-cumi di WPP-NRI 712 dari kapal jala jatuh berkapal yang illegal fishing. Tujuan penelitian ini yakni tingkat illegal fishing kapal jala jatuh berkapal > 30 GT di WPP-NRI 712 berpangkalan PPSNZJ, hubungan pengawasan dan pemantauan terhadap penanggulangan illegal fishing, kepuasan dan kepentingan nelayan kapal jala jatuh berkapal > 30 GT di WPP-NRI 712 berpangkalan PPSNZJ, dan strategi penanggulangan illegal fishing. Metode penelitian ini yakni deskriptif dengan analisisnya persentase illegal fishing, regresi linier berganda, customer satisfication index, importance and performance analysis, serta SWOT. Hasil penelitian ini yakni tingkat illegal fishing kapal jala jatuh berkapal > 30 GT di WPP-NRI 712 berpangkalan PPSNZJ sebesar 4,6 %. Hubungan pengawasan dan pemantauan terhadap penanggulangan illegal fishing sebesar 94,1. Kepuasan nelayan kapal jala jatuh berkapal > 30 GT di WPP NRI 712 berpangkalan PPSNZJ sebesar 90% dan kepentingannya sebesar 99,80%. Strategi penanggulangan illegal fishing yakni kerjasama pemerintah pusat/daerah, pelabuhan perikanan, POKMASWAS, pengadilan perikanan, Ditjen HUBLA, POLRI, TNI-AL, BAKAMLA dan seminar motivasi pegawai kapal pengawas.
Profil Mayarakat Pembudidaya Ikan Nila Di Sentra Perikanan Kampung Nila Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Gumilar, Iwang; Nurhoirunisa, Kori; Handaka, Asep Agus; Maulina, Ine
Akuatika Indonesia Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i2.46625

Abstract

Kabupaten Ciamis merupakan suatu kawasan sektor perikanan yang memiliki potensi yang cukup besar. Potensi yang besar yang dimiliki Kabupaten Ciamis haruslah dikelola dengan baik dan benar oleh masyarakat pribumi. Potensi perikanan yang unggul ada di wilayah Kampung Nila Kawali yang berada di utara Kabupaten Ciamis. Masyarakat pembudidaya yang mengelola yaitu penduduk asli dari kawasan Kampung Nila. Berkembangnya Kampung Nila tidak luput dari dukungan penuh masyarakat sekitar dengan sistem kekeluargaan dan gotong royongkuat untuk membangaun berkembangnya Kampung Nila. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan profil masyarakat pembudidaya ikan di Kampung Nila Kawali. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Febuarai 2023 di Kampung Nila Kawali, Desa Kawali. Metode penelitian secara umum menggunakan metode studi kasus dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah penduduk sebanyak 75 kepala keluarga, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan melihat responden yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukan keanekaragaman berbagai faktor dari mulai bidang budidaya, jenis kelamin, usia, pendidikan yang ditempuh, pengalaman, luas dan status kepemilikan lahan, sumber modal, jenis kolam, pemasaran sampai dengan penghasilan yang didapatkan pembudidaya setiap panennya (persiklus) memiliki perbedaan. Hal ini sebabkan oleh kondisi finansial pembudidaya Kampung Nila yang berbeda. Kondisi ini pada akhirnya akan mempengaruhi pengembangan Kampung Nila Kawali . Diharapkan masyarakat Kampung Nila dapat berkembang lebih lanjut dalam aspek – aspek yang mendukung kemajuan atau perkembangan Kampung Nila, seperti peningkatan dalam jumlah produksi setiap siklusnya dan dapat memanfaatkan kekuatan dan  pelung yang ada di Kampung Nila.
Aspek Ekologi dan Sosial Budaya untuk Keberlanjutan Usaha Budidaya Rumput Laut di Nusa Lembongan Manurung, Elina; Arthana, I Wayan; Kumbara, A A Ngurah Anom
Akuatika Indonesia Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i2.46687

Abstract

Nusa Lembongan merupakan salah satu sentra penghasil rumput laut, namun padatahun 2017 produksinya mengalami penurunan sebesar akibat penyakit ice-ice, bibit yang kurang baik, harga jual rendah, dan peralihan profesi petani ke pariwisata. Selama pariwisata di Pulau Bali menurun akibat pandemi Covid-19,masyarakat kembali menggeluti budidaya rumput laut sebagai mata pencarian.. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan aspek ekologi dan sosial budaya usaha rumput laut agar berkelanjutan. Penelitian dilakukan di Nusa Lembongan, Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida, Provinsi Bali, dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data yang diamati adalah laju pertumbuhan dan parameter kualitas air yaitu suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, kedalaman dan kecepatan arus serta data sosial budaya melalui wawancara dan observasi. Penelitian dimulai November 2022-Januari 2023. Hasil yang didapat rata-rata laju pertumbuhan mutlak rumput laut tertinggi  173 gram dan yang terendah sebesar 106 gram, produksi rumput laut tertinggi sebesar 1.376 gr/m dan rata-rata laju pertumbuhan harian spesifik berkisar antara 1,98-4,53% perhari. Parameter kualitas air suhu sebesar 29-31,4 °C; untuk pH 7,5-8,3; salinitas berkisar 29-31,5 ppt - oksigen terlarut 6,47-7,45 mg/L; kedalaman 0,2-0,9 m; dan kecepatan arus 0,1-0,3 m/s. Responden 20 orang pelaku pembudidaya, pendapatan dalam 1 kali budidaya berkisar antara Rp 5.000.000,00–15.000.000,00. Perairan Nusa Lembongan secara ekologi memenuhi syarat untuk usaha budidaya rumput laut berkelanjutan sebagai mata pencarian utama masyarakat Nusa Lembongan, dengan kearifan lokal Nyepi Segara. Budidaya rumput laut di Nusa Lembongan merupakan warisan budaya dan tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi dari tahap persiapan lokasi, penanaman, perawatan dan panen.
Luasan dan Distribusi Eceng Gondok Secara Spasio-Temporal di Waduk Saguling, Jawa Barat Chuzaimah, Syakirah; Arief, Mochammad Candra Wirawan; Maulina, Ine; Sahidin, Asep
Akuatika Indonesia Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v10i1.57350

Abstract

Sungai Citarum adalah salah satu perairan darat yang harus dikelola oleh Privinsi Jawa Barat. Sungai tersebut mengaliri tiga waduk, salah satunya Waduk Saguling yang terletak di Kabupaten Bandung Barat. Waduk tersebut berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), area budidaya, jalur transportasi. Penurunan kondisi perairan seperti terjadinya eutrofikasi dapat menimbulkan pertumbuhan eceng gondok. Pemantauan langsung secara berkala dibutuhkan tetapi memerlukan biaya dan waktu yang relatif banyak. Maka dari itu diperlukan metode pemantauan yang lebih efisien. Riset ini bertujuan untuk menghitung luasan area yang distribusi eceng gondok di Waduk Saguling dari tahun 2019 sampai tahun 2023. Riset ini menggunakan citra Sentinel-2 dan NDVI dari Snetinel EO Browser pada tahun 2019 sampai 2023 dengan tiga citra per tahun untuk mewakili musim berbeda. Citra satelit diproses dengan klasifikasi tidak terbimbing untuk memperoleh luasan eceng gondok. Uji akurasi dilakukan dengan menempatkan assesment points secara acak pada citra NDVI dan membandingkannya dengan citra yang memiliki resolusi lebih tinggi dari PlanetScope natural colors. Hasil menunjukkan bahwa luasan eceng gondok di tahun 2019 berkisar antara 242,98 sampai 953,55 hektar, tahun 2020 dari 766,21 sampai 1165,12 hektar, tahun 2021 dari 265,55 sampai 1008,77 hektar, tahun 2022 dari 316,21 sampai 407,33 hektar, dan pada tahun 2023 dari 271,29 sampai 1102,6 hektar.  Distribusi eceng gondok umumnya ditemukan di area budidaya dan/atau dekat dengan aktivitas manusia. Sementara yang paling sedikit hingga tidak ada sama sekali berada di area bendungan. Luasan eceng gondok di Waduk Saguling cenderung fluktuatif dengan kenaikan pada musim penghujan. Distribusi dan luasan yang dihasilkan klasifikasi dipengaruhi masukan nutrien dari keramba jaring apung ataupun runoff dan juga gangguan pada sensor satelit yang membatasi kemampuan klasifikasi.
Produktivitas Alat Tangkap Pocongan Terhadap Puerulus (Panulirus spp.) pada Kedalaman Berbeda di Perairan Prigi Subagio, Hari; Bintoro, Gatut; Rosana, Nurul; Widagdo, Supriyatno; Subianto, Agus; Sofijanto, Mochamad Arief; Nuhman, Nuhman; Sulestiani, Aniek; Kusyairi, Achamad; Mu'minin, Airul Amirul
Akuatika Indonesia Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v10i1.54945

Abstract

Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lobster duri (Panulirus spp.) melalui kegiatan budidaya perairan layak untuk direalisasikan guna memenuhi peningkatan permintaan ekspor. Akan tetapi kebutuhan Benih Bening Lobster (BBL) masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Penangkapan BBL di perairan pesisir Prigi menggunakan Alat Tangkap Pocongan (ATP). Terkait dengan hal tersebut, permasalahan yang mendesak untuk dipecahkankan adalah pada kedalaman berapa posisi pemasangan kolektor ATP yang paling produktif menghasilkan tangkapan BBL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman pemasangan Kolektor Pocongan (KP) pada Alat Tangkap Pocongan Sistem Rakit (ATPSR) terhadap jumlah tangkapan BBL. Penelitian menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan 3 unit ATPSR yang dioperasikan di perairan pesisir Teluk Prigi. Pada masing-masing unit ATPSR menggunakan tiga macam kedalaman KP, yaitu KP di permukaan perairan (X1); di pertengahan perairan (X2); dan di dasar perairan (X3). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2022. Hasil penelitian menunjukkan rerata ± SD hasil tangkapan BBL per KP berturut-turut dari yang tertinggi adalah X3: 4,1 (± 3,3) ekor, X2: 0,6 (± 0,4) ekor, dan terakhir X1: 0,2 (± 0,2). Disimpulkan bahwa faktor kedalaman KP berpengaruh nyata (Sig. 0,00) terhadap jumlah tangkapan BBL. Perlakuan X1 dan X2 tidak berbeda nyata, sedangkan X3 berbeda nyata dengan X1 dan X2. Secara deskriptif, total hasil tangkapan BBL berdasarkan spesies tertinggi dalam persen adalah Lobster Pasir (Panulirus homarus) 59,3%, Lobster Mutiara (Panulirus ornatus) 27,6%, Lobster Bambu (Panulirus versicolor) 11,6%, dan Lobster Batu (Panulirus penicillatus) 1,5%. Peneliti menyarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai rekayasa ATPSR untuk meningkatkan produktivitas hasil tangkapan BBL.