Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Morphologycal and Molecular Partial Histone-H3 Characterization of Bintan Sea Snail Gonggong (Strombus sp.) as a Species Validation Lily Viruly; Nuri Andarwulan; Maggy T. Suhartono; Mala Nurilmala
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 26 No. 2 (2019): April 2019
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.468 KB) | DOI: 10.4308/hjb.26.2.56

Abstract

Sea snail gonggong is an icon of Tanjungpinang-Riau Islands Province. It is a favorite seafood item in Riau Islands Province, and is high economic value but not known widely yet. Until now, sea snail gonggong has been highly exploited but the research on this snail is very limited. The aim of this study was to morphology and molecular characterization of Bintan gonggong snail (Strombus sp.) as a species validation. Bintan gonggong snail included thick-shelled gonggong and thin-shelled gonggong. Morphology identifcation of species Bintan gonggong snail was based on morphometric variability. Molecular identifcation used partial Histone-H3, MEGA version 6.06, and bioinformatics analysis. The result showed that the morphological identifcation of thick-shelled and thin-shelled gonggong based on shell width, the lip thickness, and total weight signifcantly different, but other variables (i.e shell length, shell depth, aperture length, and gonggong weight) were not signifcantly different (p<0.05). Resulted of a molecular identifcation with phylogenetic analysis that the thin-shelled and thick-shelled Bintan gonggong snails were 1 species and a genetic distance of 1%. They were not species Strombus canarium, Strombus vitatus, and Strombus epidromis. Bintan gonggong snails were Strombus turturella (Leavistrombus turturella). DNA sequences of Bintan gonggong have been registered in Gen-Bank with registration numbers MH348131 (thinshelled gonggong) and MH348132 (thick-shelled gonggong).
Penapisan Senyawa Bioaktif pada Siput Laut Gonggong (Laevistrombus turturella) Asal Bintan : Bioactive Compound Screening of Gonggong Snail (Laevistrombus turturella) Lily Viruly; Nuri Andarwulan; Maggy T. Suhartono; Mala Nurilmala
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 23 No 2 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(2)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v23i2.32041

Abstract

Siput laut gonggong asal Bintan merupakan salah satu gastropoda laut yang belum dimanfaatkan secara optimal. Siput ini merupakan makanan laut khas Bintan dan harganya sangat mahal. Secara empiris, siput ini dipercaya dapat meningkatkan stamina dan vitalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penapisan senyawa bioaktif pada siput laut gonggong asal Bintan yaitu aktivitas antioksidan dan aktivitas antimikroba. Aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan metode DPPH dan aktivitas antimikroba dianalisis menggunakan metode difusi sumur. Aktivitas antioksidan ekstrak gonggong bercangkang tipis dengan IC50 1.433,08±0,01 ppm lebih tinggi daripada gonggong bercangkang tebal dengan IC50= 2.051,55±0,10 ppm. Aktivitas antimikroba pada ekstrak gonggong lebih baik pada bakteri Gram positif daripada bakteri Gram negatif. Ekstrak gonggong rebus bercangkang tebal memiliki aktivitas antimikroba yang paling tinggi dengan nilai rata-rata diameter daya hambat (DDH) yaitu 25,53±0,12 mm.
PROTEIN HISTON PADA SIPUT GONGGONG BINTAN Strombus sp. SEBAGAI KANDIDAT PANGAN FUNGSIONAL Lily Viruly; Nuri Andarwulan; Maggy T. Suhartono; Mala Nurilmala
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.559 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v11i1.22299

Abstract

ABSTRAKGonggong termasuk sejenis siput laut, biota endemik yang banyak hidup di pantai Pulau Bintan dan sekitarnya di Provinsi Kepulauan Riau. Gonggong merupakan ikon kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Sampai saat ini, penelitian gonggong masih sangat sedikit padahal siput ini merupakan spesies yang sangat potensial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi protein histon dari siput gonggong Strombus sp. asal Bintan sebagai kandidat pangan fungsional. Karakterisasi profil protein menggunakan SDS-PAGE. Kadar protein pada gonggong dianalisis dengan menggunakan metode Bradford. Gonggong rebus bercangkang tebal diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol PA 95% dan uji aktivitas antimikroba menggunakan metode sumur. Asam amino dianalisis menggunakan HPLC. Hasil karakterisasi profil protein pada daging gonggong menunjukkan bahwa gonggong bercangkang tipis dan gonggong bercangkang tebal memiliki pita profil protein yang sama pada berat molekul 11-37 kDa, sedangkan profil protein pada lendir gonggong bercangkang tebal dan tipis memiliki pita protein yang sama pada berat molekul 37 kDa. Jenis protein pada spesies gonggong Bintan diprediksi merupakan protein histon karena hasil amplifikasi menggunakan primer protein histon H2A dan H2B didapatkan gen target pada 75 bp dan uji antimikroba pada bakteri S. aureus dan E. coli memiliki nilai DDH sebesar 25,65±0,02 mm dan 14,45±0,13 mm, sehingga diduga bahwa gonggong Bintan berpotensi sebagai kandidat pangan fungsional khas Kepulauan Riau. ABSTRACTGonggong is one of the sea snails, endemic species living on coastal waters of Bintan Island and surrounding islands of the Riau Islands Province. Sea snail gonggong is an icon of Tanjungpinang-Riau Islands Province. Until now, research this snail is the least, whereas it is potential species. The purpose of this study was to characterize histone protein from Bintan gonggong snail Strombus sp. as functional food candidate. Protein profiling used SDS-PAGE. Protein contents were analyzed by Bradford method. Boiled thick shelled gonggong were extracted by maseration method using ethanol PA 95% and antimicrobial activity tes using well method. Amino acid analized with HPLC. The result of characterization on protein profiles in meat gonggong showed that the thin-shelled and thick-shelled gonggong had the same band as protein profiles by 11-37 kDa and protein profiles in mucus gonggong were found the same band as protein profiles of 37 kDa. The type of protein in spesies Bintan gonggong had been predicted a histone protein because DNA identification using primer protein histone H2A and H2B had gen target of 75 bp. Antimicrobial activity test on S. aureus and E. coli bacteria had value DDH of 25.65±0.02 mm and 14.45±0.13 mm. In fact, gonggong snail was potentially as antimicrobial peptide, so it will make local functional food candidate from Riau Islands Province.
PENGARUH PEMBERIAN OVAPRIM DAN HUMAN CHORIONIC GONADOTROPIN (hCG) TERHADAP PEMIJAHAN SIPUT GONGGONG Laevistrombus turturella Muzahar; Wiwin Kusuma Atmaja Putra; Aminatul Zahra; Lily Viruly
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 3 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v12i3.31797

Abstract

Keberhasilan pemijahan menentukan ketersediaan benih siput gonggong. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas penggunaan jenis hormon berbeda yaitu ovaprim® dan hCG dalam menstimulasi pemijahan siput gonggong. Delapanpuluh empat pasang induk disuntik sesuai rancangan dengan ovaprim® atau hCG, atau kombinasi keduanya masing-masing dengan dosis 0,5 µL/g BB. Induk pascasuntik dipijahkan dalam akuarium dengan densitas 7 pasang per akuarium. Parameter yang diamati adalah: jumlah induk yang memijah, jumlah telur dikeluarkan oleh induk, waktu latensi, dan tampilan histologi gonad induk. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk menganalisis data jumlah induk mijah, dan analysis of variance (ANOVA) untuk menganalisis jumlah telur dikeluarkan oleh induk siput. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan (P>0,05) jumlah induk mijah di antara perlakuan, namun pemberian hCG memberikan jumlah induk mijah paling tinggi (52,38%). Waktu latensi induk mijah umumnya mulai mijah pada hari ke-2 dan ke-3 setelah pemberian 0,5 µL/gBB ovaprim. Berdasarkan persentase induk mijah dan nilai seluruh parameter pengamatan disimpulkan bahwa pemberian suntikan hCG dosis 0,5 µL/g BB (P1) memberikan respons lebih baik dibanding perlakuan lain.
Karakteristik Kimia dan Sensori Ikan Tongkol Asap Asal Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas Aidil Fadli Ilhamdy; Ismael Marasabessy; R. Marwita Sari Putri; Lily Viruly; Yulia Oktavia; Ersti Yulika Sari; Jumsurizal Jumsurizal; Tetty Tetty; Ginanjar Pratama
Jurnal FishtecH Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/fishtech.v11i1.16285

Abstract

The Anambas Islands have many unique traditional products derived from marine products. One of the famous traditional products is smoked tuna. This study aims to determine the chemical characteristics of smoked tuna processed by smoked fish craftsmen on Jemaja Island, Anambas Islands Regency. This research was divided into three stages, identifying the type of raw materials used, sensory analysis, and proximate analysis. The raw material for smoked tuna is known to come from two types of fish, namely Auxis thazard and Thunnus tonggol. The sensory analysis results with the parameters of appearance, aroma, taste, and texture of smoked tuna from the two raw materials were not significantly different for all parameters. These results are the same as the proximate analysis values which consist of testing the water, ash, fat, protein, and carbohydrate content. Based on the overall results of smoked tuna made from Auxis thazard and Thunnus tonggol it is still by the applicable SNI 2725:2013, except moisture content.
Karakteristik Produk Tradisional Ikan Tongkol Asap dari Kabupaten Natuna, Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau Aidil Fadli Ilhamdy; Ismael Marasabessy; Raja Marwita Sari Putri; Lily Viruly; Yulia Oktavia; Ersti Yulika Sari; Jumsurizal Jumsurizal; Tetty Tetty; Ginanjar Pratama
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 6 No 4 (2022): November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2022.Vol.6.No.4.200

Abstract

One of the typical traditional products from the Riau Islands is “ikan tongkol asap”. These products are spread in several cities and regencies in the Riau Islands Province. Some areas that are famous for producing “ikan tongkol asap” traditionally are Natuna Regency, Bintan Regency and Tanjungpinang City. This study aims to determine the characteristics of “ikan tongkol asap” products based on the type of fish used, chemical composition, and organoleptic assessment. The research was conducted descriptively by taking samples of “ikan tongkol asap” products from several entrepreneurs on Bintan Island (Bintan and Tanjungpinang) and Bunguran Island (Natuna). The research stages were carried out by identifying the fish raw materials used for “ikan tongkol asap” products, morphometric analysis, organoleptic/sensory analysis, and proximate analysis of the product. In this study, it was found that the raw materials used for smoked fish were Thunnus tonggol, Auxis thazard, Euthynnus affinis, and Katsuwonus pelamis. Morphometrically, the fish used were 43.50-46.25 cm in length, and 1.25-1.85 kg in weight. In the sensory analysis with the parameters of appearance, aroma, taste, and texture, the overall products from the three regions were not significantly different. Based on the proximate analysis, each smoked fish product has its own value from each region with crude protein values ​​ranging from 34.04-45.28%. The sensory and proximate are in accordance with the SNI 2723:2013, except for the moisture content of "ikan tongkol asap" E. affinis from Tanjungpinang City and T. tonggol from Bintan Regency.
PEMANFAATAN RUMPUT LAUT COKLAT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SABUN CAIR Reski Dewiah Igusrianti; Aidil Fadli Ilhamdy; Lily Viruly; Indri Addini
Marinade Vol 7 No 01 (2024): Marinade
Publisher : Fisheries Product Technology Department, Faculty of Marine Science and Fisheries, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/marinade.v7i01.6035

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan rumput laut coklat (Sargassum polycystum) sebagai bahan dasar pembuatan sabun cair dan mengevaluasi kualitasnya. Dalam penelitian ini, rumput laut coklat diinkorporasikan ke dalam formulasi sabun cair dengan empat tingkat konsentrasi berbeda (0%, 2%, 4%, dan 6%). Hasil pengujian menunjukkan bahwa formulasi dengan 2% rumput laut coklat (F1) memberikan nilai tertinggi dalam parameter kenampakan, aroma, dan warna. Selain itu, sabun cair dengan formulasi F1 dan F3 (4% rumput laut coklat) memenuhi standar SNI untuk pH dan stabilitas emulsi, serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit setelah pengujian selama tiga hari berturut-turut. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang potensi pemanfaatan rumput laut coklat sebagai bahan alami yang bermanfaat dalam formulasi produk perawatan kulit.
PEMBUATAN KOLAGEN DARI BERUNOK (Acaudina molpadioides) DENGAN EKSTRAKSI ASAM Deden Reinaldi; Lily Viruly; Yulia Oktavia
Marinade Vol 7 No 01 (2024): Marinade
Publisher : Fisheries Product Technology Department, Faculty of Marine Science and Fisheries, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/marinade.v7i01.6793

Abstract

Saat ini sumber utama kolagen umumnya berasal dari babi dan tulang sapi sehingga menimbulkan kebimbangan untuk penggunaannya karena bertentangan dengan unsur agama tertentu yang melarang untuk mengkonsumsi sesuatu yang mengandung babi dan hewan yang tidak disembelih sesuai ajaran tertentu. Sehingga perlu adanya alternatif sumber kolagen yang aman dan halal. Salah satu bahan alternatif sumber kolagen adalah dari komoditas perikanan yaitu berunok (Acaudina molpadioides). Berunok (Acaudina molpadioides) merupakan salah satu biota perairan yang sangat potensial, hal ini dilihat bahwa berunok mengandung 17 jenis asam amino esensial dan non esensial dimana 9 diantaranya asam amino esensial dan 8 asam amino non esensial. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik kolagen larut asam dari berunok (Acaudina molpadioides). Penelitian ini akan dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama yaitu preparasi sampel, tahapan kedua yaitu ekstraksi kolagen dari berunok dengan metode ekstraksi asam, kemudian tahapan ketiga yaitu pengujian analisis rendemen kolagen, pengukuran pH, analisis proksimat dan analisis asam amino. Kolagen berunok terbaik terdapat pada perlakuan P2 (1:2) dengan nilai rendemen sebesar 3,23 % dan nila pH 7,13. Kolagen berunok memiliki kadar abu 85,445 %, kadar air 2,66 %, kadar protein 0,315 %, dan kadar lemak total 0,02 %. Komposisi asam amino kolagen berunok yang diekstrak menggunakan asam asetat memiliki tiga jenis asam amino yaitu asam glutamat, arginin dan glisin.
Landscape Design of Adaptive Mangrove Ecotourism Based on Ecology And Socio-Economy of The Community of Batu Ampar Anambas Village Agrianti, Renny; Lestari, Febrianti; Viruly, Lily; Ismail, Khodijah; Zulfikar, Andi
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 17 No. 1 (2024): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v17i1.2124

Abstract

Ecotourism is tourism that prioritizes environmental ethics by preserving nature, providing economic benefits, and respecting local cultural wisdom. The purpose of the research to be carried out is to analyze the ecological condition of mangroves in the mangrove ecotourism area of Batu Ampar Village, Kute Siantan District, Anambas Islands Regency, Analyze the socio-economic conditions of the Management Community, Tourists and the Government of Batu Ampar Village, Kute Siantan District, Anambas Islands Regency, Formulate Adaptive Mangrove Ecotourism Landscape Design planning based on the ecological and socio-economic characteristics of the Batu Ampar Village Community, Kute Siantan District, Anambas Islands Regency. This research uses quantitative and qualitative approaches that refer to ecological and socio-economic aspects. the results of this study indicate that Batu Ampar village has a tree density that is included in the “very suitable” category for mangrove ecotourism, with tree densities ranging from 1,233 to 2,425 individuals/ha. The average mangrove thickness is 80.80 m in the area that is the tourist site. There are 14 species of biota present in the mangrove ecosystem, covering diverse groups such as crustaceans, fish, molluscs, birds, reptiles and mammals. The improvement strategy prioritizes visitor satisfaction and improving the economy of the management community by improving infrastructure facilities
MEMPERKASA BIOREMEDIASI: INOVASI BAKTERI HIDROKARBONOKLASTIK DALAM MENYELAMATKAN LINGKUNGAN BERAIR Vitasari; Nancy Willian; Syakti, Agung Dhamar; Viruly, Lily; Lestari, Febrianti
Jurnal Zarah Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Zarah
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/zarah.v12i1.5480

Abstract

Senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi sangat berbahaya jika masuk dan mencemari perairan laut. Perlu dilakukannya pendekatan yang dapat menanggulangi terjadinya pencemaran minyak bumi di perairan laut. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan secara biologis dengan bioremediasi. menggunakan bantuan bakteri hidrokarbonoklastik yang dapat mengikat, mengemulsi, mentranspor serta menguraikan bahan cemaran. Riview literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bakteri hidrokarbonoklastik dari perairan Indonesia.  Beberapa jenis bakteri hidrokarbonoklastik yang ditemukan dalam penelitian bioremediasi 10 tahun terakhir (2012-2022) dalam website https://scholar.google.com adalah Bacillus, Pseudomonas, Klebsiella, Enterobacter, Citrobacter, Alcanivorax, Halomonas, Raoultella, Alphaproteobacteria, Firmicutes, Vibrio alginolyticus, Alcaligenes, Micrococcus, Halobacillus serta Rhodobacteraceae. Bakteri - bakteri ini terbukti dapat mendegradasi cemaran minyak bumi di perairan laut baik secara tunggal maupun konsorsium dengan persentase kemampuan degradasi sebesar 22,2% - 100%. Dengan memanfaatkan bakteri-bakteri ini secara optimal, dapat membuka peluang untuk pengembangan strategi bioremediasi yang lebih efektif.