Dalam studi ilmu administrasi publik, gaya kepemimpinan menjadi topik yang semakin penting, terutama dalam konteks pemerintahan. Kepemimpinan yang efektif berperan signifikan dalam kinerja organisasi, dengan kemampuan pemimpin untuk memberikan pengarahan yang jelas kepada anggota staf untuk mencapai tujuan bersama. Ketidakadaan kepemimpinan dapat menyebabkan jarak antara tujuan organisasi dan tujuan individu, sehingga menekankan pentingnya kepemimpinan dalam kesuksesan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan gaya kepemimpinan otokratis dan demokratis dalam pengambilan kebijakan publik di tingkat pemerintah daerah. Melalui studi kasus, penelitian ini akan menguraikan dampak kedua gaya kepemimpinan terhadap efisiensi dan keberhasilan pemerintah daerah dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan publik. Ditemukan bahwa karakteristik kepemimpinan yang melayani, empati, dan perhatian terhadap kebutuhan individu merupakan faktor penting dalam memengaruhi dinamika kelompok dan pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan efektivitas kebijakan di tingkat daerah.