Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Ketan Tanpa Olah Tanah Tugal Langsung Pasca Padi Konvensional dan Sistem Aerobik Tumpangsari Kacang Tanah Ni Wayan Dwiani Dulur; Wayan Wangiyana; I Gusti Made Kusnarta; Nihla Farida
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 29 No 2 (2019): Jurnal Agroteksos Agustus 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.423 KB) | DOI: 10.29303/agroteksos.v29i2.443

Abstract

Di lahan sawah, petani umumnya menanam tanaman palawija termasuk tanaman jagung pada musim kemarau setelah padi sawah, ketika ketersediaan air irigasi tidak cukup untuk tanam padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya padi antara sistem konvensional dan sistem irigasi aerobik pada bedeng tumpangsari dengan kacang tanah terhadap pertumbuhan dan komponen hasil tanaman jagung ketan varietas lokal Bima, yang ditugal langsung pasca padi tanpa olah tanah. Percobaan dilaksanakan di lahan sawah Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, dari bulan September sampai Desember 2018, yang ditata menurut Rancangan Split Plot dengan tiga blok (ulangan) dan dua faktor perlakuan. Faktor petak utama adalah teknik budidaya padi beras merah (T1= konvensional; T2= sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah yang ditanam-sisip antar barisan padi), dan faktor anak petak adalah pola barisan padi beras merah (B1= barisan normal atau single row; B2= barisan kembar atau double row; B3= barisan triple row). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik budidaya padi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil tanaman jagung ketan, yaitu lebih tinggi jika ditanam pasca padi sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah dibandingkan dengan pasca padi kovensional. Pola barisan padi pada umumnya tidak berpengaruh terhadap komponen hasil tanaman jagung ketan, namun terdapat interaksi yang signifikan antara kedua faktor perlakuan penanaman padi beras merah terhadap panjang tongkol dan berat biji pipilan kering per tanaman jagung ketan pasca padi beras merah. Hasil biji jagung ketan tertinggi pada barisan double-row (183,2 g/tanaman) atau single-row (164,1 g/tanaman) jika ditugal langsung pasca padi sistem aerobik tumpangsari dengan kacang tanah, sedangkan jika pasca padi konvensional, hasil biji tertinggi pada pola barisan triple-row (58,4 g/tanaman).
PENGARUH CARA PENGOLAHAN TANAH DAN SISTEM ROTASI TANAMAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAH ALFISOL DI DAERAH TRANSMIGRASI LABANGKA KABUPATEN SUMBAWA C.S. Rahardjo1; I. Yasin1; I G.M. Kusnarta1
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 7 No 3 (1997): JURNAL ILMIAH AGROTEKSOS 1997
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.109 KB)

Abstract

ABSTRAK Sistem pengelolaan tanah dan tanaman yang tepat akan menjamin kelestarian produktivitas tanah dan pembangunan pertanian berkelanjutan. Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan tanah dan pola rotasi tanaman terhadap produktivitas lahan dan besarnya kehilangan tanah telah dilaksanakan pada musim tanam 1995/1996 pada tanah Alfisol (Haplustalf) di Labangka III, Plampang, Kabupaten Sumbawa. Percobaan lapang tersebut menggunakan rancangan acak lengkap kelompok dengan penataan faktorial 3 x 3. Faktor pertama adalah cara pengolahan tanah yang terdiri atas tanpa olah (TOT); pengolahan minimum (OTM), dan pengolahan sempurna (OTS). Faktor kedua adalah pola rotasi tanaman yang terdiri atas padi IR 36+cabe/bawang merah; padi IR 74+cabe/ubi jalar; dan kacang tanah+cabe/kacang hijau. Peubah yang diamati meliputi hasil tanaman dan berat tanah tererosi. Data dianalisis dengan sidik ragam pada P < 5% dan uji BNJ pada P < 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara pengolahan tanah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil tanaman musim hujan (padi IR 36, IR 74 dan kacang tanah) dan hasil tanaman musim kemarau (bawang merah, ubi jalar dan kacang hijau); akan tetapi berpengaruh sangat nyata pada kehilangan tanah. Dengan penerapan tanpa pengolahan tanah kehilangan tanah dapat ditekan menjadi 53% dibanding dengan dengan pengolahan konvensional. Dengan demikian, sistem tanpa olah tanah lebih unggul ditinjau dari kecilnya jumlah tanah yang tererosi. Kacang tanah adalah tanaman musim hujan yang memberikan penghasilan tertinggi, sedangkan kacang hijau merupakan tanaman musim kemarau lebih menguntungkan dibandingkan dengan bawang merah dan ubijalar. Penumpangsarian cabe disela-sela tanaman musim hujan yang dilanjutkan dengan penumpangan tanaman palawija disela-sela cabe merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan hasil suatu usahatani.. Secara keseluruhan, rotasi tanaman yang terbaik dari tiga macam rotasi yang diteliti ditinjau dari sumbangan nilai ruapiahnya adalah kacang tanah + cabe//cabe + kacang hijau. Selain itu, ditinjau dari segi produktivitas tanah, sistem rotasi di atas adalah yang paling besar mengembalikan nitrogen ke dalam tanah. ABSTRACT Appropriate land management and cropping system may ensure long term soil productivity and agricultural sustainability. A research to study the effects of soil tillage methods and crop rotation on land productivity, amount of soil loss, and farmer income and to find the best combination of crop rotation and soil tillage method was conducted in 1995/1996 cropping season on a sloping-dry land of an Alfisol (Type Haplustalf) in Transmigration Settlement Unit (TSU) Labangka III, Sub-district of Plampang, the Regency of Sumbawa. The field experiment was designed into a Randomised Complete Block Design (RCBD) in a 3x3 factorial lay out. Three levels of soil tillage (zero tillage, minimum tillage, and conventional tillage) were combined with three levels of crop rotation (IR36+chili/onion, IR74+chili/sweet potato, and peanut+chili/mungbean). The variables measured include plant growth, yields and soil loss. The data were then analysed statistically using ANOVA at P < 0.05, continued with Tukey test at P < 0.05. The results of experiment showed that tillage methods were not significantly affected the growth and yield of both rainy season crops and dry season crops; they did affect soil loss. With the application of notillage the soil loss could be reduced up to 53% compared to with conventional tillage. Thus, notillage management system is superior in dry-sloping land, such as in Labangka. Peanut gave the highest income for farmer in rainy season, while in dry season with very little rain mungbean evidently gave the best yield. Chilli intercropped with peanut resulted in the highest chilli population after peanut harvest, accordingly resulted in the highest yield after it intercropped with mungbean.. Over all, the best rotation found in this research was peanut + chilli continued with chilli + mungbean. The intercropping of chilli with rainy season crops continued with dry season crops may become the best strategy to improve total income of farmers.
APLIKASI PASIR DAN PUPUK KANDANG PADA BEDENG PERMANEN UNTUK PERBAIKAN SIFAT TANAH DAN PERTUMBUHAN PADI DI LAHAN VERTISOL TADAH HUJAN LOMBOK Ni Wayan Dwiani Dulur; I.G.M. Kusnarta; W. Wangiyana
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 25 No 1 (2015): Jurnal Agroteksos 2 Agustus 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.119 KB)

Abstract

ABSTRAK Karakteristik lahan vertisol yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman adalah keras dan pecah-pecah di musim kemarau, tetapi liat serta lekat di musim hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh bahan pembenah tanah (pasir dan pupuk kandang) yang diaplikasikan pada bedeng permanen di lahan Vertisol tadah hujan Lombok, untuk memperbaiki sifat tanah dan pertumbuhan tanaman padi. Percobaan dimulai pada bulan Februari 2012, di lahan petani di desa Batujai, Lombok Tengah, yang diawali dengan pembuatan bedeng-bedeng berukuran 1,2 x 5 m. Ada 6 perlakuan yang diuji dalam suatu Rancangan Acak Kelompok, yaitu P0: Bedeng tanpa bahan pembenah tanah, P1: dengan pembenah tanah berupa Pasir, P2: Pasir dan pupuk kandang sapi (pukan) 15 t/ha, P3: Pasir dan pukan 25 t/ha, P4: Pasir dan pukan 35 t/ha, dan P5: Pasir dan pukan 45 t/ha. Pasir diberikan 20% lapisan tanah bagian atas bedeng sampai kedalaman 20 cm. Padi ditanam dengan tugal dengan jarak tanam 20 x 20 cm2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi pasir dan pupuk kandang pada bedeng vertisol dapat memperbaiki sifat tanah, yaitu menurunkan BV dan nilai COLE, serta meningkatkan kadar C organik dan stabilitas agregat. Perlakuan tersebut juga meningkatkan kestabilan bedeng dan pertumbuhan tanaman padi pada bedeng permanen, yaitu berat kering tanaman padi pada fase berbunga, tetapi tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun. ABSTRACT The characteristics of Vertisol land which are less supporting plant growth are hard and cracked in the dry season but clayey and sticky in the rainy season. This study aimed to evaluate the effect of soil amendments (sand and manure) applied on permanent raised-beds on rainfed Vertisols of Lombok, in order to improve soil properties and rice growth. The experiment was commenced in February 2012, on a farmers' field in Batujai village, Central Lombok, started with formation of permanent raised-beds of 1.2 x 5 m size each. There were 6 treatments tested in a randomized complete block design, i.e. P0: beds without application of soil amendments, P1: with application of river sand, P2: river sand and cattle manure of 15 t/ha, P3: river sand and cattle manure of 25 t/ha, P4: river sand and cattle manure of 35 t/ha, and P5: river sand and cattle manure of 45 t/ha. The sand (20% sand) was mixed with topsoil of the beds to a depth of 20 cm. Rice seeds were dibbled with planting space of 20 x 20 cm2. The results indicated that application of sand and manure on Vertisol beds improved soil properties, i.e. decreased volume density and COLE, and increased organic C content and aggregate stability. The treatments also improved bed stability and growth of rice on the permanent raised beds, i.e. dry weight of rice plants at flowering, but had no effect on plant height and tiller number per hill.
PENGARUH LIMBAH ORGANIK TERHADAP KADAR N, P DAN C TANAH SERTA KOMPONEN HASIL KACANG HIJAU TUGAL LANGSUNG PASCA PADI SISTEM IRIGASI AEROBIK Ni Wayan Dwiani Dulur; Muhammad Hamam Nasiruddin; Nihla Farida; I Gusti Made Kusnarta; Wayan Wangiyana
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 31 No 2 (2021): Jurnal Agroteksos Agustus 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v31i2.669

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah orkanik terhadap ketersediaan nitrogen, fospor, C-organik tanah dan pertumbuhan serta hasil kacang hijau (Vigna radiata L.) yang ditugal langsung tanpa olah tanah pasca padi sistem irigasi aerobik, antara tumpangsari dengan kacang tanah dan tanpa tumpangsari. Percobaan dilaksanakan di Desa Beleke (Lombok Barat), yang ditata menurut Rancangan Petak Terbagi, dengan dua factor perlakuan, yaitu teknik budidaya padi aerobik musim sebelumnya, faktor petak utama (T1= monokrop, T2= tumpangsari padi-kacang tanah), dan aplikasi limbah organik, sebagai factor anak petak (L0= tanpa limbah, L1= sekam, L2= abu sekam, L3= abu sekam + Bokashi pupuk kandang sapi). Data dianalisis dengan analisis keragaman (ANOVA) dan uji BNJ pada taraf nyata 5% menggunakan program CoStat for Windows ver. 6.303. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh interaksi antara teknik budidaya padi dan aplikasi limbah organik pada padi sebelumnya terhadap tinggi tanaman 21, 35 dan 63 hari setelah tanam (hst), laju pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah polong berisi, yaitu tertinggi pada kacang hijau yang ditugal langsung pada bedeng bekas padi aerobik tumpangsari dengan kacang tanah dan aplikasi abu sekam dan pupuk Bokashi (T2L3). Teknik budidaya padi sebelumnya hanya berpengaruh terhadap tinggi tanaman kacang hijau pada 35, 49 dan 63 hst, yaitu tertinggi pasca padi tumpangsari (T2), sedangkan aplikasi limbah organik berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan laju pertumbuhannya, jumlah polong berisi, jumlah biji dan berat biji per rumpun, yaitu tertinggi pada aplikasi abu sekam + Bokashi (L3). Namun terhadap kadar N, P dan C-organik tanah, kedua faktor perlakuan tidak berpengaruh
Effect of Biochar and Nitrogen on Growth and Yield of Shallots (Allium Ascalanicum L.) Abdarah Abdarah; Sukartono Sukartono; Bambang Budi Santoso; IGM Kusnarta; Kisman Kisman
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 9, No 2: December 2021
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.487 KB) | DOI: 10.33394/j-ps.v9i2.4296

Abstract

Shallots (Allium ascalanicum L.) is a vegetable commodity that has high economic value. The productivity of shallots in NTB is still relatively low because the level of soil fertility is still decreasing. One of the efforts to increase the productivity of shallots can be done through the addition of soil fertility enhancers by providing biochar and fertilization efficiency. This study aims to determine the effect of biochar, nitrogen fertilizer and interactions on the growth and yield of shallots. The experiment has been carried out since May –August 2021 at the Greenhouse of the Faculty of Agriculture, University of Mataram. The experiment was designed using a factorial Completely Randomized Design consisting of two factors, namely the dose of Biochar (4 levels) B0: 0 tons/ha without Biochar, B1: 10 tons/ha, B2: 20 tons/ha, B3: 30 tons/ha and the dose Nitrogen (5 levels) N0: 0 kg/ha without Nitrogen, N1: 200 kg/ha, N2: 400 kg/ha, N3: 600 kg/ha, N4: 800 kg/ha. The results showed that there was an interaction between the dose of biochar and nitrogen on growth (plant height, number of leaves and number of cloves) and yield (wet weight and dry weight), where doses of biochar 30 tons/ha and nitrogen 800 kg/ha gave growth and yields. and produces the highest nitrogen uptake efficiency. 
Study of Soil Erodibility in Various Agroforestry Systems Based on Elephant Foot Yam (Amorphophallus oncophyllus) in Bayan District, North Lombok Regency Rudy Fermana; I Gusti Made Kusnarta; Padusung
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 1 (2023): January - March
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i1.4435

Abstract

Bayan District has a wavy to mountainous topography. The type of soil in the area is classified as Inceptisol, so it is very susceptible to erosion. An agroforestry system, with various stands of perennial crops, has been developed in the area, as a conservative measure to support the sustainability of land resources. This study aims to assess the value of soil erodibility in Elephant foot yam-based agroforestry systems in five types of stands, namely: Teak (A1), Cashew (A2), “Gamal” and Banana (A3), Cocoa (A4), and Coffee (A5). The method used is descriptive method with survey technique. Determination of the research location was carried out by purposive sampling with the criteria of land having a rather steep slope (15-17%), the soil order Inceptisol, located in the upper slope, and a high level of stand vegetation homogeneity.  Soil samples (undisturbed and disturbed) were collected using the diagonal method on 10 x 10 m plots randomly placed in each agroforestry system with a depth of 0-20 cm. Parameters observed were soil texture (pipette method), soil permeability (constant head), soil structure (qualitative in the field), and soil organic matter (Walkley and Black). The result showed that the value of soil erodibility, in agroforestry systems with different stands, was significantly difference, with the lowest value was found in the Coffee agroforestry system (A5) of 0,416 and the highest was found in the Cashew system (A2) of 0,661. The effectiveness of improvement soil erodibility in the agroforestry system of A5 was 37% better than A2.
DEMPLOT PAKET TENOLOGI BUDIDAYA JAGUNG LAHAN KERING DI DUSUN JUGIL, LOMBOK UTARA Jurnal Pepadu; I Wayan Sudika; I Wayan Sutresna; Dwi Ratna Anugrawati; I Gusti Putu Muliarta Aryana; I Gusti Made Kusnarta
Jurnal Pepadu Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Pepadu
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v4i1.2228

Abstract

Petani di dusun Jugil belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang karakterisitik Sinta Unram dan teknologi Budidaya jagung meliputi sistem tanam jajar legowo dan pemberian pupuk organik Petrogank. Oleh karena itu, telah dilakukan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan teknik budidaya jagung dengan sistem tanam jajar legowo dan karakteristik Sinta Unram di lahan kering. Selain itu, ingin diketahui pula hasil setiap paket yang diterapkan pada demplot. Metode pengabdian yang digunakan adalah pendidikan orang dewasa (POD) dengan teknik partisipatif. Pengabdian diawali dengan pertemuan dan diskusi kemudian dilanjutkan pengadaan demplot. Pada demplot diterapkan dua paket, yaitu paket I, teknologi yang diperkenalkan dan paket II, cara petani. Pada saat panen, dilakukan pula diskusi tentang ciri-ciri panen dan syarat tongkol untuk dijadikan benih. Petani peserta telah memiliki pengetahuan di bidang teknik sistem tanam jajar legowo dan karakteristik Sinta Unram. Adanya partisipasi pada demplot mulai penanaman hingga panen, menyebabkan petani lebih trampil dalam menerapkan sistem tanam jajar legowo dan pemberian pupuk organik Petroganik. Petani dapat menyaksikan hasil panen masing-masing paket pada demplot, sehingga lebih yakin akan keberhasilan paket yang diperkenalkan. Hasil pengabdian penunjukkan, bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani di bidang sistem tanam jajar legowo dan pemberian pupuk organik Petroganik. Hasil penerapan paket I sebesar 5,751 t/ha, lebih tinggi dibanding cara petani, yakni 2,940 t/ha. Tongkol-tongkol hasil demplot telah diberikan kepada petani untuk pembuatan benih.
The Quality of Compost Made From a mixture of Oyster Mushroom Baglog Waste and Cow Manure with the Addition of Dekomposer of Promi, MA-11, and BPF Muhammad Tirzady Prasetyo; I Gusti Made Kusnarta; Lolita Endang Susilowati; Mahrup
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 2 (2023): April-June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i2.4874

Abstract

:  This study aims to determine the quality of compost of a mixture of Oyster Mushroom Baglog waste and Cow Manure, using Promi (Promoting Microbes), MA-11 (Microba Alfaafa-11), and BPF (Phosphate Solubilizing Bacteria) decomposers. The experiment was arranged in a Completely Randomized Design (CRD), consisting of 4 ( Four) treatments: P0 = Baglog Oyster Mushrooms and Manure with a ratio = 1:2 without decomposers, P1 = Baglog Oyster Mushrooms and Manure with a ratio = 1:2 plus Promi, P2 =Baglog Oyster Mushrooms and manure with a ratio = 1:2 plus MA 11, P3=Baglog Oyster Mushrooms and Manure with a ratio of = 1:2 plus (BPF). Each treatment was repeated three times to obtain 12 experimental units. Parameters measured were: texture, pH, C-organic, N-total, C/N Ratio, Temperature (Temperature), Compost Color, and Compost Odor. The results showed that of the three decomposers used in this study, Promi was better at decomposing compose for two months. Promi is faster in changing the color of the compost to black, faster in reducing the temperature of the compost, has a pH of 6.81, and has the lowest organic C content and total N content of 0.94%. Of the three decomposers used in this study, Promi is better and faster for producing compost from a mixture of baglog and cow manure than the other treatments.
Penerapan Pertanian Konservasi Pada Skala Usaha Tani di Lahan Tegalan Lombok Tengah Padusung Padusung; Mahrup Mahrup; IGM Kusnarta; I Nym Soemeinaboedhy; Fahrudin Fahrudin
JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA Vol. 4 No. 2 (2018): JURNAL SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik pertanian konservasi yang diterapkan di Desa Rembitan Kabupaten Lombok Tengah bertujuan meningkatkan hasil pertanian pada skala usaha tani dengan meminimalisasi biaya pengolahan tetapi memaksimalkan produksi, disamping itu juga sebagai dasar menuju pertanian lestari, berkelanjutan dan memperbaiki mata pencaharian. Ada tiga prinsip dasar pertanian konservasi yakni: 1) Mengolah tanah seringan-ringannnya hingga tidak diolah sama sekali; 2) Menutup permukaan tanah serapat-rapatnya secara terus-menerus sepanjang tahun; 3) Tumpang sari dan rotasi tanaman. Penerapan teknik konservasi merupakan kolaborasi kegiatan budidaya tanaman serta melakukan pembenahan tanah yang rusak/kritis, mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapainya produksi tinggi dalam waktu yang tidak terbatas, dan meningkatkan produktivitas lahan usahatani. Untuk dapat mewujudkan ketiga hal tersebut makan dilakukan beberapa metode penerapan teknik konservasi pada lahan tegalan, yakni: 1) Teknik Konservasi Vegetatif; 2) Teknik Konservasi Mekanik; dan 3) Tanpa Pengolahan Tanah. Ketiga teknik konservasi yang diterapkan pada lahan tegalan ini mampu menjaga permukaan tanah dari erosi dan aliran permukaan (run off) yang tinggi karena adanya mulsa atau vegetasi penutup tanah (cover crop), selain itu teknik konservasi ini juga dapat memelihara bahkan menstabilkan kesuburan pada tanah tegalan seperti yang ada di Desa Rembitan dalam mewujudkan produksi yang maksimal pada skala usaha tani.
Pendampingan Penanaman Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) Dengan Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation) Pada Tanah Vertisol Di Desa Sukadana Lombok Tengah Mukminah; Zuhdiyah Matienatul Iemaaniah; I Gusti Made Kusnarta; Lolita Endang Susilowati; Fahrudin; Srirahardita Pamungkas
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v4i1.99

Abstract

Kegiatan pengabdian budidaya tanaman okra bertujuan memberdayakan masyarakat di KEK Mandalika agar dapat mandiri dalam ketahanan pangan lokal dengan memanfaatkan potensi lahan pertanian yang tergolong sangat luas. Budidaya tanaman okra pada berbagai jenis tanah memiliki karakteristik yakni drainase yang baik, jenis tanah berlempung pasir, temperatur udara mulai dari 27-30 °C sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman cepat tumbuh. Kegiatan budidaya tanaman okra pada tanah vertisol menggunakan pengairan dengan sistem irigasi tetes (Drip Irrigation) karena tanah vertisol adalah tanah banyak mengandung banyak mineral lempung yang baik untuk pertanian. Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation) adalah teknik pengairan dengan cara pemberian air melalui pipa paralon secara ditempatkan di samping tanaman. Keunggulan dari sistem irigasi tetes ini adalah pada saat pengairan cukup diaplikasikan di bagian area akar yang basah untuk pemenuhan kebutuhan air pada setiap tanaman, akan tetapi air yang di tambahkan dapat di serap oleh tanaman secara berkala dengan kelembaban tanah yang rendah. Pengairan dengan sistem irigasi tetes ini tentu efektif untuk kegiatan usaha pertanian. Dengan kegiatan sosialisasi teknik penanaman yang baik, masyarakat dapat terus mengembangkan budidaya hortikultura tanaman local.
Co-Authors , Kisman Abdarah, Abdarah Agnia Mawaddah Agus Suroso Ahmad Suriadi, Ahmad Alghifari, Alif Satya Amni, Diya’ Islamiati Astuti, Eni Widia Baharuddin Abubakar Baiq Eliza Prizma Mahardhika Baiq Siti Rohmaniati Bakti, Lalu Arifin Aria Bambang Budi Santoso Bambang Hari Kusumo Bararah, Zakiyyatul Bustan Bustan Bustan, Bustan C.S. Rahardjo1 Dewi Astuti Dwi Ratna Anugrahwati Dwi Ratna Anugrawati Fadila Mawaddah Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin Fahrudin, Fahrudin Fauzi, Taufik H.M. Tarudi Hamkary Salam, Riza Hapsari Hurum, Puji I Dewa Gede Jaya Negara I Gusti Putu Muliarta Aryana I Gusti Putu Muliarta Aryana I Nym Soemeinaboedhy I Nym Soemeinaboedhy I Nym Soemeinaboedhy I Nyoman Soemeinaboedhy I Putu Silawibawa I Wayan Sudika I Wayan Sudika I Wayan Sutresna I Wayan Sutresna I Wayan Sutresna I. Yasin1 Isnaniar Rahmatul Azizah Januardi, Azril Jurnal Pepadu Khaerul Umam Lalu Arifin Aria Bakti Lolita Endang Susilowati Lolita Endang Susilowati Lorinanggarani, Ray Harmida M. Ma’shum M. Sarjan, M. M. Zairin Mahrup Mahrup Mahrup . Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup Mahrup, Mahrup Mahrup, Mahrup Mardianti Muhammad Hamam Nasiruddin Muhammad Sarjan Muhammad Tirzady Prasetyo Mukminah Mukminah, Mukminah Mulyati Ni Wayan Dwiani Ni Wayan Dwiani Dulur Ni Wayan Dwiani Dulur Ni Wayan Dwiani Dulur Ni Wayan Sri Suliartini Nihla Farida Nihla Farida Nihla Farida Nurrachman Padusug, Padusung Padusung Padusung Padusung Padusung Padusung Padusung Padusung Padusung Padusung Padusung Padusung, Padusung Putu Silawibawa Raden Unangga Jaya W Reni Anggraeni Rudy Fermana Sabariyah Sabariyah Sari, Diah Mala Satriawan, Muhammad Selvia, Siska Ita Shakila, Nur Asri Soemeinaboedhy, I Nym Srirahardita Pamungkas Sukartno Sukartono Sukartono Sukartono Sukartono Suparman Susilowat, Lolita Endang Sutriono Sutriono Suwardji Suwardji Suwardji Wayan Wangiyana Zaenal Arifin Zakirah, Awanis Zinnur'ain Zuhdiyah Matienatul Iemaaniah