Claim Missing Document
Check
Articles

Perspektif Alkitab Tentang Kesetaraan Gender dan Implikasinya Bagi Pendidikan Agama Kristen Zega, Yunardi Kristian
Didache: Journal of Christian Education Vol. 2 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/djce.v2i2.431

Abstract

Gender equality is still an interesting issue to be discussed today. Most people, especially those living in various regions in Indonesia, still misinterpret this. Gender equality is seen as an act that puts women first. In Christian circles, this thought is caused by Christian leaders in the past who gave teachings about gender who had unfair treatment between men and women. To provide a solution to these problems, the author uses qualitative research with the literature study method. The author finds that, gender is a characteristic that can be exchanged between each other and can be shared by both. Allah distinguishes the sexes but does not differentiate between the roles of the two. Thus, PAK plays a vital role in building gender understanding in the family and community, especially in the field of education, and in the field of education.  
Implementasi Filsafat Pragmatisme William James dalam Proses Pendidikan Agama Kristen Heeng, Go; Zega, Yunardi Kristian; Pandie, Remegises Danial Yohanis; Gea, Kariaman
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 4, No 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v4i1.155

Abstract

The purpose of writing this article is to discuss William James's philosophy of pragmatism and its implementation in the process of Christian religious education. This paper refers to the framework of William James's philosophical theory and its urgency for education, specifically Christian religious education. James emphasizes the importance of the practical application of ideas and concepts, and that the value of an idea can be measured by its practical consequences in action. James also emphasized the importance of experience in the learning process, and that experience should be used as a starting point in achieving a deeper understanding. By using the literature study method, researchers found that William James' theory can be implemented in the process of Christian religious education because it provides learning experiences through values that are democratic, social and changes in learning patterns through learning methods, the role of the teacher, the role of students and the contextual curriculum.  AbstrakTujuan penulisan artikel ini adalah membahas filsafat pragmatisme William James dan implementasinya dalam proses pendidikan agama Kristen. Tulisan ini mengacu pada kerangka teori filsafat William James dan urgensinya bagi pendidikan, secara khusus pendidikan agama Kristen. James menekankan pentingnya aplikasi praktis dari gagasan dan konsep, dan bahwa nilai dari sebuah gagasan dapat diukur oleh konsekuensi praktiknya dalam tindakan. James juga menekankan pentingnya pengalaman dalam proses pembelajaran, dan bahwa pengalaman harus dijadikan sebagai titik awal dalam mencapai pemahaman yang lebih dalam. Dengan menggunakan metode studi pustaka, peneliti menemukan bahwa teori William James dapat di implementasikan dalam proses pendidikan agama Kristen karena memberikan pengalaman belajar melalui nilai-nilai yang bersifat demokratis, sosial dan perubahan pola belajar melalui metode belajar, peran guru, peran siswa serta kurikulum kontekstual.
Peran Guru PAK dalam Memanfaatkan Teknologi Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Frilia Kartini Sipahutar; Zega, Yunardi Kristian
Educatum: Jurnal Dunia Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI), Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/je.v1i1.13-26

Abstract

Teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun tentu membawa pengaruh besar bagi dunia, terutama dalam bidang pendidikan. Hal ini juga mempengaruhi bagaimana kualitas pembelajaran di sekolah dan dampaknya terhadap peserta didik. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran guru PAK dan manfaat teknologi dalam dunia pendidikan, serta cara-cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru PAK dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah dengan pemanfaatan teknologi yang tepat ternyata dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Maka selain menjadi contoh yang nyata untuk bisa diteladani bagi peserta didik, guru PAK juga haruslah melek teknologi sehingga dapat memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan generasi penerus yang juga berkualitas, karena guru yang tidak melek teknologi akan mengalami kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dan juga akan ketinggalan oleh perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern.
Menghadapi Ancaman LGBT: Kekuatan Pendidikan Agama Kristen dalam Menyelamatkan Identitas Remaja di Sekolah Aritonang, Titin; Zega, Yunardi Kristian
Educatum: Jurnal Dunia Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI), Yayasan Yuta Pendidikan Cerdas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62282/je.v1i2.118-128

Abstract

Dalam era yang terus berkembang ini, isu LGBT menjadi perhatian utama, terutama di kalangan remaja yang rentan terpengaruh. Identitas gender dan orientasi seksual yang berbeda dari norma-norma sosial menjadi fokus perdebatan yang semakin meningkat. Tulisan ini mengeksplorasi peran pendidikan agama Kristen di sekolah dalam mencegah perilaku LGBT di kalangan remaja. Dengan menekankan nilai-nilai moral, kasih, pengampunan, dan kesetiaan yang terkandung dalam ajaran agama Kristen, pendidikan agama di sekolah dapat membantu remaja memahami dan menginternalisasi prinsip-prinsip yang mencegah mereka terjerumus ke dalam perilaku LGBT. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menganalisis literatur terkait. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen di sekolah dapat berperan dalam membentuk identitas dan nilai-nilai remaja serta memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep gender dan seksualitas yang sehat. Dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual, pendidikan agama Kristen di sekolah dapat memberikan solusi yang komprehensif dalam membantu remaja mengatasi tekanan dan dorongan menuju perilaku LGBT.
Jaminan Keselamatan Dalam Injil Yohanes 10:28-29 Dan Implikasinya Bagi Pengajar Pendidikan Agama Kristen Zega, Yunardi Kristian
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 1 (2021): JIREH: Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i1.59

Abstract

The doctrine of salvation (soteriology) is one of the most important doctrines in Christianity. The doctrine of soteriology needs to be understood and understood properly and correctly, so as not to lead to misleading interpretations. One of the interesting verses to discuss in the doctrine of soteriology is the assurance of salvation in the Gospel of John 10: 28-29. For this reason, in this article, the author will analyze the Gospel of John 10: 28-29 in order to provide a soteriological understanding that is in accordance with the truths contained in the text. The result of the analysis of this article is that Jesus guarantees the salvation of believers so that they do not perish forever, and God the Father also guarantees this salvation. Therefore, believers will receive the power of the Holy Spirit so that they can practice every truth that God wants in their lives. Thus, every believer can have a correct understanding of the assurance of his safety. This needs to be a concern for Christian educators, whether they teach in families, schools, or churches. Doktrin keselamatan (soteriologi) adalah salah satu doktrin yang sangat penting di dalam Kekristenan. Doktrin soteriologi perlu untuk dapat dimengerti dan dipahami dengan baik dan benar, agar tidak menimbulkan penafsiran yang menyesatkan. Salah satu ayat yang cukup menarik untuk dibahas dalam doktrin soteriologi adalah mengenai jaminan keselamatan dalam Injil Yohanes 10:28-29. Untuk itu, dalam artikel ini, penulis akan menganalisis Injil Yohanes 10:28-29 agar dapat memberikan pemahaman soteriologi yang sesuai dengan kebenaran yang ada di dalam nats tersebut. Hasil dari analisis artikel ini ialah, Yesus memberikan jaminan keselamatan bagi orang-orang percaya agar tidak binasa sampai selama-lamanya, dan Allah Bapa juga ikut menjamin keselamatan tersebut. Oleh sebab itu, orang-orang percaya akan menerima kuasa Roh Kudus sehingga mereka dapat melakukan setiap kebenaran yang dikehendaki Allah di dalam kehidupannya. Dengan demikian, agar setiap orang percaya dapat memiliki pemahaman yang benar mengenai jaminan keselamatannya. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi para pendidik Kristen, baik yang mengajar di keluarga, sekolah, maupun gereja.
Konsep Kelompok Sel Sebagai Revitalisasi Pendidikan Agama Kristen Dalam Gereja Nainggolan, Jhon Piter; Zega, Yunardi Kristian
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.22 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v1i1.24

Abstract

AbstrakKelompok sel di gereja terhadap anak, remaja/pemuda, serta orangtua bertujuan untuk mengajar dan memperlengkapi pelayanan gereja sehingga terjadi multiplikasi. Kelompok sel harus diawali dengan melayani Tuhan, berdoa, dan berada dalam sebuah kesatuan. Kelompok sel merupakan kelompok kecil yang tidak lebih dari 12 orang untuk bertemu secara teratur sebagai sarana agar tiap anggota dapat mempelajari firman Tuhan dan membagikan pengalaman hidup dalam suasana persaudaraan yang akrab dan menyenangkan untuk bertumbuh pada pengenalan akan Yesus Kristus. Perlu adanya kegiatan kelompok sel di gereja karena ibadah yang dilaksanakan pada hari minggu, umumnya tidak akan dapat memenuhi kebutuhan tersebut karena ibadah hari minggu hanya komunikasi satu arah. Oleh karena itu, penulis dalam artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana prinsip kelompok sel sebagai revitalisasi pendidikan agama Kristen di gereja kepada setiap anggota jemaat. Hasil dari penelitian ini adalah kelompok sel dapat menjadi salah satu metode yang ampuh bagi gereja untuk mencapai penyempurnaan orang-orang kudus dalam pekerjaan/pelayanan Tuhan (Ef. 4:13). Kata Kunci: Gereja; Kelompok Sel; Pendidikan Agama Kristen; Revitalisasi AbstractCell groups in the church for children, youth/youth, and parents aim to teach and equip church services so that multiplication occurs. The cell group must begin with serving God, praying, and being in oneness. Cell groups are small groups of no more than 12 people to meet regularly as a means so that each member can study God's word and share life experiences in a close and pleasant brotherly atmosphere to grow in the knowledge of Jesus Christ. There is a need for cell group activities in the church because worship held on Sundays, generally will not be able to meet these needs because Sunday worship is only one-way communication. Therefore, the author in this article aims to explain how the principle of cell groups as a revitalization of Christian religious education in the church to every member of the congregation. The result of this research is that cell groups can be a powerful method for the church to achieve the perfection of the saints in God's work/service (Eph. 4:13). Keywords: Church; Cell Groups; Christian education; Revitalizationslot okjkt mega77 spinharta login jayaslot login royal88
Strategi Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Dini Sipahutar, Frilia Kartini; Zega, Yunardi Kristian
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2022): November 2022
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.666 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i1.6

Abstract

Abstract: Early childhood (0-5 years) are those who are experiencing brain growth very quickly so they really need special attention in receiving proper education. The purpose of this study is to explain the importance of Christian Religious Education for children and to describe various strategies of Christian Religious Education teachers in educating or increasing interest in learning in early childhood. The method used in this research is the literature study method. Through this research it can be seen that early childhood is the right time for children to receive spiritual things both from their parents and teachers so that children's character can be formed properly, because it is at this time that they easily receive stimulation from other people. others and easy to imitate what they see. So it is very important for Christian Religious Education teachers to choose the right strategy to increase children's interest in learning so that they produce quality children who will continue the nation and church and have strong faith.Abstrak: Anak usia dini (0-5 tahun) adalah mereka yang sedang mengalami pertumbuhan otak dengan sangat cepat sehingga mereka sangat perlu perhatian khusus dalam menerima pendidikan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan begitu pentingnya Pendidikan Agama Kristen bagi anak dan memaparkan berbagai macam strategi guru Pendidikan Agama Kristen dalam mendidik ataupun meningkatkan minat belajar pada anak usia dini. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa pada masa anak usia dini adalah masa yang tepat bagi anak untuk menerima hal-hal yang rohanibaik itu dari orang tua maupun guru mereka sehingga karakter anak dapat dibentuk dengan baik, dikarenakan pada masa inilah mereka mudah menerima rangsangan dari orang lain dan mudah untuk menirukan apa yang mereka lihat. Maka sangat penting bagi guru Pendidikan Agama Kristen dalam memilih strategi yang tepat untuk meningkatkan minat belajar pada anak supaya dihasilkan anak-anak penerus bangsa dan gereja yang berkualitas dan memiliki iman yang kuat.
Responsif Gereja Terhadap Pernikahan Beda Keyakinan Pasaribu, Jabes; Zega, Yunardi Kristian; Harefa, Desetina
Vox Dei: Jurnal Teologi dan Pastoral  Vol 3 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46408/vxd.v3i1.129

Abstract

Pernikahan merupakan suatu tradisi Alkitabiah yang tidak putus hingga masa sekarang. Akan tetapi, ada hal yang cukup kontras dalam sebuah pernikahan secara umum, yakni tentang pernikahan beda keyakinan. Pernikahan semacam ini sudah dilakukan sejak dari masa lalu sampai sekarang. Hal tersebut, jika dilakukan oleh orang Kristen akan berdampak negatif bagi iman, gaya hidup, dan spiritualitasnya. Oleh sebab itu, penulis hendak ingin menganalisis bagaimana seharusnya cara gereja dalam menyikapi hal tersebut. Metode yang digunakan penulis, yakni metode studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah pernikahan Kristen merupakan pernikahan yang dipersatukan oleh Allah dengan dasar kasih di mana mereka yang dipersatukan (suami-isteri) hidup untuk menjalankan visi dan misi Allah yaitu dengan menghadirkan kerajaan Allah di bumi. Oleh sebab itu, gereja perlu memandang pernikahan beda keyakinan adalah sesuatu hal yang tidak Alkitabiah dan tidak sesuai dengan identitas kekristenan. Jadi, gereja perlu mengambil tindakan yang tepat, yakni: Pertama, melaksanakan pendidikan agama Kristen (PAK) kepada muda-mudi tentang bagaimana memilih pasangan hidup sebelum membentuk bahtera rumah tangga. Kedua, menanamkan kepada jemaat bagaimana menegakkan kerajaan Allah di bumi lewat pernikahan. Ketiga, memastikan bahwa setiap jemaatnya sudah memiliki hidup lahir baru.
Co-Authors Agiana Her Visnhu Ditakristi Agustinus Kadja Allo, Bertha Padang Andrea Elfata Ratulangi Apriyanto J R Ato Aritonang, Titin Balduinus Jehaman Betaria Siahaan Boiliu, Fredik Melkias Charles Juntak Daniel Agustin Desi Sianipar Desi Sianipar Desy Doreni Napitupulu Eben Saluran Halawa Efvi Noyita Ernawaty Simanjuntak Firiska Yulinata Fransiskus X Sasi Frilia Kartini Sipahutar Gaol, Mery Cristina Lumban Gea, Kariaman Harefa, Desetina Hasugian, Johanes Waldes Heeng, Go Hendrik Bernadus Tetelepta Hermina Sulistiawati Hia, Elvi Putri Jelita Hombing, Evraim Anggreini Br Hutabarat, Rahel Triastuti Iklasia Aprianti Kota Imayanti Nainggolan Indah Octaviani Laleb Ivan Ivan Jeanie D Luruk Bria Jenri Prada Sibarani Jhodi Huma Ismawan Allosau Job Sinaga Johanes Waldes Hasugian Josua Djami Juliandes Leonardo Trisno Mone Kelfinus Daya Kristiantoro Kristianus Jevrino Mozes Kristina Elabi Liston Sihombing Lubis, Ricardo Pandapotan Luterius Nehe Marianus R Bujang Mathan Yunip Nainggolan, Jhon Piter Nova Ritonga Nova Ritonga Novalita Tampubolon Otieli Harefa Pandie, Remegises Danial Yohanis Panide, Remegies Danial Yohanis Pasaribu, Jabes Polikarpus Seran Rismag Dalena Florentina Monica Br Manurung Ritonga, Nova Rohani Zalukhu Sabar Hutagalung Sairwona, Wellem Selestina Helena Bere Siahaan, Renson Sianipar, Desi Sianipar, Desi Sikri Adaya Mau Sipahutar, Frilia Kartini Situmeang, Tri Murni Sono, Marhendra Betzy Erlian Stanley Rambitan Supiyani Suzaya Bitia Silsilia Syaiful R M Nur Sylvia Natalia Tafonao, Talizaro Talizaro Tafonao Thobias Demetrius Asamai Tumanggor, Folorisde Feriany Ucia Veithzal Rivai Zainal Viky George Lettu Radja Pono Wangko, Cynthia Renita Wellem Sairwona Wellem Sairwona Widjaja, Fransiskus Irwan Wilfridus Duli Marin Winda Sari Rumahorbo Wizaldy Fabiano Hilnicputro Yanti Secilia Giri Yeni Y C Ndun Yoan Huke