Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

The Effect of Red Bean and Red Spinach Flour Substitution on the Organoleptic Properties and Nutritional Value of Fried Meatballs (Basreng) Naiaki, Rosina Chasandra; Nur, Astuti; Hasan, Tobianus
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v3i2.260

Abstract

This study investigates the impact of substituting red bean flour and red spinach flour on the organoleptic properties and nutritional value of fried meatballs (Basreng). Three treatments were tested: P1 (5% red bean flour and 5% red spinach flour), P2 (10% red bean flour and 10% red spinach flour), and P3 (15% red bean flour and 15% red spinach flour). Fifty third-semester nutrition students evaluated taste, texture, aroma, and color using a 5-point hedonic scale. Statistical analysis included normality tests, ANOVA for normally distributed data, and Kruskal-Wallis tests for non-normally distributed data, followed by Duncan or Mann-Whitney tests for significant differences. Results indicated that P1 was most favored in all sensory aspects. Increasing concentrations of red bean and red spinach flours resulted in a stronger taste and aroma of these ingredients, which overshadowed the chicken flavor. P3, though less preferred organoleptically, provided the highest nutritional value with 0.06 mg of iron per slice. This study highlights the balance between sensory acceptance and nutritional enhancement using local ingredients. While P1 is optimal for consumer preference, P3 offers significant nutritional benefits. The findings suggest that red bean and red spinach flours have potential in improving the health benefits of traditional snacks like Basreng
Status Gizi dan Kaitannya dengan Body Image dan Aktivitas Fisik pada Remaja Putri Zogara, Asweros Umbu; Pantaleon, Maria Goreti; Nur, Astuti; Loaloka, Meirina Sulastri; Ruaida, Nilfar; Sammeng, Wahyuni
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i1.32414

Abstract

Remaja putri rentan mengalami masalah gizi dibandingkan remaja laki-laki. Pola makan memberikan kontribusi paling besar pada masalah kekurangan gizi remaja putri. Faktor-faktor lainnya, yaitu body image dan aktivitas fisik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kota Kupang pada bulan Mei sampai Agustus 2021 dengan sampel berjumlah 397 orang yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Variabel dalam penelitian ini akan diuji menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan body image (p value = 0.000) dan aktivitas fisik (p value = 0.008) berhubungan dengan status gizi remaja putri. Faktor body image dan aktivitas fisik merupakan faktor yang dapat diubah. Remaja putri perlu diberikan pemahaman agar dapat beraktivitas fisik secara teratur dan memandang berat dan bentuk tubuhnya secara positif.
KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK MI KERING SUBTITUSI TEPUNG BERAS HITAM Astuti Nur; Anita Sembiring
Kupang Journal of Food and Nutrition Research Vol. 2 No. 2 (2021): Kupang Journal of Food and Nutrition Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh subtitusi tepung terigu dengan tepung beras hitam terhadap karakteristik sifat sensoris (warna, rasa, aroma, dan tekstur) mi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian RAK (Rancangan Acak Kelompok) dan pola 2 faktorial yaitu perbandingan tepung terigu dan tepung beras hitam dalam persen (100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40). Hasil uji organoleptik menunjukkan mi subtitusi tepung beras hitam sampai pada 40% berpengaruh nyata pada warna (kering dan basah), aroma, rasa dan tekstur mi dengan nilai p<0,05. Mi subtitusi tepung beras hitam terpilih adalah P5 (tepung terigu 60% dan tepung beras hitam 40%) dengan nilai kadar protein 10,27%, karbohidrat 82,78%, kadar lemak 2,29%, dan kadar air 9,28%.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDKAN IBU DENGAN KEBIASAAN MEMBERIKAN MP-ASI USIA 6-24 BULAN DI DESA FATUMNASI KECAMATAN FATUMNASI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Yohanes Don Bosko Demu; Astuti Nur; Tresha Efatasia Indah Keo
Kupang Journal of Food and Nutrition Research Vol. 3 No. 2 (2022): Kupang Journal of Food and Nutrition Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MP-ASI is a transitional food from breast milk to family food given to children aged 6-24 months gradually by type, frequency of administration, number of servings and forms of food that are adapted to the baby's age and ability to digest food to meet their nutritional needs. This study aims to determine the relationship between the level of maternal education and the habit of giving complementary food aged 6-24 months in Fatumnasi Village, Fatumnasi District, South Central Timor Regency. This research is a quantitative study with a cross sectional design. The samples in this study were 30 baduta aged 6-24 months in Fatumnasi Village.Based on the results of the study, it was obtained that there was a relationship between the level of maternal education and the habit of giving complementary food aged 6-24 months in Fatumnasi Village, Fatumnasi District, South Central Timor Regency with a p-value = 0.037 <0.05. It is recommended to further research and develop several influencing factors in the administration of complementary food so that complementary food is given appropriately.
Pemberian Makanan Tambahan dan Edukasi Gizi Seimbang Dalam Rangka Penanganan Balita Stunting di Kelurahan Oesapa Selatan Kota Kupang Yohanes Don Bosko Demu; Astuti Nur
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3: Juni-September 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v2i3.2361

Abstract

This Community Service aims to play a role in preventing and handling stunting through the Stunting Child Foster Parent Program (OTA2S) by providing additional food and providing balanced nutrition education for stunted and malnourished toddlers, increasing nutritional knowledge of mothers of toddlers in providing food to toddlers. . Providing food to stunted and malnourished toddlers for 90 days. Before administration, an initial weight measurement is carried out and every month monitoring and evaluation is carried out for children under five who are stunted and malnourished. As a result of community service, there was an increase in the knowledge of parents of toddlers in providing food to their children. However, there was no increase in weight, height and LILA because the children were in an unhealthy condition.
Peningkatan Remaja Sadar Gizi Melalui Edukasi dan Pemberian PMT Berbasis Pangan Lokal Dalam Rangka Pencegahan Stunting di Kabupaten Kupang Pantaleon, Maria Goreti; Demu, Yohanes Don Bosko; Nur, Astuti; Zogara, Asweros Umbu; da Costa, Santa L. D.
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v6i2.13022

Abstract

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat meliputi perubahan pada struktur tubuh, fisiologis, psikologis dan fungsi sosial sehingga membutuhkan asupan gizi yang memadai. Gizi yang tidak memadai dimasa remaja dapat menyebabkan berbagai macam penyakit kronis. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, diketahui bahwa prevalensi status gizi anak pendek dan pendek pada remaja usia 13 – 15 tahun sebesar 25,75%, dan pada remaja usia 16 – 18 tahun sebesar 26,9%. Prevalensi status gizi kurus dan sangat kurus pada remaja sebesar 16,8%, dan prevalensi obesitas sebesar 29,5%. Selain masalah status gizi, masalah anemia pada remaja putri juga cukup tinggi yaitu sebanyak 32%. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di SMP Negeri 4 Taebenu Kelurahan Oeltuah Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang, dengan jumlah sasaran sebanyak 30 peserta. Kegiatan yang dilakukan antara lain edukasi gizi seimbang dan anemia dengan metode ceramah dengan alat bantu berupa poster dan leaflet, pengukuran status gizi, dan pemberian pangan lokal berupa kacang hijau. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yaitu terjadi peningkatan pengetahuan remaja tentang gizi seimbang dan anemia.
SOSIAL BUDAYA DAN PEMBERIAN MP ASI TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI DAERAH TERPENCIL PULAU SEMAU KABUPATEN KUPANG Nita, Maria Helena Dua; Adi, AAA Mirah; Sembiring, Anita Ch; Nur, Astuti
Kupang Journal of Food and Nutrition Research Vol. 4 No. 1 (2023): Kupang Journal of Food and Nutrition Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/kjfnr.v4i1.1134

Abstract

Masa Kanak–kanak dan remaja merupakan masa pertumbuhan ,belajar dan perkembangan dengan cepat. Mereka memiliki  kebutuhan  gizi yang tinggi dan dalam banyak hal kebutuhan gizinya berbeda dengan kebutuhan gizi orang dewasa. Berdasarkan Hasil Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2018 Prevalensi  anak 0-23 bulan dengan prevalensi status gizi kurang ( menurut BB/U)  sangat tinggi yaitu 17,6 di atas prevalensi Nasional yaitu 11,4 dan juga  prevalensi sangat pendek ( menurut TB/U) 17,4 di atas prevalensi nasional yaitu 12,8 dan sangat pendek 18,5 di atas prevalensi Nasional yaitu 17,1. Sedangkan Prevalensi kurus (menurut  IMT/U)  terdiri dari 4,6 % sangat kurus dan 8,2 % kurus. Prevalensi kurus diatas prevalensi nasional yaitu 6,2 %. Mulaiusia 6bulan hingga 12 bulan,ASI masih dapat memenuhi  setengah atau lebih kebutuhan gizi bayi, dan mulai usia 12 bulan hingga 24 bulan. Bila umur bertambah ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, maka perlu diberikan MP-ASI. Makanan tambahan berupa makanan cair dan padat disebut MP-ASI, karena sebagai tambahan hanyauntuk melengkapi ASI.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran  sosial budaya dan MP ASI serta status gizi bayi  di daerah terpencil Pulau Semau Kabupaten Kupang. Jenia penelitian adalah observasional dengan studi cross- sectional. Lokasi penelitian di Desa Batuinan Kecamatan Semau,.Sampel yang di ambil ada Balita yang terdaftar di Posyandu Beringin Sehat Desa Batuinan Kecamatan Semau.Penelitian di laksanakan pada bulan Mei 2022.Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara langsung dan kuesioner tentang social budaya pemberian MP ASI dan status gizi pada anak di Pulau Semau.Data status gizi di peroleh dari ahli gizi yang bertugas di Desa Batuinan, Setelah semua data di kumpulkan, di kelompokkan dan di analisa. Sebanyak 5 orang ( 62,5% ) berjenis kelamin wanita dan 3 orang (37,5) berkelamin laki- laki.Sebagian besar berjumlah 7 orang berumur 12-24 bulan. Dalam pemberian MP ASI hanya 1 orang (12,5) mengalami MP ASI dini .Untuk jenis MP ASI yang di berikan semuanya adalah MP ASI pabrikan dan tidak ada pantangan dalam pemberikan jenis makanan. Berdasarkan indicator BB/U  sebanyak 6 orang ( 75 %) status gizi normal  dan 2 ( 25 %) orang status gizi kurang. Berdasarkan indicator BB/U sebanyak 7 orang ( 87,5 % ) status gizi normal dan hanya 1 orang ( 12,5 % ) pendek. Sedangkan berdasarkan indicator BB / TB semuanya status gizi baik.
PENGETAHUAN GIZI DAN KEBIASAAN SARAPAN REMAJA PUTRI DI PROGRAM STUDI GIZI POLTEKKES KEMENKES KUPANG Umbu Zogara, Asweros; Peka, Faustina Menu; Nur, Astuti
Kupang Journal of Food and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2023): Kupang Journal of Food and Nutrition Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/kjfnr.v4i2.1308

Abstract

Kesehatan remaja perlu diperhatikan, terutama remaja putri, karena kualitas kesehatan remaja putri akan mempengaruhi kualitas generasi penerus bangsa. Salah satu indikator kesehatan remaja putri adalah status gizi. Faktor-faktor yang berkaitan dengan status gizi adalah pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan. Pengetahuan gizi merupakan faktor yang sangat penting dalam pembentukan perilaku yang mendukung status gizi remaja. Kebiasaan sarapan adalah salah satu pola hidup sehat untuk remaja yang sebaiknya dilakukan setiap hari sebelum jam 9 pagi dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan remaja putri di Program Studi DIII Poltekkes Kemenkes Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kampus Program Studi DIII Gizi, Poltekkes Kemenkes Kupang yang dimulai dari Desember 2021 sampai April 2022. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang sedang berkuliah di Kampus Prodi DIII Gizi, Poltekkes Kemenkes Kupang yang berjumlah 122 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak remaja putri yang berpengetahuan gizi cukup (47,54%) dan paling banyak remaja putri selalu sarapan (53,28%) dalam 1 minggu terakhir. Remaja putri perlu terus diberikan edukasi tentang pentingnya makanan bergizi dan sarapan agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAYA TERIMA DAN NILAI GIZI KERIPIK PANGSIT DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BAYAM DAN TEPUNG IKAN TERI SEBAGAI MAKANAN SELINGAN PENCEGAH ANEMIA PADA REMAJA PUTRI pakae, maria angela; Nur, Astuti; Sine, Juni Gresilda L
Kupang Journal of Food and Nutrition Research Vol. 5 No. 2 (2024): Kupang Journal of Food and Nutrition Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/kjfnr.v5i2.1692

Abstract

ABSTRACT Nutritional problems that often occur in teenager girls are anemia. Based on data (Riskesdas, 2018), almost half of the Indonesian population suffers from anemia nutritional problems with the number of cases reaching 48.9%. Therefore, it is necessary to modify the recipe from local food ingredients by substituting spinach flour and anchovy flour in wonton chips products to prevent anemia in teenager girls.This study aims to determine the acceptability and nutritional value of wonton chips with spinach flour and anchovy flour substitution. The research design used an experimental method in 4 treatments, namely the first treatment P0 as a control, treatments P1, P2, and P3 respectively, namely spinach flour (5%, 10%, 15%) and anchovy flour (15%, 10%, 5%) with organoleptic tests carried out by 30 semi-trained panelists. Statistical analysis was performed using the Kruskal Wallis test and continued with the Mann-Withney test for significantly different data, while the nutritional value was tested using TKPI 2017. The results of the organoleptic test showed that the substituted wonton chips of spinach flour and anchovy flour had a significant effect on the color, aroma, taste and texture of wonton chips with a p value <0.05. The most preferred wonton chips in terms of color were P1, aroma was P2, texture was P1 and P3, taste was P2. While the results of the nutritional value test showed that the formula with the nutritional content closest to the needs of teenage girls' snacks was P2 with a total energy of 1119.4 kcal, 35.2 grams of protein, 60.3 grams of fat, 111.2 grams of carbohydrates and 5.8 milligrams of Fe. The results of the organoleptic and nutritional value tests showed that the most recommended product was the product from the P2 formula with a ratio of spinach flour and anchovy flour of 10%: 10%. Further research is expected regarding the content or analysis of other micronutrients from the wonton chips formulation.
The Effect of Red Bean and Red Spinach Flour Substitution on the Organoleptic Properties and Nutritional Value of Fried Meatballs (Basreng) Naiaki, Rosina Chasandra; Nur, Astuti; Hasan, Tobianus
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v3i2.260

Abstract

This study investigates the impact of substituting red bean flour and red spinach flour on the organoleptic properties and nutritional value of fried meatballs (Basreng). Three treatments were tested: P1 (5% red bean flour and 5% red spinach flour), P2 (10% red bean flour and 10% red spinach flour), and P3 (15% red bean flour and 15% red spinach flour). Fifty third-semester nutrition students evaluated taste, texture, aroma, and color using a 5-point hedonic scale. Statistical analysis included normality tests, ANOVA for normally distributed data, and Kruskal-Wallis tests for non-normally distributed data, followed by Duncan or Mann-Whitney tests for significant differences. Results indicated that P1 was most favored in all sensory aspects. Increasing concentrations of red bean and red spinach flours resulted in a stronger taste and aroma of these ingredients, which overshadowed the chicken flavor. P3, though less preferred organoleptically, provided the highest nutritional value with 0.06 mg of iron per slice. This study highlights the balance between sensory acceptance and nutritional enhancement using local ingredients. While P1 is optimal for consumer preference, P3 offers significant nutritional benefits. The findings suggest that red bean and red spinach flours have potential in improving the health benefits of traditional snacks like Basreng
Co-Authors AAA Mirah Adi, AAA Mirah AGUSTINA SETIA Agustina Welhelmina Djuma Anak Agung Ayu Mirah Adi Anak Agung Ayu Mirah Adi Anak Agung Gede Sugianthara Anita Ch Sembiring Anita Ch Sembiring ANITA CHRISTINA SEMBIRING Anita Christina Sembiring Anita Sembiring ASWEROS UMBU ZOGARA Baunsele, Novianti P Bia, Michael B. Christina R. Nenotek Costa, Santa Luciana D V da Costa, Santa Luciana Da da Costa, Santa L. D. Da Costa, Santa Luciana Demu, Yohanes Don Bosko Hafsah Aziz K Kayumu Hasan, Tobianus Hayati, Zahratul Juni Gressilda L Juni Gressilda Louisa Sine Kayumu, Hafsah Aziz K Kleden, Simon S L.Sin, Juni Gressilda Lalu Khairul Abdi Loaloka, Meirina S Maria Goreti Pantaleon Maria Goreti Pantaleon Maria Helena D Nita Maria Helena Dua Nita Maria Helena Dua Nita Maria Helena Dua Nita Maria Helena Dua Nita Marni Marni Marselina Yuliana A Lobo Mauludiyah, Zaida Meirina S Loaloka Meirina Sulastri Loaloka MIRONG, IGNASENSIA DUA Naiaki, Rosina Chasandra Nenotek, Christina R. Nina Primasari, Nina Nita, Maria Helena D Nita, Maria Helena Dua Norma Tiku Kambuno Nubatonis, Melkisedek O pakae, maria angela Peka, Faustina Menu Peni, Jane A Ruaida, Nilfar Sammeng, Wahyuni Santa Luciana da Costa Santi Aprilian Lestaluhu Sarita, Sultina Sembiring, Anita Ch Seran, Agustina A Sine, Juni Gresilda L Sine, Juni Gressilda L Sine, Juni Gressilda L. Suhaema Suhaema, Suhaema Tresha Efatasia Indah Keo Utama, Lalu Juntra Valensia, Yualeny Yohanes Don Bosko Demu Yohanes Don Bosko Demu Yualeni Valensia Yunisrul Yunisrul Yunita, Lina Yustiari Yustiari Zuardi, Zuardi