Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Lama Penyinaran (Fotoperiode) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil pada Tiga Varietas Kedelai (Glycine max L. Merr) Ika Khurotul Afidah; Anna Satyana Karyawati; Syukur Makmur Sitompul
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan kedelai terus meningkat tiap tahunnya seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan bahan baku industri olahan pangan. Data BPS 2015 menunjukkan produksi kedelai di Indonesia sebesar 1 juta ton dan pada tahun 2014 sebesar 1,3 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas kedelai di Indonesia mengalami penurunan di tahun 2015. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis yang membutuhkan panjang hari 14-16 jam sedangkan Indonesia dengan iklim tropis memiliki panjang hari hampir konstan yaitu 12 jam. Kurangnya kebutuhan panjang hari tersebut menyebabkan produktivitas kedelai di Indonesia masih rendah.  Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah panjang hari yaitu dengan memanipulasi cahaya matahari menggunakan lampu LED (Light Emitting Diode). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dari tiga varietas kedelai terhadap lama penyinaran menggunakan lampu LED. Bahan yang digunakan dalam penelitIan ini adalah kedelai varietas UB 1, UB 2, dan Anjasmoro, lampu LED dan kabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2017 di Agro Techno Park, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kabupaten Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman kedelai dengan lama penyinaran 14 jam mengalami pertumbuhan yang lebih baik di banding dengan tanaman kedelai dengan panjang hari yang normal. Pembentukan polong tanaman kedelai mengalami peningkatan pada umur 65 hst dan jumlah polong berbeda pada tiap varietas. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah penyinaran dengan menggunakan lampu LED selama 2 jam dapat meningkatkan pembentukan polong kedelai pada umur 65 hst dengan jumlah polong yang berbeda pada tiap varietas.
Pengaruh Pupuk Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dua Varietas Tomat Lokal Aditya Ronafani; Deffi Armita; Anna Satyana Karyawati
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 12 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fosfor berperan penting pada pertumbuhan tanaman. Kekurangan fosfor dapat menye-babkan tanaman kerdil. Saat ini, tidak ada rekomendasi pupuk fosfor yang tersedia pada tanaman tomat varietas lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk fosfor pada pertumbuhan tanaman tomat, mempelajari respon varietas tomat lokal pada pemberian dosis pupuk fosfor yang berbeda, serta mempelajari interaksi varietas tomat dengan dosis pupuk fosfor. Penelitian ini dilaksa-nakan di desa Bocek, Malang, pada bulan maret sampai juli 2017. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah Varietas Tomat lokal (V) yaitu Varietas Karina (V1) dan Varietas Mawar (V2). Faktor kedua adalah Dosis pupuk Fosfor (P) yang terdiri dari 5 taraf : (75, 100, 125, 150 dan 175 kg.P2O5.ha-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi nyata pada parameter pertum-buhan, namun  pemupukan fosfor berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah daun. Varietas Mawar memiliki rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daun lebih tinggi daripada varietas Karina. Pemberian  pupuk fosfor sebanyak 175 kg.P2O5.ha-1 mampu mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L) pada Dosis dan Interval Penambahan AB Mix dengan Sistem Hidroponik Tiwi Fitriansah; Mochammad Roviq; Anna Satyana Karyawati
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsumsi selada di Indonesia pada tahun 2015 yaitu sebesar 39.29 ton/tahun tetapi produksi nasional selada masih lebih rendah dari konsumsi yakni sebesar 35.30 kg/kapita/tahun sehingga volume impor selada sebesar 21,10 ton.Usaha peningkatan produksi selada serta perbaikan kualitas produksi dilakukan dengan cara hidroponik. Salah satu faktor penentu untuk keberhasilan dari hidroponik yaitu dengan pemberian nutrisi unsur hara makro dan mikro. Unsur hara tersebut terdapat pada AB mix. Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui dosis dan interval penambahan AB mix yang tepat serta pengaruh perlakuan keduanya untuk meningkatkan pertumbuhan selada dengan metode hidroponik.Penelitian dilakukan di Jalan Parangargo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang,  pada tanggal 10 Juli - 30 September 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdapat 17 perlakuan yaitu A0: 5 ml/l tanpa interval; A1:3 ml/l + 3 hari; A2:5 ml/l + 3 hari; A3:7 ml/l + 3 hari; A4: 10 ml/l + 3 hari; A5:3 ml/l + 5 hari; A6:5 ml/l + 5 hari; A7:7 ml/l + 5 hari; A8:10 ml/l + 5 hari; A9:3 ml/l + 7 hari; A10:5 ml/l + 7 hari; A11:7 ml/l + 7 hari; A12:10 ml/l + 7 hari; A13: 3 ml/l + 10 hari; A14:5 ml/l + 10 hari; A15:7 ml/l + 10 hari; A16:10 ml/l+10hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis 3 ml/l dan interval penambahan AB mix 10 hari (A13) dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil selada secara hidroponik.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap Pemangkasan Pucuk Wanda Mariana; Anna Satyana Karyawati
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 3 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ber-dasarkan permasalahan tersebut upaya yang dapat dilakukan dengan teknologi pemangkasan pucuk.Perlakuan tindakan pemangkasan pucuk dilakukan sebagai upaya pengurangan persaingan diantara tunas apikal dengan tunas lateral di ketiak daun.Tetapi, setiap varietas memberikan hasil terbaik berdasarkan fase pemang-kasan yang tepat, dapat diasumsikan bahwa fase pemangkasan pucuk pada setiap varietas berbeda, sehinggaperlu diperhatikan dan ditentukan waktu pemangkasan yang tepat pada penggunaan varietas yang berbeda. Penelitian bertujuan untuk mempelajari respon varietas dan galur kedelai terhadap pemangkasan pucuk. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2017 di Desa Krebet Senggrong, Bululawang, Malang. Penelitian meng-gunakan Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 9 kombinasi yaitu:P1: Galur UB-2 tanpa pemangkasan, P2: Galur UB-2  dipangkas pucuk setelah fase V2, P3: Galur UB-2 dipangkas pucuk setelah fase V3, P4:varietas Argomulyo tanpa pemangkasan, P5: varietas Argomulyo dipangkas pucuk setelah fase V2, P6: varietas Argomulyo yang dipangkas pucuk setelah fase V3, P7: varietas Tanggamus tanpa pemangkasan, P8: varietas Tanggamus dipangkas pucuk setelah fase V2, P9 : varietas Tanggamus dipangkas pucuk setelah fase V3. Hasil penelitian menunjukkan pemangkasan pucuk mampu menekan tinggi tanaman kedelai, akan tetapi tidak diikuti dengan penambahan jumlah buku subur, jumlah cabang jumlah bunga, bobot segar, bobot kering tanaman, jumlah polong isi, polong hampa, jumlah biji pertanaman, dan bobot 100 biji. Peningkatan hasil panen seluruh varietas kedelai tidak dipengaruhi oleh pemangkasan pucuk yang diberikan melainkan sifat genetik galur dan varietas yang digunakan.
Pengaruh Naungan pada Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr) Muhammad Harryson Afandy Sirait; Anna Satyana Karyawati
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 7 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam upaya meningkatkan produksi kedelai diperlukan usaha perluasan lahan melalui optimasi pemanfaatan lahan baik tanaman perkebunan maupun tanaman pohon lainnya. Optimasi pemanfaatan lahan dapat berupa pemanfaatan gawangan lahan tanaman perkebunan  dengan penanaman kedelai sebagai tanaman sela (Intercropping plant). Kendala utama pada lahan semacam ini adalah rendahnya intensitas cahaya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menguji varietas yang adaptif dan memiliki produksi hasil yang optimal, terutama toleransi terhadap intensitas cahaya yang rendah pada naungan.Penelitian dilaksa-nakan di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan tiga kali ulangan yang terdiri dari main plot (petak utama) adalah naungan yang terdiri dari 3 taraf naungan yaitu; N0: kontrol, N1: Naungan 25%, N2: Naungan 50% dan sub plot (anak petak) adalah empat varietas kedelai yang berbeda yaitu; V1: Varietas Dena, V2: Galur UB1, V3: Galur UB2, V4: Varietas Grobogan.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan dengan beberapa varietas kedelai berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada karakter jumlah cabang, umur berbunga, bobot basah dan bobot kering, sedangkan pada parameter hasil, perlakuan naungan berpengaruh terhadap karakter jumlah polong hampa, berat 100 biji (g), bobot biji pertanaman (g) dan Hasil ton ha-1. Peningkatan taraf naungan hingga 50 % nyata dapat menurunkan komponen hasil ton ha-1 pada galur UB1, galur UB2 dan Varietas Grobogan. Akan tetapi terdapat varietas yang toleran atau menunjukkan respon yang lebih baik terhadap peningkatan naungan hingga 50% yaitu Varietas Dena.
Pengaruh Kadar Air Tanah dan Pemupukan MgSO4 terhadap Pertumbuhan Tanaman Stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) Vesta Roosa; Anna Satyana Karyawati; Deffi Armita
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 8 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah stroberi (Fragaria x ananassa Duch.) adalah buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan kandungan gizi buah yang tinggi. Pertumbuhan dan kualitas tanaman stroberi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pemberian nutrisi dan ketersediaan air tanah. Sehingga salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas stroberi yaitu dengan memperbaiki pengelolaan teknik budidaya tanaman khususnya nutrisi melalui pemupukan MgSO4 dan kadar air tanah di dalam media tumbuh. Penelitian  di-laksanakan pada bulan April hingga Agustus 2018 di Rumah Plastik Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor yaitu kadar air tanah dan pupuk MgSO4 dengan 3  ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara kadar air dan pupuk MgSO4 hanya terjadi pada parameter jumlah dan luas daun. Pemberian air 100%, 75% dan 50% kapasitas lapang disertai pupuk MgSO4 4 g.tan-1 menghasilkan jumlah daun yang lebih tinggi. Pemberian air dengan kapasitas lapang 100% dan 75% disertai 4 g.tan-1 pupuk MgSO4 menghasilkan luas daun yang lebih tinggi. Pemberian kadar air 75% kapasitas lapang menghasilkan panjang tanaman, jumlah stolon dan kandungan klorofil yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian air 50% kapasitas lapang. Pemberian pupuk MgSO4 sebanyak 4 g.tan-1 menghasilkan panjang tanaman, jumlah daun dan jumlah stolon yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pemupukan MgSO4.
Pengaruh Kombinasi Hormon Ga3 dan Pupuk Silika terhadap Kualitas dan Kuantitas Benih Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) Fajar Bagus Sriyanto; Anna Satyana Karyawati; Sunaryo Sunaryo
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 8 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu sayuran kelompok kacang-kacangan. Buncis ini memiliki 2 tipe pertumbuhan yaitu determinate dan indeterminate.Namun pada saat ini produktivitas tanaman buncis masih belum stabil, sedangkan nilai kebutuhan konsumsi buncis terus mengalami peningkatan. Tingkat serangan hama panyakit dan rendahnya jumlah polong terbentuk dapat menjadi salah satu pemicu rendahnya kulitas dan kuantitas benih tanaman buncis.Oleh sebab itu, perlu adanya alternatif berupa teknik budidaya yang baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas benih buncis tersebut salah satunya adalah dengan cara pengaplikasian hormon GA3 dan pupuk silika.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2018 di Lahan Percobaan PT Sang Hyang Seri (Persero) desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 perlakuan dan 3ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk silika dengan konsentrasi 10% memberikan hasil yang nyata pada parameter kekerasan biji buncis. Sedangkan pemberian hormon GA3 dan pupuk silika dengan dikombinasikan tidak menunjukkan adanya interaksi pada parameter kualitas dan kuantitas benih buncis tegak.
Pertumbuhan Planlet Tebu Akibat Perlakuan Pupuk Cair dan Dosis Controlled Release Fertilizer (CRF) pada Tahap Aklimatisasi Dedi Pratama; Anna Satyana Karyawati
Produksi Tanaman Vol. 7 No. 12 (2019)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman tebu (Saccaharum officinarum L.) adalah tanaman yang berekonomis cukup tinggi sebagai salah satu sumber karbohidrat. Penyebab rendahnya produksi gula dapat dilihat dari sisi  on farm, diantaranya penyediaan bibit dan kualitas bibit tebu. Teknik perbanyakan tebu melalui kultur invitro merupakan alternatif untuk menghasilkan bibit unggul dalam waktu yang singkat. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pertumbuhan bibit tebu yaitu dengan pemberian pupuk cair dan pupuk CRF. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pertumbuhan planlet tebu akibat pemberian frekuensi penyemprotan pupuk cair dan dosis pupuk CRF. Untuk mendapatkan frekuensi penyemprotan pupuk cair dan dosis pupuk CRF yang efektif untuk pertumbuhan planlet tebu pada tahap aklimatisasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2017 di Jatimulyo, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial (RALF) terdiri dari 15 kombinasi perlakuan dilakukan tiga kali ulangan diperoleh 45 petak percobaan. Faktor pertama yaitu frekuensi penyemprotan pupuk cair dan faktor kedua yaitu dosis pupuk CRF. Faktor pertama frekuensi penyemprotan pupuk cair dengan 3 taraf yaitu B0 : Kontrol, B1 : 1 minggu sekali dan B2 : 2 minggu sekali dan faktor kedua dosis pupuk CRF dengan 5 taraf yaitu C0 : kontrol, C1 : 0.08 g.tan -1, C2 : 0.16 g.tan-1, C3 : 0.24 g.tan-1 dan C4 : 0.32 g.tan-1. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk cair 1 minggu sekali dengan pupuk CRF 0.24 g.tan-1 mampu meningkatkan pertumbuhan bibit tebu. Pemberian pupuk cair 1 minggu sekali dapat meningkatkan pertumbuhan bibit tebu. Dosis pupuk CRF 0.24 g.tan-1 mampu meningkatkan pertumbuhan bibit tebu.
Pengaruh Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kompos Organik Pada Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) Yapto Haryadi Silalahi; Anna Satyana Karyawati
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 3 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung manis (Zea mays saccharata L.) adalah salah satu sumber makanan yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Produksi tanaman jagung manis di Indonesia masih tergolong rendah dengan rata rata 6-8 ton ha-1 . Produksi jagung manis pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun 2013. Produksi jagung manis pada tahun 2012 adalah 19.377.030 ton, sedangkan produksi jagung manis pada tahun 2013 adalah 18.506.287 ton (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut Dinariani (2014), salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem budidaya dalam meningkatkan produksi yaitu dengan perbaikan pemupukan. Pemupukan yang baik dapat dilakukan dengan mengkombinasikan pupuk anorganik dan pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea dan pupuk kompos pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019 – Agustus 2019. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Jatimulyo, Malang, Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas dua faktor dengan 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk urea dan pupuk kompos terjadi pada beberapa kombinasi perlakuan, yaitu kombinasi pupuk urea 300 kg ha-1 dan pupuk kompos 20 ton ha-1 menghasilkan berat kering tanaman yang tertinggi. Kombinasi tersebut menghasilkan diameter tongkol tertinggi tetapi tidak berbeda dengan pemberian urea 300 kg ha-1 dan tanpa penambahan pupuk kompos. Kombinasi pupuk urea 300 kg ha-1 dan pupuk kompos 10 ton ha-1 menghasilkan luas daun tanaman yang tertinggi.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Ungu (Lycopersicum esculentum. L. var. indigo rose) Terhadap Intensitas Naungan dan Pemberian Pupuk MgSO4 Firinka Amalia Thaherah; Anna Satyana Karyawati
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 4 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tomat Ungu (Lycopersium esculentum L. var. indigo rose) merupakan salah satu jenis komoditas tomat yang termasuk ke dalam tanaman hortikultura golongan sayur-sayuran dan buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sumber antioksidan tomat ungu berasal dari senyawa yang terkandung di dalam buah tomat ungu seperti likopen dan β-karoten, perbedaan yang dimiliki oleh tomat ungu apabila dibandingkan dengan tomat pada umumnya adalah tomat ungu tersebut memiliki sumber antioksidan tambahan yaitu kandungan antosianin di dalam buahnya. Selain itu, buat tomat ungu juga mengadung berbagai macam jenis vitamin diantaranya, B1, B2, B3, E, C serta D. Dalam industri pertanian, tanaman tomat ungu masih sangat minim untuk dibudidayakan, sehingga dibutuhkan beberapa upaya untuk meningkatkan produksi, tidak hanya memperhatikan dari segi kuantitas namun juga secara kualitas.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh intensitas naungan dan pupuk MgSO4, serta untuk menentukan intensitas naungan dan dosis pemupukan MgSO4 yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat ungu. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2018 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jatimulyo, Malang, Jawa Timur. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pengamatan dilakukan secara non destruktif dan destruktif yang dibagi menjadi dua variabel, yaitu variabel pengamatan pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan waktu muncul bunga serta variabel pengamatan hasil panen yang meliputi jumlah buah per tanaman, diameter buah, bobot buah total, kadar likopen, kadar β-karoten dan kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari kombinasi perlakuan tanpa naungan dan pemupukan MgSO4 2 gr.tan-1 terhadap kandungan antosianin.
Co-Authors Aditya Ronafani Afidah, Ika Khurotul Ahadin Sholeh Akbar Saitama Aldila Putri Rahayu Aldila Putri Rahayu Alpriyan, Dimas Andi Kurniawan Anggrainy, Veby APRILIA, REZA Ardiyanto, Farid Mufti Armita, Deffi Aulia Ilma Mirza Sabrina Blessya, Christabel Putik Budi Waluyo Budi Waluyo Candra Kusuma Wardana Dedi Pratama Deffi Armita Deffi Armita Dhimas Prakoso Setiawan Didik Hariyono Didin Wahyudi Dimas Alpriyan Dwi Veritasman Sangapta Saragih Simarmata Dyah Ayu Nourma Paramitha Ellis Nihayati Ellis Nihayati Ellis Nihayati Ellis Nihayati Fadhila, Syahada Amalia Fadhilah, Nurma Ferdiana Fajar Bagus Sriyanto Farid Mufti Ardiyanto Faris Husein Januar Faronny, Danniary Ismail Febrina Ika Putri Firinka Amalia Thaherah Fitriansah, Tiwi Gita Novita Sari Grenandio Harsa Gutama Gutama, Grenandio Harsa Hana Nabilah Hibatullah, Ariq Husni Thamrin Sebayang Ika Khurotul Afidah Ika Yaumil Maghfiroh Ikra Kurnia Cahya Januar, Faris Husein Jati Batoro Koesriharti Koesriharti Latifah Diah Puspasari M. Dawam Maghfoer M. Roviq M. Roviq Maghfiroh, Ika Yaumil Maghfour, Mochammad Dawam Maretha Widhya Aulyaa Gusmawan Mariana Rezyawaty Mariana, Wanda Melati Julia Rahma Moch Nursalim Moch. Dawam Maghfoer Mochammad Dawam Maghfoer Mochammad Dawam Maghfour Mochammad Roviq Mochammad Roviq Muhammad Harryson Afandy Sirait Muhammad Roviq Nihayati, Ellis Ningsih, Sulastri Nourma Paramitha, Dyah Ayu Noviyanita, Widya Intan Nunun Barunawati Nur Azizah Nursalim, M Nursalim, Moch Pratama, Dedi Puri Kholifatush Sholihah Puspasari, Rosilia Putik Blessya, Christabel Putro, Agung Nugroho Rahayu , Aldila Putri Rahmandhias, Deris Trian Ramadhani, Nabila Aghnia Rezyawaty, Mariana Rismawan, Safetian Fauzi Ronafani, Aditya Roosa, Vesta Rosilia Puspasari Sabrina, Aulia Ilma Mirza Safetian Fauzi Rismawan Saitama, Akbar Saragih Simarmata, Dwi Veritasman Sangapta Sebayang, Husni Thamrin Setiawan, Dhimas Prakoso Sholeh, Ahadin Sholihah, Nuril Hikmatis Silalahi, Yapto Haryadi Sirait, Muhammad Harryson Afandy Sitawati Sitawati Sriyanto, Fajar Bagus Suhardianto Suhardianto Suhardianto, Suhardianto Sulastri Ningsih Sunaryo Sunaryo Sunaryo, Sunaryo Syahada Amalia Fadhila Syukur Makmur Sitompul Syukur Makmur Sitompul Syukur Makmur Sitompul, Syukur Makmur Tatik Wardiyati Thaherah, Firinka Amalia Titiek Islami Titiek Islami Titiek Islami Tiwi Fitriansah Veby Anggrainy Vesta Roosa Wahyudi, Didin Wanda Mariana Wardana, Candra Kusuma Widhiarso, Danang Widya Intan Noviyanita Winda M. R. Marpaung Windy Diyah Mawardy Yapto Haryadi Silalahi Yudha Tri Baskara