Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pendampingan Pembelajaran Berbasis Cafe Sastra bagi Siswa Terdampak Bencana Siklon Tropis Seroja di RT 32 Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa Kota Kupang Jama, Karolus Budiman
Educate: Journal of Community Service in Education Vol 2 No 1 (2022): June
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/educate.v2i1.2609

Abstract

Pandemi covid-19 dan bencana badai siklon tropis “seroja” yang dialami oleh masyarakat NTT, berdampak pula pada pembelajaran. Harapan akan perubahan personal dari peserta didik menjadi terhambat. Hal ini dialami oleh masyarakat etnik Helong dan pengungsi eks Timor Timur yang bermukim di kelurahan Kolhua (RT 32), Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Sasaran utama dalam kegiatan PKM ini adalah siswa/i terdampak badai siklon tropis “Seroja” di RT 32 Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Kegiatan PKM ini merupakan sebuah bentuk nyata kepedulian program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia terhadap dampak bencana yang dialami oleh masyarakat serta realisasi dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang dirancang oleh program studi dalam rumpun mata kuliah Café Satra.
Pelatihan Drama Musikal bagi Guru Sekolah Minggu Jama, Karolus Budiman; Djokaho, Margaretha Pula. E; Panis, Isabel Coryunitha Panis
Educate: Journal of Community Service in Education Vol 2 No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/educate.v2i2.3289

Abstract

Mencerdaskan generasi penerus bangsa bukan hanya urusan pemerintah, akan tetapi urusan semua pihak termasuk gereja. Demikian juga dengan pengembangan seni untuk pertumbuhan karakter. Gereja memiliki akses yang cukup untuk memanfaatkan seni sebagai media dalam menumbuhkan karakter positif bagi anak-anak. Salah satu bidang seni yang dapat menumbuhkan karakter positif adalah drama musikal. Pelatihan drama musikal bagi guru-guru sekolah minggu di gereja Marturia Oetete Kabupaten Kupang adalah salah satu cara dalam menjawab kebutuhan dan persoalan mitra berkaitan dengan aktivitas sekolah minggu yang dilakukan secara klasikal. Pelatihan drama musical ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu, (1) membuat kerangka cerpen, (2) memperbaiki naskah cerpen, (3) mengonversi naskah cerpen menjadi naskah drama, (4) menggarap lagu dan mengaransemen musik, (5) melakuka latihan dan perekaman, dan (6) pementasan. Setiap bagian ini dilakukan evaluasi dan perbaikan sehingga memeroleh bentuk final untuk dijadikan model pelatihan drama musical. Dengan demikian model ini dapat dijadikan pendekatan dalam mengajar sekolah minggu bagi anak-anak sekolah minggu.
KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SANG SUTRADARA DAN WARTAWATI BURUNG KARYA GERSON POYK: KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD Bolla, Christine Yuniani; A.Nai, Firmina; Jama, Karolus Budiman
Jurnal Lazuardi Vol 6 No 2 (2023): Vol 6 No 2 (2023): JURNAL LAZUARDI EDISI XI BULAN DESEMBER
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53441/jl.Vol6.Iss2.94

Abstract

Penelitian ini ditulis oleh Christine Yuniani Bolla dengan judul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Sang Sutradara dan Wartawati Burung Karya Gerson Poyk: Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud”. Dosen Pembimbing I Dr. Firmina A. Nai, M.Si., dan Pembimbing II Dr. Karolus B. Jama, S.Pd., M.Pd. Fokus penelitian ini disesuaikan dengan rumusan masalah bagaimana bentuk konflik yang dialami tokoh utama dalam novel Sang Sutradara dan Wartawati Burung karya Gerson Poyk? sejalan dengan masalah tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel Sang Sutradara dan Wartawati Burung Karya Geson Poyk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan membaca keseluruhan isi novel kemudian menandai bagian-bagian yang mengandung unsur konflik batin tokoh utama dan menganalisis unsur konflik batin tersebut menggunakan teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Selanjutnya penulis mengambil kesimpulan dari hasil analisis penelitian tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, ditemukan 4 bentuk konflik batin tokoh utama yang terdapat dalan novel Sang Sutradara dan Wartawati Burung Karya Gerson Poyk yaitu, konflik batin tokoh utama merasa marah, takut, cemas dan kecewa.
Simbolisasi Pesan Nonverbal Dalam Film the Gods Must Be Crazy II (Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce) Ibu, Jenny P Wulandari; Jama, Karolus Budiman; Panis, Isabel Coryunitha
Kode : Jurnal Bahasa Vol 13, No 3 (2024): Kode: Edisi September 2024
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/kjb.v13i3.63701

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan makna simbolisasi non verbal yang terkandung dalam film “The Gods Must Be Crazy II” Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika perspektif Charles Sanders Pierce untuk menganalisis makna ikon, indeks, dan simbol dari sebuah tanda dengan berfokus pada fungsi penggunaan tanda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode tersebut digunakan karena data yang dianalisis berupa objek, dan gestur, yang terdiri dari simbol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Tangkapan layar atau screenshot, peneliti menggambil data dari sumber yang berbentuk potongan-potongan gambar pada film “The Gods Must Be Crazy II” kemudian dikelompokkan kedalam cooding sheet. Tanda (Sign) yang terkandung dalam film “The Gods Must Be Crazy II” akan dianalisis dengan teori Charles Sanders Pierce untuk dipahami (signifikasi) kemudian ditafsirkan (interpretasi). Hasil penelitian sepuluh episode film, ditemukan sembilan Scene. Hasil analisis sembilan Scene ditemukan sembilan Scene yang mengandung simbol tokoh tersebut berbentuk objek, kalimat dan gestur. Simbol objek berupa tanda-tanda yang dimunculkan dalam film dengan memuat fungsi untuk menjelaskan sesuatu tanpa harus menerangkan hal tersebut secara langsung. Simbol gestur berupa gerak tubuh yang menggambarkan sesuatu. Tanda pada Film “The Gods Must Be Crazy II” terbagi menjadi dua jenis, yaitu tanda berupa objek serta tanda berupa gestur.
Implicature Of Speech Acts in The Tradition of Rotenese Community Engagement in Tuatuka Eastern Part of Kupang, East Nusa Tenggara Province Robot, Marselus; Djahimo, Santri E. P.; Budiman Jama, Karolus; Margareta, Karus Maria
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12 No 3 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/seloka.v12i3.76639

Abstract

Customary speech acts are usually presented metaphorically, and allegorically in order to imply certain meanings. Such language phenomena imply certain meanings that are textually biased. In linguistic studies, such a phenomenon is called implicature. What is unique in traditional speech acts (wedding proposal) is the implicature, both in the rules of language use and in the way the speech is delivered. Therefore, the conversation is structured in such a way as not to violate the maxims or principles of cooperation, politeness, and relevance in order to cooperate and reach an agreement. Pragmatics study is the theoretical framework used by the researchers for the discourse of betrothal speech acts in the tradition of the Rotenese Community in Tuatuka (Kupang). One of the important studies in pragmatics study is conversational implicature. Conversational implicature is a process of interpreting meaning based on both situation and context. The design of this research has been qualitative. The choice of this method is a consequence of the data collected in the form of words, sentences, symbols that will then be interpreted. Informants have been selected purposively, namely based on the research objectives to obtain accurate data. The data has been collected through in-depth interviews, recording, observation, and documentation studies. The research instruments have been a list of questions and an observation guide. Data validation has been conducted through Focus Group Discussion (FGD) and source triangulation. The data has then been analyzed through the steps of categorizing units, connecting research units with themes, and interpreting the relationship between thematic units. The research findings have shown that the implicature of engagement in the tradition of the Rotenese community in Tuatuka (Kupang) aims to build cooperation and establish good manners in order to obtain an agreement in the discussion about dowry. Two types of implicatures that are most productively used in the traditional marriage ceremony in the Rotenese ethnic tradition in Tuatuka are the maxim of quantity and relevance. Both maxims are very important in speech acts because (1) the cooperation to reach an agreement should be maintained, and (2) the misunderstandings between the two parties should be avoided, and (3) the harmonious relationships between the two families (the families of both female and male) should be fostered.
Pelatihan pembuatan media flash card sebagai media literatif untuk pemercepatan keaksaraan bagi alumni pendidikan guru sekolah dasar FKIP Undana Kupang Margareta, Karus Maria; Robot, Marselus; Nico, Hayon G.; Jama, Karolus Budiman; Reteg, I Nyoman; Djokaho, Margaretha P. E.; Pekuwali, Dian Sari A.
KHIDMAH : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Vol. 4 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNZAHLP3M

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55210/khidmah.v4i1.353

Abstract

Latar belakang dilakukannya kegiatan PPM ini dikarenakan survei awal yang dilakukan Tim PPM Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menunjukkan kelas- kelas sekolah dasar termasuk ruang kuliah di lingkungan PGSD FKIP Undana tempat paraalumni menjalani perkuliahan, nyaris tanpa gambar, apalagi gambar-gambar literatif termasuk media flash card sebagai salah satu contoh media literatif yang ditempel atau digantung di dinding. Gambar satu-satunya hanya foto presiden dan wakil presiden. Itulah sebabnya, PPM ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan itu. PPM ini dilakukan dengan tujuan: (1) memberikan pemahaman yang komperhensif tentang pentingnya media literatif bagi upaya pemercepatan keaksaraan di kelas rendah/awal sekolah dasar; (2) melakukan pendampingan terhadap para alumni dalam membuat media flash card sebagai media literatif untuk pemercepatan keaksaraan. Seluruh kegiatan PPM yang diawali dengan kegiatan penyajian materi dan diikuti kegiatan pendampingan dalam pembuatan media literatif berjalan dengan baik dan berlangsung kondusif. Diharapkan agar materi publikasi dalam bentuk jurnal, mendapat apresiasi dari para alumni maupun guru-guru SD pada umumnya.  
Language and cultural values exploration of traditional songs in Malakan Ethnic, Eastern Indonesia Jama, Karolus Budiman; Menggo, Sebastianus
LITE: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 20 No. 2 (2024): September
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/lite.v20i2.10859

Abstract

The present research undertakes a cultural analysis of ethnic verses and songs from Malakan to uncover their underlying philosophical thought. Understanding these works' fundamental principles and concepts is essential to convey their valuable knowledge, which ultimately shapes and reinforces values in future generations. Cultural-linguistic theory by Sharifin (2021) was utilized to find out if Malakan ethnic song verses include cultural features. This descriptive-qualitative study method used observation, in-depth interviews, documentation, and Focus Group Discussions with 40 participants from eight communities from July to September 2023. The findings indicate that the auditory elements of lyrics, words, phrases, and clauses serve as a means of conveying the cultural values of the Malakan people when singing four traditional songs as a component of their daily lives. In addition, several values were derived from the meaning of the four-song lyrics, including patience, responsibility, commitment, resilience, harmony, togetherness, sacrifice, empathy, and sympathy, which ultimately serve as a reference for human behavior in the Malakan community. The findings suggest that storing traditional artworks linked to poetry and musical works is advisable. Through the utilization of poetry and musical compositions, people could find cultural components that can be reused as indigenous content for the study of cultural arts and local languages.
Traditional Communication and Language Power In The Deliberative Culture Of “Lonto Leok” Manafe, Yermia Djefri; Hadi, Ido Prijana; Jama, Karolus Budiman
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan Volume 39, No. 1, (Juni 2023) [Accredited Sinta 2, No 10/E/KPT/2019]
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mimbar.v39i1.2277

Abstract

Communication of traditional elite power relations and language power over silent groups in the "Lonto Leok" deliberation culture greatly influences the results of deliberations which essentially ignore the opinions of the lower community, so that the democracy that occurs seems to represent all community opinions. Therefore, it is necessary to know the power relations of traditional elites with the community (silent groups) in order to gain an understanding of this democratic context. This research was conducted among the Manggarai ethnic group in Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province using qualitative methods. Data collection was conducted by in-depth interviews with local elites and people who practice the "lonto leok" culture. To get the appropriate views, focused discussions were conducted to match the results of the interviews. The results of this study concluded that the lonto leok culture is a form of deliberation in the context of the Manggarai indigenous community, where the customary elite (traditional elite) has a very strong role in decision-making which is implicitly supported by the power of language to silence the lower layers of society (non-elite) to prevent dissent.
Eksplorasi Disposisi Etika dalam Sastra Lisan Sobe Sakti di Fatuleu Etnik Timor Jama, Karolus Budiman; Panis, Isabel Coryunitha
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 9 No 2 (2024): Volume 9, Nomor 2 - Desember 2024
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v9i2.10597

Abstract

Penelitian ini berjudul “Eksplorasi Disposisi Etika dalam Sastra Lisan Sobe Sakti di Fatuleu Etnik Timor”. Penelitian ini mendeskripsikan etika dalam cerita rakyat Sobe Sakti yang menekankan disposisi nilai-nilai etika dan implikasinya dalam kehidupan masyarakat Fatu Leu Etnik Timor. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dianalisis menggunakan teori Hermeneutika Simbol Paul Ricoeur. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara kepada narasumber, baik sastra lisan maupun disposisi etika dari cerita ke aksi, kemudian dikomparasi dan divalidasi. Temuan dalam penelitian ini adalah terdapat interdependensi unsur konteks, sosial, budaya dan historis  sebagai strategi dalam mengungkap ragam nilai kebajikan yang terkandung dalam sastra lisan, yakni nilai budaya yang tetap dijaga dan dijalankan sebagai penanda identitas; sastra lisan ini menata nilai-nilai kemanusiaan dalam melawan human trafficing; membangun etika lingkungan; nilai religius terkait relasi dengan Sang Pencipta, nilai interpersonal yaitu kesabaran, motivasi, optimis, kepedulian, dan keberanian sebagai bagian dari nilai juang dalam pembelajaran. Konteks teoritis, konsep pendekatan etika dalam sastra lisan ini bekerja secara eklektik. Ini menunjukkan konsep etika dalam etnik Timor di Fatu Leu saling berkaitan.
The Power of Discourse in Constructing Multicultural Society Harmony in Kampung Solor Marselus Robot; Karolus Budiman Jama; Karus Maria Margareta; Andreas Ande; Santri E. P Djahimo
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 13 No. 3 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to find out the discourse that produces a way of living together in the diversity of society in Kampung Solor, Kota Lama District, Kupang City, East Nusa Tenggara Province.  The research  method  used  is  qualitative.  The selection of  this  method  is  a consequence of the research data in the form of words, phrases, sentences and paragraphs obtained through in-depth interviews. Data analysis at the selected coding stage refers to systematization and structuration  activities.  In this  step,  the  selection  of  core  categories  or central phenomena that systemically connect to other categories is carried out, prioritizing the validity of these relationships and filling categories that require filtering and development. At this stage, a conditional matrix is created which refers to the possibility of adding or subtracting, and changing the statement of a fact based on the differences of context, condition, characteristic of social action, implication, and possible differences in perspective. The analytical framework refers to the Fairclough's perspective which focuses on three dimensions; they are text, discourse practice, and sociocultural practice. The text dimension (microstructural) is linguistically analyzed, by looking at vocabulary, semantics, and syntax. Discourse practice (mesostructural) is a dimension that deals with the process of text production and consumption. Sociocultural practice (macrostructural) is a dimension related to the context outside the text. The research findings show in the results of text analysis, discourse practice, sociocultural practice that the ideology of tolerance revealed in the discourse is:   (a) diversity is important and is God's creation. Humans only act as caretakers of diversity. (b) Diversity is a divine beauty. The task of human is to take care of the togetherness in order to strengthen social solidarity. (c) conflict resolution should be through deliberation by prioritizing humanistic feelings. In short, brotherhood is more important than differences.