Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Legal Protection for Foreign Investment According to Law Number 25 of 2007 concerning Investment Marbun, Putra Hasian; Nababan, Roida; Gultom, Meli Hertati
Journal of Legal and Cultural Analytics Vol. 4 No. 3 (2025): August 2025
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jlca.v4i3.15131

Abstract

This writing aims to explore the importance of a legal regulation that is able to provide legal protection for foreign investment. Foreign investment is a very important instrument for the development of the nation's economy so that a legal regulation is needed to provide legal certainty for foreign investors so that they feel safe and comfortable in carrying out investment practices in Indonesia. In this study, the author will focus on exploring How Legal Protection for Foreign Investment is According to Law Number 25 of 2007 Concerning Investment and What Forms of Ease of Land Rights Licensing Services Are According to Law Number 25 of 2007 Concerning Investment. The data collection method in this study was carried out through library research and document review, namely by collecting legal materials through studies of journals, legal research results, and various official institutional documents such as laws and regulations, trial circulars, and other literature relevant to the problems studied.
Legal Responsibilities of Business Actors in Monopolistic Practices and Unfair Business Competition According to Law Number 5 of 1999 Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition Giawa, Fransisko; Nababan, Roida; Siregar, Ria Juliana
Journal of Legal and Cultural Analytics Vol. 4 No. 3 (2025): August 2025
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jlca.v4i3.15132

Abstract

Business competition is an economic instrument in the development of the Indonesian economic system, as evidenced by the enactment of Law Number 5 of 1999 concerning the Prohibition of Monopolies and Unfair Business Competition. The issues discussed in this study are: what forms of agreements are prohibited in business competition activities according to Law Number 5 of 1999 concerning the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition, and what are the responsibilities of business actors involved in cases of monopolistic practices and unfair business competition according to Law Number 5 of 1999 concerning the Prohibition of Unfair Business Competition. The data collection method in this study was conducted through library research and document review. This involved collecting legal materials through journals, legal research results, and various official institutional documents such as laws and regulations, court circulars, and other literature relevant to the research problem.
Legal Protection For Creditors Who Hold Credit Rights Where The Sales Value Of The Collateral Is Smaller Than The Debt Of The Bankrupt Debtor Based On Law No. 37 Of 2004 Concerning Bankruptcy And Pkpu Simanjuntak, Baginta; Nababan, Roida; Habeahan, Besty
Journal of Law, Politic and Humanities Vol. 6 No. 1 (2025): (JLPH) Journal of Law, Politic and Humanities
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jlph.v6i1.2444

Abstract

The dynamic growth of business activities in Indonesia has increased debt–credit transactions, which can lead to disputes when debtors fail to meet obligations, particularly in bankruptcy. Law No. 37 of 2004 on Bankruptcy and Suspension of Debt Payment Obligations provides a framework for asset settlement and protection for secured creditors (separatist creditors). However, issues arise when the collateral’s execution value is insufficient to cover the debtor’s total debt, leaving a shortfall unpaid. This study examines the legal protection for separatist creditors in such cases and remedies available when the curator fails to pay the remaining debt. Using a normative juridical method with statutory and conceptual approaches, the research is based on primary, secondary, and tertiary legal materials analyzed qualitatively. The findings show that the Bankruptcy Law does not clearly regulate the procedure for claiming such shortfalls, creating legal uncertainty and inconsistent commercial court practices. The study concludes that the law should be reformed to expressly allow the shortfall to be claimed as a concurrent debt and that the Supreme Court should issue guidelines to ensure consistent interpretation and strengthen legal protection for separatist creditors.
LEGAL PROTECTION FOR GOJEK DRIVERS WHO EXPERIENCE WORK ACCIDENTS BASED ON LAW NUMBER 24 OF 2011 ON THE SOCIAL SECURITY ORGANIZING AGENCY (BPJS) Manihuruk, Teresa Akgriana Putri; Habeaan, Besty; Nababan, Roida
ANAYASA : Journal of Legal Studies Vol. 3 No. 1 (2025): ANAYASA
Publisher : PT. Altin Riset Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61397/ays.v3i1.343

Abstract

Gojek drivers who experience work accidents, based on Law Number 24 of 2011 concerning the Social Security Administering Body (BPJS). As workers who work in the online transportation sector, Gojek drivers often face the risk of work accidents that are not covered by the conventional social security system. In this context, examine how workers are protected in relation to the BPJS program when workers experience work accidents, and find out the legal consequences for workers who experience accidents while working. This research examines the protection mechanisms regulated by BPJS employment. So the results of this research show that regulations regarding workers who experience accidents while carrying out work have been regulated in the Employment Law.
Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Sidang Elektronik di Pengadilan Negeri Medan Berdasarkan Putusan Pengadilan No.971/Pdt.G/2023/PN.MDN Samosir, Afrison; Nababan, Roida
Journal of Health Education Law Information and Humanities Vol 2, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/helium.v2i1.5254

Abstract

Peraturan Mahkamah Agung no. 7 tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung no. 1 tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan secara elektronik undang-undang ini mengatur Prosedur Penyelesaian Perkara Secara Elektronik. Sidang elektronik atau E-Court adalah suatu sistem persidangan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjalankan proses hukum tanpa memerlukan kehadiran secara langsung para pihak di pengadilan. Dalam sidang elektronik, semua atau sebagian proses persidangan, termasuk pendaftaran perkara, pengajuan bukti, pemeriksaan saksi, dan pembacaan putusan dilakukan secara daring melalui platform yang disediakan oleh pengadilan. Perlu dilakukan tinjauan hukum atas pelaksanaan persidangan online untuk mengetahui kualitas putusan yang di jatuhkan oleh hakim, karena hakim dalam manjatuhkan putusan wajib menyampaikan pertimbangan Hukum atau pendapat tertulis terhadap perkara yang sedang diperiksa untuk menciptakan keadilan dan keberimbangan dari kedua belah pihak berdasarkan Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Selain itu agar persidangan online atau E-Court dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku perlu dilakukan kepatuhan terhadap pelaksanaan E-Court di pengadilan. Agar prosedur seperti pendaftaran perkara, pengajuan bukti, pengajuan jawaban replik dan duplik,pemeriksaan saksi serta pembacaan putusan tetap sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung nomor 7 tahun 2022 dan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2019. Sehingga persidangan online tersebut barjalan dengan baik dan patuh terhadap hukum.
Analisis Yuridis Perbuatan Melawan Hukum yang Dilakukan oleh Perusahaan Leasing Dalam Proses Penarikan Kendaraan Ginting, Meilani Amanda Br; Nababan, Roida
Journal of Accounting Law Communication and Technology Vol 2, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jalakotek.v2i1.4591

Abstract

Penarikan kendaraan oleh perusahaan leasing di Indonesia sering kali menimbulkan polemik hukum yang berujung pada gugatan perbuatan melawan hukum (PMH). Permasalahan ini menjadi semakin kompleks karena banyak perusahaan leasing yang tidak mematuhi prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi kendaraan yang menjadi objek jaminan fidusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek yuridis dari tindakan perusahaan leasing dalam proses penarikan kendaraan serta menilai sejauh mana tindakan tersebut memenuhi atau melanggar ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, khususnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak perusahaan leasing melaksanakan penarikan kendaraan secara sepihak tanpa melalui prosedur yang sesuai dengan hukum, seperti tidak adanya surat peringatan, tindakan represif, dan intimidasi terhadap debitur. Hal ini bertentangan dengan Pasal 1365 KUHPerdata tentang perbuatan melawan hukum, di mana setiap tindakan yang merugikan pihak lain dan melanggar hak hukum dapat dikategorikan sebagai PMH. Selain itu, perusahaan leasing sering kali tidak mematuhi ketentuan Pasal 29 Undang-Undang Jaminan Fidusia yang menyatakan bahwa eksekusi jaminan fidusia harus melalui permohonan ke pengadilan atau melalui prosedur yang sesuai dengan ketentuan hukum.
Mediasi Restoratif Dalam Sengketa Kontrak Bisnis di Perusahaan Multinasional Situmorang, Olyhabana; Nababan, Roida
Journal of Accounting Law Communication and Technology Vol 2, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jalakotek.v2i1.4720

Abstract

Sengketa kontrak bisnis sering kali menjadi tantangan signifikan bagi perusahaan multinasional, mengingat kompleksitas yang ditimbulkan oleh perbedaan sistem hukum, budaya, dan praktik bisnis antar negara. Penyelesaian sengketa melalui litigasi atau arbitrase kerap melibatkan biaya tinggi, memakan waktu lama, dan dapat merusak hubungan bisnis jangka panjang. Sebagai alternatif, mediasi restoratif menawarkan pendekatan yang lebih kolaboratif dan mengutamakan pemulihan hubungan antar pihak yang bersengketa. Mediasi restoratif fokus pada dialog terbuka antara pihak yang terlibat untuk mencari solusi yang adil, mengurangi ketegangan, dan memperbaiki hubungan yang terlanjur rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan mediasi restoratif dalam menyelesaikan sengketa kontrak bisnis di perusahaan multinasional, dengan fokus pada manfaat, tantangan, serta efektivitasnya dalam konteks bisnis internasional. Melalui pendekatan kualitatif dan studi kasus, penelitian ini mengidentifikasi bahwa mediasi restoratif dapat mengurangi biaya dan waktu yang terkait dengan sengketa bisnis, sambil menjaga hubungan baik antar pihak. Namun, tantangan yang muncul, seperti ketidakseimbangan kekuasaan, perbedaan budaya, dan sistem hukum yang berbeda, menjadi hambatan dalam penerapan mediasi restoratif di level global. Penelitian ini menyarankan pentingnya pelatihan mediator, penyesuaian kebijakan perusahaan, dan pengembangan platform mediasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan perusahaan multinasional dalam menangani sengketa kontrak bisnis.
Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembatalan Akta Otentik Berdasarkan Kesalahan Substansi Herawati, Herawati; Nababan, Roida
Journal of Accounting Law Communication and Technology Vol 2, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jalakotek.v2i1.4550

Abstract

Penelitian  ini membahas tentang tanggung jawab notaris dalam pembatalan akta otentik yang disebabkan oleh kesalahan substansi, dengan fokus pada kasus-kasus yang sudah  terjadi. Pembatalan akta otentik yang disebabkan oleh kesalahan substansi dapat merugikan pihak yang terlibat dalam perjanjian. Dalam konteks ini, notaris memiliki tanggung jawab hukum untuk memastikan akta yang dibuatnya sah dan bebas dari kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tanggung jawab notaris serta implikasi hukum yang timbul akibat pembatalan akta otentik berdasarkan kesalahan substansi. Metode yang digunakan adalah pendekatan normatif dengan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa notaris harus bertanggung jawab atas kesalahan substansi yang terjadi dalam akta otentik yang ditandatanganinya, serta pentingnya pengawasan dan penyuluhan untuk mencegah terjadinya kesalahan yang serupa di masa depan.
Masalah Sistem Pengupahan Terhadap Buruh Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Cara Borongan Silaban, Epafras; Nababan, Roida
Journal of Accounting Law Communication and Technology Vol 2, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jalakotek.v2i1.4920

Abstract

Kelapa sawit memiliki peranan penting bagi perekonomian di Indonesia salah satu komoditas eksport teratas, dan penyumbang penyedian peluang pekerjaan paling tinggi. Pertumbuhan tanaman kelapa sawit yang cukup pesat dalam hal peningkatan daya produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang meningkat sektor perkebunan kelapa sawit yang menjadikannya lahan kelapa sawit sebagai salah satu unggulan dalam kesejahteraan ekonomi. Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan berdasarkan besarnya jasa yang di berikan oleh buruh atau karyawan atas volume pekerjaan dan berapa lama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mekanisme sistem pengupahan borongan yang diterapkan di perkebunan kelapa sawit dan juga mengetahui tantangan yang dihadapi buruh dalam sistem pengupahan borongan di perkebunan kelapa sawit serta salah satu tugas mata kuliah di semester 7 dari fakultas untuk menyelesaikan praktek lapangan kerja. Rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian adalah antara lain: Bagaimana mekanisme sistem pengupahan borongan yang diterapkan di perkebunan kelapa sawit, apa saja tantangan yang dihadapi buruh dalam sistem pengupahan borongan di perkebunan kelapa sawit? diharapkan dapat memberikan wawasan bagi buruh tentang kondisi pengupahan mereka, sehingga mereka dapat lebih memahami hak-hak dan kewajiban mereka dalam sistem yang ada dan dapat membantu buruh untuk menyuarakan harapan dan keluhan mereka, mendorong perubahan yang lebih baik dalam sistem pengupahan. Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini dengan metode kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atas atau gejala yang yang bersifat alami yang sifatanya mendasar dan natural yang di dapat di lapangan. Hak-hak dalam bentuk fasilitas yang diberikan pihak perusahaan sangat kurang, adapun fasilitas yang diberikan hanya pada golongan karyawan tetap yang memiliki jabatan tinggi seperti manajer dan kepala divisi seperti tempat tinggal untuk pekerja yang diluar daerah, listrik, air bersih, beasiswa bagi anak-anak buruh yang kurang mampu, pelayanan kesehatan, Jamsostek, Jaminan Kesehatan, pensiun, peratalatan kerja dan Mekanisme umum sistem pengupahan borongan di perkebunan kelapa sawit: penetapan target atau volume kerja, beban kerja yang berat, pelaksanaan pekerjaan oleh pekerja borongan, pencatatan hasil kerja, pembayaran upah, pengawasan dan evaluasi.
Eksepsi Dalam Perkara Perdata Sebagai Hak Tergugat Dalam Persidangan di Pengadilan Sihombing, Krisna P; Nababan, Roida
Journal of Accounting Law Communication and Technology Vol 2, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jalakotek.v2i1.4484

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas bentuk peranan daan bentuk kedudukan eksepsi dalam perkara perdata, serta ketentuan dan Batasan penggunaannya di pengadilan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif yaitu menerapkan ketentuan sesuai aturan hukum yang berlaku dan penerapannya dalam praktik peradilan. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa eksepsi memiliki peran penting dalam memeberikan perlindungan hak-hak tergugat dan memberikan kepastian hukum pada saat proses peradilan berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang tepat. Namun, penerapan eksepsi yang tidak benar dapat mengakibatkan perpanjangan proses persidangan yang menimbulkan dampak negative terhadap pihak-pihak yang terlibat.