Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Increasing Public Knowledge Regarding Beyond Use Date (Bud) In Dusun Mangir Tengah, Sendangsari, Bantul Wulandari, Ari Susiana; Nurinda, Eva; Fatmawati, Annisa; Sarwadhamana, Raden Jaka; Putri, Imram Radne Rimba; Mastamah, Mastamah; Nadia, Melta Ainun; Manusu, Abd Sukri S; Astuti, Eka Dyah Ayu; Septiandi, Baiq Husnul Hotima; Ariski, Denis; Sati, Eva Laras; Zendrato, Mei Albert; Adelia, Melina Freda; Asrori, Moh; Veronika, Nabela
TRANSFORMASI : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Vol 4, No 3 (2024): Desember
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/transformasi.v4i3.25072

Abstract

Beyond Use Date (BUD) is the deadline for the use of drugs after they have been formulated or after the main cover has been opened. Meanwhile, the expiration date (ED) is the deadline for the use of drugs after they are produced by pharmaceutical factories and before the cover is opened. The purpose of this service activity is to provide knowledge to the people of Mangir Tengah Hamlet, Sendangsari, Bantul about the importance of proper drug storage. BUD determines how effectively the drug is used. This community service activity was carried out in March 2024 by the Alma Ata University Thematic KKN team in the hamlet of Mangir Tengah, Sendangsari, Pajangan, Bantul. The methods used were lectures, leaflet distribution, and pre-post-test methods in the form of questionnaires. Based on the results of the data analysis, it was shown that there was an increase in knowledge for 21 respondents after the intervention was given. In comparison, 4 others experienced a decrease in knowledge and 10 respondents had stag knowledge. The results of the Wilcoxon test showed that there was a significant difference in the level of community knowledge before and after the intervention was given, which was shown by a p-value of 0.003. This educational activity concluded that the knowledge of the people of Central Mangir Hamlet has increased and was useful.
HUBUNGAN ANTARA KONTROL GLIKEMIK DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PESERTA PROLANIS PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS PRAMBANAN SLEMAN Putri, Eva Dwi Monicha; Nurinda, Eva; Wulandari, Ari Susiana; Ananda, RA Dewinta Sukma
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 7 No 3 (2024): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/vj5xas02

Abstract

The Chronic Disease Management Program (Prolanis) is the key to controlling Diabetes Mellitus (DM) in Indonesia. The Special Region of Yogyakarta is one of the provinces of Indonesia that has the second highest prevalence of DM. The majority of DM patients are in Sleman Regency.  This Prambanan Community Health Center (Puskesmas) is the second public health center with the highest prevalence of DM in Sleman. Quality of life (QOL) is the ultimate goal and important result of medical intervention for DM patients. The research methodology was a cross-sectional study conducted among 34 subjects who met inclusion and exclusion criteria. The results of this study showed that among the Prolanis participants with T2DM, 20 participants (58.8%)  had controlled glycemic and 14 participants (41.2%) had uncontrolled glycemic. QOL was found to be higher among participants with controlled glycemic (80.0%) compared to participants with uncontrolled glycemic (28.6%), and the relationship was statistically significant (p<0.05). There was a relationship between glycemic control and quality of life.  
Analysis of the relationship between treatment patterns based on patient characteristics in cases of hypertension complications at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital Ariansyah, Diffa Zahra; Wulandari, Ari Susiana; Estiningsih, Daru; Nurinda, Eva
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 12, No 3 (2024)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2024.12(3).365-378

Abstract

Background   : Hypertensive disease is often referred to as "The Silent Disease" or silent disease. The percentage of complication hypertension in Indonesia is cerebrovascular disease 21.6%, heart disease 40.9%, and kidney disease 33.2%. Yogyakarta is one of the provinces in Indonesia with a prevalence of complication hypertension of 32.86%. Each year, an estimated 9.4 million people die from hypertension and complications.Objective        : To analyze the relationship between treatment patterns based on sociodemographic characteristics in complication hypertensive patients in Inpatient PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.Methods: This study was analytical research methods using retrospective methods. The sampling technique was in this study is the total sampling technique. The variables used in this study were patterns of antihypertensive drug use associated with sociodemographic factors including gender, age, and patient health insurance (BPJS or non-BPJS). The test analysis was Chi-Square Test and Kendall's tau-b Test for variable blood pressure relationships and drug use patterns.Results: Sociodemographic characteristics of respondents include: adult age (16.7%) and elderly (83.3%), male and female gender (50.0%), BPJS treatment coverage (91.7%) and general (8.3%). Hypertensive disease complications include: stroke (20.8%), myocardial infarction (4.2%), kidney failure (4.2%), heart failure (33.3%), diabetes mellitus (37.5%). Drugs used: Amlodipine (23.10%), Candesartan (30.80%), Nifedipine (11.50%), Bisoprolol (19.20%), Clonidin (5.80%), Captopril (1.90%), Lisinopril (3.80%), and Ramipril (3.80%).Conclusion: There was no relationship between sociodemographic characteristics and treatment patterns and there was a relationship between systolic / diastolic blood pressure with drug use patterns in cases of complication hypertension at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.
Standardisasi Parameter Spesifik Dan Non Spesifik Serbuk Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) Ningsih, Nurfidiatun; Wulandari, Ari Susiana; Gunawan, Adhi
INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal) Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/inpharnmed.v8i2.5138

Abstract

Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) merupakan salah satu varietas jeruk lemon yang ditanam secara komersial di Indonesia. Kebanyakan limbah kulit jeruk lemon hanya dibuang begitu saja, tampa dimanfaatkan secara optimal. Untuk menangani masalah sampah, salah satu usaha yang sering dilakukan yaitu mengolah atau mendaur ulang sampah menjadi produk atau bahan yang berguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah serbuk kulit jeruk lemon (KJL) (Citrus limon (L.) Osbeck) telah memenuhi standarisasi parameter spesifik dan non spesifik. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Standarisasi yang dilakukan ada dua yaitu standarisasi spesifik dan non-spesifik. Standarisasi spesifik terdiri dari uji identitas, organoleptik, dan kadar senyawa larut air dan etanol. Standarisasi non spesifik meliputi uji susut pengeringan, kadar air, dan kadar abu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa parameter spesifik organoleptis hasil berbentuk serbuk, warna kuning pucat, bau khas dan rasa pahit, penetapan senyawa larut air dengan hasil 9,3382% dan senyawa larut etanol dengan hasil 5,480%. Parameter non-spesifik didapatkan nilai rata-rata susut pengeringan 3,09 %, kadar air 6,26%, dan penetapan kadar abu 1,315%.
ANALISIS HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI DENGAN PERILAKU PASIEN TERKAIT CARA MENYIMPAN OBAT RACIKAN NON STERIL DI PUSKESMAS SEWON 1 BANTUL Manusu, Abd Sukri S.; Wulandari, Ari Susiana; Suprapti, Sri; Nurinda, Eva
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 11, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v11i1.4849

Abstract

Latar Belakang : Penggunaan dan penyimpanan obat di rumah masih menjadi masalah akibat kurangnya pemahaman. Menurut Kemenkes RI (2013), 35,2% rumah tangga menyimpan obat, sebagian besar obat sisa. Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat 82-85% keluarga di Jakarta dan Yogyakarta menyimpan obat, namun 30% tidak mengelolanya dengan baik. Obat racikan non-steril memiliki batas penggunaan (Beyond Use Date/BUD) yang berbeda dari tanggal kedaluwarsa. Studi di Puskesmas Sewon 1 Bantul menunjukkan 9,9% pasien menerima terapi obat racikan.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sosiodemografi dengan perilaku menyimpan obat racikan non steril oleh pasien.Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 80 orang. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji korelasi gamma dan chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p=0,003) dan tingkat pendidikan (p=0,000) dengan perilaku menyimpan obat racikan non-steril (p<0,05). Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, status pekerjaan, dan status jaminan kesehatan dengan perilaku menyimpan obat racikan non-steril (p>0,05).Kesimpulan: Faktor usia dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap kebiasaan pasien dalam menyimpan obat racikan non-steril. Oleh karena itu, diperlukan edukasi lebih lanjut mengenai cara penyimpanan obat yang benar agar kualitas dan efektivitas obat tetap terjaga. Kata Kunci : BUD, racikan, non steril, sosiodemografi, perilaku
The Perbandingan Kualitas Hidup Peserta Prolanis Diabetes Melitus Tipe 2 yang Memperoleh Monoterapi dan Politerapi di Puskesmas Prambanan Sleman Umsipyat , Annis Syafitri; Ananda, Raden Ajeng Dewinta Sukma; Nurinda , Eva; Wulandari, Ari Susiana
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 8 Nomor 3 (2025)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v8i3.588

Abstract

Diabetes mellitus (DM) cases in the Yogyakarta Special Region in 2022 reached 42,050 patients (53.9%), with Sleman Regency having the highest prevalence. The therapy received by patients affects their clinical condition and quality of life. This study aims to determine the difference in the average quality of life of Prolanis DMT2 participants receiving monotherapy and polytherapy at Prambanan Public Health Center in Sleman. This research used an observational analytic study with a cross-sectional approach. The sample consists of 34 Prolanis participants at Prambanan Health Center, selected through total sampling. The instrument used is a quality-of-life questionnaire with a reverse Likert scale. The data analysis to measure quality of life is the Mann-Whitney statistics, using independent variables of monotherapy and polytherapy, and the dependent variable of quality of life scores. The majority of respondents are female (22 people, 66.7%), aged 56–65 years (16 people, 47.1%), and have a high school education level (15 people, 44.1%). Most are unemployed (21 people, 61.8%), have had diabetes for ≤ 5 years (26 people, 76.5%), and do not have complications (26 people, 76.5%). The average quality of life score for monotherapy is 28.88, and for polytherapy, it was 41.70. The quality of life for monotherapy is higher than for polytherapy, with a p-value of 0.001 (<0.05). This study aims to determine the difference in the average quality of life between Prolanis DMT2 participants receiving monotherapy and polytherapy at Prambanan Health Center in Sleman. Based on the research results, it was concluded that there is a difference in the average quality of life between Prolanis DMT2 participants at Puskesmas Prambanan Sleman who received monotherapy and those who received polytherapy, with a p-value of 0.001 (<0.05)
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI DI BEBERAPA APOTEK WILAYAH PURWOREJO Wulandari, Ari Susiana; Ahmad, Najla Firsty Sofia
INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal) Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1427.999 KB) | DOI: 10.21927/inpharnmed.v4i1.1764

Abstract

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini perilaku konsumen cenderung mengobati sendiri dengan membeli di apotek dari pada memeriksakan diri ke dokter maupun dating ke fasilitas kesehatan masyarakat. Pengobatan sendiri (swamedikasi) adalah pemilihan dan penggunaan obat-obatan tanpa resep dari dokter untuk mengobati penyakit atau gejala penyakit. Namun pada pelaksanaanya, pengobatan sendiri dapat menjadi sumber kesalahan pengobatan akibat terbatasnya pengetahuan mengenai obat dan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan swamedikasi masyarakat pengobatan swamedikasi di beberapa apotek Wilayah Kabupaten Purworejo. Desain penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang menggunakan sampel responden sebanyak 127 responden yang membeli obat swamedikasi di beberapa apotek yang tersebar di beberapa kecamatan Purworejo. Teknik pengambilan data dengan menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling selama bulan November 2019 hingga Januari 2020 di lokasi 10 kecamatan yang berada di kawasan wilayah Purworejo. Variabel yang diamati adalah tingkat pengetahuan responden mengenai swamedikasi, yang dihubungkan dengan faktor sosiodemografi responden. Berdasarkan hasil perhitungan statitistika, mayoritas tingkat pengetahuan swamediksi responden di wilayah Purworejo tergolong tinggi 76%. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan variabel jenis kelamin (sig=0,047) dan variabel pendidikan (sig=0,047).
Tren Global Penelitian Toll-like receptor 4 pada Penyakit Kardiovaskular: Analisis Bibliometrik 2017-2025 Amukti, Danang; Estiningsih, Daru; Herlina, Tetie; Kusumawardani, Nurul; Puspitasari, Ade; Amalia, Latifa; Suminingtyas, Ifa Aris; Nurinda, Eva; Nuryanti, Sundari Desi; Wulandari, Ari Susiana; Pratami, Ria Indah
INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal) Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/inpharnmed.v9i1.5989

Abstract

Toll-like receptor 4 (TLR4) memiliki peran penting dalam patogenesis penyakit kardiovaskular (PKV) melalui mediasi respons inflamasi. Meskipun peran molekul ini semakin dikenal, belum ada kajian bibliometrik komprehensif yang mengulas tren global publikasi terkait TLR4 dalam konteks PKV secara sistematis. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika publikasi ilmiah global tentang TLR4 pada PKV dalam kurun waktu 2017–2025 menggunakan pendekatan bibliometrik. Data dikumpulkan dari database Scopus dengan kata kunci “Toll-like receptor 4” dan “cardiovascular”, difilter berdasarkan judul, abstrak, dan kata kunci, serta dibatasi pada dokumen berbahasa Inggris. Sebanyak 1.939 dokumen dianalisis menggunakan perangkat lunak Bibliometrix (R) dan VOSviewer untuk mengevaluasi tren publikasi, produktivitas penulis, kontribusi negara dan institusi, pemetaan kata kunci, dan artikel yang paling berpengaruh. Tiongkok mendominasi jumlah publikasi (592 dokumen), sementara Amerika Serikat mencatat pengaruh ilmiah tertinggi melalui kolaborasi internasional dan jumlah sitasi. Penulis paling produktif adalah Li Y dan Wang Y, sedangkan institusi teratas adalah Mashhad University dan Capital Medical University. Peta kata kunci menunjukkan empat klaster utama: inflamasi-imunitas, stres oksidatif-apoptosis, metabolisme, dan model hewan. Artikel paling disitasi berasal dari jurnal bereputasi tinggi seperti Signal Transduction and Targeted Therapy dan Nature Reviews Rheumatology. TLR4 merupakan target utama dalam penelitian multidisipliner dan translasi pada penyakit kardiovaskular. Hasil studi ini dapat menjadi acuan penting untuk perumusan strategi riset lanjutan dan kolaborasi global yang lebih terarah.