Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Meaning Of Words A ̅lu in Al-Qur'an: Toshihiko Izutsu's Semantic Analysis Tawakkal MS, Moch Iqbal; Rhain, Ainur; Dahliana, Yeti
Jurnal Sosial Sains dan Komunikasi Vol. 3 No. 01 (2024): Jurnal Sosial Sains dan Komunikasi (Ju-SoSak), December 2024
Publisher : SEAN Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58471/ju-sosak.v3i01.590

Abstract

The word ālu in the Qur'an indicates the meaning of people who have a close relationship or family (Qarabah). The term ālu is mentioned 31 times in the Qur'an. Each verse contained in various surahs certainly has a different meaning, so it requires in-depth understanding. The disclosure of the meaning of ālu will be analyzed by the author using the Qur'anic semantic approach developed by Toshihiko Izutsu. According to Izutsu, Qur'anic semantics is an attempt to reveal the Qur'anic worldview (weltanschauung) through semantic analysis of key vocabulary or terms in the Qur'an. This research process involves investigating the basic meaning and relational meaning of the word ālu using syntagmatic and paradigmatic analysis.
Exploration of the Concept of Wasat in the Qur'anic Worldview through Izutsu's Semantic Method Ghifari, Muhammad Faiq Al; Rhain, Ainur; Nugroho, Kharis
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2024: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/iseth.5662

Abstract

This paper aims to explore the meaning of the word wasaṭ and its various derivations in the Qur'ān. This word is closely related to an important theme that is highly relevant in people's lives, namely moderation. Moderation plays a key role in creating balance, harmony and tolerance at various levels, whether local, national or international. In order to comprehensively understand the concept of moderation, this study focuses on three main questions: what is the basic and relational meaning of the word wasaṭ, how has it developed historically, and how is the weltanschauung or worldview associated with the word wasaṭ reflected in the Qur'ān. This research is a literature study that collects data through the documentation method. The main sources used include the Qur'an, translations, tafsir, as well as various dictionaries to identify the meaning and derivation of the word wasaṭ. In the analysis, the author applies Toshihiko Izutsu's semantic theoretical framework, which includes three main aspects: (1) basic and relational meaning, (2) meaning in synchronic and diachronic contexts, and (3) weltanschauung or worldview related to the word. The basic meaning of the word و-س-ط is "middle". Relationally, through syntagmatic analysis, this word contains the meaning of justice, choice, excellence, best, and dominance, and refers to a just and superior figure. In paradigmatic analysis, the word wasaṭ has similar meanings with jānibun and qalbun, but contrasts with ḥaddun, shafā, ṭarafun, aṭrāfun, 'ażīmun, and karīmun.
Makna Kata Tijarah dalam Al-Qur’an: Analisis Semantik Perspektif Toshihiko Izutsu Abdurrahman, Muhammad Fathi; Rhain, Ainur
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mengkaji makna kata tijarah (perdagangan) dalam Al-Qur’an melalui pendekatan semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Pendekatan ini menelusuri perubahan makna kata dalam konteks historis dan struktur semantik internal Al-Qur’an, mulai dari era pra-Qur’ani hingga perkembangan Islam pasca-wahyu. Hasil kajian menunjukkan bahwa tijarah dalam Al-Qur’an tidak hanya merujuk pada aktivitas ekonomi duniawi, tetapi juga digunakan sebagai metafora untuk amal saleh dan transaksi spiritual dengan Allah. Analisis sintagmatik dan paradigmatik menunjukkan bahwa kata tijarah sering dikaitkan dengan konsep suka sama suka (‘an tarāḍin), keikhlasan, dan prioritas terhadap kehidupan akhirat. Dengan pendekatan Weltanschauung Al-Qur’an, makna tijarah mengarah pada visi hidup Islami yang menekankan keseimbangan antara dunia dan akhirat, spiritual dan material. Studi ini menegaskan pentingnya pemahaman semantik terhadap istilah kunci dalam Al-Qur’an agar nilai-nilai transendental Islam dapat diaktualisasikan secara kontekstual dalam kehidupan modern, khususnya dalam bidang ekonomi.
Analisis Semantik Perspektif Toshihiko Izutsu terhadap Makna Al-Ardzal dalam Al-Qur’an Zen, Mukhamad Syaeful; Rhain, Ainur
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna kata Al-Ardzal dalam Al-Qur'an dari berbagai dimensi linguistik, sosial, dan teologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis linguistik dengan metode sintagmatik, paradigmatik, serta analisis singkronik dan diakronik untuk memahami makna kata tersebut dalam konteks historis dan sosial. Data utama diambil dari ayat-ayat yang menggunakan kata الْأَرْذَلُ dalam Al-Qur'an, khususnya Surah An-Nahl (16:70) dan Surah Al-Hajj (22:5), serta membahas makna kata tersebut dalam periode pra-Qur’ani, Qur’ani, dan pasca-Qur’ani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa الْأَرْذَلُ merujuk pada individu yang mengalami kelemahan, baik fisik maupun sosial, dan mengandung ajaran untuk menghormati serta merawat mereka. Temuan ini juga mengungkapkan bahwa Al-Qur'an mengajarkan pentingnya perhatian sosial terhadap orang yang lemah, yang merupakan bagian integral dari konsep ummah yang inklusif dan penuh kasih sayang. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman lebih dalam tentang nilai sosial dalam Al-Qur'an, yang berfokus pada penghormatan terhadap individu lemah dalam masyarakat.
The Concept Of Rejecting The Trinity In Islamic Teaching In Surah An-Nisa Verse 171 (Study Of Tafsir Al-Azhar By Buya Hamka) Satriaji Abimanyu; Rhain, Ainur; Dahliana, Yeti
Jurnal Sosial Sains dan Komunikasi Vol. 3 No. 01 (2024): Jurnal Sosial Sains dan Komunikasi (Ju-SoSak), December 2024
Publisher : SEAN Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58471/ju-sosak.v3i01.589

Abstract

This article examines the concept of rejecting the Trinity in Islam through the analysis of Surah An-Nisa verse 171, focusing on Tafsir Al-Azhar by Buya Hamka. The method used in this research is categorized as library research. In the verse, Allah rebukes Ahlul Kitab, especially the Christians, who have exaggerated in glorifying the Prophet Isa Alaihis-Salam to consider him as God. Buya Hamka emphasized that Jesus was only a messenger of Allah and not God, so the teaching of Tawhid must be upheld by Muslims. This explanation includes the prohibition not to associate Allah with anything and the importance of respecting prophets without going beyond the limits. This study shows that the rejection of the Trinity is not only theological, but also an attempt to protect the faith of the people from deviation. Thus, Tafsir Al-Azhar provides a comprehensive understanding of the rejection of the Trinity in Islam and emphasizes the importance of maintaining the oneness of God as the core of religious teachings.
Perangkap Riba dalam Pinjaman Online yang Menjangkit Masyarakat NTB Studi Analisis Tafsir Surah Al-Baqoroh Ayat 275 Hendrawan, Alwi; Rhain, Ainur
Action Research Literate Vol. 8 No. 7 (2024): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v8i7.439

Abstract

Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini adalah merebaknya pengguna jasa pinjaman online di Provinsi NTB. Masyarakat yang bertindak menjadi peminjam (Muqtaridh) setelah diteliti penyebabnya adalah karena kebutuhan Ekonomi yang bersifat darurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memahami dampak serta mekanisme perangkap riba dalam pinjaman online yang semakin marak dan mengkhawatirkan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB).Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi dokumen, wawancara mendalam, dan observasi Hasil penelitian berikut menyatakan bahwasanya status hukumnya tidaklah sah ataupun haram. Disebabkan pada aktivitasnya ditemukan elemen penentuan suku bungan baik besar maupun kecil, hingga bunga itu diklasifikasikan menjadi riba yang memiliki hukum haram pada Islam serta berlawanan terhadap pedoman syariah.Kesimpulan penelitian menunjukan berdasarkan tafsir ayat 275 surah al baqoroh, pinjaman online dalam islam ada-lah haram karena didalamnya terdapat riba baik itu dalam jumlah kecil maupun besar