Claim Missing Document
Check
Articles

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBANTUAN APLIKASI SEVIMA EDLINK Asih Rosanti; Alifiani Alifiani; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 15, No 33 (2020): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.148 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dan manakah yang lebih baik antara kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol serta keterkaitan antara hasil data analisis kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (mix methods) dengan desain sequential explanatory yaitu menganalisis hasil data kuantitatif pada tahap pertama dan menganalisis hasil data kualitatif pada tahap kedua. Jenis penelitian yaitu quasi experimental design yang menggunakan teknik pengambilan sampel dengan Convenience Sampling. Populasi dalam penelitian adalah seluruh kelas VIII di MTsN 1 Buleleng, sampel pada penelitian ini adalah kelas VIIID dan VIIIF. Instrumen yang digunakan pada penelitian kuantitatif berupa  pretest dan posttest, sedangkan pada penelitian kualitatif berupa observasi, catatan lapangan dan wawamcara. Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif diperoleh nilai Sig = 0,024 < 0,05 yang artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk uji satu pihak kemampuan berpikir kritis matematis diperoleh thitung > ttabel atau 2,333 > 2,012 dengan df = 46 yang artinya kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Sedangkan analisis data kualitatif menunjukkan bahwa subjek penelitian kelas eksperimen lebih menguasai indikator-indikator kemampuan berpikir kritis matematis, sehingga keterkaitan hasil analisis kuantitatif dan kualitatif dapat mendukung, melengkapi, dan memperkuat hasil analisis data kuantitatif.
KARAKTERISASI BERPIKIR REFLEKTIF PESERTA DIDIK DALAM MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA PADA BANGUN SEGIEMPAT KELAS VII BERDASARKAN TEORI POLYA Lulut Ernin Maharani; Anies Fuady; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 16, No 12 (2021): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1803.383 KB)

Abstract

Abstrak : Berpikir reflektif adalah sesuatu yang dilakukan dengan aktif, gigih, dan penuh pertimbangan dengan keyakinan yang didukung oleh alasan yang jelas dan dapat  membuat suatu kesimpulan. Maka melalui kegiatan berpikir  reflektif ini peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri serta bertanggungjawab. Dalam menyelesaikan  masalah peserta didik  bebas menentukan  strategi, rumus, atau caranya menurut pemikirannya sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan kondisi didalam kelas agar peserta didik berpikir reflektif dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteriasi berpikir reflektif peserta didik dalam memecahkan soal matematika pada bangun segiempat kelas VII berdasarkan teori polya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena akan menghasilkan data tertulis berkaitan dengan data pemecahan soal matematika dengan subpokok bahasan bangun persegi panjang yang menggambarkan proses berpikir reflektif peserta didik kelas VII. Prosedur  pemilian subjek menggunakan purposive sampling. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini yaitu tes, wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dibutuhkan untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya melalui verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dibagi menjadi 3 tipe yaitu : tipe terurut lengkap bisa melewati semua fase berpikir reflektif dan di teori polya bisa melewati semua tahapan. Tipe terurut tidak lengkap peserta didik bisa melewati 3 fase berpikir reflektif tetapi tidak sempurna dan di teori polya peserta didik bisa melewati semua tahapan tetapi tidak sempurna. Tipe tidak  lengkap peserta didik bisa melewati 2 fase berpikir reflektif tetapi  tidak sempurna dan di teori polya peserta didik bisa melewati 3 tahapan tetapi tidak sempurna.Kata kunci: berpikir reflektif, memecahkan soal matematika, bangun segiempat, teori polya
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ARTICULATE STORYLINE BERBANTUAN VIDEO SMOOTHDRAW PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII Fedrik Andhika Firmansyah; Isbadar Nursit; Alifiani Alifiani
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 16, No 32 (2021): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.277 KB)

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan media pembelajaran interaktif menggunakan Articulate Storyline berbantuan video SmoothDraw pada materi garis dan sudut kelass VII. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan ADDIE yang meliputi 5 tahap yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). Subjek dalam penelitian pengembangan ini meliputi ahli media, ahli desain dan media pembelajaran, 3 praktisi, dan 10 pengguna (user) dari MTs Negeri 4 Malang. Analisis data dalam penelitian pengembangan ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari skor angket validasi produk dan data kualitatif diperoleh dari komentar dan saran pada angket validasi produk. Berdasarkan hasil penelitian, pada analisis kebutuhan terhadap 5 guru dan 73 peserta didik, secara berturut-turut diperoleh persentase sebesar 85% dan 83,1%, sehingga diperoleh kesimpulan guru dan peserta didik membutuhkan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis data validasi ahli dan praktisi diperoleh rata-rata per validator ahli media adalah 3,83; rata-rata per validator ahli desain dan media pembelajaran adalah 3,75; dan rata-rata per validator praktisi adalah 3,65. Sehingga, diperoleh rata-rata dari semua validator ahli dan praktisi adalah 3,74. Sehingga, dapat disimpulkan jika produk dinyatakan valid dan tidak memerlukan revisi. Pada validasi uji coba pengguna (user) yang melibatkan 10 peserta didik kelas VII, diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 3,55. Sehingga, dapat disimpulkan jika produk dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: pengembangan, media pembelajaran interaktif, articulate storyline, video smoothdraw, garis dan sudut AbstractThe purpose of this research is to produce interactive learning media using Articulate Storyline assisted by SmoothDraw video on line and angle material for class VII. This research is a development research that uses the ADDIE development model which includes 5 stages, namely analysis, design, development, implementation, and evaluation. The subjects in this development research include media experts, design and learning media experts, 3 practitioners, and 10 users from MTs Negeri 4 Malang. Data analysis in this development research is quantitative and qualitative data analysis. Quantitative data obtained from the product validation questionnaire scores and qualitative data obtained from comments and suggestions on the product validation questionnaire. Based on the results of the study, in the needs analysis of 5 teachers and 73 students, the percentages of 85% and 83.1% respectively were obtained, so that it was concluded that teachers and students needed interactive learning media to be developed. Based on the results of expert and practitioner validation data analysis, the average validator per media expert was 3.83; the average per validator of design experts and learning media is 3.75; and the average per practitioner validator is 3.65. Thus, the average of all expert and practitioner validators is 3.74. So, it can be concluded if the product is declared valid and does not require revision. In the validation of the user trial involving 10 students of class VII, the overall average was 3.55. So, it can be concluded if the product is declared valid and can be used in the learning process. Keyword: development, interactive learning media, articulate storyline, video smoothdraw, lines and angels
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Self Efficacy Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII SMP Negeri 1 Dau Koviva Wijayanti; Surahmat Surahmat; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 16, No 9 (2021): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.05 KB)

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara-cara siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah ditinjau dari self efficacy siswa dan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari self efficacy siswa pada materi himpunan kelas VII SMP Negeri 1 Dau. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif- kualitatif. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Dau. Subjek penelitian yang dipilih selanjutnya dikategorikan ke dalam klasifikasi tingkat self efficacy tinggi, sedang, dan rendah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu tes, angket, dan wawancara. Instrumennya adalah soal tes, angket, dan pedoman wawancara. Hasil peneitian disajikan berdasarkan klasifikasi tingkat self efficacy yang kemudian mendeskripsikan bagaimana cara- cara yang dilakukan oleh siswa dalam menjawab soal tes kemampuan pemecahan masalah. Adapun cara-cara tersebut yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan mengecek kembali. Hasil rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis pada setiap klasifikasi tingkat self efficacy yaitu 80,8 untuk tingkat klasifikasi tinggi, 70,7 untuk tingkat klasifikasi sedang, dan 63,1 untuk tingkat klasifikasi rendah.Kata kunci: kemampuan pemecahan masalah matematis, self efficacy, himpunan
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN TEACHING (WBT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAVID KOLB PADA MATERI SEGIEMPAT Amiliya Nisaul Khusna; Sunismi Sunismi; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 14, No 9 (2019): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.235 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, dan untuk mendeskripsikan keterkaitan antara hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ditinjau dari gaya belajar David Kolb melalui metode pembelajaran WBT. Pendekatan dalam penelitian ini adalah mixed research jenis sequential explanatory. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa SMPN 15 Malang sebanyak 282 siswa.  Sampel dipilih melalui teknik cluster random sampling (kelas VII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol). Data kuantitatif melalui hasil tes dan angket gaya belajar. Analisis data kuantitatif menggunakan uji ANOVA dua jalur. Sedangkan penelitian kualitatif menggunakan desain deskriptif kualitatif. Data kualitatif diperoleh hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan. Hasil penelitian data kuantitatif diperoleh nilai  artinya terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ditinjau dari gaya belajar David Kolb antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan pada hasil penelitian kualitatif disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Whole Brain Teaching (WBT) sangat efektif, diminati oleh peserta didik dan metode pembelajaran ini memicu keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini, penelitian kualitatif yang dilakukan pada tahap kedua diperoleh hasil yang dapat mendukung, melengkapi, dan memperkuat data kuantitatif. Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Gaya Belajar David Kolb, Metode    Pembelajaran Whole Brain Teaching (WBT). AbstractThe objectives of this study were to find out the differences of students' abilities in solving mathematic problem, to describe students' abilities in solving mathematic problem, and to describe the correlation between quantitative and qualitative analysis towards students' abilities in solving mathematic problem based on David Kold's learning style with WBT learning method. The approach of this study was mixed research in the form of sequential explanatory. The population of this study was the whole students of SMPN 15 Malang consisting of 282 students. The sample was chosen through cluster random sampling technique (VII G as experimental class and VII F as control class). The quantitative data was taken from test result and learning style questionnaire and was analyzed using two way ANOVA. Meanwhile, the qualitative design was describtive qualitative. The qualitative data was taken from observation, interview and field note. The result of qualitative analysis was sig = 0,027 < 0,05 which mean that there were differences of students' abilities in solving mathematic problems based on David Kolb learning style between experimental class and control class. However, according to qualitative result, the application of Whole Brain Teaching (WBT) method was extremely effective, interested by the students, and motivating students in learning process. In this study, the qualitative result could support, complete and strengthen the quantitative data. Keywords: Abilities in Solving Mathematic Problem, David Kolb’s Learning Style,Whole Brain Teaching (WBT) Learning Method.
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK DITINJAU DARI SELF CONCEPT PADA MATERI LINGKARAN KELAS VIII SMP AL FATTAH SINGOSARI Nabila Safirotuz Zahiroh; Surahmat Surahmat; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 17, No 20 (2022): Jurnal Penelitian,Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.933 KB)

Abstract

Memiliki kemampuan komunikasi matematis dan self concept menjadi bagian terpenting dalam proses pembelajaran matematika. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan cara peserta didik dalam menyelesaikan soal kemampuan komunikasi matematis, serta tingkat kemampuan komunikasi matematis yang ditinjau dari self concept pada materi lingkaran kelas VIII. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 6 peserta didik. Instrumen penelitian ini meliputi angket self concept, tes kemampuan komunikasi matematis dan wawancara. Sumber data yang digunakan yakni peserta didik kelas VIII SMP Al Fattah Singosari. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan kesimpulan. 1) cara peserta didik dalam menyelesaikan soal tes kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari sekf concept peserta didik kelas VIII pada materi lingkaran yaitu : a) peserta didik dengan self concept tinggi  mampu menyelesaikan soal dengan baik artinya peserta didik mampu memenuhi seluruh indikator kemampuan komunikasi matematis, b) peserta didik dengan self concept sedang mampu menyelesaikan beberapa soal dengan tepat artinya peserta didik hanya mampu memenuhi 2 indikator kemampuan komunikasi matematis, c) peserta didik dengan self concept rendah belum mampu menyelesaikan soal dengan tepat yang artinya peserta didik belum mampu memenuhi semua indikator kemampuan komunikasi matematis. 2) tingkat kemampuan komunikasi matematis: a) peserta didik dengan self concept tinggi memiliki nilai rata-rata 82 yaitu masuk dalam kategori kemampuan komunikasi matematis tinggi, b) peserta didik dengan self concept sedang memiliki nilai rata-rata 62,4 yaitu masuk dalam kategori kemampuan komunikasi matematis sedang, c) peserta didik dengan self concept rendah memiliki nilai rata-rata 27,5 yaitu masuk dalam kategori kemampuan komunikasi matematis rendah. Kata kunci: Kemampuan komunikasi matematis, Self concept, Lingkaran
PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL REMAP TPSS PADA MATERI KUBUS DAN BALOK Moh Arisyur Rahman; Sunismi Sunismi; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 14, No 9 (2019): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.315 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui adanya perbedaan pemahaman konsep peserta didik antara pembelajaran yang menggunakan model REMAP TPSS  dengan metode konvensional; (2) Untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan berikir kritis peserta didik antara pembelajaran yang menggunakan model REMAP TPSS dengan metode konvensional; (3) Untuk mendeskripsikan secara lebih detail pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara pembelajaran yang menggunakan model REMAP TPSS dengan metode konvensional; (4) Untuk mendeskripsikan keterkaitan antara data kuantitatif dan kualitatif terhadap pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan pembelajaran yang menggunakan model REMAP TPSS. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mix methods dengan desain sequential explanatory. Populasi pada penelitian kuantitatif ini sebanyak 138 peserta didik kelas VIII SMPN 1 Rembang Pasuruan dengan sampel penelitian yaitu VIII-C dan VIII-D dan menggunakan teknik cluster random sampling. Sedangkan pada penelitian kualitatif teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari: tes, lembar observasi, lembar catatan lapangan, dan pedoman wawancara. Pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis peserta didik antara pembelajaran yang menggunakan model REMAP TPSS dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Kata kunci: pemahaman konsep, kemampuan berpikir kritis, dan model REMAP TPSS
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MULTIPLE SOLUTION TASK DITINJAU DARI SELF-REGULATED LEARNING SISWA KELAS VII-B SMP DIPONEGORO TUMPANG Fina Putri Damayanti; Isbadar Nursit; Yayan Eryk Setiawan
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 17, No 18 (2022): Jurnal Penelitian,Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.272 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah multiple solution task ditinjau dari self-regulated learning tinggi; (2) untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah multiple solution task ditinjau dari self-regulated learning sedang; (3) untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah multiple solution task ditinjau dari self-regulated learning rendah. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B dan dipilih 4 siswa untuk dijadikan subjek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, tes dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan melalui 3 tahap yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) subjek dengan kategori Self-regulated learning tinggi dapat memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan yaitu: mampu memahami masalah dengan baik, dapat memberikan jawaban yang bervariasi, serta dapat memberikan jawaban yang baru secara terperinci dan cukup jelas. Sehingga dapat dikategorikan dalam TKBK 4 (sangat kreatif); (2) subjek dengan kategori Self-regulated learning sedang menunjukkan bahwa tingkat keterampilan berpikir kreatif yang berbeda-beda. Subjek pertama yang memenuhi dua indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu: mampu memahami masalah dengan cukup baik, serta dapat memberikan jawaban yang bervariasi. Sehingga subjek tersebut dikategorikan dalam TKBK 3 (kreatif). Sedangkan subjek kedua yang hanya memenuhi indikator fleksibilitas yaitu dari dua soal hanya mampu memberikan masing-masing satu jawaban dan dijawab dengan benar, sehingga subjek tersebut dikategorikan dalam TKBK 2 (cukup kreatif); (3) subjek dengan kategori Self-regulated learning rendah tidak mampu memenuhi ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif, artinya subjek tersebut tidak dapat memahami dan menyelesaikan masalah dengan baik sehingga dikategorikan dengan TKBK 0 (tidak kreatif).Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif, Multiple Solution Task, Self-Regulated Learning
KARAKTERISASI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP PLUS ZAINUL HASAN PADA PEMECAHAN MASALAH STATISTIKA Fifi Maulidatil Wahidah; Surya Sari Faradiba; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 16, No 19 (2021): Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.695 KB)

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakterisasi kemampuan penalaran matematis siswa kelas VII SMP Plus Zainul Hasan pada pemecahan masalah statistika. Indikator kemampuan penalaran dengan menggunakan tahapan pemecahan masalah, yaitu pada tahap memahami masalah memuat indikator menyajikan pernyataan matematika secara tertulis gambar dan grafik, pada tahap meyusun rencana memuat indikator melakukan manipulasi, pada tahap melaksanakan rencana memuat indikator memberikan alasan atau bukti, pada tahap memeriksa kembali memuat indikator menarik kesimpulan dan memeriksa keshahihan argumen. Fokus penelitian adalah menganalisis karakterisasi kemampuan penalaran matematis siswa kelas VII SMP Plus Zainul Hasan pada pemecahan masalah statistika. Jenis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah 3 siswa kelas VII yang dipilih berdasarkan tingkat kemampuan penalaran matematis siswa yang didapatkan dari hasil tes kemampuan penalaran matematis. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes kemampuan penalaran matematis, lembar pedoman observasi dan lembar pedoman wawancara. Penelitian ini dilakukan melalui luring pada tanggal 29 mei sampai dengan 5 juni. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa subjek 1 (kemampuan penalaran tinggi) mampu menunjukkan indikator menyajikan pernyataan matematika secara tertulis gambar dan grafik, melakukan manipulasi, memberikan alasan atau bukti, menarik kesimpulan dan memeriksa keshahihan argumen; subjek 2 (kemampuan penalaran sedang) mampu menunjukkan indikator menyajikan pernyataan matematika secara tertulis gambar dan grafik, melakukan manipulasi, memberikan alasan atau bukti, dan memeriksa keshahihan argumen; subjek 3 (kemampuan penalaran rendah) mampu menunjukkan indikator menyajikan pernyataan matematika secara tertulis gambar dan grafik, melakukan manipulasi.Kata kunci: penalaran matematis, pemecahan masalah, statistika
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING BERBANTUAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI TRIGONOMETRI PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 MANTUP Titik Rahayu Widyawati; Siti Nurul Hasana; Isbadar Nursit
Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran Vol 17, No 14 (2022): Jurnal Penelitian,Pendidikan, dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.497 KB)

Abstract

Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan dan membandingkan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik yang menggunakan model pembelajaran probing prompting berbantuan time token dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain kuasi eksperimen kelompok tak setara. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Mantup Lamongan tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah 134 peserta didik. Jenis pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non random sampling yaitu purposive sampling. Berdasarkan uji hipotesis meggunakan uji Mann-Whitney dengan bantuan software SPSS 25 dengan taraf nyata 5% diperoleh hasil uji hipotesis dua pihak nilai Sig(2-tailed) = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara peserta didik kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran probing prompting berbantuan time token dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Selanjutnya, hasil uji hipotesis satu pihak menunjukkan nilai  atau -3,87865972 < 0.55964, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran probing prompting berbantuan time token lebih baik dibandingkan dengan peserta didik pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Karena terdapat perbedaan dan kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol, maka disimpulkan bahwa model pembelajaran probing prompting berbantuan time token efektif diterapkan pada kemampuan berpikir kritis peserta didik dibandingkan dengan model pembelajaran eksporitori. Kata Kunci: model pembelajaran probing prompting berbantuan time token, kemampuan berpikir kritis, trigonometri.
Co-Authors Aa Yuni Abdul Halim Fathani Agus Murniati Ahmad Faiz Praj Nanda Ahmad Fathonin Surya Ahmad Sufyan Zauri Ajar Nur Hidayatullah Alfiani Alfiani Alifiani, Alifiani Alifiani, Alifiani Amiliya Nisaul Khusna Aminnudin, Muhammad Azis Nur Anies Fuady Asih Rosanti Deviana Novita Sari Diana Lestari Didik Prastiyo Dimitri Auiya Urrahman Dita Hasanah Dwi Ratna Sari, Dwi Ratna Fadhila Kartika Sari Fedrik Andhika Firmansyah Fenny Putri Arfany Fifi Maulidatil Wahidah Fina Putri Damayanti Firdaus, Izzul Haq Candra Fitri Wahyuni Ganjar Setyo Widodo Gilang Herlambang Gusti Firda Khairunnisa Habibah, Siti Ummu Hamzah, Nadiyah Maharani Amir Intan Wulandari Wulandari Ivan Hartaji Ivan Hartaji Ivan Ivan Hartaji Jannah, Ukhti Raudhatul Jiwandono, Nahnu Robid Kamil, Syaifuddin Koviva Wijayanti Kuny Zakiyyatur Rosyidah Lailatul Fitria Linda Tri Lestari Lulut Ernin Maharani M. Faishol Arief Maulana, Faiz Miladiyah Miladiyah Moh Arisyur Rahman Moh Ridho Al Jauhariy Muhammad Ridho Hisbullah Muhammad Rifky Maulana Muna, Nailiatul Mustangin Mustangin Muzaqqi, Muhammah Ilham N, Moh Khoirul Mustagfirin Nabila Safirotuz Zahiroh Novelia Fransiska Nurul Azmi Nuse Aliyah Rahmati Pratama, Moch. Septian Yoga Rahaju, Rahaju Rahayu, Amelia Puji Raju Raju Regita Laely Nur Fitria Ria Rizka Rahmania Rizka Wahyu Alvina Rizqin Niyah RR. Ettie Rukmigarsari Ruf'aniyah, Ruf'aniyah Salsabilla Ryzka Amalia Siti Nurul Hasana Siti Ummu Habibah Siti Ummu Habibah Sunismi . Surahmat Surahmat Surya Sari Faradiba Syauqiy Syifa Titik Rahayu Widyawati Ukhti Raudhatul Jannah Ulul Albab Umaimah Ummi Maghfirah Verdy, Andika Walida, Sikky El Yayan Eryk Setiawan Yula Milshteyn Zainal Abidin Zainal Abidin Zainal Abidin Zakiyatul Ilmiyah Zakiyatul Ilmiyah