Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

PEMANFAATAN DONGENG LET’S READ UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP SEHAT Harpiana Rahman; Harnita Rahman; Zulkhair Burhan; Selia Dwi Kurnia
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol. 15 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v15i1.590

Abstract

Health education in elementary schools (DS) which is implemented the behavior of clean and healthy life (PHBS) unable to develop the potential of students to to behave healthy consciously. The development of the concept of PHBS education in schools is implemented just by socialization and provide. So that the strategy is considered not enough to improve health literacy in students. Based on this analysis, the use of fairy tales as a means of health education in elementary schools was chosen as a smart practice in the development of education and health promotion which aims to meet the needs of students in understanding health information, especially the urgency of implementing PHBS. To measure the effectiveness of fairy tales, the measurement of knowledge change is measured by qualitative method with pre and post tests. Through this method, it was found that students who were exposed to fairy tales selected from the Let's Read application experienced a change in their level of knowledge. Before the fairy tale was held, students did not understand the values of PHBS at school. However, after the fairy tale activity, the students' knowledge level is at sixth level knowledge that students not only understand well the concept of PHBS, but students have the ability to create PHBS information well.
PEMANFAATAN DONGENG LET’S READ UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP SEHAT Harpiana Rahman; Harnita Rahman; Zulkhair Burhan; Selia Dwi Kurnia
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol. 15 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v15i1.590

Abstract

Health education in elementary schools (DS) which is implemented the behavior of clean and healthy life (PHBS) unable to develop the potential of students to to behave healthy consciously. The development of the concept of PHBS education in schools is implemented just by socialization and provide. So that the strategy is considered not enough to improve health literacy in students. Based on this analysis, the use of fairy tales as a means of health education in elementary schools was chosen as a smart practice in the development of education and health promotion which aims to meet the needs of students in understanding health information, especially the urgency of implementing PHBS. To measure the effectiveness of fairy tales, the measurement of knowledge change is measured by qualitative method with pre and post tests. Through this method, it was found that students who were exposed to fairy tales selected from the Let's Read application experienced a change in their level of knowledge. Before the fairy tale was held, students did not understand the values of PHBS at school. However, after the fairy tale activity, the students' knowledge level is at sixth level knowledge that students not only understand well the concept of PHBS, but students have the ability to create PHBS information well.
Komunikasi Informasi Motivasi dan Edukasi tentang Stunting kepada Keluarga Berisiko Stunting dan Calon Tim Pendamping Sitti Patimah; Suchi Avnalurini Sharief; Harpiana Rahman; Nukman Nukman
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): April-Juni
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.409 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v4i2.1715

Abstract

West Sulawesi Province is the second highest  the prevalence of stunting in Indonesia. Polman Regency has the highest in West Sulawesi (36%), so prevention efforts are needed through mentoring to groups at risk of stunting and and family support officers.This community service aims toassess the effectiveness of mentoring on knowledge, attitudes and self-efficacy of families at risk of stunting and candidate for family mentoring in stunting prevention efforts. Mentoring was provided to young women, pregnant women and mothers with toddlers, and prospective family support team officers (28 people) using the communication, information, motivation and education (CIME) method regarding the problem of malnutrition and its impacts, midwifery care for at-risk groups, as well as perspectives Islam about the role of the family in creating children without stunting.Test was conducted before and after mentoring, then analyzed using the McNemar and wilcoxon test. There were 10.7% had never heard of stunting, and 89.3% of the participants knew the term stunting as a short child and experienced growth and development disorders. There was an increase of participants' knowledge scores by 2.25 points significanly (p=0.010), sufficient knowledge was 10.7% (p=0.549), positive attitudes by 3.5% (p=1,000), and high self-efficacy by 28.6% (p=0.008). It was concluded that mentoring on participants had a positive effect on improving knowledge, attitudes, and self-efficacy in stunting prevention.
The Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Dalam Menyusun Skripsi Riski Dwiputri A.; Fairus Prihatin Idris; Fatmah Afrianty Gobel; Andi Asrina; Harpiana Rahman
Window of Public Health Journal Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingkat stres adalah pengkategorian terhadap berat ringannya stress yang dialami seseorang khususnya mahasiswa tingkat akhir. Stres pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dipengaruhi oleh berbagai stressor baik dari segi biologis aupun dari segi psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres dan faktor yang berhubungan dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2023. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini secara simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 171 mahasiswa. Metode analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat data dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kesalahan 0,05 atau 5%. Dari hasil penelitian berdasarkan uji chi-square diperoleh bahwa adanya hubungan faktor biologis (ρ = 0,000 < 0,05) dan faktor psikologis (ρ = 0,000 < 0,05) dengan tingkat stress mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam menyusun skripsi tahun 2023. Bagi mahasiswa disarankan untuk lebih mempersiapkan diri mengerjakan tugas akhir (skripsi) serta mahasiswa perlu untuk terus berpikir positif sehingga dapat mengontrol emosi-emosi negate, bagi institusi diharapkan sejak dini memperkenalkan dan menjelaskan secara detail proses dalam pengerjaan skripsi, dan bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperhatikan manajemen coping stress pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.
Hubungan Citra Tubuh Dengan Status Gizi Pada Remaja SMAN 4 Maros Kabupaten Maros Eby Ramdhani Amir; Septiyanti; Harpiana Rahman
Window of Public Health Journal Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan yang terjadi pada remaja dapat menimbulkan berbagai permasalahan termasuk masalah status gizi. Beberapa penyebab tidak langsung terjadinya masalah gizi berkaitan dengan citra tubuh. Citra tubuh ialah prsepsi seseorang terhadap tubuhnya, yang berasal dari pikiran dan perasaan orang tersebut. Persepsi ini dapat berupa positif atau negatif yang akan mempengaruhi status gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan status gizi pada remaja SMAN 4 Maros Kabupaten Maros tahun 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional yaitu melakukan pengamatan terhadap fenomena atau kejadian yang terjadi pada subjek penelitian dan rancangan penelitian dilakukan secara cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 281 siswa. Sampel sebanyak 165 responden siswa SMAN 4 Kabupaten Maros. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara citra tubuh dengan status gizi pada remaja SMAN 4 Kabupaten Maros dengan nilai pvalue 0,000 < 0,05. Kesimpulan dari penelitian bahwa variabel citra tubuh memiliki hubungan dengan status gizi pada remaja SMAN 4 Maros Kabupaten Maros tahun 2022. Penelitian ini menyarankan agar remaja SMAN 4 Maros dapat mengubah persepsi citra tubuh negatif menjadi citra tubuh positif dengan menerima bentuk tubuh diri sendiri.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK SADAR WISATA SEBAGAI PROMOTOR KESEHATAN DALAM PENGENDALIAN RISIKO KESEHATAN DI DESA WISATA BALLEANGIN, KABUPATEN PANGKEP Harpiana Rahman; Zulkhair Burhan; Muhammad Arfah Asis; Sitti Patimah
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 10 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i10.3716-3722

Abstract

Desa Wisata Balleagin belum menerapkan promosi kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) di tempat wisata dan belum memiliki sistem informasi kesehatan di desa wisata yang memuat pencegahan risiko kesehatan akibat aktivitas wisata. Kegiatan pemberdayaan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) sebagai promotor kesehatan  yang berlokasi di Desa Wisata Ballaengin Kecamatan Pajo bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kelompok sadar wisata dalam melakukan upaya pencegahan penyakit akibat aktivtas wisata. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan strategi promosi kesehatan berupa pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan pokdarwis dalam menyampaikan pesan kesehatan pencegahan penyakit kepada wisatawan. Kegiatan pengabdian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap identifikasi kebutuhan pokdarwis dalam melakukan kegiatan promosi kesehatan, tahap pelatihan pokdarwis sebagai promotor kesehatan, dan tahap ketiga adalah tahap evaluasi proses. Indikator keberhasilan program adalah pokdarwis menyediakan informasi kesehatan pada media sosial yang digunakan untuk promosi destinasi wisata. Berdasarkan pengukuran perilaku sebelum dan sesudah pelatihan, diketahui bahwa Pokdarwis tidak hanya mengalami peningkatan pengetahuan tentang urgensi promosi kesehatan wisata namun melalui kegiatan pengabdian ini, Pokdarwis juga telah menyediakan informasi kesehatan di media sosial. Berdasarkan ketercapaian tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat telah memenuhi indikator keberhasil program.
PEMANFAATAN DONGENG LET’S READ UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PERILAKU HIDUP SEHAT Rahman, Harpiana; Rahman, Harnita; Burhan, Zulkhair; Kurnia, Selia Dwi
Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan Vol 15 No 1 (2022)
Publisher : Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, BSKAP, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpkp.v15i1.590

Abstract

Health education in elementary schools (DS) which is implemented the behavior of clean and healthy life (PHBS) unable to develop the potential of students to to behave healthy consciously. The development of the concept of PHBS education in schools is implemented just by socialization and provide. So that the strategy is considered not enough to improve health literacy in students. Based on this analysis, the use of fairy tales as a means of health education in elementary schools was chosen as a smart practice in the development of education and health promotion which aims to meet the needs of students in understanding health information, especially the urgency of implementing PHBS. To measure the effectiveness of fairy tales, the measurement of knowledge change is measured by qualitative method with pre and post tests. Through this method, it was found that students who were exposed to fairy tales selected from the Let's Read application experienced a change in their level of knowledge. Before the fairy tale was held, students did not understand the values of PHBS at school. However, after the fairy tale activity, the students' knowledge level is at sixth level knowledge that students not only understand well the concept of PHBS, but students have the ability to create PHBS information well.
Analisis Persepsi Sembuh dari Perspektif Penderita Tuberkolosis dan Pengawas Minum Obat di Puskesmas Panambungang Kota Makassar Rahman, Harpiana; Puspitasari, Ayu; Nurul Hikmah
Window of Public Health Journal VoL. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v1i1.3

Abstract

Puskesmas Panambungan adalah salah satu puskesmas dengan penemuan angka kejadian tuberkulosis terbanyak di Makassar. Terjadi peningkatan kasus baru tuberkulosis dari 65 kasus pada tahun 2012 menjadi 67 kasus pada tahun 2013. Peningkatan ini disertai temuan bahwa beberapa penderita tidak menuntaskan pengobatan hingga 6 bulan. Perilaku ini beresiko meningkatkan penularan tuberkolosis dan kasus tuberkolosis multi drug resistence di wilayah kerja Puskesmas Panambungan. Diperlukan analisis masalah terlebih dahulu untuk merancang pengambangan komunikasi kesehatan dalam penanggulangan tuberkolosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji masalah perilaku ketidakpatuhan penderita menuntaskan pengobatan tuberkolosis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan mempelajari kasus serupa pada informan terpilih. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi perilaku penderita, studi dokumen puskemas dan wawancara mendalam. Infroman yang dipilih sebanyak 9 orang dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian lalai minum obat disertai dengan kemunculan terminologi sembuh menurut penderita tuberkolosis. Menurut penderita tuberkolosis, sembuh dari penyakit tersebut adalah kondisi tubuh penderita mengalami penurunan batuk dan merasa sehat. Persepsi ini menyebabkan penderita tidak mau melanjutkan pengobatan. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa kejadian putus minum obat sebelum enam bulan atau tidak patuh minum obat dipengaruhi oleh persepsi penderita yang keliru memahami konsep sembuh tuberkolosis.
Studi Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kerja Puskesmas Tamangapa Kota Makassar Ayu Puspitasari; Nurul Hikmah B; Harpiana Rahman
Window of Public Health Journal VoL. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v1i1.4

Abstract

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen (bersifat racun sehingga dapat menimbulkan penyakit). Bakteri yang tergolong patogen adalah E.coli, Salmonella typhii, dan sejenisnya. Oleh karena telah mendapatkan proses sterilisasi, harusnya air minum isi ulang dapat langsung dikonsumsi. Kehadiran bakteri coliform yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air yang dapat menimbulkan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa, ditinjau dari parameter kualitas bakteriologi coliform depot air minum isi ulang.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif menggunakan metode observasional, wawancara, dan uji laboratorium.Populasi penelitian adalah seluruh depot air minum isi ulang yang ada di wilayahkerja Puskesmas Tamangapa, yaitu sebanyak 21 depot, dengan sampel adalah total populasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 21 sampel yang diteliti hanya 3 yang memenuhi syarat kualitas bakteriologis sesuai Permenkes No.492/Menkes/per/IV/2010. Dengan demikian diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Makassar agar memeriksaan air minum isi ulang yang telah diisi ke dalam galon dan mampu memberikan penyuluhan mengenai bahaya dari kandungan bakteriologis.
Membandingkan Ketimpangan Ketersediaan Tenaga Kesehatan Puskesmas di Wilayah Indonesia Timur Nurul Hikmah B; Harpiana Rahman; Ayu Puspitasari
Window of Public Health Journal VoL. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v1i1.8

Abstract

Tenaga kesehatan merupakan prioritas utama dalam kesuksesan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan.Indonesia memiliki tantangan dalam meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang terlatih untuk memenuhi tuntutan yang berkembang.Departemen Kesehatan telah menggunakan beberapa pendekatan dalam menentukan kebutuhan staf, menggunakan proyeksi berdasarkan status kesehatan masyarakat, perubahan demografi dan program kesehatan yang ada.Penelitian ini bertujuan untuk mengamati penyebaran tenaga kesehatan puskesmas terhadap ketimpangan ekonomi rumah tangga di wilayah Indonesia Timur,sehingga pemerintah dapat menangani secara serius dan tegas terhadap permasalahan distribusi tenaga kesehatan, khususnya daerah yang sulit dijangkau.Penelitian ini merupakan penelitian jenis kuantitatif dengan desain rancangan penelitian cross sectional. Menggunakan data sekunder skala besar dari Indonesia Family Life survey (IFLS) East.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan distribusi tenaga kesehatan antara puskesmas yang berada di wilayah dengan tingkat ekonomi rumah tangga tinggi dan rendah lokasi geografis berdasarkan perkotaan/pedesaan dan keterpencilan bahkan provinsi.Puskesmas di wilayah Indonesia Timur lebih banyak mengalami kekosongan tenaga khususnya dokter dan bidan, juga rendahnya jumlah tenaga kesehatan masyarakat membuktikan bahwa pelayanan kesehatan primer yang berorientasi pada promotif dan preventif terabaikan.Optimalisasi peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator yang lebih memfokuskan dan membantu daerah yang kekurangan tenaga kesehatan khususnya provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua Barat yang lebih banyak mengalami kekurangan tenaga kesehatan masyarakat bahkan kekosongan tenaga dokter dan bidan.