Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Analisis Faktor Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Wiliayah Kerja Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya: Analysis of Environmental Factors Associated with the Incidence of Diarrhea in Toodlers in the Working Area of the Pahandut Health Center Palangka Raya Arif, Ahmad; Lestari, Rizki Muji; Baringbing, Eva Prilelli
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 3 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i3.8963

Abstract

Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan dan penyebab kematian pada balita. Faktor lingkungan yang kurang mendukung dapat menyebabkan tingginya angka kejadian diare. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas pahandut. Metode Penelitian yang digunakan adalah Total Sampling. Desain penelitian ini mengunakan survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 53 orang ibu yang berkunjung ke Puskesmas Pahandut. Data penelitian ini di ambil dengan menggunakan kuesioner setelah di tabulasi data di analisis secara univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-squere. Hasil Berdasarkan uji chi-square dengan sotfware SPSS 16, di peroleh hasil faktor sumber air bersih dengan nilai p = 0,046 < = 0,05. Faktor jenis tempat pembuangan tinja dengan nilai p = 0,003 < = 0,05, dan faktor sarana pembuangan sampah dengan nilai p = 0,091 > α 0,05). Kesimpulan Ada hubungan yang signifikansi antara sumber air bersih dengan kejadian diare, ada hubungan yang signifikasi antara jenis sarana pembuangan tinja dengan kejadian diare, tidak ada hubungan yang signifikasi antara sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare.
Pengaruh Pemberian Promosi Kesehatan Tentang Anemia Melalui Model Small Group Discussion (SGD) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Remaja Putri di Kelas X SMAN 4 Palangka Raya: The Effect of Health Promotion About Anemia Through the Small Group Discussion (SGD) Model on Knowledge Improvement Among Female Adolescents in Grade X at SMAN 4 Palangka Raya Pitriana, Marta; Lestari, Rizki Muji; Baringbing, Eva Prilelli
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 3 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i3.9028

Abstract

Saat ini remaja putri cenderung melakukan tindakan diet yang tidak sehat dengan membatasi asupan nutrisi dan zat besi akibat khawatir terhadap kenaikan berat badan dan penampilan tubuhnya sehingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti anemia. Pengetahuan memiliki peran penting bagi remaja putri untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan anemia. Promosi kesehatan menjadi upaya dalam pencegahan primer terhadap anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian promosi kesehatan tentang anemia melalui model Small Group Discussion (SGD) terhadap peningkatan pengetahuan pada remaja putri. Penelitian ini menggunakan pre-experimental design dengan jenis penelitian yaitu one group pretest-posttest. Sampel pada penelitian ini berjumlah 36 responden, yaitu siswi kelas X.1, X.2 dan X.3 SMAN 4 Palangka Raya. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Analisis data menggunakan uji Paired sample t-test. Hasil uji Paired sample t-test (p value = 0,000 atau p<0,05), yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian promosi kesehatan tentang anemia melalui model Small Group Discussion (SGD) terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri di kelas X SMAN 4 Palangka Raya. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu promosi kesehatan dengan model Small Group Discussion (SGD) terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan pada remaja putri dikarenakan mampu mendorong remaja putri untuk aktif berdiskusi dan berbagi informasi sehingga mampu memecahkan suatu masalah. Saran yang diberikan yaitu untuk melakukan kemitraan dengan fasilitas kesehatan terkait pemberian promosi kesehatan rutin tentang Anemia bersamaan dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD).
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kayon Kota Palangka Raya: Correlation Between Knowledge Level and Dietary Compliance in Type II Diabetes Millitus Patients in the Work of the UPT Kayon Health Center Palangka Raya Rosalina, Mayna Maria; Lestari, Rizki Muji; Baringbing, Eva Prilelli
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 3 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i3.9035

Abstract

Salah satu yang bisa dilakukan pada penderita diabetes mellitus adalah memperhatikan pola makan, misalnya dengan melakukan diet diabetes mellitus dengan menjaga pola makan, mengatur jumlah makanan yang di konsumsi, Agar gula darah lebih stabil maka perlu dilakukan pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus dengan memperhatikan diet. Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Diwilayah Kerja UPT Puskesmas Kayon Kota Palangkaraya. Menggunakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 52 penderita diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Kayon yang memenuhi kriteria insklusi dan ekslusi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Uji chi square (p value = 1.000 > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Kayon. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet responden dalam menjalankan diet diabetes mellitus tipe II diwilayah kerja Puskesmas Kayon, hal tesebut dikarenakan faktor yang berperan dalam meningkatkan kepatuhan diet adalah pendidikan pengetahuan, persepsi, motivasi diri, kepercayan diri, lama menderita diabetes melitus, dukungan keluarga dan petugas kesehatan.
Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut: Connection Knowledge Family with Behavior Prevention Transmission Tuberculosis in Region Work UPT Puskesmas Pahandut Elizabeth, Shela Aprilianti; Lestari, Rizki Muji; Baringbing, Eva Prilelli
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 3 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i3.9038

Abstract

Salah satu penyebab penularan tuberkulosis dapat terjadi jika keluarga kontak langsung dengan penderita. Cara penularan tuberkulosis ini dapat ditularkan melalui percikan dahak pada saat penderita bersin maupun batuk, terutama pada orang terdekat. Tuberkulosis harus dilakukan pengobatan secara rutin yaitu 6 bulan, jika kurang dari 6 bulan atau tidak tuntas maka tahap pengobatannya akan diulang dari awal serta lama sembuhnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Diwilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut. Penelitian ini mengunakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 71 perwakilan keluarga penderita tuberkulosis di wilayah kerja UPT Puskesmas pahandut yang memenuhi kriteria insklusi dan ekslusi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan nilai p value = 0,003 (p ≤ 0,05) yang artinya ada Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Diwilayah Kerja UPT Puskesmas Pahandut. Kesimpulan Pada penelitian ini pengetahuan keluarga dengan perilaku pencegahan adalah memiliki kemampuan dan wawasan yang luas tentang Tuberkulosis. Disarankan agar keluarga dan penderita mengikuti penyuluhan, banyak bertanya dan membaca materi-materi yang berkaitan dengan Tuberkulosis.
EFEKTIVITAS SENAM B-FIT TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA ASN PELAKSANA DI KANTOR DP3AP2KB KABUPATEN KATINGAN Kusuma, Berry Sanjaya; Baringbing, Eva Prilelli; Ovany, Riska
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v5i4.7497

Abstract

Many office workers, including civil servants (ASN) at Katingan Regency Office of Women's Empowerment, Child Protection, and Population Control and Family Planning (DP3AP2KB), experience back pain caused by sitting all day at the computer desk. B-Fit exercises at work, initiated by the Indonesian Ministry of Health, are an easy and time-consuming form of stretching and are considered effective in addressing back pain among ASN employees. To analyze the effectiveness of B-Fit exercises on back pain among ASN at Katingan Regency Office of DP3AP2KB. An experimental research using a quantitative pre-post experimental design. A sample of 43 individuals was selected using total sampling. The data were collected by using a questionnaire and analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test. The statistical test results obtained a p-value (0.000) with p < 0.05, thus Ha was accepted, indicating that there was an effect between the effectiveness of B-Fit Exercises on back pain complaints among Civil Servants (ASN) at the DP3AP2KB Office in Katingan Regency. B-Fit exercises, when performed correctly, have been proven to be effective in addressing back pain complaints among Civil Servants (ASN) at the DP3AP2KB Office in Katingan Regency, and can therefore be used as a preventative measure to reduce severity. It is hoped that Civil Servants (ASN) will perform B-Fit Exercises regularly to obtain optimal benefits. ABSTRAKKeluhan nyeri punggung yang disebabkan duduk seharian di depan meja komputer dialami banyak pekerja kantoran termasuk ASN Pelaksana di Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Katingan. Senam B-Fit di tempat kerja yang digagas oleh Kemenkes RI merupakan bentuk peregangan yang mudah, tidak menyita waktu untuk dilaksanakan dinilai memiliki efektifitas untuk mengatasi keluhan nyeri punggung yang dialami ASN Pelaksana. Menganalisis pengaruh efektifitas senam B-Fit terhadap keluhan nyeri punggung ASN Pelaksana di Kantor DP3AP2KB Kabupaten Katingan. Study eksperimental desain penelitian kuantitatif pre post experimental design. Sampel 43 orang, dipilih menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value (0,000) dengan p < 0,05 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh antara efektifitas Senam B-Fit terhadap keluhan nyeri punggung ASN Pelaksana di Kantor DP3AP2KB Kabupaten Katingan. Senam B-fit jika dilakukan dengan benar terbukti memiliki efektifitas yang baik dalam mengatasi keluhan nyeri punggung ASN Pelaksana di Kantor DP3AP2KB Kabupaten Katingan sehingga dapat dijadikan tindakan pencegahan dari keparahan. Diharapkan ASN Pelaksana dapat melakukan Senam B-Fit secara rutin sehingga memperoleh manfaat yang optimal.
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT AKSEPTOR VASEKTOMI DI KECAMATAN JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA Marvianae, Melsa; Baringbing, Eva Prilelli; Ovany, Riska
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v5i4.7500

Abstract

The Family Planning Program is one of the government's efforts to suppress the rate of population growth in Indonesia. One of the contraceptive methods provided in this program is vasectomy, which is a long-term contraceptive method for men that is permanent. Although this method has a high level of effectiveness and a relatively low risk of side effects, the participation rate of men in the vasectomy program is still low, the majority of family planning participants are still dominated by women. The low interest of men to become vasectomy acceptors causes inequality in the role of birth control and can burden women physically and psychologically. This research is to find out the factors that affect the low interest of vasectomy acceptors in Jekan Raya District, Palangka Raya. Analytical survey with a cross sectional approach. The sampling technique was Accindental Sampling for 99 Respondents. The analysis carried out was univariate and bivariate analysis with Chi-Square statistical test. The research showed that there was an influence of age factors (?=0.000), education (?=0.000), knowledge (?=0.000), attitude (?= 0.004), wife's support (?=0.020), source of information (?= 0.000) on the husband's interest in becoming a vasectomy acceptor. There was an influence between factors of age, education, knowledge, attitude, wife's support and sources of information on the husband's low interest in becoming a vasectomy acceptor. The efforts to increase education and disseminate information that were right on target to increase men's participation in family planning programs through the vasectomy method. It is recommended to health workers and related parties to increase education about vasectomy to men of childbearing age. Clear, easy-to-understand, and targeted information was expected to increase men's understanding and interest in participating on family planning program in a balanced manner with women. ABSTRAKProgram Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Salah satu metode kontrasepsi yang disediakan dalam program ini adalah vasektomi, yaitu metode kontrasepsi jangka panjang untuk pria yang bersifat permanen. Meskipun metode ini memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dan risiko efek samping yang relatif rendah, tingkat partisipasi pria dalam program vasektomi masih rendah, mayoritas peserta KB masih didominasi oleh perempuan. Rendahnya minat pria untuk menjadi akseptor vasektomi menimbulkan ketimpangan peran dalam pengendalian kelahiran dan dapat membebani pihak perempuan secara fisik maupun psikologis. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat akseptor vasektomi di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel adalah Accindental Sampling sebanyak 99 Responden. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh faktor umur (?=0,000), pendidikan (?=0,000), pengetahuan (?=0,000), sikap (?= 0,004), dukungan istri (?=0,020), sumber informasi (?= 0,000) terhadap minat suami menjadi akseptor vasektomi. Ada pengaruh antara faktor umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan istri dan sumber informasi terhadap rendahnya minat suami menjadi akseptor vasektomi. Upaya peningkatan edukasi dan penyebaran informasi yang tepat sasaran guna meningkatkan partisipasi pria dalam program KB melalui metode vasektomi. Disarankan kepada tenaga kesehatan dan pihak terkait untuk meningkatkan edukasi mengenai vasektomi kepada pria usia subur. Informasi yang jelas, mudah dipahami, dan tepat sasaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman serta minat pria dalam berpartisipasi pada program KB secara seimbang dengan perempuan.
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PUS DI UPT PUSKESMAS KASONGAN II Sustiana, Henny; Baringbing, Eva Prilelli; Ovany , Riska
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v5i4.7598

Abstract

The Family Planning (FP) program serves as a governmental initiative designed to manage population growth while enhancing family welfare. Couples of Reproductive Age (CRA) are one of its primary focus groups, representing individuals within the fertile age range. Despite ongoing efforts, contraceptive utilization among CRA in the working area of Kasongan II Community Health Center, Katingan Regency, remains limited. This issue is closely linked to the level of knowledge and personal attitudes toward contraceptive methods. Insufficient information and unfavorable perceptions often lead to myths, anxiety, and misconceptions regarding side effects, thereby reducing participation in the FP program. This study aimed to analyze the relationship between knowledge and attitudes toward contraceptive use among CRA. A quantitative method with a cross-sectional design was applied, involving 93 female respondents selected through accidental sampling. Data were obtained using structured questionnaires and analyzed through univariate and bivariate tests using the Fisher Exact Test. The findings revealed that 51.6% of respondents possessed good knowledge and 75.3% displayed positive attitudes toward contraception, while 76.3% reported using contraceptive methods. Statistical results indicated a significant correlation between knowledge and contraceptive use (p = 0.000), as well as between attitude and contraceptive use (p = 0.000). It can be concluded that both knowledge and attitudes significantly influence contraceptive practices among CRA in the Kasongan II Health Center area. Health professionals are advised to strengthen educational outreach and promotional activities through various media and interpersonal communication to enhance community involvement in family planning initiatives. ABSTRAKProgram Keluarga Berencana (KB) merupakan strategi pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk sekaligus memperbaiki kesejahteraan keluarga. Salah satu kelompok utama yang menjadi sasaran adalah Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan dalam rentang usia reproduktif. Namun, tingkat pemakaian alat kontrasepsi di wilayah kerja UPT Puskesmas Kasongan II Kabupaten Katingan masih tergolong rendah. Kondisi ini erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan dan sikap individu terhadap kontrasepsi. Kurangnya informasi serta persepsi negatif terhadap alat kontrasepsi sering memunculkan mitos, kekhawatiran, dan kesalahpahaman tentang efek sampingnya, sehingga berdampak pada rendahnya partisipasi dalam program KB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi pada PUS. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan potong lintang (cross-sectional). Sampel penelitian berjumlah 93 orang ibu PUS yang ditentukan menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tertutup dan dianalisis secara univariat serta bivariat menggunakan uji Fisher Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik (51,6%) dan sikap positif (75,3%) terhadap kontrasepsi, serta 76,3% responden diketahui menggunakan alat kontrasepsi. Analisis menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi (p = 0,000) dan antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi (p = 0,000). Kesimpulannya, pengetahuan dan sikap memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku penggunaan alat kontrasepsi pada PUS di wilayah kerja UPT Puskesmas Kasongan II Kabupaten Katingan. Tenaga kesehatan diharapkan dapat memperluas kegiatan edukasi dan promosi melalui media massa serta pendekatan langsung kepada masyarakat guna meningkatkan keterlibatan dalam program KB.