Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

STUDI ETNOBOTANI & ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN OBAT DI DESA CIGUNUNGSARI KECAMATAN TEGALWARU KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT Neni Sri Gunarti; Eva Nurlina
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.616

Abstract

ABSTRAK Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang biasa digunakan oleh masyarakat di Indonesia sebagai bahan obat guna mengobati berbagai penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, cara pemanfaatan tanaman, serta kesesuaian antara pengetahuan masyarakat desa Cigunungsari secara empiris dengan kajian etnofarmokologi yang sudah di teliti sebelumnya. Metode penelitian yang di gunakan dengan teknik metode snowball sampling yaitu pemilihan informan di dapat dari rekomendasi informan sebelumnya . Penelitian di lakukan dengan cara wawancara dan penyajian data dengan cara kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur persentase sitasi. Hasil menunjukan terdapat 23 jenis tanaman obat yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat di desa Cigunungsari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten karawang. Bagian tanaman yang sering digunakan yaitu daun sebanyak 69,7%, cara penggunaan yang sering dilakukan yaitu dengan cara diminum sebanyak 73,91%, dan cara pengolahan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara di rebus yaitu sebanyak 56,52%, serta tidak semua tanaman memiliki kesesuaian dengan kajian etnofarmakologi mengenai khasiat dari tanaman tersebut. Kata kunci : Etnobotani, etnofarmakologi, tumbuhan obat, snowball sampling. ABSTRACT Medicinal plants are plants commonly used by people in Indonesia as medicinal ingredients to treat various diseases. The purpose of this study was to determine the types of plants, parts of plants used, how to use the plants, and the suitability between the knowledge of the Cigunungsari village people empirically with ethnopharmocological studies that have been studied previously. The research was conducted by interviewing and presenting data in a quantitative way by measuring the percentage of citations. The results showed that there were 23 types of medicinal plants used as medicine by the community in the village of Cigunungsari. Parts of plants that are often used are leaves as much as 69.7%, the method of use that is often done is by drinking as much as 73.91%, and the method of processing most often done is by boiling as much as 56.52%. Keywords: Ethnobotany, ethnopharmacology, medicinal plants, snowball sampling.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa Lia Fikayuniar; Neni Sri Gunarti; Mellya Apriliani
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 4 No 1 (2019): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/farmasi.v4i1.618

Abstract

ABSTRAK Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae. Senyawa aktif yang terkandung dalam rimpang kunyit (Curcuma longa L.) mampu bekerja sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma longa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstraksi dilakukan dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi paper disk dengan masing-masing konsentrasi ekstrak 10%, 20%, 30%, 40% b/v. Kontrol positif yang digunakan adalah Ciprofloxacin sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah DMSO. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol rimpang kunyit mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan terpenoid. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol rimpang kunyit dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan konsentrasi 40% merupakan konsentrasi yang memberikan diameter zona hambat terbesar terhadap kedua bakteri uji yaitu 8,63 mm dan 7,8 mm. Kata Kunci : aktivitas antibakteri, Curcuma longa L., Staphylococcus aureus, ABSTRACT Turmeric (Curcuma longa L.) is one type of medicinal plant that belongs to the Zingiberaceae family. The active compounds contained in the Curcuma longa L. rhizome can work as antibacterial. This study aims to determine the antibacterial activity of the ethanol extract of Curcuma longa L. Antibacterial activity testing was carried out using the paper disk diffusion method with each extract concentration of 10%, 20%, 30%, 40%. The positive control used was Ciprofloxacin while the negative control used was DMSO. The results of phytochemical screening of the ethanol extract of Curcuma longa L. rhizome contain alkaloids, flavonoids, phenols, tannins and terpenoids. Based on the results of the study, the ethanol extract of turmeric rhizome can inhibit Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa bacteria at concentrations of 10%, 20%, 30%, 40% and 40% concentrations which give the largest inhibition zone diameter of the two test bacteria which is 8.63 mm and 7.8 mm. Keywords: antibacterial activity, Curcuma longa L., Staphylococcus aureus,
Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di Desa Kutalanggeng dan Kutamaneuh Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang Jawa Barat Neni Sri Gunarti; Lia Fikayuniar; Nurlidia Hidayat
Majalah Farmasetika Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i0.36668

Abstract

Pengetahuan tentang keanekaragaman jenis tumbuhan serta khasiat dari tanaman yang digunakan sebagai obat biasanya di dapatkan secara empiris. Desa Kutalanggeng dan Kutamaneh merupakan bagian dari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang yang merupakan daerah pegunungan dan masih terbatas sarana kesehatan sehingga masyarakat menggunakan tanaman untuk pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, cara pemanfaatan tanaman sebagai pengobatan di desa Kutalanggeng dan Kutamaneuh. Metode pengumpulan data dengan metode survei dan wawancara secara snowball sampling. Informan dipilih dengan metode purpose sampling. Penyajian data dengan cara kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur persentase (%) sitasi. Hasil penelitian menunjukan terdapat 30 jenis tanaman obat dari 20 famili yang digunakan sebagai obat oleh masyarakat di desa Kutalanggeng dan Kutamaneuh Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang. Bagian tanaman yang sering digunakan yaitu daun dengan % sitasi 83,3%, cara penggunaan yang sering dilakukan yaitu dengan cara diminum dengan % sitasi 70,00%, dan cara pengolahan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara di rebus dengan % sitasi 63,33%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada 30 jenis tanaman dari 20 famili yang digunakan sebagai tumbuhan obat di Desa Kutalanggeung dan Kutamaneuh. Pemanfaatan tanaman banyak menggunakan bagian daun yang diolah dengan cara direbus dan penggunaannya dengan cara diminum.
Uji Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol beberapa Tumbuhan Famili Asteraceae Surya Amal; Neni Sri Gunarti; Kankan Prama Soebakti; Dinda Gusti Mahdalena; Nida Nur Fadhillah; Himyatul Hidayah
Majalah Farmasetika Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i0.36673

Abstract

Tumbuhan famili Asteraceae sering digunakan masyarakat sebagai obat tradisional. Efek farmakologi tumbuhan Asteraceae dapat dikaitkan dengan berbagai senyawa fitokimia, termasuk polifenol, asam fenolik, flavonoid, asetilena dan triterpen. Flavonoid telah terbukti memiliki aktivitas tinggi untuk penghambatan terhadap xantin oksidase, dan ditemukan memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar asam urat dalam serum. Tujuan penelitian ini untuk menguji aktivitas antihiperurisemia ekstrak etanol beberapa tumbuhan anggota famili Asteraceae (Taraxacum officinale, Crassocephalum crepidioides, Elephantopus scaber, Gynura procumbens, Ageratum conyzoides, Sonchus arvensis, Gynura divaricate) terhadap hewan uji mencit (Mus musculus). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan menggunakan hewan uji mencit jantan galur Balb/c. Pada penelitian ini kadar   asam urat diukur menggunakan metode POCT (Point of Care Testing) dengan alat UA Sure. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua tumbuhan famili Asteraceae yang diuji positif mengandung senyawa flavonoid. Tumbuhan yang memberikan efek antihiperurisemia paling tinggi dalam menurunkan kadar asam urat yaitu ekstrak etanol Tempuyung (Sonchus arvensis) pada dosis 500 mg/Kg BB dengan persentase penurunan sebesar 52% ± 0,2. Sedangkan penurunan paling terkecil pada ekstrak etanol Bandotan (Ageratum conyzoides) pada dosis 500 mg/KgBB dengan presentase penurunan sebesar 4,80% ± 0,01. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol beberapa tumbuhan famili Asteraceae berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar asam urat pada mencit dan memiliki potensi sebagai obat antihiperurisemia.
Flavonoid compounds of tapak liman plant (Elephantopus scaber) as antihyperuricemia Neni Sri Gunarti; Himyatul Hidayah
Jurnal Ilmiah Farmasi 2022: Special Issue
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.specialissue2022.art4

Abstract

Abstract   Background: Hyperuricemia is a condition where uric acid levels in the blood increase more than 6 mg/dL. Tapak liman (Elephantopus scaber) contains flavonoid compounds that are reported to inhibit the activity of the xanthine oxidase enzyme that causes hyperuricemia. Several Asteraceae tribes have activity as antihyperuricemia, one of which is the tapak liman plant (E. scaber) because of the compounds contained in the flavonoid group which has a working mechanism as an inhibitor of the xanthine oxidase enzyme.Objective: To determine the types of flavonoid compounds in tapak liman (E. scaber) plants that have antihyperuricemic activity.Method: This research is qualitative research using Literature Review Article (LRA) using Google Scholar, PubMed, ResearchGate, and Science direct databases with keywords related to the research topic, namely "Elephantopus scaber, antihyperuricemia, tapak liman, xanthine oxidase, flavonoids".Results: Compounds from the flavonoid group in tapak liman that have the potential as antihyperuricemia are luteolin compounds, luteolin-7-glucoside, quercetin, and rutin with the mechanism of inhibiting the activity of the xanthine oxidase enzyme.Conclusion: compounds from the flavonoid group in tapak liman that have the potential as antihyperuricemic compounds are luteolin, luteolin-7-glucoside, quercetin, and rutin.Keywords: Elephantopus scaber, antihyperuricemia, tapak liman, xanthine oxidase, flavonoids Intisari  Latar belakang: Hiperurisemia merupakan suatu kondisi terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah lebih dari 6 mg/dL. Tapak liman (E. scaber) mengandung  senyawa flavonoid yang dilaporkan dapat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase penyebab hiperurisemia. Beberapa suku Asteraceae memiliki aktivitas sebagai antihiperurisemia, salah satunya adalah tanaman tapak liman (E. scaber) karena adanya senyawa yang terkandung yaitu golongan flavonoid yang memiliki mekanisme kerja sebagai inhibitor enzim xanthin oksidase.Tujuan: Mengetahui jenis-jenis senyawa flavonoid dalam tanaman tapak liman (E. scaber) yang memiliki aktifitas sebagai antihiperurisemia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan Literature Review Article (LRA) menggunakan database Google Scholar, PubMed, ResearchGate dan Science direct dengan kata kunci yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu “Elephantopus scaber, antihiperurisemia, tapak liman, xantin oksidase, flavonoid”.Hasil: Senyawa golongan flavonoid pada tapak liman yang berpotensi sebagai antihiperurisemia yaitu senyawa  luteolin, luteolin-7-glukosida, kuersetin, dan rutin dengan mekanisme menghambat aktivitas enzim xantin oksidase.Kesimpulan: Senyawa golongan flavonoid pada tapak liman yang berpotensi sebagai antihiperurisemia yaitu senyawa  luteolin, luteolin-7-glukosida, kuersetin, dan rutinKata kunci : Elephantopus scaber, antihyperuricemia, tapak liman, xanthine oxidase, flavonoid
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN GEDI (Abelmoschus manihot L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Neni Sri Gunarti; Sri Carnia; Lia Fikayuniar
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i1.41

Abstract

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun gedi (Abelmoschus manihot L.) terhadap bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne dan Staphylococcus aureus) dengan menggunakan pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya. Metode difusi sumuran digunakan untuk melihat daya hambat dari masing – masing ekstrak yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan kepolaran tiga pelarut yaitu n-heksan, etil asetat, dan etanol 96% memberikan aktivitas penghambatan yang berbeda pada bakteri Propionibacterium acne, dan Staphylococcus aureus. Dimana ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat menunjukkan daya hambat yang besar dibandingkan ekstrak n-heksan terhadap bakteri Propionibacterium acne dengan zona hambat sebesar 34,52±1,48 mm, 30,38±0,93 mm, dan 21,70±2,20 mm. Sedangkan untuk bakteri Staphylococcus aureus ekstrak etanol 96% 30,58±1,96 mm, ekstrak etil asetat 31,06±1,18 mm, dan ekstrak n-heksan 23,81±6,14 mm. Daya hambat dari masing – masing pelarut termasuk kedalam kategori sangat kuat.
UJI SKRINING FITOKIMIA DARI AMILUM FAMILIA ZINGIBERACEAE Suci Wildatul Wahidah; Khuzaimah Nurul Fadhilah; Hadyani Nahhar; Saskia Nur Afifah; Neni Sri Gunarti
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i2.105

Abstract

Skrining fitokimia bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder yang terdapat pada amilum familia zingiberaceae meliputi pemeriksaan alkalaoid, flavonoid, polifenolat, tanin, kuinon, saponin, steroid dan terpenoid. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah amilum Kunyit (Curcuma Longa L.), amilum Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), amilum Jahe Merah (Zingiber officinale var.Rubrum), amilum Temu Putih (Curcuma zedoria), amilum Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.), amilum Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet Smith.), amilum Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum .val) dan amilum Lempuyang Pahit (Zingiber littorale .val). Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa amilum Jahe Merah (Zingiber officinale var.Rubrum) mengandung senyawa saponin dan alkaloid. amilum Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan kuinon, amilum Kunyit (Curcuma Longa L.) mengandung senyawa Alkaloid, flavonoid,saponin dan kuinon. Amilum amilum Temu Putih (Curcuma zedoria) mengandung senyawa alkaloid. ), amilum Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) mengandung senyawa alkaloid, amilum Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet Smith.) mengandung senyawa flavonoid, amilum Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum .val) mengandung senyawa flavonoid dan amilum Lempuyang Pahit (Zingiber littorale .val) mengandung senyawa flavonoid dan tanin.
POTENSI TANAMAN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA BERDASARKAN KANDUNGAN SENYAWA AKTIF : LITERATURE REVIEW ARTICLE Neni Sri Gunarti; Himyatul Hidayah; Annida Huril Adzkia; Iin Lidia Putama Mursal
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i2.129

Abstract

Hiperurisemia merupakan suatu kondisi dimana kadar asam urat didalam darah seseorang melampaui batas nilai normalnya. Hiperurisemia dapat disebabkan karena peningkatan metabolisme asam urat (overproduction), dengan penurunan ekskresi asam urat urin (underexcretion), atau kombinasi keduanya. Untuk mengobati hiperurisemia maka digunakan pengobatan secara alami salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah daun tempuyung (Sonchus arvensis L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tanaman tempuyung sebagai antihiperurisemia berdasarkan kandungan senyawa aktifnya. Dengan mengkaji beberapa literature yang berkaitan dengan hal tersebut, didapatkan hasil 7 artikel yang digunakan. Penelitian ini menggunakan Literature Review Article (LRA) yang merupakan sebuah metode yang sitematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identikasi. Maka, pencarian literature yang akan digunakan hanya terbatas pada penggunaan daun tempuyung sebagai antihiperurisemia yang dipublikasikan pada tahun 2010-2021. Proses pencarian literatur dilakukan melalui google schoolar dengan Kata kunci : “Sonchus arvensis L. and hyperuricemia”, “senyawa aktif dan Sonchus arvensis L. Flavonoid”. Berdasarkan literature review article yang dilakukan menunjukan bahwa tanaman daun tempuyung yang memiliki aktivitas antihiperurisemia dari golongan flavonoid dengan senyawa aktif apigenin, luteolin, apigenin-7-O-Glukosida, kaemferol, dan luteolin-7-O-Glukosida.
PENGARUH WAKTU DEASETILASI TERHADAP HASIL PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN DARI LIMBAH TULANG SOTONG (Sepiella inermis) Iin Lidia Putama Mursal; Lia Fikayuniar; Neni Sri Gunarti; Sudrajat Sugiharta; Rodiah Empon
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 3 (2021): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v1i3.206

Abstract

Tulang sotong (Sepiella inermis) berpotensi sebagai sumber kitosan. Kitosan merupakan polimer alami yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang salah satunya farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis kitosan dari limbah tulang sotong serta mempelajari pengaruh variasi waktu deasetilasi terhadap nilai rendemen, kadar air, kadar abu dan derajat deasetilasi. Untuk mensintesis kitosan dilakukan sintesis kitin terlebih dahulu dengan dua proses yaitu : demineralisasi dan deproteinisasi. Selanjutnya untuk sintesis kitosan ada pada proses deasetilasi menggunakan NaOH 60 % dengan perbandingan antara sampel dan pelarut yaitu 1:10 (b/v) dan variasi waktu deasetilasi yaitu 4 jam, 6 jam dan 8 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rendemen, kadar air, kadar abu dan derajat deasetilasi telah memenuhi persyaratan standar mutu kitosan dan nilai yang diperoleh menurun dikarenakan bertambahnya waktu deasetilasi namun untuk kadar air, tidak dipengaruhi oleh waktu deasetilasi, dan juga tulang sotong ini berpotensi untuk dijadikan bahan untuk membuat kitosan, hal ini didasarkan pada hasil FTIR karena memiliki gugus -OH, gugus -NH, serta tidak munculnya gugus C=O dari gugus amida yang merupakan karakteristik dari terbentuknya kitosan.
REVIEW ARTICLE : AKTIVITAS FARMAKOLOGI DAN SENYAWA KIMIA PADA TANAMAN KANGKUNG PAGAR (Ipomoea carnea Jacq.) Aan Setia Asih; Indriyani; Vinkan Kemala Kurnia; Neni Sri Gunarti
Jurnal Buana Farma Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v2i1.338

Abstract

Ipomoea carnea which is a member of the Convolvulaceae family. Ipomoea carnea is known as a hedge plant and in recent times it is commonly known as a weed. This plant can live in terrestrial areas or near water or puddles. Ipomoea carnea contains chemical compounds, among others, flavonoids, phenols, tannins, saponins, alkaloids, and polyphenols. using a literature review study method that was reviewed based on 25 journals. The results from various studies showed that Ipomoea carnea plant has pharmacological activities such as antioxidant, anti-inflammatory, antidiabetic, anticancer, antifungal, hepatoprotective activity, and immunomodulator.
Co-Authors Aan Setia Asih Abriyani, Ermi Adinda Khansa Sundara Alisya Nabila Agustin Amal, Surya Amalia, Sulastri Anita Fajriyani Annida Huril Adzkia Berlianna Nur Afiddah Bintang Larasati Bintang Larasati Dedy Frianto Desri Ayu Lestari Dewi Sheyka Meli Dheandra Mariska Wibowo Dinda Aisyah Dinda Gusti Mahdalena Dyah Anggun Eko Sri Wahyuningsih Eko Sri Wahyuningsih Eko Sri Wahyuningsih Eko Sri Wahyuningsih Eni Nuraeni Eva Nurlina Evi Tania Fadhila Utari Farhamzah Farid Ahmad Fikayuniar, Lia Firlie Bastia Putty Zahra Fitri Nurulliza Utami Hadyani Nahhar Hardiyanti Pajri Rizki Hari Kusumawati, Anggun Himyatul - Hidayah Himyatul Hidayah Himyatul Hidayah Himyatul Hidayah Iin Lidia Putama Mursal Iin Lidia Putama Mursal Indah Sari Amanatun Nisa Indah Indriani Sukmawati Indriyani Intan Nur Laili Izzah Irma Rahmawati Kankan Prama Soebakti Khuzaimah Nurul Fadhilah Lilis Tuslinah Mardiana, Lina Aliyani Maulana Yusuf Alkandahri Maulana Yusuf Alkandahri Maya Arfania Melisa Puspitasari Mellya Apriliani Mira Octaviani Malik Nida Nur Fadhillah Nisa Nur Azizah Nuria Ludvi Azizi Budiono Nurlidia Hidayat Putri Agustina Putri Agustina Putri Agustina Putri Aulia Qori Putri Suciyanti Retna Ayu Septiani Ridwanulah, Dadan Rizkya Roswati H.Hanapi Rodiah Empon Saeful Amin Saskia Nur Afifah Satrio Adi Putra Selviani Eka Suci shofia aulia Silky Maulina Siska Ratna Dewi Siti Lulu Lutfiah Siti Ningrum Ratna Ningsih Sri Ayu Winarti Sri Carnia Sri Tantia Dinita Sri Wahyuningsih, Eko Suci Wildatul Wahidah Sudrajat Sugiharta Sudrajat Sugiharta Sugiharta, Sudrajat Surya Amal Surya Amal Sylva Ayu Widya Cahyati Tita Ruhdiana Utari, Fadhila Vera Nurviana Vinkan Kemala Kurnia Wanda Indriyani Windi Ikhtianingsih Yuliana Latifah Yuliani Dewi