p-Index From 2020 - 2025
9.114
P-Index
This Author published in this journals
All Journal DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Regula Fidei : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Kurios Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Jurnal Teologi Berita Hidup Diegesis: Jurnal Teologi KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Jurnal Shanan JURNAL TERUNA BHAKTI JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Te Deum (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) SHAMAYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Jurnal Pendidikan Agama Kristen (JUPAK) Transformasi Fondasi Iman Kristen dalam Pelayanan Pastoral di Era Society 5.0 Jurnal DIDASKO Sabda : Jurnal Teologi Kristen Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) CHARISTHEO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Metanoia : Jurnal Pendidikan Agama Kristen Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Harati: Jurnal Pendidikan Kristen PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi/Kependetaan REAL DIDACHE: Journal of Christian Education Lentera Nusantara Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Jurnal Ilmiah Tangkoleh Putai Redominate : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristiani Discreet: Journal Didache of Christian Education Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Jurnal Ap-Kain SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Basilius Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan GRAFTA: Journal of Christian Religion Education and Biblical Studies
Claim Missing Document
Check
Articles

Peran Guru Bimbingan Konseling (BK) dalam Membentuk Karakter Siswa Kristen Erna Alinda Hendrika Ottu; Reni Triposa
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.625 KB) | DOI: 10.55097/sabda.v2i1.21

Abstract

A guidance teacher or counselor is a person who is professionally trained, namely a mentor / counselor who has an academic education and has experience in professional skills training. The task of the counseling guidance teacher is a teacher who has full duties and responsibilities, authority and rights in guidance activities for a number of students. Supervising teachers must be able to carry out their duties and be entrusted with implementing the guidance service program, the implementation of activities carried out in accordance with the prepared plans in the fields of personal, social, learning, career, religious life and family life. The problems experienced by counseling guidance teachers today are difficult. to shape the character of students during adolescence, this is due to the influence of the times. Using descriptive qualitative methods, it can be concluded that the role of counseling guidance teachers in shaping the character of Christian students can be studied as counseling teachers can understand and interpret the definition of Counseling Guidance, and can provide the Counseling Guidance program as an effort to build character. Because it is the function of the counseling teacher. So that the counseling guidance teacher can achieve the objectives of counseling guidance and the nature of Christian religious education in providing the basis that there is Character Building for children of students which is carried out through character building through Christian values.  Abstrak:Guru bimbingan atau konselor merupakan seorang yang terlatih secara profesional, yaitu guru pembimbing/konselor yang memiliki pendidikan secara akademik serta memiliki pengalaman latihan-latihan ketrampilan secara profesional. Tugas guru bimbingan konseling merupakan guru yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan terhadap sejumlah peserta didik. Guru pembimbing harus mampu menjalankan tugasnya dan amanah dalam melaksanakan program pelayanan bimbingan, pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan pada bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan keberagamaan dan kehidupan berkeluarga. Masalahnya yang dialami guru bimbingan konseling saat ini adalah sulit untuk membentuk karakter siswa pada masa remaja, hal ini dikarenakan pengaruh dari perkembangan zaman. Penelitian ini menggunakan metode Pustaka dengan pendekatan kualitatif deskritif dapat disimpulkan bahwa peran Guru bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa Kristen dapat dikaji sebagaimana guru bimbingan konseling dapat mengerti dan memaknai tentang definisi bimbingan konseling, serta dapat memberikan program bimbingan konseling sebagai upaya untuk pembentukan karakter. Sebab hal itu harus diupayakan dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan konseling di sekolah. Sehingga guru bimbingan konseling dapat mencapai tujuan pelayanan bimbingan konseling dalam menanamkan nilai-nilai kekristenan.  
DAMPAK PERUBAHAN KURIKULUM PADA MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Dangndi Handikat Putranis Giawa; Reni Triposa
Metanoia Vol 4 No 2 (2022): Metanoia Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Duta Panisal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55962/metanoia.v4i2.2

Abstract

Dampak yang terjadi dalam perubahan kurikulum yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Seorang guru haru mampu mendesain pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku sehingga guru yang mengajar bisa menerapkan pembelajaran secara khusus mengenai minat belajar siswa. Mampu menjadi seseorang yang unggul dibidang, yang berlaku pada setiap guru yang menekuni bidangnya dalam mengelolah pembelajaran secara maksimal melalui pendididkan agama Kristen. Menjelaskan secara umum mengenai pemahaman kurikulum yang di jelaskan kepada peserta didik yang diajarkan sesuai bidangnya secara lisan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dampak perubahan kurikulum pada minat belajar siswa dalam kurikulum tersebut yang membahas mengenai pendidikan agama Kristen yang dijelaskan secara materi kepada peserta didik yang ada dikelas. Penulis menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka yang menggunakan sumber acuan buku-buku dan jurnal. Metode tersebut mampu melakukan pencapaian yang maksimal. Adapun proses pembelajaran yang dilakukan seorang guru dalam peran nyata sebagai fasilitator di lingkungan belajar dalam menigkatkan minat belajar siswa.
Menciptakan Kerukunan Umat Beragama dalam Masyarakat Majemuk melalui Pemaknaan Kasih Berdasarkan Matius 5:43-44 Yudi Hendri Lia; Reni Triposa; Gloria Gabriel Lumingas
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 11 No. 1: Juli 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.252 KB)

Abstract

Harmony is a dream for every human being, to realize this requires a willingness to become a follower of Christ who has a commitment to be a peacemaker. Agape love which is the basis for loving others and even enemies can be explored in exploring the meaning of words in the biblical text. And as part of a multicultural society and all the issues of harmony therein, there are indicators for believers to emulate Jesus and do God's word in response to the world for harmony in a plural society. Abstrak Kerukunan menjadi impian bagi setiap manusia, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kerelaan untuk menjadi pengikut Kristus yang memiliki komitment menjadi pembawa damai. Kasih Agape yang menjadi dasar mengasihi sesama bahkan musuh dapat ditelaah dalam penggalian makna kata dalam teks Alkitab. Dan sebagai bagian dari masyarakat multikultural dan segala persoalan kerukunan didalamnya terdapat indikator bagi orang percaya untuk meneladani Yesus dan melakukan firman Tuhan sebagai jawaban bagi dunia untuk kerukunan dalam masyarakat majemuk.
Deskripsi Kode Etik Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Perspektif Alkitabiah: Sebagai Keteladan Akademik dan Karakter Nara Didik Desi Ratnasari; Reni Triposa; Yonatan Alex Arifianto
REAL DIDACHE: Journal of Christian Education Vol 2, No 2: September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2335.102 KB) | DOI: 10.53547/rdj.v2i2.152

Abstract

The code of ethics in the Biblical perspective for teacher’s Christian religious education is an important part of actualizing education. Because the code of ethics brings teachers to be able to understand the students well. Christian education, which is still lacking in the application of ethics for teachers, is a challenge in itself. The purpose of this study is to provide understanding to teachers of Christian religious education so that in the learning process provide a good example for students. This research uses qualitative methods.  The result of the research is that teachers before educating must be equipped with truth values that are in accordance with God's word. Being a teacher is not only a teacher but as a guide to the character of students to be a character that is pleasing before the Lord Jesus. Christian teachers before educating must properly learn the teacher's code of ethics in accordance with the biblical perspective. When Christian teachers have understood the correct code of ethics, in every teaching and guidance done to the students can go well in accordance with the truth of God's word.Keywords: biblical; teachers; character; code of ethics; studentsAbstrakKode etik dalam perspektif Alkitab bagi guru Pendidikan agama Kristen menjadi bagian penting dalam mengaktualisasikan pendidikan. Sebab kode etik tersebut membawa guru mampu memahami nara didik dengan baik. Pendidikan Agama Kristen yang masih kurang dalam penerapan etika bagi guru menjadi tantangan tersendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan pemahaman kepada guru Pendidikan agama Kristen agar dalam proses pembelajaran memberikan keteladan yang baik bagi nara didik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian adalah guru sebelum mendidik harus dibekali dengan nilai-nilai kebenaran yang sesuai dengan Firman Tuhan. Menjadi guru bukan hanya sebagai pengajar tetapi sebagai pembimbing karakter siswa-siswi menjadi karakter yang berkenan di hadapan Tuhan Yesus. Guru agama Kristen sebelum mendidik harus memperlajari dengan baik kode etik guru sesuai dengan prespektif Alkitabiah. Ketika guru agama Kristen sudah memahami kode etik yang benar maka dalam setiap pengajaran dan pembimbingan yang dilakukan kepada para murid dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.Kata kunci: alkitabiah; guru; karakter; kode etik; murid
Aktualisasi Pancasila dalam PAK: Penguatan Bela Negara dan Jati diri Bangsa Menghadapi Superioritas dan Fundamentalisme atas Nama Agama Tan Lie Lie; Yonatan Alex Arifianto; Reni Triposa
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.249

Abstract

Persoalan deskriminasi dan intoleransi yang diakibatkan pemahaman agama di ruang publik tidak memprioritaskan kebersamaan. Bahkan faham fundamentalisme yang mencoba memengaruhi anak bangsa untuk keluar dari marwah hidup yang pluralisme, sebagai ancaman yang nyata bagi generasi kedepannya. Peran penting dalam mereduksi superioritas agama  melalui aktulisasi pancasila menjadi tujuan dalam penelitian ini. Mengunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka dapat menjawab aktualisasi pancasila bagi kekristenan menjadikan umat Kristen sadar pentingnya menjaga jati diri bangsa dengan prioritas bela negara  melawan perkembangan superioritas dan fundamentalisme mengatasnamakan agama. Kesimpulan dari hasil pembahasan artikel ini adalah aktualisasi Pancasila dalam PAK: sebagai penguatan terhadap bela Negara dan sebagai Jati diri Bangsa dalam menghadapi Superioritas dan Fundametalisme atas Nama Agama. Diperlukan pemahaman bahwa Pancasila merupakan dasar hukum yang harus diterapkan bagi kehidupan bermasyarakat.  Untuk itu sebagai bagian dari makluk sosial dan beragama, Kekristenan dalam peran pendidikan agama Kristen turut membela bangsa dan negaranya dari berbagai ancaman termasuk sesama anak bangsa yang menginginkan perubahan ideologi negara.  Kekristenan juga dapat memprioritaskan bela negara dan pentingnya jati diri Bangsa sebagai bagian dari kerinduan Yesus bagi umatNya untuk menjadi terang dan garam. Maka diperlukan  sinergi Pancasila dan PAK sebagai upaya mereduksi  superiotas dan  fundamentalisme agama. Sehingga penelitian ini dapat memberikan wawasan dan sikap yang mengedepankan jati diri bangsa dan bela negara dalam bermasyarakat sebagai bagian mereduksi superioritas atas nama agama dan fundamentalisme.
Kode Etik dan Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Kristen: Upaya Meningkatkan Karakter Anak Hana Hana; Yonatan Alex Arifianto; Reni Triposa
IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v3i2.132

Abstract

This paper describes the role of the ethical code and professionality of Christian religious education teachers on the character of children. The importance of the role of the code of ethics and the teacher professionality is to provide good examples and play a role in instilling positive character values for children's character. In addition, teachers do not only transfer knowledge to children but also teach Christian values, namely the cultivation of the living character of the person of Jesus Christ. Using descriptive qualitative methods, it can be concluded that to educate and shape children to the true values of life and to encourage and direct students to good character, teachers who are professional and have characters that meet the standards and teachers who have the potential and creativity in empowering the learning process are needed. teaching is an ethical and professional teacher. AbstrakTulisan ini mendeskripsikan tentang peran kode etik dan profesionalitas guru pendidikan agama Kristen terhadap karakter anak. Pentingnya peran kode etik dan profesionalitas guru pendidikan agama Kristen adalah untuk memberikan keteladanan yang baik serta berperan untuk memberikan penanaman nilai-nilai karakter yang positif kepada karakter anak. Seorang guru harus memahami bahwa tugas dalam profesinya bukan hanya untuk sekedar mentransfer ilmu pengatahuan semata kepada anak tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kekristenan yaitu penanaman kebiasaan atau tabiat hidup dari pribadi Tuhan Yesus.  Mengunakan metode kualitatif deskriptif dapat disimpulkan bahwa untuk mendidik serta membentuk anak kepada nilai-nilai hidup yang benar dan mendorong serta mengarahkan anak didik kepada karakter yang baik dibutuhkan guru yang profesional dan memiliki karakter yang memenuhi standar serta guru yang memiliki potensi dan kreatifitas dalam memberdayakan proses belajar mengajar yaitu guru yang beretika dan profesional. 
Strategi Guru PAK dalam Membangun Pancasila sebagai Paradigma Integrasi Bangsa terhadap Peserta Didik di Era Milenial Reni Triposa; Yonatan Alex Arifianto
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.166

Abstract

Abstract: Without realizing it, the millennial era with technological sophistication brings students to be influenced by wrong associations which will unconsciously bring about the disintegration of the nation. Therefore, teachers of Christian religious education can have strategies in bringing students to build their nationality through the paradigm of national integration based on Pancasila. through technological advances. and having used descriptive qualitative methods with a literature study approach, it can be concluded that the PAK teacher's strategy in building Pancasila as a paradigm of Nation integration towards students in the millennial era is to understand the degradation or moral decadence in the millennial era which continues to increase. For this reason, Christian Religious Education Teachers actualize the view of Pancasila as the basis for developing the integration of the Nation and also see that there is no theological debate on the value of Pancasila in the theological ethical perspective. From this, teachers have the basis to play a role in Guru Pak's strategy in the Actualization of National Integration in the millennial era, with the following steps: First, they are able to grow the faith of students who are increasingly mature. Second, it teaches to love each other and get rid of all bullying and improper behavior of students in respecting their nation's leaders. Third, provide an example in using social media and everything related to the internet of think. Abstrak: Tanpa disadari era milenial dengan kecanggihan teknologi membawa peserta didik terpengaruh dengan pergaulan yang salah yang secara tidak sadar akan membawa disintegrasi bangsa. Oleh karena itu guru pendidikan agama kristen dapat memiliki strategi dalam membawa peserta didik membangun kebangsaannya melalaui paradigma integrasi bangsa yang berlandaskan Pancasila. Melalui kemajuan teknologi dan memiliki menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka dapat disimpulkan bahwa strategi guru PAK dalam membangun Pancasila sebagai paradigma integrasi bangsa terhadap peserta didik di era milenial adalah memahami degradasi atau dekadensi moral di era milenial yang terus meningkat. Untuk itu Guru Pendidikan Agama Kristen mengaktualisasikan pandangan Pancasila sebagai dasar pembangunan integrasi bangsa dan juga melihat tidak ada perdebatan teologis dalam nilai Pancasila dalam perspektif  etis teologis. Dari hal tersebut guru memiliki dasar untuk berperan dalam strategi Guru Pak dalam aktualisasi integrasi bangsa di era milenial dengan langkah: Pertama, mampu menumbuhkan  iman peserta didik yang semakin  dewasa. Kedua, mengajarkan untuk saling mengasihi dan membuang segala perundungan, dan prilaku yang tidak benar peserta didik dalam menghormati pemimpin bangsanya. Ketiga, memberikan keteladan dalam mengunakan sosial media dan segala berhubungan dengan internet of things.  
Aktualisasi Pancasila dalam PAK: Penguatan Bela Negara dan Jati diri Bangsa Menghadapi Superioritas dan Fundamentalisme atas Nama Agama Tan Lie Lie; Yonatan Alex Arifianto; Reni Triposa
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.249

Abstract

Persoalan deskriminasi dan intoleransi yang diakibatkan pemahaman agama di ruang publik tidak memprioritaskan kebersamaan. Bahkan faham fundamentalisme yang mencoba memengaruhi anak bangsa untuk keluar dari marwah hidup yang pluralisme, sebagai ancaman yang nyata bagi generasi kedepannya. Peran penting dalam mereduksi superioritas agama  melalui aktulisasi pancasila menjadi tujuan dalam penelitian ini. Mengunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi pustaka dapat menjawab aktualisasi pancasila bagi kekristenan menjadikan umat Kristen sadar pentingnya menjaga jati diri bangsa dengan prioritas bela negara  melawan perkembangan superioritas dan fundamentalisme mengatasnamakan agama. Kesimpulan dari hasil pembahasan artikel ini adalah aktualisasi Pancasila dalam PAK: sebagai penguatan terhadap bela Negara dan sebagai Jati diri Bangsa dalam menghadapi Superioritas dan Fundametalisme atas Nama Agama. Diperlukan pemahaman bahwa Pancasila merupakan dasar hukum yang harus diterapkan bagi kehidupan bermasyarakat.  Untuk itu sebagai bagian dari makluk sosial dan beragama, Kekristenan dalam peran pendidikan agama Kristen turut membela bangsa dan negaranya dari berbagai ancaman termasuk sesama anak bangsa yang menginginkan perubahan ideologi negara.  Kekristenan juga dapat memprioritaskan bela negara dan pentingnya jati diri Bangsa sebagai bagian dari kerinduan Yesus bagi umatNya untuk menjadi terang dan garam. Maka diperlukan  sinergi Pancasila dan PAK sebagai upaya mereduksi  superiotas dan  fundamentalisme agama. Sehingga penelitian ini dapat memberikan wawasan dan sikap yang mengedepankan jati diri bangsa dan bela negara dalam bermasyarakat sebagai bagian mereduksi superioritas atas nama agama dan fundamentalisme.
Deskripsi Pemahaman Siswa terhadap Kedisiplinan sebagai Penanaman Nilai-Nilai Kristen Imanuel Nuban; Reni Triposa; Yonatan Alex Arifianto
Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jan.v2i2.221

Abstract

Kedisiplinan dalam konteks pendidikan pada hakikatnya merupakan bagian dari pendidikan karena kedisiplinan merupakan suatu proses yang dibiasakan dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti norma-norma, sikap, serta aturan yang dianggap menjadi tolak ukur dalam sekolah. Disiplin adalah bukan untuk membebani siswa agar peserta didik terbebani, tetapi setiap siswa punya disiplin dalam hidupnya, bahkan setiap kelompok dalam belajar mengajar akan ada disiplin karakter untuk menaati aturan-aturan yang ada, jika siswa dapat memahami arti disiplin maka siswa akan senang dan mau menataati setiap peraturan-peraturan yang ada. Mengunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan  bahwa penanaman nilai kristen bertitik tolak pada peran  guru dalam menanamkan disiplin belajar  dalam proses pembelajaran yang konduksif  di sekolah, sebab guru adalah salah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki peranan paling strategis. Peran guru dalam pembentukan disiplin belajar peserta didik, sebagai pembimbing yang menuntun peserta didik dengan memberikan dukungan dan arahan, peran guru sebagai contoh teladan disiplin yang dapat siswa menjadikan idola peserta didik, dan mengembangkan ilmu bagi kemajuan belajar siswa.
Christian perspective on the tolerance of Christian religious education teachers and students in the era of disruption Arifianto, Yonatan Alex; Triposa, Reni; Saptorini, Sari
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 7, No 2: Teologi Menstimulasi Nilai-nilai Kemanusiaan dan Kehidupan Bersama dalam Bingkai Kebang
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v7i2.295

Abstract

Amid the swift currents of globalization triggered by the explosion of the information technology revolution, conflicts often occur on issues of discrimination on race, class, and religion. Religions face challenges in resolving controversies and violent behavior and maintaining harmony between religious communities. Christian Religious Education educators need to teach their students positive responses to plurality and pluralism in Indonesia. The most important thing is the impact on students. Research using descriptive qualitative research methods concludes: first, there is a need to increase pluralism in the frame of a pluralistic society and an era of disruption. Second, believers, in this case, Christian Religious Education teachers and students, should understand pluralism from a biblical point of view. Third, Christian Religious Education teachers and students are responsible for actualizing an attitude of tolerance towards a pluralistic society both in society in everyday life and in behavior in cyberspace communities based on a biblical understanding of pluralism. Fourth, Christian Religious Education teachers act as students' guides and counselors to develop an attitude of state life and socialize in a pluralistic society in building togetherness without any form of identity politics.