Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Analisis Durabilitas Campuran Split Mastic Asphalt (SMA) Terhadap Penggunaan Serat Selulosa (Serat Asbes) Alifuddin, Andi; Arifin, Winarno
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol. 5 No. 2 (2020): Jurnal Teknik Sipil MACCA
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/arj5m781

Abstract

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas perkerasan aspal adalah dengan modifikasi campuran dengan pemanfaatan bahan tambah seperti aspal-karet atau berbagai jenis serat yang memiliki viskositas yang lebih tinggi. Serat dalam beton aspal berfungsi untuk meningkatkan sifat-sifat campuran, misalnya dengan meningkatkan kekuatan material dan meningkatkan daktilitas. Penelitian ini bertujuan Menganalisis karateristik campuran Split Mastik Asphalt (SMA) dan ketahanan serta keawetan terhadap penggunaan serat selulosa (serat asbes) dengan melalukan variasi penggunaan serat selulosa sebesar 1%.2%,3%,4% dan 5% terhadap variasi kadar aspal masing-masing 6%,6,5%,7%,7,5% dan 8%. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kadar aspal optimim sebesar 7.5% dan persentase optimum penggunaan serat selulosa sebesar 2,81% dengan karatersitik campuran sebagai berikut: stabilitas (kg) 882,62 > 750, flow (mm) 2,75, VIM (%) 3,25 > 3, VMA (%) 19,83 >15, VFA (%) 83,59 > 76 dan MQ (kg/mm) 288,15 > 190. Campuran Split Mastic Asphalt (SMA) dengan penambahan serat selulosa memiliki sifat ketahanan dan durabilitas yang lebih tinggi yaitu dengan persentase kehilangan pada durasi waktu rendaman 8 hari sebesar 0,19% atau 1,47 kg dibandingkan dengan campuran SMA tanpa menggunakan serat selulosa yaitu dengan persentase kehilangan kekuatan 0,42 % atau 3,13 kg. Secara menyeluruh hasil pengujian memenuhi spesifikasi Bina Marga ≥75%.
Tinjauan Waktu dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bor Pile Metode Critical Chain Project Management (Kasus: Jembatan Phinisi Center Point of Indonesia) Idrus, Yasnawi; Arifin, Winarno; Maruddin, Mukti; Ulfah, Mariah; Mardiana, Yana
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol. 5 No. 3 (2020): Jurnal Teknik Sipil MACCA
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wkb7ya63

Abstract

Proyek pembangunan jembatan Phinisi Center Point of Indonesia terdiri dari beberapa macam pekerjaan sub structure seperti pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi bored pile. Pada bulan Januari sampai Maret mengalami keterlambatan progress. Schedule atau penjadwalan adalah unsur yang paling penting dalam pelaksanaan proyek. Namun didalam pelaksanaan jadwal cenderung tidak terpakai secara efektif dilapangan. Kondisi yang demikian mengakibatkan pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan time schedule proyek. Manajemen adalah kemampuan perusahaan atau instansi dalam merencanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Manajemen proyek adalah kemampuan perusahaan atau instansi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan target jangka pendek yang sudah dirumuskan sebelumnya. Manajemen proyek juga ditetapkan mengikuti time schedule yang telah ditetapkan. Ilmu manajemen proyek sudah sepatutnya dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian suatu proyek utamanya para manajer karena itu setiap stakeholder harus menjalankan perannya masing-masing. Dengan menggunakan metode penjadwalan ini akan diperoleh feeding buffer dengan durasi 3 akan diperoleh project buffer dengan durasi 16 sehingga penjadwalan eksisting 120 hari kerja menjadi 104 hari dengan menggunakan critical chain project management (CCPM) diperoleh biaya pendanaan proyek sebesar Rp10.628.917.737 dimana mengalami penghematan sebesar Rp72,718,349.64 pada biaya tenaga kerja.
Evaluasi Tingkat Kinerja Pelabuhan Pantoloan Ditinjau dari Aspek Kegiatan Bongkar Muat Petikemas Pasca Bencana Alam Tabah, Muhammad Tabri; Said, Lambang Basri; Arifin, Winarno
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol. 5 No. 2 (2020): Jurnal Teknik Sipil MACCA
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/pfq8qm63

Abstract

Pelabuhan Pantoloan merupakan salah satu Cabang PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dengan status pelabuhan konvensional yang menangani kegiatan bongkar muat petikemas. Namun sejak terjadi bencana alam, pelabuhan ini mengalami penurunan kinerja utamanya fasilitas dermaga dan lapangan penumpukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa tingkat kinerja fasilitas dermaga petikemas dan fasilitas lapangan penumpukan di Pelabuhan Pantoloan pasca bencana alam serta memberikan gambaran proyeksi pengembangan dermaga dan lapangan penumpukan petikemas pelabuhan pada Tahun 2020–2030 (10 tahun). Pengumpulan data melalui observasi, waancara, dan kuesioner, dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linear maupun CAGR. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja fasilitas dermaga petikemas masih rendah dengan nilai Berthing Occupancy Ratio yang mencapai 73.66%, waktu tunggu masih diatas 24 jam meskipun produktifiitas tinggi hingga 24 B/C/H, tingkat kinerja fasilitas lapangan penumpukan petikemas cukup baik dengan nilai Yard Occupancy Ratio hanya mencapai 38,51%, waktu penimbunan 7,89 hari dengan produktifitas hingga 24 B/T/H, dan pada tahun 2020 sd 2021 perlunya penambahan panjang tambatan dermaga petikemas hingga menjadi tiga tambatan dengan panjang 318 meter sedangkan lapangan penumpukan masih memadai hingga tahun 2035.
Penggunaan Aspal Buton Liquid Sebagai Bahan Pengikat Dalam Campuran Aspal Beton Avrilia, Filla; Arlia, Nurul Putri; Arifin, Winarno; Badaron, St Fauziah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil Vol. 1 No. 1 (2019): JILMATEKS (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil) Januari 2019
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/m07gr550

Abstract

Tingginya kebutuhan aspal nasional yang mencapai 1.200.000 ton/tahun menjadi salah satu isu dalam dunia konstruksi jalan dimana kebutuhan ini tidak dapat sepenuhnya dipasok dari produksi aspal dalam negeri, sehingga sejumlah besar kebutuhan perlu diimpor dari luar negeri. Sementara itu, keterbatasan stok aspal minyak berdampak pada harga yang cenderung naik mengikuti kenaikan harga pasar minyak mentah dunia. Aspal Buton merupakan material alam yang terdapat di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Material ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan secara optimal, namun saat ini masih kalah bersaing dengan aspal minyak. Rendahnya popularitas penggunaan aspal buton disebabkan karena sebelum digunakan sebagai material perkerasan, Aspal Buton terlebih dahulu perlu melalui proses pemurnian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik aspal buton liquid sebagai bahan campuran perkerasan Laston AC-WC dan menentukan kadar aspal optimum campuran aspal dengan menggunakan aspal buton liquid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kadar aspal 7%, stabilitas campuran mencapai nilai 859,06 kg. Hal ini menunjukkan nilai stabilitas akan meningkat setelah mencapai nilai kadar aspal maksimun. Selanjutnya akan menurun setelah melewati kadar aspal maksimum. Penggunaan Aspal Buton liquid pada campuran aspal beton memberi pengaruh sehingga kadar mineral yang ada dalam bitumen bitumen susah untuk dideteksi. Oleh karena itu, asbuton liquid akan menyebabkan naiknya bitumen dalam campuran.
Pengaruh Penggunaan Sulfur Sebagai Bahan Tambah Aspal Beton Terhadap Kuat Tarik Tidak Langsung dan Deformasi Uco, Isra; Firdaus, Ahmad; Arifin, Winarno; Alifuddin, Andi; Gecong, Alimin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil Vol. 2 No. 1 (2020): JILMATEKS (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil) Januari 2020
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/f89dw683

Abstract

Sulfur merupakan elemen yang jumlahnya cukup banyak ditemukan dialam dan masih kurang dalam pemanfaatannya. Sulfur dapat digunakan sebagai pengganti proporsi penggunaan aspal. Sulfur dalam bentuk butiran halus dapat digunakan sebagai bahan tambah dalam campuran aspal beton. Dengan penambahan sulfur diharapkan mampu meningkatkan tegangan tarik dan mengurangi deformasi pada perkerasan jalan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan yang dilakukan di Laboratorium Jalan Raya dan Transportasi Universitas Muslim Indonesia. Tujuan percobaan ini untuk menganalisis pengaruh sulfur pada campuran aspal beton terhadap nilai kuat Tarik tidak langsung dan menganalisis pengaruh sulfur pada campuran aspal beton terhadap nilai deformasi. Benda uji dibuat ada 3 (tiga) buah briket untuk masing-masing kadar aspal (15 briket untuk keseluruhan kadar aspal. Setelah didapatkan KAO maka ditentukan perencanaan campuran untuk bahan tambah pembuatan benda uji Indirect Tensile Strength dan wheel tracking, kadar sulfur ditambahkan dengan melakukan pendekatan studi literatur, adapun variasi bahan tambah yang digunakan ialah 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Berdasarkan pengujian Indirect Tensile Strength nilai kuat Tarik tidak langsung 2,5% dengan nilai 7852,46 Kpa dan pengujian Wheel Tracking nilai deformasi tertinggi yaitu pada kadar sulfur 10% dengan nilai 1,61 mm, maka layak digunakan untuk mengurangi deformasi pada perkerasan lentur.
Pengaruh Penambahan Serbuk Enceng Gondok Terhadap Karakteristik Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS-WC) Achmad, Taufik; Muspayani; Arifin, Winarno; Badaron, St. Fauziah; Salim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil Vol. 1 No. 1 (2019): JILMATEKS (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil) Januari 2019
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/ha734498

Abstract

Jalan raya secara struktural dapat mengalami kerusakan akibat multi faktor diantaranya kelebihan beban lalu lintas, penggunaan tanpa perawatan berkala, kualitas buruk dari komposisi material tiap lapisan, serta pengaruh akumulatif dari genangan akibat curah hujan. Penulis bermaksud menganalisis karakteristik campuran HRS-WC jika menggunakan serbuk eceng gondok (Eichornia Crassipes) sebagai bahan tambah agregat halus. Metode yang digunakan dalam mengelola data untuk dapat menghasilkan design yang baik adalah Marshall Test untuk mengetahui kemungkinan terjadinya retakan pada lapis perkerasan. Setelah memenuhi spesifikasi dan diperoleh nilai KAO, dilakukan pembuatan benda uji dengan penambahan serbuk eceng gondok pada setiap benda uji dengan variasi kadar yaitu 0,3% 0,5% 0,7% 0,9% 1,1% yang diwakili tiga sampel pengujian pada setiap variasi kadar serbuk eceng gondok. Berdasarkan hasil pengujian campuran aspal beton dengan penambahan serbuk eceng gondok diperoleh kadar aspal optimum yaitu 7,5%. Selain itu, keberadaan serbuk eceng gondok sebagai bahan tambah pada HRS-WC, menunjukan bahwa penambahan kadar variasi serbuk eceng gondok dapat menurunkan mutu campuran HRS-WC.
Analisis Penggunaan Derbo Sebagai Bahan Aditif Untuk Meningkatkan Kualitas Aspal Panas Hermansa, Andi Saputra; S, Andi Asrianto; Arifin, Winarno; Badaron, St. Fauziah; Salim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2019): JILMATEKS (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil) April 2019
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/19114q60

Abstract

Tingginya curah hujan dan kelembapan di Indonesia menyebabkan kondisi agregat cenderung basah dimana lebih dari empat puluh persen proporsi penyebab kerusakan jalan adalah karena air. Pemanfaatan bahan tambah yang memenuhi spesifikasi teknis sebagai material lapisan perkerasan jalan merupakan alternatif solusi yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kinerja ruas jalan. Derbo merupakan anti stripping agent yang potensial untuk meminimalisir kerusakan jalan akibat air sehingga mampu mempertahankan kinerja campuran selam umur layan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis batas optimum daya lekat dalam campuran Aspal AC-WC lapis permukaan dan menganalisis pengeruh penambahan Derbo terhadap karakteristik campuran aspal beton AC-WC. Kadar aspal rencana yang diuji yaitu 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, dan 6,5% sehingga diperoleh kadar aspal optimum sebesar 5,7%. Adapun variasi kadar zat aditif derbo yaitu 0,1%, 0,2%, 0,3%, dan 0.4%. Dari komposisi ini selanjutnya dilakukan pengujian Marshall tahap kedua. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variasi kadar Zat aditif Derbo 0,17% mengahasilkan karakteristik campuran yang rata -rata memenuhi spesifikasi Bina Marga sehingga disimpulkan bahwa variasi kadar Zat ditif derbo 0,17% memberikan hasil yang lebih baik daripada kadar Zat aditif derbo yang lain.
Analisis Kuat Tarik dan Modulus Resilien Pada Campuran Beton Aspal Terhadap Penggunaan Pasir Pantai Sebagai Fraksi Agregat Halus Wedda, Ahmad Alfian P.; Bea, Liliyan; Arifin, Winarno; Massara, Asma; Anies, Muh. Kasim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2019): JILMATEKS (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil) April 2019
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/04tccy87

Abstract

Pesatnya pertumbuhan penduduk menyebabkan semakin maraknya terjadi kerusakan dan keretakan pada konstruksi perkerasan jalan. Retakan terjadi karena adanya beban tekan berulang yang menimbulkan beban vertikal, sehingga terjadi gaya tarik para lapisan bawah yang mengakibatkan retakan yang akan merambat ke atas. Pemanfaatan material lokal menjadi alternatif yang dapat mengurangi biaya angkutan, memudahkan pekerjaan meninjau kualitas dan ekonomi material. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dan memiliki ketersediaan pasir pantai yang cukup banyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pada cmpuran beton aspal menggunakan pasir pantai serta kekuatan tarik dan modulus resilien. Variasi pasir pantai adalah 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Aspal rencana yang digunakan adalah 6%, 6,5%, 7%, 7,5%, dan 8%. Pengujian pertama menggunakan alat Marshall Test guna mencari kadar aspal optimum dari tiap variasi persentase pasir pantai. Pengujian kedua menggunakan alat Indirect Tensile Strenght (ITS) berdasarkan Kadar Aspal Optimum dari variasi pasir pantai. Karakteristik campuran menggunakan pasir pantai dapat digunakan pada persentase tertentu dimana nilai hasil uji Marshall memenuhi spesifikasi. Berdasarkan hasil tersebut nilai kuat tarik tertinggi variasi 5% adalah 69283,79 KPa dan nilai modulus resilien tertinggi variasi 25% adalah 5358,49 KPa.
Pengaruh Variasi Lama Perendaman Terhadap Durabilitas Campuran Aspal dengan Abu Sekam Kayu pada Perkerasan Asphalt Concrete – Wearing course Sari, Mustika; Montolalu, Winda; Arifin, Winarno; Syarkawi, Mukhtar Thahir; Anies, Muh. Kasim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2019): JILMATEKS (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil) April 2019
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/0xrp4n62

Abstract

Faktor yang mempengaruhi durabilitas pada campuran aspal adalah faktor genangan air yang menyebabkan hilangnya daya lekat aspal terhadap agregat sehingga campuran harus memiliki sifat durable. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis durabilitas campuran aspal beton dengan abu sekam kayu dengan melakukan modifikasi rendaman selama 1, 2, 3, 4, dan 5 hari. Kadar aspal yang digunakan mulai 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, sampai 6,5% dengan hasil Marshall menunjukkan nilai KAO 5,7%. Pengujian selanjutnya yaitu penambahan abu sekam kayu dengan kadar filler dari kadar 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, sampai 1%. Kemudian pembuatan benda uji normal dan benda uji dengan abu sekam kayu untuk pengujian durabilitas pada suhu tetap ±60oC. Berdasarkan hasil penelitian, benda uji normal maupun dengan bahan tambah mengalami kehilangan kekuatan seiring bertambahnya waktu perendaman menghasilkan nilai indeks kekuatan sisa pada perendaman 1,2 dan 3 hari dengan hasil ≥ 75% diatas batas minimal yang disyaratkan Bina Marga, (2010). Namun, pada perendaman 4 dan 5 hari sudah tidak memenuhi spesifikasi. Untuk benda uji normal penurunan stabilitasnya lebih landai dibanding benda uji dengan abu sekam kayu, dan total kehilangan kekuatan lebih besar dialami oleh benda uji dengan bahan tambah abu sekam kayu sehingga lebih tidak durable.
Analisis Penggunaan Pasir Terhadap Stabilisasi Tanah pada Wilayah Danau Tempe Untuk Dijadikan Sebagai Material Timbunan Hadisaputra, Aboerisal; Aswar; Arifin, Winarno; Maruddin, Mukti; Arief, Muhammad
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2019): JILMATEKS (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil) April 2019
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/4khp2434

Abstract

Peran tanah dasar dalam menyokong lapisan perkerasan jalan di atasnya merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan konstruksi jalan raya. Proses persiapan tanah atau material yang buruk sebagai material perkerasan akan berdampak buruk untuk kinerja perkerasan. Untuk memperoleh kekuatan tanah dasar yang dibutuhkan, stabilisasi dengan menambahkan material pasir menjadi salah satu pilihan metode penanganan kondisi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh serta kelayakan stabilisasi tanah pada wilayah Danau Tempe dengan penambahan pasir dan menentukan jumlah persentase penambahan pasir terhadap stabilisasi tanah lempung agar dapat meningkatkan nilai CBR agar sesuai dengan standar untuk material timbunan. Tanah yang dipilih sebagai material untuk distabilisasi adalah tanah lempung yang berasal dari desa Tancung Kec.Tanasitolo Kab.Wajo Provinsi Sulawesi-Selatan. Pasir digunakan sebagai salah satu penyusun komposisi dengan variasi sebesar 10 % dan 15 % dari berat total campuran. Dari sampel yang telah tersedia selanjutnya dilakukan pengujian kompaksi, CBR, dan batas-batas atterberg untuk setiap sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kadar campuran pasir, semakin menurun kadar air. Selain itu, penambahan kadar campuran pasir berbanding lurus dengan nilai CBR tanah dan batas plastis,namun berbanding terbalik dengan nilai batas cair dan indeks plastisitas.