Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Effectiveness of Ethanolic Extract of Aloe Vera Leaves against Staphylococcus aureus Permatasari, Viki Ayu Intan; Nurjanah, Mutia Hariani; Widodo, Wimbuh Tri
Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology) Vol 3 No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/medicra.v3i2.760

Abstract

Since long ago Indonesia used nutritious plants as traditional medicines. Various types of plants in Indonesia can be used as alternative ingredients, one of which is aloe vera. Aloe vera contains saponin and anthraquinone, so aloe vera leaves function as antiseptic and antibacteria. Staphylococcus aureus is a gram-positive coccus bacteria. This bacterium is often found as a normal germ flora in humans. Staphylococcus aureus can cause infections in humans and animals. This study aims to determine the effect of ethanolic extract of Aloe vera leaves in inhibiting Staphylococcus aureus by using maceration extract method. The concentrations used were 20%, 40%, 60%, 80% and 100% with positive control (Erytromycin) and negative control (aquades). The inhibitory zone analysis is done using the table method. Test of ethanol extract of Aloe vera leaves in inhibiting Staphylococcus aureus produced inhibition zones at concentrations of 60%, 80% and 100% with average diameter of 6.94 mm, 6.22 mm and 9.5 mm. The conclusion of this research is the ethanolic extract of Aloe vera leaves can inhibit Staphylococcus aureus in high concentrations
The Relationship between HbA1c and Glucosuria in Diabetes Mellitus (DM) Patients Nurjanah, Mutia Hariani; Wijaya, Anas Fadli; Meri, Meri; Tilarso, Dara Pranidya; Siswidiani, Maya Diva
Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology) Vol 6 No 2 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/medicra.v6i2.1727

Abstract

Diabetes mellitus is a condition of abnormalities in blood glucose metabolism that can cause various macroangiopathy complications such as disorders of the peripheral blood vessels, heart blood vessels, cerebral blood vessels as well as microangipathic complications such as diabetic retinopathy disorders, nephropathy and neuropathy. HbA1c describes the level of sugar in the blood for the last 3 months. Glucose is not found in normal urine because it is reabsorbed back into the blood vessels by renal filtration. The aim of this study was to determine the relationship between HbA1c levels and glucosuria in people with diabetes mellitus. The design of this study is a cross-sectional approach to DM patients. The sampling technique used was purposive sampling. Data analysis was carried out by means of Spearman's rank correlation test. Results Correlation analysis showed that there was a significant relationship between HbA1c levels and glucosuria in DM patients p-value 0.005 with a coefficient value of 0.597. The conclusion from this study is that there is a significant relationship with a strong correlation strength and a positive correlation direction for DM sufferers.
EDUKASI KIMIA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK KUALITAS HIDUP DESA TANGGUNGGUNUNG TULUNGAGUNG Martha, Rahma Diyan; Danar, Danar; Muadifah, Afidatul; Putri, Amalia Eka; Huda, Choirul; Nurjanah, Mutia Hariani
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v4i2.1605

Abstract

Kesehatan dan kualitas hidup masyarakat desa menjadi fokus utama dalam upaya pembangunan sosial yang berkelanjutan. Artikel ini membahas kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Tanggunggunung dengan tujuan meningkatkan budaya hidup sehat dan kualitas hidup melalui edukasi kimia berbasis bahan alam. Pengabdian Masyarakat diawali dengan mencatat tantangan kesehatan masyarakat desa, terutama dalam akses terhadap informasi dan praktik kesehatan yang tepat. Selain itu, minimnya pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan dan pemanfaatan sumber daya alam desa juga menjadi perhatian. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian melibatkan penyuluhan, pre-test dan post-test menggunakan kuesioner, serta analisis statistik. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta setelah program edukasi, dengan nilai rerata pengetahuan meningkat dari 72,3% menjadi 83,2%. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini menegaskan pentingnya edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam memahami dan menerapkan pengetahuan kimia berbasis bahan alam untuk meningkatkan kualitas hidup. Saran dari penelitian ini adalah pentingnya pengembangan program edukasi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Perbandingan Efektivitas Profilaksis Intermiten Klobazam Versus Diazepam pada Kejang Demam Sederhana (KDS): Systematic Review: Comparison Effectiveness of the Intermittent Prophylaxis of Clobazam Versus Diazepam in Simple Febrile Seizures (SFS): Systematic Review Sulastri; Nurjanah, Mutia Hariani; Ramadhani, Melati Apriliana; Arif Santoso; Rahma Diyan Martha; Vifta, Rissa Laila; Annisah Mahanani
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 7 No. 02 (2024): Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijpnp.v7i02.3308

Abstract

Febrile seizures are seizures that occur when body temperature rises (rectal temperature > 38o C). Each seizure can possibly cause epilepsy and trauma to the brain. The next priority is efforts to stop acute seizure attacks which can usually be treated with anti-seizure medication. Intermittent prophylaxis with clobazam at the onset of the first febrile seizure provides better results. This systematic review aims to review articles related to the use of intermittent prophylaxis of clobazam vs diazepam for children suffering from simple febrile seizures. The literature search method uses Google Scholar, PubMed and BMJ databases based on keywords. The selected articles were articles published between 2009-2023, full text in English, were original articles comparing the effectiveness of intermittent prophylaxis use of clobazam vs diazepam in febrile seizures in children. The results obtained were 4 articles that were relevant to the objectives of this systematic review. Data is homogeneous with RR of 0.44 (95% CI: 0.32-0.60) so that the therapeutic effectiveness of administering clobazam compared with diazepam is not significantly different even though there is a chance that the effectiveness of clobazam is 0.44 times compared with administering diazepam. The efficacy of clobazam compared to diazepam, clobazam has better advantages than diazepam in preventing recurrence of febrile seizures. Apart from that, the side effects that occur with clobazam are significantly lower, for example drowsiness and sedation. ABSTRAK Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38o C). Setiap kejang kemungkinan dapat menimbulkan epilepsi dan trauma pada otak. Prioritas selanjutnya berupa usaha untuk menghentikan serangan kejang akut yang biasanya dapat ditangani dengan pemberian obat anti kejang. Pemberian profilaksis intermiten dengan klobazam pada permulaan terjadinya kejang demam pertama memberikan hasil yang lebih baik. Systematic review  ini bertujuan untuk mereview artikel-artikel terkait adanya penggunaan profilaksis intermiten klobazam vs diazepam untuk anak penderita kejang demam sederhana. Pencarian literatur menggunakan metode berupa database Google scholar,  PubMed dan BMJ berdasarkan keywords. Artikel yang dipilih adalah artikel yang dipublikasikan antara tahun 2009-2023, fulltext dalam inggris, merupakan original article yang membandingkan efektivitas antara penggunaan profilaksis intermiten klobazam vs diazepam pada kejang demam pada anak. Hasil diperoleh 4 artikel yang relevan terhadap tujuan systematic review ini. Data bersifat homogen dengan RR 0,44 (CI 95%: 0,32-0,60) sehingga efektivitas terapi pemberian klobazam dibandingkan dengan diazepam tidak berbeda bermakna meskipun terdapat peluang efektivitas klobazam sebesar 0,44 kali dibandingkan dengan pemberian diazepam. Kemanjuran klobazam dibandingkan dengan diazepam, klobazam memiliki keunggulan lebih baik dibandingkan diazepam dalam mencegah kekambuhan kejang demam. Selain itu efek samping yang timbul pada klobazam secara signifikan jauh lebih rendah misalnya seperti mengantuk dan sedasi.
Pembuatan Spray Anti Nyamuk dengan Bahan Alami di Desa Tanggunggunung Kumalasari, Nurul Chamidah; Nurjanah, Mutia Hariani; Martha, Rahma Dian; Safitri, Yunita Diyah; Ketzia, Ketzia; Diva, Maya; Sulastri, Sulastri; Wardani, Kartika Arum
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i2.17519

Abstract

ABSTRAK Nyamuk sering kali dianggap mengganggu kehidupan manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi populasi nyamuk, termasuk penggunaan obat semprot antinyamuk.semprotan antinyamuk yang biasa digunakan adalah berbahan kimia. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tanaman disekitar mereka seperti serai wangi dan pare, untuk digunakan sebagai obat semprot anti nyamuk. Oleh karena itu dilakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat semprot anti nyamuk yang berfokus pada tanaman disekitarnya seperti serai wangi dan pare yang dapat diolah menjadi bahan yang bermanfaat. Melalui sosialisasi ini kami dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat, menyadarkan mereka bahwa serai wangi dan pare tidak hanya perfungsi sebagai bumbu dapur, tetapi juga sebagai bahan pembuatan obat semprot antinyamuk. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat, mengenahi penggunaan dan pembuatan obat semprot anti nyamuk yang berbahan serai wangi dan pare. Kegiatan ini terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Berdasarkan hasil pengabdian kepada masyarakat di desa Tanggunggunung menunjukkan antusias yang tinggi dari masyarakat dan memberikan dampak positif terhadap pengetahuan tentang bahaya nyamuk serta pembuatan dan pemanfaatan bahan alami sebagai antinyamuk spray. Kata Kunci: Spray Antinyamuk, Serai, Pare  ABSTRACT Mosquitoes are often considered to be a nuisance to human life. Various efforts have been made to reduce the mosquito population, including the use of mosquito repellent sprays. The mosquito repellent sprays commonly used are chemical. This is due to the lack of public knowledge about the use of plants around them such as citronella and bitter melon, to be used as mosquito repellent sprays. Therefore, activities were carried out that aimed to increase public understanding about the use of mosquito repellent sprays that focused on plants around them such as citronella and bitter melon which can be processed into useful materials. Through this socialization, we can provide useful information to the public, making them aware that citronella and bitter melon not only function as kitchen spices, but also as ingredients for making mosquito repellent sprays. The method used is socialization and training for the community, regarding the use and manufacture of mosquito repellent sprays made from citronella and bitter melon. This activity consists of the preparation stage and the implementation stage. Based on the results of community service in Tanggunggunung village, it shows high enthusiasm from the community and has a positive impact on knowledge about the dangers of mosquitoes and the manufacture and use of natural ingredients as mosquito repellent sprays.  Keywords: Anti-Mosquito Spray, Cymbopogon Citratus, Momordica Charantia
Screening Hiperkolesterolemia serta Pembuatan Teh Biji Alpukat sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Degeneratif di Desa Tanggunggunung Safitri, Yunita Diyah; Martha, Rahma Diyan; Nurjanah, Mutia Hariani
Cendekia : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 1 (2025): Juni
Publisher : LPPM UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/cendekia.v7i1.5946

Abstract

Hiperkolesterolemia merupakan kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah melebihi nilai normal yakni >200 mg/dL dan dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke dan jantung. Penggunaan obat penurun kolesterol seringkali menimbulkan efek samping pada pasien, sehingga perlu adanya alternatif bahan alam yang dinilai memiliki efek samping yang lebih rendah. Bahan alam yang digunakan pada kegiatan ini adalah biji alpukat yang diambil dari sisa hasil panen alpukat yang tidak terjual. Sebelumnya, sisa hasil panen alpukat yang tidak terjual akan menjadi limbah dan dimusnahkan, padahal biji alpukat memiliki kandungan bahan aktif yang bersifat antikolesterol apabila diolah dan dikonsumsi secara tepat. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan screening hiperkolesterolemia pada masyarakat Desa Tanggunggunung, sekaligus memberikan edukasi tentang bahaya dan cara penanggulangan hiperkolesterolemia. Metode yang digunakan meliputi tes kolesterol darah melalui pengambilan darah perifer, serta penyuluhan terkait bahaya, pencegahan dan penanganan hiperkolesterolemia. Hasil kegiatan menunjukkan lebih dari 80% peserta memiliki kadar kolesterol diatas nilai normal. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah aadanya peningkatan pengetahuan rata – rata sebesar 42% terkait hiperkolesterolemia, dan menambah kemampuan masyarakat dalam mengolah sisa hasil panen alpukat menjadi teh biji alpukat yang bersifat antikolesterol.
Implementasi Program Edukasi Cuci Tangan Berbasis Permainan untuk Meningkatkan Perilaku Pencegahan Demam Tifoid pada Anak Sekolah SDN 1 Dono Tulungagung Nurjanah, Mutia Hariani; Fuzianingsih, Eka Novia; Kumalasari, Nurul Chamidah; Sulastri, Sulastri; Martha, Rahma Diyan; Wijaya, Anas Fadli; Widayanti, Sindi Dwi
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 5, No 3 (2025): Abdira, Juli
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v5i3.751

Abstract

Typhoid fever remains a public health issue in Indonesia, especially among elementary school children who are vulnerable due to poor hygiene habits, particularly not washing hands. Traditional education methods often fail to change children's behavior, so more engaging and interactive approaches are needed. This activity aimed to improve handwashing behavior through educational games. A quasi-experimental method with a pretest-posttest control group design was used. The intervention involved 40 students from SDN 1 Dono, Tulungagung, using games like hygiene-themed snakes and ladders and handwashing step cards. Evaluation was conducted through pretest and posttest assessments and group discussions with teachers. Results showed a significant improvement in the intervention group from 70% (poor category) to 83% (good category), with a p-value of 0.000. In contrast, the control group showed no significant change (p = 0.213). Educational games proved effective in improving students’ handwashing behavior and can be a preventive strategy against typhoid fever in schools.
Pemanfaatan Brotowali sebagai Bahan Dasar Pembuatan Pestisida Nabati Martha, Rahma Diyan; Kholifah, Siti Nurriyatul; Nurjanah, Mutia Hariani
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 5, No 3 (2025): Abdira, Juli
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v5i3.794

Abstract

The intensive use of chemical pesticides in the agricultural sector has raised serious concerns due to their adverse effects on human health and the environment. In response to this issue, the development and application of botanical pesticides offer a safer and more sustainable alternative. This community engagement initiative was conducted with the objective of enhancing the knowledge and practical skills of farmers in Wates Village regarding the utilization of Brotowali as a raw material for botanical pesticide production. The implementation of the program comprised three main stages: preliminary coordination and needs assessment, educational outreach and training, and evaluation through pre- and post-intervention testing. The results indicated a substantial improvement in participants’ understanding, with correct responses increasing from 30% in the pre-test to 85% in the post-test. Furthermore, qualitative reflections revealed a high level of participant interest in independently producing and applying botanical pesticides using locally available resources. This initiative underscores the effectiveness of participatory and educational approaches in fostering sustainable agricultural practices and promoting the adoption of indigenous plant-based pest control methods.
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) Rebusan Gagang Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Bacillus cereus Penyebab Diare Safitri, Yunita Diyah; Azizah, Yunita Dwi Nur; Nurjanah, Mutia Hariani
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 5, No 2 (2024): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v5i2.21175

Abstract

Bacillus cereus sering menjadi penyebab terjadinya gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut dan diare. Diare yang disebabkan oleh infeksi Bacillus cereus umumnya terjadi melalui kontaminasi makanan, kontaminasi sumber air minum dan kurangnya pola hidup bersih. Cemaran Bacillus cereus pada manusia berkaitan dengan kemampuan bakteri ini dalam membentuk endospora tahan panas, sehingga dapat menghasilkan racun yang dapat mengontaminasi makanan. Beberapa metode penanganan keracunan bakteri yang dilakukan di mayarakat yakni dengan mengonsumsi jamu yang berasal dari bahan alam, salah satunya yakni gagang cengkeh yang menjadi salah satu komposisi pembuatan minuman herbal seperti secang dan wedang uwuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) rebusan gagang cengkeh terhadap pertumbuhan Bacillus cereus dengan metode dilusi cair dan dilanjutkan dengan perhitungan jumlah koloni dengan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi hambat minimal rebusan gagang cengkeh yakni pada konsentrasi 40%, sedangkan konsentrasi bunuh minimum rebusan gagang cengkeh terhadap pertumbuhan Bacillus cereus masih belum ditemukan pada penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rebusan gagang cengkeh memiliki aktivitas antibakteri dengan menghambat pertumbuhan Bacillus cereus penyebab diare.
Edukasi Pencegahan Kecacingan sebagai Upaya Mengatasi Masalah Infeksi Cacing pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Dono Tulungagung Kumalasari, Nurul Chamidah; Nurjanah, Mutia Hariani; Sulastri, Sulastri; Fuzianingsih, Eka Novia; Safitri, Yunita Diyah; Widayanti, Sindi Dwi
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 5, No 4 (2025): Abdira
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v5i4.1018

Abstract

Worm infections caused by intestinal nematodes are a global health problem, including in Indonesia. Preschool and school children are the most vulnerable groups to infection. Although not fatal, worm infections can lead to chronic infections and various health problems, such as low body weight, anemia, and decreased academic performance. Therefore, education about prevention and treatment, as well as food and environmental sanitation and hygiene, is crucial. The objective of this activity was to educate participants about worm infections and good sanitation and hygiene practices. Increasing knowledge about worm infections was achieved through providing counseling on prevention and treatment methods, as well as the importance of maintaining environmental cleanliness. The results of the education showed a significant increase in knowledge, as demonstrated by improved post-test results, which is expected to have an impact on reducing cases of worm infections.