Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) dalam sediaan sabun cair kewanitaan terhadap Candida albicans Purnamasari, Rizki; Marcellia, Selvi; Purnama, Robby Candra
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 1 No. 2 (2021): December Edition 2021
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v1i2.97

Abstract

Pendahuluan: Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi.  Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Metode: Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm. Hasil: Zona hambat  ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan  yaitu 0,000 (P<0,05). Simpulan: Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan. Pendahuluan: Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi.  Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Metode: Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm. Hasil: Zona hambat  ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan  yaitu 0,000 (P<0,05). Simpulan: Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan. Pendahuluan: Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi.  Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Metode: Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm. Hasil: Zona hambat  ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan  yaitu 0,000 (P<0,05). Simpulan: Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan. Pendahuluan: Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi.  Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Metode: Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm. Hasil: Zona hambat  ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan  yaitu 0,000 (P<0,05). Simpulan: Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan. Pendahuluan: Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi.  Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Metode: Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm. Hasil: Zona hambat  ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan  yaitu 0,000 (P<0,05). Simpulan: Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan. Pendahuluan: Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi.  Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Metode: Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm. Hasil: Zona hambat  ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan  yaitu 0,000 (P<0,05). Simpulan: Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan. Pendahuluan: Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi.  Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Metode: Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm. Hasil: Zona hambat  ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan  yaitu 0,000 (P<0,05). Simpulan: Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan. Pendahuluan: Indonesia merupakan sebuah negara yang berada di titik khatulistiwa dan merupakan negara dengan iklim tropis, dimana negara tropis memiliki kelembaban yang tinggi.  Kelembaban yang tinggi menimbulkan organisme jamur dapat dengan mudah menginfeksi dan menyebar. Candida albicans merupakan flora normal pada genetalia wanita yang dapat menyebabkan keputihan. Daun jambu bol (Syzygium malaccense L.) mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu bol sebagai antifungi terhadap Candida albicans. Metode: Difusi cakram dan sumuran dengan uji antifungi dianalisis one way anova. Konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol yang digunakan yaitu 5%, 30%, 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 0.00 mm, 0.00 mm, 11.37 mm dan 13.42 mm. Pada sediaan sabun cair kewanitaan yang digunakan yaitu konsentrasi 50% dan 70% dengan rata-rata zona hambat 11.43 mm dan 13.40 mm. Hasil: Zona hambat  ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan  yaitu 0,000 (P<0,05). Simpulan: Ekstrak etanol daun jambu bol dalam sediaan sabun cair kewanitaan dapat menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. ekstrak daun jambu bol dan sediaan sabun cair kewanitaan menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan.
Formulasi sediaan masker gel antioksidan ekstrak kulit buah kopi (Coffea canephora) Sukardi, Sukardi; Marcellia, Selvi; Chusniasih, Dewi
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 1 No. 2 (2021): December Edition 2021
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v1i2.177

Abstract

Pendahuluan:Kulit buah kopi robusta mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan fenolik yang diduga memiliki aktivitas antioksidan. Flavonoid dan tanin merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil sebagai pereduksi yang dapat menghambat banyak reaksi oksidasikarena mampu mendonor sebuah elektron kepada senyawa radikal bebas yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan ekstrak kulit buahkopi robusta dan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan dalam sediaan masker gel ekstrak kulit buah kopi robusta. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan hasil ekstrak total pelarutnya ialah 0,0655%. Hasil uji skrining fitokimia didapat senyawa flavonoid, fenolik, alkaloid, tanin dan saponin. Uji aktivitas antioksidan ekstrak kopi robusta 0,00131%, 0,00262% dan 0,00393% dilakukan dengan menggunakan metode DPPH diperoleh nilai IC50 berturut-turut sebesar 146,2 ppm, 136,7 ppm dan 129,3 ppm. Masker gel dibuat pada konsentrasi terbaik aktivitas antioksidan yaitu pada konsentrasi 6%. Masker gel ekstrak kulit buah kopi robusta 6% telah memenuhi syarat uji organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, tipe krim, daya lekat dan iritasi. Uji aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit buah kopi robusta 6% dengan menggunakan metode DPPH diperoleh nilai IC50sebesar 170,40 ppm. Pada Kontrol positif masker gel mustika ratu diperoleh nilai IC50 sebesar 73,15 ppm, dan pada kontrol negatif diperoleh nilai IC50 sebesar 386,6 ppm. Parameter nilai IC50 dilihat dari semakin kecil nilai IC50 maka semakin tinggi nilai aktivitas antioksidan tersebut. Tujuan: Agar dapat mengetahui formulasi sediaan masker gel antioksidan pada kulit buah kopi robusta (Coffea canephora). Metode: Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode simple random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara sederhana dan acak. Dengan alat spektrofotometri UV-Vis, mortir dan stamper, beaker glass, cawan uap, waterbath, wadah masker gel, corong pisah, kassa asbes, kertas perkamen, batang pengaduk, maserator, penangas air, timbangan analit, kertas pH, blender, tabung reaksi,rotary evaporator, gelas ukur 10 dan 50 mL, labu ukur, timbangan analitik, pipet volume, erlenmayer 250 mL, erlenmayer 1000 mL, kuvet, pipet tetes, beaker glass 250 mL, dan oven. Hasil: sortasi dihaluskan dan diperoleh bobot kering sebanyak 315 gram. Persen susut pengeringan ekstrak diperoleh sebesar 60,62 %. Simpulan: Uji masker gel kulit buah kopi robusta (Coffea canephora) 6% memiliki antioksidan kategori sedang dengan nilai IC50 sebesar 170,4 ppm. Kata Kunci : Kulit buah kopi robusta; Antioksidan;  DPPH; Masker gel;  Spektrofotometri UV-Vis.
Uji efektivitas ekstrak kulit buah mahoni (Swietenia Mahagoni L.) sebagai larvasida aedes aegypti dengan metode sokletasi Salsabila, Bella Tasya; Marcellia, Selvi; Nofita, Nofita
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 4 No. 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v4i2.535

Abstract

Background: Swietenia mahagoni (L.) known as mahogany is an example of a plant that has larvicidal effectiveness. Mahogany rind contains flavonoids, saponins, tannins, alkaloids, phenols, steroids and terpenoids. Secondary metabolite compounds that can be used as larvicides, namely, flavonoids which work by causing wilting of the nerves and damage to the respiratory system and causing the larvae to be unable to breathe and eventually die Purpose: To find out whether mahogany rind (Swietenia mahagoni (L.) is effective as a larvicide on Aedes aegypti mosquitoes and to find out what the LC50 value is in the effectiveness test on mahogany rind (Swietenia mahagoni (L.) as a larvicide on Aedes aegypti mosquitoes). Methods: Mosquitoes were divided into 6 groups, namely, positive control group, concentration of 0.5%, 1%, 2%, 4% and negative control. Results: The yield of mahogany peel extract was 6.7%. The results of the ethanol extract of mahogany fruit has activity as a larvicidal from a concentration of 2% and 4% already has an effectiveness almost equivalent to the positive control. The LC50 value indicates the ability of the ethanol extract of mahogany fruit to be 0.244%. Then the data obtained was then tested using the One Way ANOVA test and the LSD (Least Significance Different) Post Hoc test to determine whether there were differences in each concentration. Conclusion: The ethanol extract of mahogany (Swietenia mahagoni L.) peel has highly toxic properties in killing Aedes aegypti larvae. Keywords: Mahogany Fruit Peel; larvicides; Aedes aegypti; Soxhletation Method. Pendahuluan: Swietenia mahagoni (L.) yang dikenal sebagai mahoni merupakan salah satu contoh tanaman yang memiliki efektivitas larvasida. Kulit buah mahoni mengandung flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, fenol, steroid dan terpenoid. Senyawa metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai larvasida yaitu, flavonoid yang bekerja dengan cara menimbulkan kelayuan pada syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan dan mengakibatkan larva tidak bisa bernapas dan akhirnya mati Tujuan: Untuk mengetahui apakah kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni (L.) efektif sebagai larvasida pada nyamuk Aedes aegypti dan untuk mengetahui berapakah nilai LC50 pada uji efektivitas pada kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni (L.) sebagai larvasida pada nyamuk Aedes aegypti. Metode: Nyamuk dibagi menjadi 6 kelompok yaitu, kelompok kontrol positif, konsentrasi 0,5%, 1%, 2%, 4% dan kontrol negatif. Hasil: Rendemen ekstrak kulit buah mahoni didaptakan sebesar 6,7%. Hasil ekstrak etanol buah mahoni memiliki aktivitas sebagai larvasida dari konsentrasi 2% dan 4% sudah memiliki efektivitas hampir setara dengan kontrol positif. Nilai LC50 menunjukkan kemampuan ekstrak etanol buah mahoni sebesar 0,244%. Kemudian data yang didapatkan lalu diuji menggunakan uji One Way ANOVA dan uji Post Hoc LSD (Least Significance Different) untuk mengetahui adanya perbedaan pada tiap konsentrasi. Simpulan: Ekstrak etanol kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni L.) memiliki sifat sangat beracun dalam membunuh larva Aedes aegypti. Kata Kunci: Kulit Buah Mahoni; Larvasida; Aedes Aegypti; Metode Sokletasi.
Uji efektivitas ekstrak kulit buah mahoni (swietenia mahagoni l.) terhadap bakteri salmonella thyphi Safitri, Mariska Mulya; Marcellia, Selvi; Tutik, Tutik
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 4 No. 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v4i2.536

Abstract

Background:Typhoid fever is a disease that arises due to infection with pathogenic bacteria such as Salmonella typhi. The plant commonly used by the community to cure typhoid fever is by using mahogany fruit skin. Purpose: To identify the effectiveness of mahogany rind extract as an antibacterial against Salmonella typhi bacteria and determine the concentration of mahogany rind extract against Salmonella typhi bacteria. Methods: This study used the soxhlet extraction method with 96 percent ethanol as solvent. Results: The effectiveness obtained from the mahogany rind extract test (Swietenia mahagoni L) was 29.6 percent, the extraction result was 6.7 percent, the phytochemical screening results of the mahogany rind extract obtained flavonoid compounds, saponins, phenolics, tannins and alkaloids. The results of the effectiveness of mahogany skin extract (Switenia mahagoni L) was effective at a concentration of 10 percent with an inhibition zone of 8.5 mm which had a moderate inhibitory response. Conclusion: Ethanol extract of mahogany peel (Switenia mahagoni L) has properties that can inhibit the geowth of Salmonella typhi bacteria. Keywords: Effectiveness; Mahogany Fruit Peel Extract (Swietenia Mahagoni L.); Salmonella Typii. Pendahuluan: Demam tifoid adalah salah satu penyakit yang timbul akibat infeksi bakteri patogen seperti bakteri Salmonella typhi.tanaman yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menyembuhkan demam tifoid yaitu dengan menggunakan kulit buah mahoni. Tujuan: Untuk mengidentifikasi efektivitas ekstrak kulit buah mahoni sebagai antibakteri pada bakteri Salmonella typhi dan menentukan konsentrasi ekstrak kulit buah mahoni terhadap bakteri Salmonella typhi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi sokletasi dengan pelarut etanol 96 persen. Hasil: Efektivitas yang diperoleh dari uji ekstrak kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni L) yaitu 29,6 persen,Hasil ekstraksi diperoleh 6,7 persen, pada hasil skrining fitokimia ekstrak kulit buah mahoni diperoleh senyawa flavonoid, saponin, fenolik, tanin dan alkaloid. Hasil efektivitas ekstrak kulit buah mahoni (Switenia mahagoni L) sudah efektiv pada konsentrasi 10 persen dengan zona hambat 8,5 mm yang memiliki respon hambat sedang. Simpulan: Ekstrak etanol kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni L) memiliki sifat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Kata Kunci: Efektivitas; Ekstrak Kulit Buah Mahoni (Swietenia Mahagoni L.); Salmonella Thypi.
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa X Paradisiaca L.) sebagai Larvasida Aedes Aegypti Suwandayani, Muhammad Ali Shodiqin; Marcellia, Selvi; Saputri, Gusti Ayu Rai
Journal of Islamic Medicine Vol 7, No 1 (2023): JOURNAL OF ISLAMIC MEDICINE EDISI MARET 2023
Publisher : Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jim.v7i1.18004

Abstract

Kepok banana heart contains secondary metabolites that have the potential as larvicides. Secondary metabolite compounds that have the potential as larvicides are alkaloids, phenols, flavonoids, saponins, tannins, steroids, and terpenoids. The purpose of this study was to determine whether the ethanolic extract of the kepok banana heart [A1] (Musa x paradisiaca L.) was effective in controlling the Aedes aegypti vector and to determine the LC50 value of the ethanolic extract of the kepok banana heart [A2] which was effective as Aedes aegypti larvicide. The method of extraction of banana buds by the percolation method using 96% ethanol solvent and testing the effectiveness of the larvacide of the kepok banana heart extract as the larvacide of Aedes aegypti. The results of the extraction of the Kepok banana heart as much as 50.5 grams with a yield of 10.1% The results of the Shapiro-Wilk normality test proved that the data were normally distributed with p0.05. Mortality which is effective in killing Aedes aegypti larvae starts at a concentration of 4% with a mortality of 96%. The results of probit analysis obtained an LC50 value of 2.102% so it can be said that the ethanol extract of the kepok banana heart[A3]  (Musa x paradisiaca L.) has effectiveness as a larvicide and has toxic properties in killing Aedes aegypti larvae.Keywords: Kepok Banana Heart Extract, Aedes aegypti, Larvicide.
Beberapa Tumbuhan yang Berpotensi Sebagai Anti-Skabies di Indonesia Septiani, Linda; Pertiwi, Primasari; Andrifianie, Femmy; Marcellia, Selvi; Damayanti, Ervina
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 3 No. 1 (2023): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v3i1.16473

Abstract

Scabies is a type of parasitic infectious disease of the skin caused by the mite Sarcoptes scabiei var hominis.  Scabies is often found in areas with high population density, low economic status, poor sanitation and hygiene. For now, medication is one of the factors inhibitors in the treatment of scabies. This happened because chemical drugs has several effects such as contraindications, irritation, toxicity, and is not effective to all mite stages. Therefore, alternative treatments are needed that come from natural ingredients by exploring various plants in Indonesia that potential to have an active compounds to eradicate mites. The aims of this study is to summarize some of the result of research on alternative plant based anti-scabies and give the information as a reference for further research. This study uses the literature study method to obtain information from several research journal. Based on the results of a literature search, it was found that 15 plant species were extracted and tested on animals and humans which contain active compounds and have the potential as anti-scabies. These fifteen plants can grow well in the territory of Indonesia, so that people can cultivate them and develop them as natural anti-scabies agents. AbstrakSkabies merupakan salah satu jenis penyakit infeksi parasit pada kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis. Skabies banyak ditemukan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, status ekonomi rendah, sanitasi dan hygiene yang buruk. Saat ini, pengobatan dengan bahan kimia menjadi salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam penanggulangan skabies. Hal tersebut terjadi karena obat kimia memiliki beberapa efek seperti kontraindikasi, iritasi, toksik, dan tidak efektif terhadap semua stadium tungau. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengobatan yang berasal dari bahan alam dengan mengeksplorasi berbagai tumbuhan di Indonesia yang berpotensi memiliki senyawa aktif untuk membasmi tungau. Tujuan studi ini adalah merangkum beberapa hasil penelitian tentang obat alternatif anti skabies berbahan dasar tumbuhan dan memberikan informasi dasar sebagai referensi penelitian lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk memperoleh informasi dari beberapa jurnal penelitian. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka diperoleh 15 jenis tumbuhan yang di ekstrak dan di uji ke hewan maupun manusia yang memiliki kandungan senyawa aktif dan berpotensi sebagai anti skabies. Kelima belas tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik dengan di wilayah Indonesia, sehingga masyarakat dapat membudidayakannya dan mengembangkannya sebagai bahan anti-skabies alami. 
Uji efektivitas ekstrak etanol kulit pisang kepok (musa paradisiaca) dalam sediaan semprot sebagai pengusir nyamuk aedes aegypti Mardiyah, Izmi; Marcellia, Selvi; Winahyu, Diah Astika
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 1 No. 1 (2021): June Edition 2021
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v1i1.73

Abstract

Background: Dengue hemorrhagic fever (DHF) can be caused by the bite of the Aedes aegypti mosquito that carries the dengue virus. Banana plant (Musa paradisiaca L.) is a fruit plant originating from regions in Southeast Asia, including Indonesia. Kepok banana peel contains secondary metabolites that can be used as vegetable pesticides, namely flavonoids, tannins and terpenoids. Purpose: To determine the ethanol extract of kepok banana peels in spray preparations is effective as a mosquito repellent for Aedes aegypti and to determine the effective concentration of ethanolic extracts of kepok banana peels in spray preparations as a repellent for Aedes aegypti mosquitoes. Methods: Percolation extraction using 96% ethanol as solvent. Phytochemical screening tests to get positive results are flavonoids, alkaloids, tannins. Organoleptic test and pH test. Result: 1% concentration had almost the same effectiveness as positive control than negative control because negative control did not have the ability to repellant Aedes aegypti mosquitoes. Conclusion: The ethanol extract of kepok banana peel (Musa paradisiaca L) in spray preparation has good characteristics and is considered to have the most effective concentration for Aedes aegypti mosquito repellent.   Keywords: Aedes aegypti mosquito; Dangue hemorrhagic fever; Banana kepok (Musa paradisiaca L.); repellant; Ethanol extract   Pendahuluan: Penyakit demam berdarah dangue (DBD) dapat disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman buah yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kulit pisang kepok memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati yaitu senyawa flavonoid, tannin dan terpenoid. Tujuan: Untuk mengetahui ekstrak etanol kulit pisang kepok dalam sediaan spray efektif sebagai repelan nyamuk Aedes aegypti dan mengetahui konsentrasi yang efektif dari ekstrak etanol kulit pisang kepok dalam sediaan spray sebagai repelan nyamuk Aedes aegypti. Metode: Ekstraksi perkolasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji skrining fitokimia untuk mendapatkan hasil positif yaitu flavonoid, alkaloid, tannin. Uji organoleptis dan uji pH. Hasil: konsentrasi 1% memiliki daya efektivitas yang hampir sama dengan kontrol positif daripada kontrol negative karena kontrol negatif tidak memiliki kemampuan sebagai repellan nyamuk Aedes aegypti.       Simpulan: Sediaan ekstrak etanol kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L) dalam sediaan spray memiliki karakteristik yang baik dan dianggap memiliki konsetrasi paling efektif untuk repelan nyamuk Aedes aegypti.  
Uji efektifitas antibakteri terhadap efektifitas ekstrak rimpang penuh merah (Alpinia purpurata K.Schum) Santi, Putri Era; Marcellia, Selvi; Chusniasih, Dewi
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 1 No. 1 (2021): June Edition 2021
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v1i1.74

Abstract

Background: Dental and oral health is important for health because a healthy mouth allows a person to eat, talk, and socialize without experiencing pain and discomfort. Plaque causes various cases of dental and oral diseases caused by the activity of microorganisms. Streptococcus mutants are one example of bacteria that cause dental caries. Streptococcus mutants is cariogenic bacteria capable of forming acid from carbohydrates in a short time. These bacteria are acidogenic because they can produce pH <5 within 1-3 minutes when compared with other bacteria. Purpose: To plan mouthwash preparations and test the inhibition zone for mouthwash preparations with red galangal rhizome extract (Alpinia purpurata K.Schum). Methods: Discs with various concentrations of 5%, 10% and 15% with an average inhibition zone of 6.18 mm, 8.16 mm, 10.28 mm and 25.97% positive control. Results: Showed that there was a significant difference in the inhibition zone of 0.000 (P=<0.05) between all concentrations, effective as an antibacterial Streptococcus mutants at a concentration of 15%. Conclusion: The preparation of mouthwash ethanol extract of red galangal rhizome can provide antibacterial activity against Streptococcus mutans.   Keywords: Red galangal rhizome; Mouthwash; Streptococcus mutans.   Pendahuluan: Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting bagi kesehatan karena mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk makan, berbicara, dan bersosialisasi, tanpa mengalami rasa sakit dan tidak nyaman. Plak merupakan penyebab terjadinya berbagai kasus penyakit gigi dan mulut yang disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme.Bakteri Streptococcus mutans adalah salah satu contoh bakteri yang menyebabkan terjadinya karies pada gigi. Streptococcus mutans merupakan kuman kariogenik yang mampu membentuk asam dari karbohidrat dengan waktu yang singkat. Bakteri tersebut bersifat asidogenik karena mampu menghasilkan pH<5 dalam waktu 1-3 menit bila dibandingkan bakteri lainnya. Tujuan: Memformulasikan sediaan kumur dan menguji zona hambat sediaan obat kumur ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum). Metode: Maserasi dengan perendaman menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan pengadukan pada temperatur ruangan (suhu kamar) Hasil: Menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan yaitu 0,000 (P=<0,05) antara seluruh konsentrasi, efektif sebagai antibakteri Streptococcus mutans yaitu pada konsentrasi 15%. Simpulan: Sediaan obat kumur ekstrak etanol rimpang lengkuas merah dapat memberikan aktivitas terhadap antibakterii Streptococcus mutans.  
Uji formulasi sediaan lotion dari ekstrak daun cengkeh (syzygium aromaticum l.) sebagai repellan terhadap nyamuk aedes aegypti Juniyanti, Anti Revo; Retnaningsih, Agustina; Marcellia, Selvi
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 1 No. 1 (2021): June Edition 2021
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v1i1.76

Abstract

Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menular disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyptii yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari penderita DBD. Ekstrak daun cengkeh yang mengandung saponin, flavonoid, dan tanin dapat membunuh nyamuk Aedes aegypti. Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman cengkeh memiliki sifat insektisida Repellan. Tujuan: untuk mengetahui efek Repellan ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap nyamuk Aedes aegypti. Metode: Maserasi dengan perendaman menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan pengadukan pada temperatur ruangan (suhu kamar). Hasil: konsentrasi 5% memiliki daya efektivitas yang hampir sama dengan kontrol positif yaitu 93,5% pada 30 detik dan per 6 jam diperoleh rata-rata 89%. Nilai uji statistik p < 0,05 yaitu 0,000. Simpulan: Uji evaluasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dalam sediaan lotion memiliki karakteristik yang baik sebagai repellan nyamuk Aedes aegypti.  
Uji efektivitas ekstrak kulit buah mahoni (swietenia mahagoni L.) sebagai larvasida aedes aegypti dengan metode sokletasi Bella, Bella Tasya Salsabila; Marcellia, Selvi; Nofita, Nofita
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 2 No. 2 (2022): December Edition 2022
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v2i02.282

Abstract

Background: Swietenia mahagoni (L.) known as mahogany is an example of a plant that has larvicidal effectiveness. Mahogany rind contains flavonoids, saponins, tannins, alkaloids, phenols, steroids and terpenoids. Secondary metabolite compounds that can be used as larvicides, namely, flavonoids which work by causing wilting of the nerves and damage to the respiratory system and causing the larvae to be unable to breathe and eventually die Purpose: To find out whether mahogany rind (Swietenia mahagoni (L.) is effective as a larvicide on Aedes aegypti mosquitoes and to find out what the LC50 value is in the effectiveness test on mahogany rind (Swietenia mahagoni (L.) as a larvicide on Aedes aegypti mosquitoes). Methods: Mosquitoes were divided into 6 groups, namely, positive control group, concentration of 0.5%, 1%, 2%, 4% and negative control. Results: The yield of mahogany peel extract was 6.7%. The results of the ethanol extract of mahogany fruit has activity as a larvicidal from a concentration of 2% and 4% already has an effectiveness almost equivalent to the positive control. The LC50 value indicates the ability of the ethanol extract of mahogany fruit to be 0.244%. Then the data obtained was then tested using the One Way ANOVA test and the LSD (Least Significance Different) Post Hoc test to determine whether there were differences in each concentration. Conclusion: The ethanol extract of mahogany (Swietenia mahagoni L.) peel has highly toxic properties in killing Aedes aegypti larvae.   Pendahuluan: Swietenia mahagoni (L.) yang dikenal sebagai mahoni merupakan salah satu contoh tanaman yang memiliki efektivitas larvasida. Kulit buah mahoni mengandung flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, fenol, steroid dan terpenoid. Senyawa metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai larvasida yaitu, flavonoid yang bekerja dengan cara menimbulkan kelayuan pada syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan dan mengakibatkan larva tidak bisa bernapas dan akhirnya mati Tujuan: Untuk mengetahui apakah kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni (L.) efektif sebagai larvasida pada nyamuk Aedes aegypti dan untuk mengetahui berapakah nilai LC50 pada uji efektivitas pada kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni (L.) sebagai larvasida pada nyamuk Aedes aegypti. Metode: Nyamuk dibagi menjadi 6 kelompok yaitu, kelompok kontrol positif, konsentrasi 0,5%, 1%, 2%, 4% dan kontrol negatif. Hasil: Rendemen ekstrak kulit buah mahoni didaptakan sebesar 6,7%. Hasil ekstrak etanol buah mahoni memiliki aktivitas sebagai larvasida dari konsentrasi 2% dan 4% sudah memiliki efektivitas hampir setara dengan kontrol positif. Nilai LC50 menunjukkan kemampuan ekstrak etanol buah mahoni sebesar 0,244%. Kemudian data yang didapatkan lalu diuji menggunakan uji One Way ANOVA dan uji Post Hoc LSD (Least Significance Different) untuk mengetahui adanya perbedaan pada tiap konsentrasi. Simpulan: Ekstrak etanol kulit buah mahoni (Swietenia mahagoni L.) memiliki sifat sangat beracun dalam membunuh larva Aedes aegypti.