Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L.) Terhadap Produktivitas Telur Tetas Ayam Strain Lohmann Brown Dengan Ayam Bangkok Melalui Inseminasi Buatan Mubarokah, Wida Wahidah; Rizky Muzaka, Muhammad Iqbal; Awaludin, Aan; Listyowati, Andang Andiani; Makmun, Lutfan; Purwono, Edi; Akbarrizki, Muzizat
Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu Vol. 7 No. 1 (2025): April
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppt.v7i1.1447

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan level yang tepat dalam pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap produktivitas telur hasil persilangan ayam strain Lohmann Brown dengan ayam Bangkok melalui inseminasi buatan. Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu. Bahan penelitian meliputi 72 ekor induk ayam ras petelur, pejantan ayam Bangkok, dan ekstrak daun kemangi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu P0 (tanpa pemberian perlakuan), P1 (2,5 ml ekstrak daun kemangi), P2 (5 ml ekstrak daun kemangi), P3 (7,5 ml ekstrak daun kemangi). Variabel yang diamati adalah produksi telur dan berat telur tetas. Metode analisis data menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan yang nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kemangi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produktivitas yaitu produksi telur dan berat telur tetas. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dengan dosis 5 ml dapat meningkatkan produktivitas meliputi produksi telur dan berat telur tetas.
POPULATION OF Ascaridia galli ACCORDING TO ITS PREDILECTION AFTER BEING TREATED WITH ARECA NUT INFUSION AND ITS ECONOMIC ANALYSIS Sudarmanto, Bambang; akbarrizki, muzizat; mubarokah, wida wahidah
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 16, No 1 (2022): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v16i1.24968

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of Areca catechu Crude Aqueous Extract (ACCAE) as an anthelmintic, the number ofAscaridia galli worms in the duodenum, jejunum, and ileum after treatment, and an economic analysis. In this study, 50 female chickens wereused. The chickens were divided into 5 groups: Treatment 1, negative control (P1), which was given aquadestylates; treatment 2 (P2), which wasgiven infusion of ACCAE at a dose of 26 mg/mL; treatment 3 (P3), which was given infusion of ACCAE at a dose of 53 mg/mL; treatment 4(P4), which was given ACCAE with a dose of 79 mg/mL; and treatment 5 (P5) (positive control with pyrantel pamoat). Each group consisted of10 chickens. An examination was carried out that included weighing the population of adult worms according to their predilection 14 days aftertreatment. Weighing was carried out at the beginning before treatment, on the 7th day after treatment and on the 14th day after treatment. Thechickens were then euthenized, the intestinal worms were counted, and the economic analysis was calculated. Based on the results of the study, itcan be concluded that the best dose for removing A. galli worms is 79 mg/mL, and the location of the predilection of the intestine where the mostworms are found is the jejunum and the least is in the ileum. Economically, the highest income was obtained from treatment 4, namely the groupwith infusion of areca nut at a dose of 79 mg/mL.
STUDY OF Coleus amboinicus STEM EXTRACT IN INHIBITING MACROPHAGE CD-68 EXPRESSION IN WISTAR RATS WITH URIC ACID-INDUCED NEPHROPATHY Solfaine, Rondius; Mubarokah, Wida Wahidah; Muniroh, Lailatul
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 13, No 3 (2019): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v13i3.14266

Abstract

The purpose of this study was to evaluate effect of Coleus amboinicus (CA) stem extracts on uric acid-induced nephropathy by comparingthe levels of Macrophage CD-68 expression and concentration of serum Cystatine C (CYS C ) in Wistar rats. Twenty-four male Wistar rats(Rattus norvegicus) with a body weight (bw) of 200-250 g, were allocated into three groups, with eight animals per group. The rats in controlgroup (PO) received 0.1% carboxymethyl cellulose (CMC) solution orally The rats in group 2 (P1) were orally induced with uric acid (UA) (500mg/kg) and oxonic acid (OA) (750 mg/kg.) and the rats in group 3 (P2) received uric acid (500 mg/kg), oxonic acid (750 mg/kg), and 500 mg/kgof the CA stem extracts for 35 days. Bloods were collected for analysis of serum CYS C expression and concentration of serum creatinine andblood nitrogen urea (BUN). The rats in all groups were sacrificed for kidney tissue extractions for macrophage CD-68 identification andhistopathology analysis. The levels of CYS C concentrations were analyzed by Avidin-Horseradish Peroxidase (HRP) Sandwich-ELISA. Theresults showed that Coleus amboinicus stem extract at dose of 500 mg/kg bw can significantly reduce BUN and creatinine levels (P0.05), whileCys C levels were not different. In the treatment group (P2) compared with group (P1). CD-68 (ED-1) macrophage activity decreasedsignificantly (P0.05) in the treatment group (P2) compared to the control group and (P1). Nephrophaty induction using UA and OA causessevere kidney lesions characterized by degeneration, necrosis and inflammation of the renal tubules and glomerulus in the treatment group.
IN VITRO DEVELOPMENT OF Ascaridia galli EGGS INTO INFECTIVE EGGS AND LARVAE OF STADIUM 2 (L2) Mubarokah, Wida Wahidah; Kurniasih, Kurniasih; Nurcahyo, Wisnu; Prastowo, Joko
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 13, No 1 (2019): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v13i1.12978

Abstract

The study aimed at finding out the development of Ascaridia galli (A. gall) eggs that were given aerator treatment and those without aerator treatment into infective eggs and L2 through in vitro culture. Each treatments has 108,000 eggs assigned to 8 groups of 1,000; 2,000; 3,000; 4,000; 5,000; 6,000; 7,000; and 8,000 eggs, respectively with 3 repetitions. Female A. galli were collected from the small intestinal lumen of naturally infected domestic chickens. The eggs collected from the uterus of adult female A. galli were incubated in sterile aquadest at ambient temperature for 45 days (without aerator) and 25 days (with aerator) to obtain the infective eggs and the L2. The number of the infective eggs and hatched L2 were counted under stereo microscope. Data were analysed descriptively. There were 97.740 eggs (90.5%) in the groups without aerator developed into infective eggs and 77,040 eggs (71.3%) developed into the L2. Meanwhile, there were 101,847 eggs (94.3%) in the groups with the aerator developed into the infective eggs and88.722 eggs (82.15%) hatched L2. It is concluded that the eggs collected from worms uterus had high viability and the aerator application shortened the developing period of the A. galli worms.
Optimization Strategy for Organic Rice Business Management SNI (Standar Nasional Indonesia) Upland Project in the Highlands Magelang District Central Java Province Mubarokah, Wida Wahidah; Nurdayati, Nurdayati; Purwono, Edi; Makmun, Lutfan; Akbarrizki, Muzizat; Maretta, Hermasani Tya; Setyaji, Teguh
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2023): Desember
Publisher : UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v20i2.1130

Abstract

Upaya pengembangan beras organik di dataran tinggi Kabupaten Magelang didukung melalui kegiatan The Development of Integrated Farming System in UPLAND Areas (UPLAND), pada lahan padi seluas 2.000 ha. Kegiatan utama UPLAND project meliputi pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian, pengembangan budidaya padi organik, bantuan alat mesin pertanian, alat transportasi, serta microfinance. Tujuan penelitian adalah menyusun strategi optimasi pengelolaan usaha beras organik berdasar SNI. Pendekatan penelitian bersifat diskriptif exploratory dengan responden 80 orang. Penentuan lokasi penelitian di 3 kawasan percontohan UPLAND di wilayah Kabupaten Magelang dilakukan secara purposive sampling, Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Juli sd. September 2023. Analisis data meliputi uji validitas dan reliabilitas, analisis matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Exsternal Factor Evaluation), analisis deskriptif general elektrik dilanjutkan SWOT . Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergitas subsistem agribisnis beras organik dari hulu hingga hilir berupa subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi,  subsistem usahatani (on farm), subsistem pengolahan dan penyimpanan hasil, subsistem pemasaran dan subsistem jasa penunjang untuk faktor strategis internal dalam kondisi sedang dengan nilai 2.50, sedangkan faktor strategis ekternal dalam kondisi kuat dengan nilai 3.30. Simpulan berdasarkan hasil analisis kondisi IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) dan EFAS (External Factors Analysis Strategy) dalam mengembangan padi organik di 3 wilayah dataran tinggi Kabupaten Magelang yang paling ideal dengan Strategi S-O, yakni : 1) Optimalisasi ketersediaan dan teknologi alat/alat/mesin pertanian, usaha jasa peralatan dan mesin pertanian, sarana produksi pertanian, teknologi mitigasi iklim yang ada; 2) Memanfaatkan secara maksimal dukungan mitra kerja/fasilitas hulu dan lembaga pengawas/fasilitasi/swasta/pemerintah yang memberikan perhatian besar.
Dukungan Kelembagaan Pertanian bagi Petani Millenial di Era Disrupsi Pertanian Cerdas (Smart Farming) (Kajian Keberlanjutan Pembangunan Pertanian di Provinsi Jawa Tengah) Makmun, Lutfan; Kameo, Daniel Daud; Sunaryanto, Lasmono Tri; Mubarokah, Wida Wahidah
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2024): Juli
Publisher : UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v21i1.1195

Abstract

Dukungan kelembagaan pertanian bagi petani millenial di era disrupsi pertanian cerdas (smart farming) sangat menentukan keberlanjutan pembangunan pertanian. Tujuan penelitian antara lain : 1) menganalisis dukungan kelembagaan pertanian bagi petani millenial di era disrupsi pertanian cerdas (smart farming); 2) menyusun rekomendasi perbaikan dukungan kelembagaan pertanian untuk keberlanjutan pembangunan pertanian era disrupsi pertanian cerdas. Penelitian dirancang mengunakan metode/ prosedur survei berpendekatan kuantitatif, didukung oleh data kualitatif explanatory. Penelitian dilakukan 6 bulan dari bulan Maret - Agustus 2023.Sampel penelitian adalah petani millenial usia 17-39 tahun dari 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah berjumlah 216, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif, menggunakan uji analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan software IBM AMOS. Pengujian model keseluruhan (overal/fit) dilakukan uji validitas, reliabilitas, normalitas, outlier dan analisis pengaruh. Hasil analisis pengaruh model akhir, rata-rata signifikansi 0,02 sehingga dikatakan berpengaruh karena nilai signifikansi <0,05. Berdasarkan hasil analisis dukungan kelembagaan pertanian bagi petani millenial di era disrupsi pertanian cerdas (smart farming) disimpulkan, dukungan kelembagaan pertanian kepada petani millenial (X2) memperoleh nilai rata – rata 2.74 masuk dalam kategori tidak/ belum baik. Keberlanjutan pertanian meliputi keberlanjutan : ekonomi (Z1), keberlanjutan sosial (Z2), ketahanan lingkungan (Z3) rata – rata keberlanjutan pembangunan pertanian sebesar 2.74 masuk kategori kurang/ rendah (less sustainable). Rekomendasi perbaikan dukungan kelembagaan pertanian untuk keberlanjutan pembangunan pertanian antara lain : 1) optimalisasi kelembagaan petani yang dimiliki petani melalui penguatan kemampuan merencanakan, mengorganisir anggota; kemampuan melaksanakan kegiatan; pengendalian; pelaporan; pengembangan kepemimpinan kelompok tani; 2) optimalisasi kelembagaan swasta dan swadaya masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan fungsi selain sebagai pemasok sarana produksi pertanian dan pemasar hasil panen petani millenial juga sebagai pelopor keberlanjuan pembangunan pertanian khususnya aspek keberlanjutan lingkungan.
Model Pendampingan Generasi Millennial Sektor Pertanian Berkelanjutan melalui Optimalisasi Pemberdayaan Asset Social Movement menghadapi Era Pertanian Cerdas Digital 4.0 (Digital Smart Farming 4.0) Nurdayati, Nurdayati; Sudarmanto, Bambang; Mubarokah, Wida Wahidah; Purwono, Edi; Makmun, Lutfan; Akbarrizki, Muzizat -
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2024): Juli
Publisher : UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v21i1.1196

Abstract

Pendampingan generasi millennial sektor pertanian berkelanjutan melalui optimalisasi pemberdayaan asset social movement menghadapi era pertanian cerdas digital 4.0 (digital smart farming 4.0) merupakan salah isu strategis saat ini. Tujuan utama penelitian : menganalisis dan membangun model pendampingan generasi millennial sektor pertanian menghadapi era pertanian cerdas digital 4.0 (digital smart farming 4.0) yang ideal. Pendekatan penelitian mengunakan multimetode triangulasi atau metode campuran dengan strategi sekuensial kuantitatif – kualitatif. Analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan software IBM AMOS. Pengujian model keseluruhan (overal/fit) dilakukan uji validitas, reliabilitas, normalitas, outlier dan analisis pengaruh. Hasil analisis pengaruh model akhir, rata-rata signifikansi 0,02 (berpengaruh) karena nilai signifikansi <0,05. Kontribusi variable bebas terhadap tidak bebas dengan R square 0,924, kontribusi variable Y terhadap Z sebesar 92,4%. Penelitian dilakukan 6 bulan (Maret - Agustus 2023). Sampel penelitian adalah petani millennial usia 17-39 tahun dari 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah berjumlah 216, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian : Nilai rata – rata pemberdayaan asset pergerakan sosial/ social movement pada aspek kemampuan petani millennial berupa: kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi sosial sebesar 2.77 (tidak/belum baik). Nilai rata – rata sub sistem pertanian 2.79 (tidak/belum baik). Nilai rata – rata teknologi smart farming 2.75 (tidak/ belum baik). Nilai rata – rata keberlanjutan pembangunan pertanian 2.74 masuk kategori kurang/ rendah (less sustainable). Model perbaikan pendampingan generasi millennial agar ideal dan optimal dapat dilakukan dengan : 1) peningkatan kemampuan berupa: kompetensi teknis, manajerial, sosial melalui penyuluhan, pelatihan dan  memperbanyak pengalaman lapangan  dalam hal pemilihan  komoditas yang tepat dan penerapan manajemen standar operasional usaha yang baik; 2) sinergisitas sub sistem  agribisnis dari hulu hingga hilir oleh petani millennial dan stakeholder terkait sehingga tercipta efiesiensi usaha; 3) penerapan teknologi smart farming oleh petani millennial terutama pada proses produksi, pasca panen/ pengolahan hasil dan promosi dan pemasaran; 3) peningkatan kesadaran dalam menerapkan keseimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan dituangkan dalam Skenario business as usual (BAU) dan strategi bisnis.
Analisis Kompetensi Petani Millennial dalam Mendukung Keberlanjutan Usaha (Studi Kemampuan Teknis, Manajerial dan Sosial Petani Millennial di Jawa Tengah) Sudarmanto, Bambang Sudarmanto; Nurdayati, Nurdayati; Mubarokah, Wida Wahidah; Purwono, Edi; Akbarrizki, Muzizat; Makmun, Lutfan
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2024): Juli
Publisher : UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v21i1.1199

Abstract

Kompetensi petani millennial meliputi kompetensi teknis, manajerial dan sosial memiliki peran strategis dalam keberlanjutan usaha. Penelitian bertujuan untuk: 1) mengetahui gambaran umum wilayah penelitian dan karakteristik responden penelitian; 2) menganalisis dan menyusun rekomendasi peningkatan kompetensi petani millennial dalam mendukung keberlanjutan usaha dari aspek kemampuan teknis, manajerial dan sosial. Penelitian mengunakan metode/ prosedur survei dengan pendekatan kuantitatif, didukung data kualitatif explanatory. Penelitian dilakukan 6 bulan (Maret - Agustus 2023). Sampel penelitian adalah petani millennial usia 17-39 tahun dari 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah berjumlah 216, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan software IBM AMOS. Pengujian model keseluruhan (overal/fit) dilakukan uji validitas, reliabilitas, normalitas, outlier dan analisis pengaruh. Hasil analisis pengaruh model akhir, rata-rata signifikan 0,02 (nilai signifikansi <0,05). Hasil analisis penelitian, kompetensi petani millennial (X1) mencakup: kompetensi teknis, manajerial, sosial dalam kategori sedang (2.77). Keberlanjutan usaha (Z) meliputi keberlanjutan ekonomi (profit), sosial (people), lingkungan (planet) masuk kategori sedang sebesar (2.91) atau quite sustainable. Rekomendasi untuk meningkatkan keberlanjutan usaha dapat dengan menerapkan prinsip sinergitas kompetensi yang baik untuk keberlanjutan usaha berbasis people, profit, dan plane dalam perencanaan hingga pelaksanaan usaha tani. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui peningkatan kompetensi teknis berupa: peningkatan kemampuan pemilihan komoditas berorientasi jangka panjang, kemampuan inovasi usaha/ budidaya dengan penerapan smart farming, peningkatan kemampuan pasca panen dan pemasaran. Peningkatan kompetensi manajerial berupa: kemampuan merencanakan usaha, mengelola sumberdaya dan usaha, mengelola jejaring kemitraan, mengelola konflik, mengelola modal usaha. Kemampuan sosial berupa: kemampuan mengembangkan pendidikan dan latihan, mengembangkan organisasi, mengembangkan kelompok, mengembangkan kerjasama sosial/ corporate social responsibility (CSR).
Gambaran Kasus Paramphistomiasis Pada Sapi Bali (Bos sondaicus) Berdasarkan Data Hasil Pemeriksaan Post Mortem Pada Hewan Kurban Purwono, Edi; Mubarokah, Wida Wahidah; Makmun, Lutfan; Akbarrizki, Muzizat
AgriMalS Vol 5 No 2 (2025): Volume 5 Nomor 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kotabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47637/agrimals.v5i2.1957

Abstract

Paramphistomiasis is one of the important parasitic diseases that affect ruminant animals. This disease is caused by infection with flatworms (trematodes) of the genus Paramphistomum. These worms can cause disturbances in the digestive tract of livestock, which can ultimately reduce the productivity of the livestock being raised and even lead to the death of the animals. The objective of this study was to determine the prevalence of Paramphistomiasis in cattle slaughtered during the Idul Adha holiday in Manokwari Regency, West Papua Province, through post-mortem examination or examination conducted after the slaughtering process was completed. This study is a survey study. The study population consists of cattle slaughtered during the Idul Adha holiday in Manokwari Regency, West Papua Province. Sampling was conducted using non-probability sampling techniques, with 202 samples collected using purposive sampling methods. The results of the study indicate that 71 samples out of the total number of sacrificial animals slaughtered during Eid al-Adha tested positive for infection with Paramphistomum sp, with a prevalence rate of 35%, as evidenced by the detection of Paramphistomum sp worms following slaughter and rumen organ dissection. Based on the results and discussion, it can be concluded that the incidence of paramphistomiasis in Manokwari Regency is relatively high. This is likely due to inadequate management practices and the continued use of a semi-intensive management system.