Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PREDICTORS OF PULMONARY TUBERCULOSIS CO-INFECTION AMONG HIV PATIENTS IN KHZ MUSTHAFA HOSPITAL: A CROS-SECTIONAL STUDY Novianti, Siti; Lestari, Dania Puji; Lina, Nur; Sutha, Diah Wijayanti
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 10, No 2 (2025): September
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jika.v10i2.3278

Abstract

HIV infection increases the burden of pulmonary TB, especially in populations with a high prevalence of pulmonary TB, including in Indonesia. People with HIV infection become susceptible to other infections, including pulmonary TB. This study aims to analyze the determinants associated with the occurrence of pulmonary TB co-infection among HIV-positive patients. The study design used a crossectional study based on patient medical records, conducted on all HIV-positive patients at KHZ Mushtafa Regional Hospital, Tasikmalaya Regency, from 2022-2023 and obtained 140 respondents. Research subjects with incomplete medical records were excluded from the study. Demographic and clinical data were analyzed using SPSS to process univariate, bivariate data, and multiple logistic regression at a 95% confidence interval. A total of 59.2% of HIV patients suffered from pulmonary TB co-infection. The average age of patients was 30.7 years; 77.8% were male; 75.9% were married; and 69.3% were employed. Multivariate analysis results showed that clinical stage (p=0.009; OR 2.9 (1,319-6,734), duration of ARV therapy (p0.001, OR=5.3 (2,246-12,474), and the presence of other opportunistic infections (p0.001, OR=4.6 (1,963-11,005)) were the significant predictors  of TB/HIV co-infection at KHZ Musthafa Regional Hospital, Tasikmalaya Regency. The high prevalence of pulmonary TB indicates low screening in at-risk population groups. Integrated and comprehensive services for pulmonary TB and HIV diagnosis and treatment are needed for better management of TB/HIV co-infection.
Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Dengue di Kota Tasikmalaya: The Relationship of Sociodemographic Factors and Household Environment on Dengue Incidence in Tasikmalaya City Yuliani; Novianti, Siti
Aspirator Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Aspirator Volume 14 Nomor 1 2022
Publisher : Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/asp.v14i1.5668

Abstract

Abstract. Tasikmalaya City is an endemic area of dengue in West Java Province, being the fifth highest with an IR of 99.2 per 100,000 population in 2019. Home environmental factors have a role in the transmission of dengue hemorrhagic fever (DHF), this is related to the presence of potential habitats and density of mosquito vectors. The purpose of this study was to determine the relationship between sociodemographic factors and home environmental conditions on the incidence of dengue in the city of Tasikmalaya. The research design used is case control. This research was conducted in Tasikmalaya City in May–October 2021. The sample size was 114 consisting of 38 case samples and 76 control samples. Data collection is done directly (observation). Data analysis using chi-square test. The results of this study indicate that there is a socio-democratic relationship, namely age (p-value = 0.000), gender (p-value = 0.000), occupation (p-value = 0.839) and education (p-value = 0.014) to the incidence of dengue. Physical environmental factors of the house such as temperature (p-value = 0.004) and ventilation screens (p-value = 0.009) were associated with the incidence of dengue. In addition, the presence of larvae was associated with the incidence of dengue with an OR of 3.046. Therefore, dinas kesehatan and puskesmas are expected to carry out intensive counseling to the community about DHF and educate the public to take efforts to prevent DHF such as PSN 3M plus. Abstrak. Kota Tasikmalaya merupakan wilayah endemis dengue di Provinsi Jawa Barat, menjadi urutan kelima tertinggi dengan IR sebesar 99,2 per 100.000 penduduk pada tahun 2019. Faktor lingkungan rumah mempunyai peranan dalam penularan demam berdarah dengue, hal ini terkait dengan keberadaan habitat potensial dan kepadatan vektor nyamuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dan kondisi lingkungan rumah terhadap kejadian dengue di Kota Tasikmalaya. Desain penelitian yang digunakan adalah case control. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tasikmalaya pada Mei–Oktober 2021. Besar sampel sebanyak 114 yang terdiri dari 38 sampel kasus dan 76 sampel kontrol. Pengumpulan data dilakukan secara langsung (observasi). Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan sosiodemograsi yaitu umur (p-value = 0,000), jenis kelamin (p-value = 0,000), pekerjaan (p-value = 0,839) dan pendidikan (p-value = 0,014) terhadap kejadian dengue. Faktor lingkungan fisik rumah seperti suhu (p-value = 0,004) dan ventilasi berkasa (p-value = 0,009) berhubungandengan kejadian dengue. Selain itu, faktor keberadaan jentik berhubungan dengan kejadian dengue dengan OR 3,046. Maka dari itu, dinas kesehatan dan puskesmas diharapkan untuk melakukan penyuluhan intensif kepada masyarakat tentang DBD dan mengedukasi masyarakat untuk melakukan upaya-upaya pencegahan DBD seperti PSN 3M plus.
Dampak Teknologi E-Procurement Dalam Mengurangi Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Rasji, Rasji; Novianti, Siti; Nathasya, Nathasya
Journal of Accounting Law Communication and Technology Vol 2, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jalakotek.v2i1.4595

Abstract

Teknologi e-Procurement telah menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah korupsi pada pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, sistem ini memperkenalkan proses pengadaan yang lebih transparan, akuntabilitas dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak implementasi e-Procurement terhadap pengurangan praktik korupsi di sektor publik. Melalui pendekatan studi literatur dan analisis data empiris, ditemukan bahwa e- Procurement mampu meminimalisasi interaksi langsung antara pihak- pihak terkait, mengurangi potensi manipulasi, serta memberikan akses yang lebih luas kepada penyedia barang dan jasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan e-Procurement secara signifikan menurunkan tingkat korupsi, meningkatkan persaingan yang sehat, dan mengoptimalkan penggunaan anggaran pemerintah. Namun demikian, keberhasilan implementasi ini sangat bergantung pada komitmen politik, kesiapan infrastruktur dan literasi teknologi. Dengan demikian, e-Procurement merupakan inovasi penting untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan.