Stunting adalah kondisi kurangnya pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir, tinggi badan anak berada di bawah standar. Standar yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ke-3 untuk jumlah stunting terbanyak. Provinsi Sumatera Barat juga memiliki kasus stunting tinggi, salah satu daerahnya adalah di Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan hasil survey dilakukan kepada anggota kader posyandu, Tim Penggerak PKK serta Wali Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah datar memperlihatkan bahwa: 1) Padang Laweh Malalo merupakan salah satu daerah tertinggi kasus stunting di kabupaten Tanah Datar. 2) 23% anak usia dini mengalami stunting di Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, data ini di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%), 3) Pola Asuh orang tua belum memahami pentingnya gizi bagi tumbuh kembang anak,4) Masyarakat khususnya kader posyandu dan PKK belum mampu mengolah hasil olahan makanan bergizi yang mampu mencegah terjadinya stunting pada anak, 5) Belum ada pendampingan untuk pencegahan stunting pada anak usia dini pada kader Posyandu dan TP-PKK di Nagari Padang Laweh Malalo Kabupaten Tanah datar. Solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan diatas ini adalah melalui pemberian pendampingan kepada kader posyandu dan PKK pada Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dalam Pencegahan Stunting Bagi Anak Usia Dini melalui Hasil Ikan bilih di Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Tanah datar. Ikan bilih dapat diolah menjadi berbagai makanan yang menarik, seperti Burger. Burger merupakan jenis makanan olahan yang terdiri dari roti, patty dan sayuran sehingga anak tertarik mengkonsumsi makanan bergizi. Pengolahan Ikan Bilih tidak hanya menguntungkan untuk kesehatan gizi anak, Namun dengan olahan ini juga dapat memperbaiki pendapatan masyarakat setempa.. Ikan Bilih merupakan satwa endemik khas Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar. Ikan bilih memiliki kandungan protein yang tinggi, zink, kalsium, vitamin A dan vitamin E. Kandungan zink pada ikan segarnya yaitu 17,329 mg zink/100g bahan. Kandungannya lebih tinggi dibandingkan kandungan zink pada hati sapi/unggas begitupun kandungan protein 45% yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi yang harganya relative lebih mahal. Namun masyarakat sekitar danau singkarak hanya membuat olahan ikan bilih seperti bilih goreng. Hal ini juga membuat orang tua, ibu hamil serta anak usia dini kurang berminat untuk mengkonsumsi ikan. Jika anak usia dini serta ibu hamil tidak berminat untuk mengkonsumsi ikan maka kecendrungan akan terjadinya stanting. Hal ini sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan bersama Wali Nagari Padang Laweh Malalo, Kabupaten Tanah Datar.