Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

MOTIVASI DAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN INTENSIFIKASI TANAMAN SAWI DI DESA BANJAREJO KEC. PAKIS, KAB. MALANG Jandu, Inosensius Harmin; Suwasono, Son; Muljawan, Rikawanto Eko
Fakultas Pertanian Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Extension Agent as spearhead the implementation of the extension in the field is necessary to improve their competence according to the demands of changing times. It is therefore important to know the reality of the competence of agricultural extension.The purpose of this study is; ). To determine the role of agricultural extension Pakis subdistrict in the development of intensification of mustard. 2). To know the intensification of mustard plants in the district of fern has developed or undeveloped. This research use descriptive research quantitative, the study sample were farmers and extension workers. Data were collected using a questionnaire and analyzed mengganakan quantitative. From the results of this study indicate. 1). Extension implemented intensively by the extension so that the amount of vacant land has been reduced. 2) The real effect of an explanation is that in doing extension can change vacant land into land of mustard production. Penyuluh sebagai ujung tombak pelaksanaan penyuluhan di lapangan sangat perlu untuk meningkatkan kompetensinya sesuai tuntutan perubahan zaman. Oleh karena itu penting diketahui realitas kompetensi penyuluh pertanian, apa lagi hingga saat ini belum ada standar kompetensi yang jelas. Tujuan penelitian ini adalah ; ). Untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam pengembangan intensifikasi tanaman sawi. 2). Untuk mengetahui intensifikasi tanaman sawi di sudah berkembang atau tidak berkembang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitattif, sampel penelitian adalah petani dan penyuluh. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis mengganakan analisis kuantitatif. Dari hasil penelitian ini menunjukan. 1). Penyuluhan di laksanakan secara intensif oleh para penyuluh sehingga jumlah lahan kosong sudah berkurang. 2) pengaruh nyata dari penjelasanya adalah penyuluh yang di lakukan bisa merubah lahan kosong menjadi lahan produksi sawi.
PELATIHAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI DI KELURAHAN NANTAL GOLO WELU KECAMATAN KUWUS KABUPATEN MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Polikarpus Payong; Ronaldus Don Piran; Inosensius Harmin Jandu; Wigbertus Gaut Utama; Paulus Every Sudirman; Rizki Adiputra Taopan
Jurnal Abditani Vol. 4 No. 3 (2021): Desember
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v4i3.80

Abstract

Pelatihan penanganan pascapanen kopi di tingkat petani kopi merupakan suatu upaya strategis yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman serta keterampilan petani kopi dalam penanganan pascapanen kopi. Pada tahap awal kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), ditemukan bahwa petani kopi di Kelurahan Nantal Golo Welu belum memiliki pengetahuan yang mendalam tentang penanganan pascapanen kopi serta kendala dalam sistem pemasaran. Berdasarkan hasil observasi tahap awal maka solusi yang dilakukan yaitu melaksanakan asesmen lapangan yang berhubungan dengan analisis situasi tingkat petani, mengorganisir petani dan memberi pelatihan penanganan pascapanen kopi. Metode kegiatan yang diberikan meliputi: (1) metode observasi langsung, (2) metode wawancara terstruktur, (3) metode ceramah, simulasi, (4) Metode diskusi terbuka dan juga memberikan modul penanganan pascapanen kopi serta melakukan evaluasi dan monitoring. Hasil kegiatan pelatihan pascapanen kopi secara nyata memberi dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan petani kopi di Kelurahan Nantal Golo Welu yang dapat diketahui dari hasil pre-test 5,35% dan post-test 8,23%. Hasil evaluasi dan monitoring yang dilakukan setelah 1 bulan kegiatan pelatihan, diketahui bahwa petani kopi di Kelurahan Nantal Golo Welu sudah melaksanakan kegiatan pascapanen kopi khususnya pengolahan hilir biji kopi. Kesimpulan dari kegiatan pelatihan pascapanen kopi di Kelurahan Nantal GoloWelu yaitu terjai peningkatan pengetahuan daan keterampilan serta adanya komitmen petani kopi didalam kegiatan pascapanen kopi.
Pengolahan Limbah Ampas Tahu Menjadi Kerupuk Aneka Rasa Di Kelurahan Poco Mal kurniati pangdadernes fausta; Polikarpus Payong; Inosensius H Jandu; Febronia Cristina Yunita Ndiwa; Dwi Kurnia Saomi
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 6, No 2 (2023): April 2023
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v6i2.1887

Abstract

Abstract: Tofu is one of the daily foods of Indonesian people. The tofu industry itself has been found quite a lot in the Manggarai Regency area, but the remaining tofu dregs are not processed further and are only used as animal feed. Referring to the various studies that have been carried out, it is emphasized that tofu dregs can be processed as raw materials for processed various foods, one of which is tofu dregs crackers. Processing tofu dregs into crackers is one of the innovations made without reducing the nutritional value in tofu dregs. Tofu waste processing activities are carried out in Poco Mal Village, Langke Rembong District, Manggarai Regency. The methods of implementing the activities implemented are implementation methods, business management, tofu dregs processing techniques, and marketing strategies. Each activity method applied will be evaluated through discussion activities with members and if any obstacles are found, the team will quickly address the existing obstacles. This method becomes an organized processing system with a business management approach. The results of this activity have a positive impact in the form of new innovations in the management of tofu waste into crackers. The innovations provided are in the form of spicy, original, and fried onions. The sales target for tofu dregs crackers will be gradually increased and for this stage, business activities are focused on increasing sales each time it is produced.Kata kunci: pulp; processing; tofu Abstrak: Tahu merupakan salah satu makanan sehari-hari masyarakat Indonesia. Industri tahu sendiri sudah cukup banyak di temui di daerah Kabupaten Manggarai namun sisa ampas tahu tidak diolah lebih lanjut dan hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Mengacu dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan mempertegaskan bahwa ampas tahu dapat diolah sebagai bahan baku olahan aneka makanan, salah satunya ialah kerupuk ampas tahu. Pengolahan ampas tahu menjadi kerupuk merupakan salah satu inovasi yang dibuat tanpa mengurangi nilai gizi yang ada dalam ampas tahu. Kegiatan pengolahan ampas tahu dilaksanakan di Kelurahan Poco Mal Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai. Metode pelaksanaan kegiatan yang diterapkan berupa metode pelaksanaan, manajemen usaha, teknik pengolahan ampas tahu, dan strategi pemasaran. Setiap metode kegiatan yang diterapkan akan dievaluasi melalui kegiatan diskusi bersama anggota dan jika ditemukan adanya kendala maka tim secara cepat menyikapi kendala yang ada. Metode ini menjadi suatu sistem pengolahan yang terorganisir dengan pendekatan manajemen usaha. Hasil kegiatan ini memberi dampak positif berupa adanya inovasi baru terhadap pengelolaan limbah ampas tahu menjadi kerupuk. Inovasi yang diberikan berupa pemberian rasa pedas, original,dan bawang goreng. Target penjualan kerupuk ampas tahu akan ditingkatkan secara bertahap dan untuk tahap ini kegiatan usaha difokuskan pada peningkatan penjualan setiap kali produksi.Kata kunci: ampas; pengolahan; tahu
PENGUATAN KELOMPOK TANI MELALUI UPAYA PEMAHAMAN HAKIKAT KELOMPOK TANI Fabianus Gangkur; Astried Priscilla Cordanis; Inosensius Harmin Jandu
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 3 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i3.14887

Abstract

Abstrak: Pemerintah Kabupaten Manggarai terus berupaya untuk meningkatkan posisi tawar petani melalui kelompok tani. Melalui program strategis sistem manajemen pertanian terintegrasi (SIMANTI), pemerintah Kabupaten Manggarai mendorong petani untuk membentuk kelompok tani simantri yang bergerak di bidang hortikultura sejak tahun 2017. Namun upaya pemerintah tersebut belum memberikan hasil kemandirian petani dalam mengorganisir dirinya dalam kelembagaan kelompok tani. Berdasarkan survey awal dan hasil kajian menunjukkan bahwa kualitas kelompok tani simantri di Manggarai masih rendah. Tingkat keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok masih rendah. Rendahnya tingkat partisipasi tersebut, selain disebabkan oleh tingkat pengetahuan petani yang masih rendah, tetapi juga dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik yakni sebagai persyaratan administrasi penerimaan bantuan pemerintah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dipandang perlu memberikan penyuluhan dan edukasi tentang hakikat kelompok tani sebagai lembaga yang dibentuk atas inisiatif petani sendiri sekaligus untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi intrinsik kesatuan kelompok. Penyuluhan ini juga diberikan untuk merevitalisasi karakteristik kesamaan visi dasar pembentukan kelompok tani. Penyuluhan diberikan kepada 40 orang petani di kelompok tani simantri Desa Compang Dalo dan Desa Compang Namut, di mana kedua kelompok tani tersebut merupakan kelompok tani kelas pemula. Sistem evaluasi yang digunakan adalah mengukur tingkat kehadiran dalam kegiatan kelompok tani dan pengukuran persepsi petani terkait hakikat kelompok tani. Setelah pelaksanaan penyuluhan diperoleh (a) tingkat kehadiran anggota kelompok mencapai 87,5%; (b) pengukuran persepsi petani terkait dengan pemahaman hakikat kelompok tani penting dalam peningkatan kesejahteraan petani mencapai 90%.Abstract: Through farmer associations, the Manggarai Regency Government continues to work to increase farmers' bargaining power. Since 2017, the Manggarai Regency administration has encouraged farmers to form Simantri farmer groups involved in horticulture through the integrated agricultural management system (SIMANTRI) strategic initiative. The government's efforts to support farmers' independence in organizing themselves in farmer group institutions, however, have not been successful. The first survey and the study's findings suggest that the Simantri farmer groups in Manggarai continue to have poor quality. Members still don't participate much in group activities. In addition to being a result of the farmers' limited understanding, the low level of engagement is also driven by extrinsic motivation, specifically as a prerequisite for getting government support. As a result of these issues, it is regarded necessary to offer extention and education about the nature of farmer groups as organizations established at the initiative of farmers as well as to foster greater knowledge and intrinsic motivation of group cohesion. Additionally, this extention was provided to revive the fundamental aspects of the shared idea of establishing farmer communities. In Compang Dalo Village and Compang Namut Village, where the two farmer groups were novice class farmer groups, extention was provided to 40 farmers in the simantri farmer group. The evaluation system is designed to gauge both farmer impressions of the nature of farmer groups and the degree of participation in farmer group activities. After extention began, it was discovered that: (a) group members' attendance had increased to 87.5%; and (b) farmer opinions of the nature of significant farmer groups in enhancing farmer welfare had increased to 90%.
EFEKTIVITAS POLA KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI KOPI DESA TENGKU MANGGARAI BARAT Inosensius Jandu; Robertus Bahal; Astrid Priscilla Cordanis
Jurnal Agristan Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/agristan.v5i2.8691

Abstract

Penelitiana ini dilatarbelakangi bagaimana penggunaan pola komunikasi dan efektivitas pola komunikasi yang digunakan penyuluh pertanian di Desa Tengku. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini yakni: Mengetahui pola komunikasi yang digunakan oleh penyuluh pertanian Desa Tengku. Mengetahui efektivitas pola komunikasi yang digunkan penyuluh pertanian Desa Tengku. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan pola komunikasi satu arah, penyuluh menyampaikan pesannya secara langsung bertatap muka dimana petani hanya sebagai pendengar saja tanpa ada umpan balik dalam melaksanakan diskusi. Pola komunikasi dua arah penyuluh dan petani  akan saling berdiskusi apabila ada kendala maupun hambatan dalam berusaha tani. Pola komunikasi multi arah dimana petani dan penyuluh akan saling bertukar pikiran atau diskusi dalam kegiatan berlangsung baik dengan penyuluh maupun dengan sesama petani. Sedangkan efektivitas pola komunikasi penyuluh pertanian yaitu pola komunikasi satu arah dimana petani hanya sebagai pendengar saja tanpa ada umpan balik dalam melaksanakan komunikasi. Pola komunikasi dua arah dimana petani dan penyuluh akan saling bertukar pikiran dalam kegiatan penyuluhan berlangsung. Pola komunikasi multi arah sangat efektif karena dalam perkumpulan kelompok tani, penyuluh membuka pikiran petani dalam diskusi kelompok. Ketika ada masalah maka dapat didiskusikan bersama dan menghasilkan solusi yang terbaik. 
EFEKTIVITAS POLA KOMUNIKASI PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI KOPI DESA TENGKU Inosensius Jandu; Paulus Every Sudirman; Fabianus Gaangkur
Agriculture Vol. 18 No. 2 (2023): Jurnal Agriculture
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/agrotek.v18i2.5825

Abstract

Pekarangan rumah merupakan sebagai lahan produktif akan membantu masyarakat rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan makanan dan dapat meningkatkan pendapatan. Masyarakat sudah memahami pentingnya penganekaragaman pangan dan kesehatan makanan yang dikonsumsi, dan mereka sudah memahami cara mengelola pendapat keluarga dengan menjual hasil panen mereka. Untuk meningkatkan perekonomian, masyarakat dapat mengembangkan lahan pertanian untuk beberapa komoditi dan mengolah hasilnya menjadi makanan. Desa Waling adalah lokasi penelitian ini, yang terletak di Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai. Karena lokasi ini sengaja tentukan, karena sebagian besar masyarkatnya bekerja di bidang  pertanian, dan juga sebagian besar lahan yang mereka gunakan adalah perkarangan rumah. Penelitian ini dimulai pada bulan juli 2023 dan berlangsung hingga oktober 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan pemanfaatan pekarangan rumah dapat mempengaruhi ekonomi masyarakat petani Desa Waling, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan pekarangan rumah dapat membantu meningkatkan ekonomi petani di Desa Waling. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan pekarangan rumah memiliki efek positif signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Desa Waling. Artinya, semakin bergiat masyarkat petani untuk menggunakan lahan pekarangan rumah, semakin banyak pendapatan mereka. Terutama untuk pemenuhan kebutuhan primer dan skunder petani termasuk dalam pendanaan ekonomi. Kata Kunci: Ekonomi, Lahan Pekarangan, Petani
ANALISIS KESULITAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIS BERKAITAN DENGAN PERTANIAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIS MAHASISWA Ali, Ferdinandus Ardian; Payong, Polikarpus; Jandu, Inosensius H.; Fausta, Kurniati P.
JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif) Vol. 6 No. 1 (2023): Januari
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/jpmi.v6i1.11531

Abstract

This study aims to find out the difficulties of students in solving mathematical problems related to agriculture in terms of mathematical learning motivation. This study uses qualitative methods, and the main instrument is the researcher himself, while the supporting instruments are questionnaires, tests and interviews. Data collection uses a triangulation process, and data analysis adapts the Milles and Huberman analysis model. The research subjects selected were 1 student who had low mathematical learning motivation (MBMR subject), 1 student who had moderate mathematical learning motivation (MBMS subject), and 1 student who had high mathematical learning motivation (MBMT subject). The results showed that in the step of understanding the problem, the three subjects did not experience any difficulties. In the step of making a problem-solving plan, the three subjects also used the graphical method and both did not experience difficulties. While in the step of carrying out problem solving, each subject finds their own difficulties that are different from each other.
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI TOMAT DI DESA COMPANG DALO Jandu, Inosensius Harmin; Hudin, Robertus; San, Selvianus; Budiman, Nikolaus Dionesius; Santu, Lorensius; Gangkur, Fabianus
JURNAL AGRIMANSION Vol 24 No 3 (2023): Jurnal Agrimansion Desember 2023
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v24i3.1583

Abstract

Sektor pertanian merupakan salah satu bagian penting dari kehidupan masyarakat, pertanian adalah salah satu bagian penting dari ekonomi nasional. Ini menunjukkan bahwa pertanian seharusnya menjadi pendorong ekonomi nasional dan merupakan komponen penting. Di Indonesia, pembangunan kawasan pertanian utama yang dipromosikan pemerintah memiliki tujuan. Meningkatkan produksi pertama dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Penyuluh pertanian melakukan penyuluhan tentang teknologi yang sesuai sebagai pembaharu aktif. untuk menentukan rencana bisnis petani terbaik. Dalam strategi, peluang, ancaman, kelemahan, dan kekuatan digunakan. Keunggulan dan kelemahan merupakan komponen internal yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis pertanian. Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang peran penyuluh pertanian dalam meningkatkan pendapatan petani tomat Desa Compang Dalo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh pertanian berkontribusi pada peningkatan pendapatan petani tomat di Desa Compang Dalo. Hasilnya menunjukkan bahwa peran penyuluh memenuhi kriteria baik dan sedang, yang berarti bahwa peran tersebut berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dan juga membantu menyelesaikan masalah dalam proses produksi petani dengan memberikan kegiatan penyuluhan secara konsisten.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Memilih Usahatani Tomat di Desa Compang Dari Kecamatan Rahong Utara Jandu, Inosensius Harmin; Payong, Polikarpus; Piran, Ronaldus Don; Sudirman, Paulus Every
Media Agribisnis Vol. 8 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/agribisnis.v8i1.5324

Abstract

Sektor pertanian merupakan komponen penting dari ekonomi nasional dan merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat. Ini menunjukkan bahwa pertanian seharusnya menjadi pendorong ekonomi nasional. Subsektor pertanian hortikultura memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendapatan petani, karena dibutuhkan oleh hampir semua orang dan salah satu komoditas yang sangat menguntungkan. Faktor ekonomi terdiri dari pendapatan, jumlah tanggungan dalam keluarga, luas lahan, sarana dan prasarana, pengeluaran, dan harga jual. Penelitian ini menggunakan metode survei, dan pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan pertanyaan atau wawancara dalam bentuk kuisioner. Penelitian ini melibatkan 45 petani tomat. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis variabel independen yakni lama usahatani, luas lahan, harga, pendapatan yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menujukan dari tiga variable yang ukur luas lahan dan pendapatan memiliki pengaruh signifikasi terhadap keputusan petani dalam memilih usahatani tomat, sedangkan untuk harga tidak memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan petani dalam memilih usahatani. Untuk lama berusahatani yang paling domianan adalah petani lama Bertani 10-20, sehingga akan berdampak pada semakin memperkuat keputusan petani dalam memilih usahatani tomat.
Lejong Culture in Empowering Horticultural Farmer Groups in Golo Worok Village Ruteng Sub-District Manggarai District Jandu, Inosensius Harmin; Gangkur, Fabianus; Utama, Wigbertus Gaut; Payong, Polikarpus
Jurnal Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian Vol. 9 No. 3 (2024)
Publisher : Department of Agribusiness, Halu Oleo University Jointly with Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia - Indonesian Society of Agricultural Economics (PERHEPI/ISAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/jimdp.v9i3.869

Abstract

The research was conducted to find out whether Lejong culture can empower the Golo Worok village farmer group, especially in terms of increasing human resources, such as skills and knowledge of economic fiber. The problem in this research focuses on how Lejong culture influences the capabilities of farmer groups in Golo Worok Village, Ruteng District, and Manggarai Regency. This research aims to find out how the influence of the non-governmental organization Ayo Indonesia empowers the Golo Worok Village Farmer Group and how the Farmer Group feels the process and its impacts. The data used in the research are primary data and secondary data. To obtain primary data, observation and interview methods were used. Secondary data was obtained through several kinds of literature according to research needs. The research results show that Lejong culture significantly influences the empowerment of Golo Worok Village farmer groups and that socialization and discussion are approaches packaged in Lejong culture. It is recommended that all stakeholders collaborate to optimize Lejong as a strategy to empower farmers.