Indri Mulyasari
Program Studi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo, Semarang, Indonesia

Published : 55 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN PANJANG BADAN LAHIR, BERAT BADAN LAHIR DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 7-24 BULAN DI DESA WONOREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG Andini, Virnalia; Maryanto, Sugeng; Mulyasari, Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.60

Abstract

Background :Stunting is a chronic malnutrition problem caused by inadequate nutritional intake in a long time due to feeding which is not in accordance with nutritional needs. Birth weight, birth length, breastfeeding, gestational age, maternal parenting, sanitation and environmental health are factors that cause ofstunting. Objective :The study aims to find outthe correlation between birth length, birth weight and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in the age group 7-24 months in Wonorejo Village, Pringapus District, Semarang Regency Method :The study was cross sectional approach. The population were all children aged 7-24 months. The sample were taken by Proportional Random Sampling with 74 respondents. Univariate data analysis with frequency distribution and bivariate using kendall’s tau correlation test. Retrieving data with interviews and anthropometric measurements. Results :The percentage of short body length is 47.3%, percentage of body weight is less than 41.9%, percentage not exclusive breastfeeding is 86.5%, and stunting of 62.2%. There is a significant relationship between birth length, birth weight and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting (p < 0,0001 ; p < 0,0001 ; p = 0,003). Conclusion :There is a correlation between birth length, birth weight and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in the age group 7-24 months in Wonorejo Village, Pringapus District, Semarang Regency. Abstrak : Latarbelakang : Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Berat badan lahir, panjang badan lahir, pemberian ASI, usia kehamilan, pola asuh ibu, sanitasi dan kesehatan lingkungan merupakan faktor terjadi stunting. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta usia 7-24 bulan di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Metode : Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh baduta berusia 7-24 bulan. Sampel ditentukan dengan Proportional Random Sampling sejumlah 74 responden. Analisis data univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji korelasi kendall’s tau. Pengambilan data dengan wawancara dan pengukuran antropometri. Hasil : Presentase panjang badan lahir pendek sebesar 47,3%, berat badan lahir kurang sebesar 41,9%, tidak ASI eksklusif sebesar 86,5%, dan stunting sebanyak 62,2%. Terdapat hubungan yang bermakna antara panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting (p < 0,0001 ; p < 0,0001 ; p = 0,003). Simpulan : Terdapat hubungan antara panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta usia 7-24 bulan di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
Profil Glukosa Darah pada Wanita Usia 31 – 45 Tahun dan Kebiasaan Konsumsi Nasi Jagung di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Umi Novianingtyas; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 1 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i1.77

Abstract

Nasi jagung contains water soluble fiber in the form of gum and pectin which affects of gastric emptying and metabolic effects. Nasi Jagung is one source of fiber that can control blood glucose levels. This research aims to knowing the relationship between nasi jagung consumption habits and blood glucose profile in women 31-45 years old at Dawung, Candirejo village Pringapus district Semarang Regency. This study was cross sectional. Population was women aged 31-45 years old at Dawung, Candirejo Village Pringapus Subdistrict Semarang Regency as many as 78 people. Determined by purposive sampling technique. The habit of corn rice consumption was measured by the Semi Quantitative FFQ interview. Blood glucose profiles were measured using a glucometer. Data analysis was using Kendall tau correlation test (α = 0.05). Most of the respondents (77,2%) eat nasi jagung in occasionally category, (19,3%) in constantly category, and (3,5%) never eat nasi jagung in previous month. Most of the respondent’s blood glucose profiles were normal (93,0%). (5,2%) prediabets and (1,8%) hypoglycemia. There was no correlation between the habits of nasi jagung consumption and blood glucose profile in women 31-45 years old at Dawung, Candirejo Village Pringapus District Semarang Regency (p = 0.847). There was no correlation between the habits of nasi jagung consumption and blood glucose profile in women 31-45 years old at Dawung, Candirejo Village Pringapus District Semarang Regency. Abstrak : Nasi Jagung memiliki kandungan serat larut air berupa gum dan pektin yang berpengaruh pada waktu pengosongan lambung dan efek metabolik. Sehingga nasi jagung menjadi salah satu sumber serat yang dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi nasi jagung dan profil glukosa darah pada wanita usia 31-45 tahun di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Pendekatan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh wanita usia 31 – 45 tahun di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang sebanyak 78 orang. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Kebiasaan konsumsi nasi jagung diukur dengan wawancara FFQ Semi Quantitative. Profil glukosa darah diukur menggunakan alat glukometer. Analisis data menggunakan uji korelasi kendall tau (α = 0.05). Sebagian besar responden memiliki kebiasaan konsumsi nasi jagung kategori kadang-kadang yaitu sebesar (77,2%), sisanya kategori selalu/sering sebesar (19,3%), dan tidak pernah sebesar (3,5%). Profil glukosa darah responden sebagian besar kategori normal yaitu (93,0%). (5,2%) prediabetes dan (1,8%) hipoglikemia. Tidak ada hubungan kebiasaan konsumsi nasi jagung dan profil glukosa darah pada wanita usia 31-45 tahun di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang (p=0.847). Tidak ada hubungan kebiasaan konsumsi nasi jagung dan profil glukosa darah pada wanita usia 31-45 tahun di Dusun Dawung Desa Candirejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
Factors Related To The Event Of Less Nutrition In Children Age 37-59 Months In The Center Of Public Health In Kaubele District Biboki Moenleu North Central Timor Regency Elisabeth Usfal; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 13 No 1 (2021): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v13i1.106

Abstract

Malnutrition problems in children under five can be influenced by energy intake, protein intake and the incidence of diarrhea. The purpose of the study was a factors associated with the incident of malnutrition in children aged 37-59 months at The Center Of Public Health Kaubele Moenleu Biboki District North Central Timor Regency.This study was a correlation descriptive study with a cross sectional approach. The sample consisted of 78 toddlers at the Kaubele The Center Of Public Health, Biboki Moenleu District, North Central Timor Regency, taken by proportional random sampling technique. Data collection instrument using secondary data from weighing results, kueisoner, form SFFQ. Data analysis using chi-square (α = 0.05). The result of this study indicated that there were intake energy good 8 toddlers ( 10.3 % ) , energy less 70 toddlers ( 89.7 % ); protein intake more 2 toddlers ( 2.6 % ) , protein good 32 toddlers ( 41.0 % ) , less 44 toddlers ( 56.4 % ); toddlers who do not diarrhea 36 toddlers ( 46.2 % ) , diarrhea 42 toddlers ( 53.8 % ); toddlers normal weight of 30 toddlers ( 38.5 % ) , toddlers weight less 48 toddlers ( 61.5 % ); There is correlation between intake energy , protein intake and the chain diarrhea with the genesis malnutrition in toddlers ( p = 0.025, p = 0.002 and p = 0.000 ). There is correlation between intake energy , protein intake and the chain diarrhea with the genesis malnutrition in toddlers 37-59 months in The Center Of Public Health Kaubele Biboki Moenleu District North Central Timor Regency.
Hubungan Konsumsi Ikan Asin Dengan Tekanan Darah Pada LakiLaki Usia 45-59 Tahun Di Dusun Bulu Kelurahan Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Ayu Marlinda Sari; Indri Mulyasari; Meilita Dwi Paundrianagari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 14 (2015): JURAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang :Ikan asin merupakan salah satu makanan yang dibuat melalui prosespenggaraman. Penambahan garam yang lebih dari 20% dari berat ikan. Konsumsi dalam jumlahyang berlebih dapat memicu terjadinya hipertensi.Tujuan : Mengetahui hubungan antara konsumsi ikan asin dengan tekanan darah pada laki-lakiusia 45-59 tahun di Dusun Bulu Kelurahan Kalongan Kecamatan Ungaran Timur KabupatenSemarang.Metode : Penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh laki-laki usia 45-59 yang berada di Dusun Bulu, dengan jumlah sampelsebesar 73 orang yang ditentukan berdasarkan metode total sampling. Tekanan darah dan konsumsiikan asin diukur dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa dan metode FFQSemiquantitatif. Analisis univariat dilakukan secara deskriptif, sedangkan analisis bivariatmenggunakan uji korelasi kendall tau dengan nilai α = 0,05.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden mengkonsumsi ikan asindengan kategori lebih yaitu 63,01%, sedangkan kategori cukup yaitu 36,99%. Sebanyak 54,8%responden memiliki tekanan darah tinggi, 17,8% pre hipertensi dan 27,4% normal. Ada hubunganjumlah konsumsi ikan asin dengan tekanan darah pada laki-laki usia 45-59 tahun di Dusun BuluKelurahan Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang (p = 0.001).Simpulan : Ada hubungan jumlah konsumsi ikan asin dengan tekanan darah pada laki-laki usia 45-59 tahun di Dusun Bulu Kelurahan Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.
HUBUNGAN ASUPAN AIR PUTIH DENGAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DAN PERSEN LEMAK TUBUH Indri Mulyasari; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 14 (2015): JURAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh (IMT) dan persen lemaktubuh tinggi berisiko menderita sindrom metabolik. Beberapa penelitian melaporkan asupanair putih berhubungan dengan IMT dan persen lemak tubuh. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan kebiasaan asupan air putih dengan Indeks Massa Tubuh menurut Umur(IMT/U) dan persen lemak tubuh.Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitianberusia 11-15 tahu sejumlah 88 orang menggunakan teknik simple random sampling. Analisisbivariat menggunakan uji spearman (=0,05).Hasil penelitian menunjukkan variabel asupan air putih memiliki nilai median 1000 ml,IMT/U +0,0001 SD, dan persen lemak tubuh 20,7%. Ada hubungan antara asupan air putihdengan IMT/U (r=-303, p=0,004) dan persen lemak tubuh (r=-0,419, p=0,0001).Disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan air putih dengan IMT/U dan persen lemaktubuh.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI SUSU SAPI SEGAR DAN ASUPAN KALSIUM DENGAN STUNTING PADA ANAK USIA 7-9 TAHUN DI SDN 3 URUTSEWU KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI Anisa Puspitasari; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 17 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan salah satu akibat yang muncul dari keadaan kekurangan zat gizi yangberlangsung lama. Salah satu dari zat gizi tersebut adalah kalsium yang banyak dihasilkandengan konsumsi susu sapi segar. Konsumsi susu sapi segar dan asupan kalsium yang defisitakan berdampak pada terhambatnya pertumbuhan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara konsumsi susu sapi segar danasupan kalsium dengan Stunting Pada Anak Usia 7-9 Tahun Di SDN 3 Urutsewu KecamatanAmpel, Kabupaten Boyolali.Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh seluruh siswa yang berumur 7-9 tahun di SDN 3 UrutsewuKecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Didapatkan sampel 77 anak dengan metode totalsampling. Cara pengambilan data menggunakan microtoice dan FFQ semi kuantitatif.Analisis bivariat menggunakan uji pearson product moment (α= 0,05).Hasil penelitian ini adalah : konsumsi susu sapi segar paling banyak dalam kategori tinggiyaitu sebanyak (53,24%), kategori rendah (46,74%). Asupan kalsium paling banyak dalamkategori kurang yaitu sebanyak (46,74%), kategori cukup (35,06%), kategori lebih (18,20%).Stunting sebanyak 48 siswa (62,33%) dan tidak stunting 29 siswa (37,66%). Ada hubunganantara konsumsi susu sapi segar dengan stunting (p= 0,0001, r= 0,428). Ada hubungan antaraasupan kalsium dengan stunting (p =0,0001, r= 0,595).Disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi susu sapi segar dan asupan kasiumdengan stunting pada anak usia 7-9 tahun di SDN 3 Urutsewu, Kec. Ampel, Kab. Boyolali.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA SISWI SMA TEUKU UMAR SEMARANG Rina Oktaviani; Indri Mulyasari; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 17 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia pada usia remaja disebabkan oleh beberapa faktor yaitu seringnya meninggalkan waktu makan, konsumsi makanan jajanan yang rendah zat gizi, dan membatasi frekuensi makan. Dampak negatif kurangnya kadar Hb, berkurangnya konsentrasi, berkurangnya prestasi, berkurangnya semangat belajar, dan mudah terserang infeksi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, protein, dan zat besi dari makanan jajanan dengan kadar hemoglobin pada siswi SMA Teuku Umar Semarang. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Dengan populasi siswi di SMA Teuku Umar Semarang. Jumlah sampel sebesar 61 siswi diambil dengan metode proportional random sampling. Kadar hemoglobin diukur dengan hemoglobinometer digital, dan konsumsi makanan jajanan diukur menggunakan FFQ semi kuantitatif. Analisis data dengan menggunakan uji korelasi pearson product moment pada α 0,05). Rata-rata asupan energi pada siswi 33,1% denganpaling rendah 28,3%, dan paling tinggi 38,0%. Rata-rata asupan protein pada siswi 31,3% dengan paling rendah 27,6%, dan paling tinggi 33,5%. Rata–rata asupan zat besi pada siswi 36,3 % denganpaling rendah 23,5%, dan paling tinggi 43,4%. Ada hubungan antara asupan energi, asupan protein, asupan zat besi dengan kadar hemoglobin dengan nilai p-value secara runtut (p = 0,008), (p = 0,001), (p = 0,001). Ada hubungan antara asupan energi, protein, dan zat besi dari makanan jajanan dengan kadar hemoglobin pada siswi SMA Teuku Umar Semarang.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI (IMT/U) DENGAN DERAJAT SINDROM PRA MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI PONPES MAHIRUL HIKAM ASSALAFI PAYUDAN KENTENG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG Yuniati; Indri Mulyasari; Rahardjo Apriyatmoko
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 17 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seorang wanita pada masa remaja lebih rentan mengalami permasalahan yang terkaitpada saat menstruasi. Masalah yang cukup sering ditemukan adalah Sindrom Pra Menstruasi(SPM). Di Indonesia angka prevalensi dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usiareproduksi, yang terdiri dari 60-75 % mengalami SPM sedang dan berat. Salah satu penyebabterjadinya SPM adalah Status Gizi (IMT/U). Semakin tinggi skor IMT/U maka derajat SPMsemakin berat. Dampak SPM yang paling berat adalah terjadinya Pre Menstrual DysphoricDisorder (PMDD). Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan AntaraStatus Gizi (IMT/U) Dengan Derajat Sindrom Pra Menstruasi Pada Remaja Putri di PonpesMahirul Hikam Assalafi Payudan Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.Metode desain penelitian yang digunakan adalah Observasional Analitik denganpendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 85 responden. Pengambilansampel menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesionerdan pengukuran antropometri. Analisa bivariat menggunakan uji Kendall Tau dengan nilai pdengan α=0,05.Sebagian besar 31 responden (36,5%) memiliki status gizi (IMT/U) kategori gemukdan 44 responden (51,8%) mengalami derajat sindrom pra menstruasi dalam kategori sedang.Hasil analisa data menunjukkan ada hubungan antara Status Gizi (IMT/U) dengan DerajatSindrom Pra Menstruasi (p value sebesar 0,009).Disimpulkan bahwa ada Hubungan Antara Status Gizi (IMT/U) Dengan DerajatSindrom Pra Menstruasi Pada Remaja Putri di Ponpes Mahirul Hikam Assalafi PayudanKenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
HUBUNGAN ASUPAN AIR PUTIH DENGAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DAN PERSEN LEMAK TUBUH Indri Mulyasari; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 18 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh (IMT) dan persen lemaktubuh tinggi berisiko menderita sindrom metabolik. Beberapa penelitian melaporkan asupanair putih berhubungan dengan IMT dan persen lemak tubuh. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan kebiasaan asupan air putih dengan Indeks Massa Tubuh menurut Umur(IMT/U) dan persen lemak tubuh.Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitianberusia 11-15 tahu sejumlah 88 orang menggunakan teknik simple random sampling. Analisisbivariat menggunakan uji spearman (=0,05).Hasil penelitian menunjukkan variabel asupan air putih memiliki nilai median 1000 ml,IMT/U +0,0001 SD, dan persen lemak tubuh 20,7%. Ada hubungan antara asupan air putihdengan IMT/U (r=-303, p=0,004) dan persen lemak tubuh (r=-0,419, p=0,0001).Disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan air putih dengan IMT/U dan persen lemaktubuh.
HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI AIFARINA DENGAN STUNTING PADA BALITA 24-59 BULAN DI DESA URAHOU KECAMATAN HATULIA KABUPATEN ERMERA TIMOR LESTE Maria Bella Pereira; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 19 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Aifarina/singkong merupakan makanan pokok, dengan kandungan tinggi energi dan rendah protein. Mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi aifarina dengan stunting pada balita 24-59 bulan di Desa Urahou Kecamatan Hatulia Kabupaten Ermera Timor Leste. Studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita 24-59 bulan di Desa Urahou, Kecamatan Hatulia, Kabupaten Ermera, Timor Leste. Didapatkan sampel 94 balita dengan metode simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan microtoice dan FFQ semi kuantitatif. Analisis bivariat menggunakan spearman rank (α = 0,05). Rata-rata jumlah konsumsi aifarina pada balita adalah 88,24 gram dimana konsumsi paling rendah 50 gram dan konsumsi paling tinggi 150 gram. Rata-rata frekuensi konsumsi aifarina 4,62 kali per minggu. Frekuensi sering 43,6%, selalu 36,2%, dan jarang 20,2%. Stunting sebesar 23,54 % dengan rincian kategori pendek 54,3% dan sangat pendek 24,4 %. Ada hubungan antara jumlah konsumsi aifarina dengan stunting (p = 0,002) dan ada hubungan antara frekuensi konsumsi aifarina dengan stunting (p = 0,022) Ada hubungan antara kebiasaan dan frekuensi konsumsi aifarina dengan stunting pada balita di Desa Urahou Kecamatan Hatulia Kabupaten Ermera Timor Leste.