Indri Mulyasari
Program Studi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo, Semarang, Indonesia

Published : 55 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA KIDANG KECAMATAN PRAYA TIMUR KABUPATEN LOMBOK TENGAH Marni Trisnawati; Galeh S. Pontang; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 19 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan salah satu dampak masalah gizi dari asupan masa lampau yang diakibatkan oleh kurangnya asupan zat gizi makro dan mikro (seperti protein, vitamin A, seng), serta frekuensi terjadinya penyakit infeksi seperti diare serta berat badan lahir rendah (BBLR). Dampak dari Kejadian stunting adalah apatis, gangguan bicara, gangguan perkembangan dan penurunan skor IQ Tujuan penelitian ini untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Kidang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Desain penelitian adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 24-59 bulan di Desa Kidang. Didapatkan 90 sampel dengan pemilihan sampel menggunakan proportional random sampling. Pengambilan data menggunakan FFQ semikuantitatif dan wawancara lagsung. Analisis data menggunakan uji Chi Square (a=0,05) Asupan energi balita kategori lebih sejumlah 52,2%. Asupan protein balita kategori lebih sejumlah 48,9%. Asupan seng balita kategori lebih sejumlah 45,6%. Balita mengalami diare kategori sering yaitu 43,3%. Berat badan lahir balita yaitu kategori BBLR sejumlah 65,6%. Balita mengalami stuting 51,1% dan tidak stunting 48,9%. Ada hubungan antara asupan energi, protein seng (Zn), frekuensi diare dan BBLR dengan kejadian stunting (p=0,03; p=0,026; p=0,04; p=0,035; p=0,22). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di Desa Kidang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah adalah asupan energi, protein, seng, frekuensi diare dan berat badan lahir rendah.
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN FREKUENSI ISPA DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI DESA KAWENGEN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG Titin Ida Zulianingsih; Indri Mulyasari; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 19 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi dari asupan masa sekarang.Faktor yang mempengaruhi gizi kurang yaitu tingkat kecukupan energi, zat gizi makro, frekuensi terjadinya penyakit infeksi seperti ISPA dan diare yang akan berdampak tehadap terhambatnya pertumbuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan zat gizi makro dan frekuensi ISPA dengankejadian gizi kurang pada balita usia 12-59 bulan di Desa Kawengen Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Desain penelitian deskriptif korelasi menggunakan pendekatancross sectional.Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 12-59 bulan di Desa Kawengen. Didapatkan 88 sampel dengan pemilihan sampel menggunakan proportional random sampling. Pengambilan data menggunakan recall 3x24 jam dan wawancara lagsung. Analisisdata menggunakan uji kendall tau ( =0,05). Tingkat kecukupan kabohidrat paling banyak yaitu kategori baik yaitu 50%. Tingkatkecukupan protein paling banyak yaitu kategori baik dan kurang yaitu sama-sama 39,8%. Tingkat kecukupan lemak paling banyak yaitu kategori baik yaitu 65,9%. Paling banyak balita yang mengalami ISPA kategori jarang yaitu 65,9%. Balita yang mengalami gizi kurang 35,2% dan balita yang tidak gizi kurang 64,8%. Ada hubungan tingkat kecukupan protein dan frekuensi ISPA dengan kejadian gizi kurang (p=0,0001; p=0,0001). Tidak ada hubungan tingkat kecukupan karbohidrat dan lemak dengan kejadian gizi kurang (p=0,372; p=0,086). Ada hubungan tingkat kecukupan protein dan frekuensi ISPA dengan kejadiangizi kurang. Tidak ada hubunngan tingkat kecukupan karbohidrat dan lemak dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 12-59 bulan di Desa Kawengen Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten semarang.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BATITA DI DESA KEMIRI KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA Martha Nilawati; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 19 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi kurang atau buruk pada masa bayi dan anak –anak terutama pada umur kurang dari 3 tahun dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan jasmani dan kecerdasan anak. Faktor-faktor yang terkait dengan kejadian Gizi Kurang adalah tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, lama pemberian ASI, penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi kurang pada batita di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Metode dalam penelitian ini adalahStudi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 206 batita dengan sampel sebanyak 75 batita yang diambil menggunakan teknik proportional random sampling. Instrumen penelitian kuesioner dan Dacin. Analisis bivariat menggunakan Chi square dan Uji kendall tau (α=0,05). Tingkat kecukupan energi normal 39 batita (52%), tingkat kecukupan protein normal 50 batita (66,7%), lama pemberian ASI paling banyak memberikan ASI usia 13 sampai 24 bulan berjumlah 28 batita (37,3%), penyakit infeksi pada batita paling banyak sejumlah 34 batita (45,3%) dan batita yang tidak menderita penyakit infeksi sejumlah 41 batita (54,7%), serta kejadian gizi kurang pada batita sejumlah 32 batita (42,7) dan gizi baik sejumlah 43 batita (57,3%). Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara tingkat kecukupan energi (p= 0,0001) , tingkat kecukupan protein (p=0,001), lama pemberian ASI (p=0,002) dengan kejadian gizi kurang .Tidak ada hubungan antara penyakit infeksi dengan kejadian gizi kurang (p= 0,637). Ada hubungan antara tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein dan lama pemberian ASI dengan kejadian gizi kurang. Tidak ada hubungan antara penyakit infeksi dengan kejadian gizi kurang pada batita di Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.
FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA Indri Mulyasari; Dwi Agnes Setiana
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 20 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi stunting meningkat hingga 37,2%. Asupan protein yang kurang dan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) dapat mempengaruhi pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan protein dan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan stunting. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian berusia 36-59 bulan sejumlah 64 orang yang diambil menggunakan teknik proportional random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji Spearman (a=0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh subjek penelitian mengalami stunting, 12 (18,80%) sangat pendek dan 21 (32,80%) pendek. Sebagian besar asupan protein defisit, yaitu 28 (43,8%) defisit berat, 8 (12,5%) defisit sedang, dan 18 (28,1%) defisit ringan. Subjek penelitian sebanyak 20 (31,25%) balita memiliki riwayat BBLR dan 44 (68,75%) tidak BBLR. Asupan protein (r=0,753, p= 0,0001) dan BBLR (r=0,001, p=0,415) berhubungan bermakna dengan stunting. Disimpulkan bahwa asupan protein dan BBLR memiliki hubungan bermakna dengan stunting.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKRONUTRIEN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT (TLBK) PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN Nurhijah Ermadani; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : TLBK bagian trisep merupakan indikator obesitas yang menggambarkan distribusi lemak subkutan di daerah lengan atas. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak, protein, dan aktivitas fisik ringan dapat meningkatkan penyimpanan lemak di jaringan subkutan yang dapat mempengaruhi TLBK. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan makronutrien dan aktivitas fisik dengan TLBK pada remaja usia 13-15 tahun. Metode : Jenis penelitian ini adalah korelasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan populasi siswa SMP di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dan jumlah sampel 335 responden diambil dengan metode proporsional random sampling. Identitas dan asupan makronutrien diukur menggunakan kuesioner FFQ semi kuantitatif. Aktivitas fisik diukur menggunakan formulir recall 24 jam. TLBK bagian trisep diukur menggunakan skinfold caliper dengan ketelitian 0,01 mm. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Kendal Tau (=0,05). Hasil : Asupan karbohidrat, lemak, dan protein responden paling banyak dengan kategori lebih sebesar 54%, kategori defisit berat sebesar 36,4%, kategori normal sebesar 29%, sedangkan asupan karbohidrat, lemak, dan protein responden paling sedikit dengan kategori defisit sedang sebesar 3,9%, kategori defisit ringan sebesar 10,1%, kategori defisit sedang sebesar 11,9%. Aktivitas fisik responden paling banyak dengan kategori sedang sebesar 46,3%. TLBK responden paling banyak dengan kategori normal sebesar 49,2%. Tidak terdapat hubungan antara asupan makronutrien dan aktivitas fisik dengan tebal lemak bawah kulit (TLBK) pada remaja usia 13-15 tahun (p=0,534, p=0,277, p=0,354, dan p=0,585). Simpulan : Tidak ada hubungan antara asupan makronutrien dan aktivitas fisik dengan tebal lemak bawah kulit (TLBK) pada remaja usia 13-15 tahun.
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN YODIUM DENGAN KEJADIAN GONDOK PADA ANAK SD PRINGAPUS DAN SD KATAAN KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG Alpia Pebriana; Sugeng Maryanto; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI LAWAR DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA USIA 16-18 TAHUN DI SMA NEGERI 8 DENPASAR Ni Putu Tiara Saraswat; Indri Mulyasari; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Lawar merupakan salah satu makanan tradisional Bali yang saat ini makinpopuler dan luas konsumennya. Bahan utama pembuatan lawar adalah daging babi yangdicampur dengan sayuran. Daging babi memiliki kandungan lemak paling tinggi diantaradaging ayam, sapi, dan kelinci. Konsumsi tinggi lemak dapat mengakibatkan kegemukan.Prevalensi remaja gizi lebih di Bali tertinggi di Kota Denpasar sebesar 14.1%. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi lawar dengan status gizi padasiswa usia 16-18 tahun di SMA Negeri 8 Denpasar.Metode : Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruhsiswa kelas XI dan XII SMA Negeri 8 Denpasar dengan jumlah sampel 97 orang diambildengan teknik proportional random sampling. Kebiasaan konsumsi lawar diukur denganmelakukan wawancara FFQ Semi Quantitative. Status gizi dinilai dengan indeks antropometriIMT/U. Analisis data menggunakan program SPSS. Analisis bivariat menggunakan ujikorelasi kendall tau (α = 0.05).Hasil : Mayoritas responden memiliki kebiasaan konsumsi lawar termasuk dalam kategorisangat jarang yaitu sebesar 50.5%, sisanya dalam kategori sangat sering 17.5%, sering 16.5%,jarang 2.1%, dan tidak pernah 13.4%. Sebanyak 67.0% responden memiliki status gizi normal,18.6% overweight, 11.3% obesitas, dan 3.1% kurus. Tidak ada hubungan kebiasaan konsumsilawar dengan status gizi pada siswa usia 16-18 tahun di SMA Negeri 8 Denpasar (p = 0.129).Simpulan : Tidak terdapat hubungan kebiasaan konsumsi lawar dengan status gizi pada siswausia 16-18 tahun di SMA Negeri 8 Denpasar.
HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DARI MAKANAN JAJANAN DENGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL (RLPP) PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN DI KECAMATAN UNGARAN BARAT Candra Wulandari; Galeh Septiar Pontang; Indri Mulyasari
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : RLPP merupakan indikator obesitas sentral yang menggambarkandistribusi lemak di daerah perut. Konsumsi makanan jajanan tinggi energi, lemak dankarbohidrat dapat meningkatkan penyimpanan lemak di jaringan adiposa.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, lemak dan karbohidrat darimakanan jajanan dengan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) pada remaja usia 13-15tahun.Metode : Jenis penelitian ini adalah korelasional menggunakan pendekatan cross sectionaldengan populasi siswa SMP di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dan jumlahsampel 335 responden diambil dengan metode proportional random sampling. Asupan energi,lemak dan karbohidrat diukur menggunakan kuesioner FFQ semi kuantitatif. Lingkarpinggang dan panggul diukur menggunakan metline dengan ketelitian 0,1 cm. Analisisbivariat menggunakan uji korelasi Spearman (α = 0,05).Hasil : Rata-rata asupan energi, lemak dan karbohidrat dari makanan jajanan sebesar 932,24 ±448,80 kkal, 34,47 ± 28,79 gram, dan 158,49± 96,75 gram. Rata-rata RLPP responden sebesar0,80 ± 0,06. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dan karbohidrat darimakanan jajanan dengan RLPP (p = 0,02 dan p = 0,03). Tidak terdapat hubungan antaraasupan lemak dari makanan jajanan dengan RLPP (p = 0,06).Simpulan : Terdapat hubungan antara asupan energi dan karbohidrat dari makanan jajanandengan RLPP. Tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dari makanan jajanan denganRLPP.
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PASIEN DENGAN DAYA TERIMA MAKANAN PADA PASIEN DI RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL Novianti Dipura; Indri Mulyasari; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Daya terima makanan yang baik pada pasien dapat menunjang kesembuhanpenyakit yang diderita pasien. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi daya terimamakanan pada pasien yaitu kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan.Tujuan : Mengetahui hubungan antara kepuasan pasien dengan daya terima makanan padapasien di RSUD dr. H. Soewondo KendalMetode : Desain pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan crosssectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap di RSUD dr. H.Soewondo Kendal dan pemilihan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlahsampel sebanyak 55 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesionerkepuasan pelanggan untuk mengukur kepuasan pasien dan formulir comstock untukmengamati daya terima makanan pada menu makan siang. Analisis data yang digunakan yaituuji kendall tau (α = 0,05).Hasil penelitian : Sebagian besar pasien memiliki kepuasan kategori baik terhadappenyelanggaraan makan siang di RSUD dr. H. Soewondo Kendal yaitu sebesar 90,9% (50orang) dan sebesar 76,4% (42 orang) memiliki daya terima makanan kategori baik sertaterdapat hubungan bermakna antara kepuasan pasien dengan daya terima makanan padapasien di RSUD dr. H. Soewondo Kendal (p = 0,0001)Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan pasien dengan daya terimamakanan pada pasien di RSUD dr. H. Soewondo Kendal
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI DESA GONDORIYO KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG Rulivan Tarihan; Indri Mulyasari; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi anemia pada ibu hamil masih tinggi. Di Indonesia sebesar37,1%. Pola makan ibu hamil yang tidak teratur menyebabkan kurangnya asupan zat besisehingga terjadi anemia. Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh protein dan vitamin C. Anemiapada ibu hamil menyebabkan pendarahan waktu kelahiran dan menyebabkan gangguan padajanin. Tujuan: Mengetahui hubungan asupan protein, zat besi dan vitamin C dengan anemiapada ibu hamil trimester II dan III di Desa Gondoriyo Kecamatan Bergas KabupatenSemarang.Metode: Desain penelitian adalah deskriptif korelasi menggunakan pendekatan crosssectional. Populasi seluruh ibu hamil trimester II dan III di Desa Gondoriyo KecamatanBergas Kabupaten Semarang dengan jumlah sampel 42 ibu hamil menggunakan metodeteknik total sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan hemoglobinometer digital.Asupan protein, zat besi dan vitamin C diukur menggunakan kuesioner dan FFQ semikuantitatif, analisis data menggunakan uji korelasi Kendall Tau dengan nilai α ≤ 0,05.Hasil: Asupan protein lebih 9,5%, cukup 33,3%, kurang 57,1%, asupan zat besi lebih 50,0%,cukup 23,8%, kurang 26,2%, asupan vitamin C lebih 11,9%, cukup 40,5%, kurang 47,6%,tidak anemia 73,8%, anemia 26,2%. Ada hubungan asupan protein (p=0,018), asupan zat besi(p=0,001) dan asupan vitamin C (p=0,017) dengan anemia.Simpulan: Ada hubungan asupan protein, zat besi dan vitamin C dengan anemia pada ibuhamil trimester II dan III.