Rendahnya literasi lingkungan akan mendorong aktivitas masyarakat cenderung merusak lingkungan dan ekosistem. Seperti warga desa Rejosari Barat sebagian besar berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan plastik dalam aktivitasnya sehingga seringkali membuang sampah sembarangan. Oleh sebab itu, dengan mengoptimalkan pojok literasi digital yang berbasis green literasi dapat menjadi solusi alternatif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Literasi hijau (green literacy), yang mengacu pada pengetahuan dan pemahaman tentang isu-isu lingkungan, praktik-praktik berkelanjutan, dan dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan. Tujuannya yakni untuk menciptakan kesadaran, pemahaman, dan tindakan kolektif yang lebih efektif dalam upaya mewujudkan lingkungan yang hijau berbasis literasi. Metode kegiatan ini yakni sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program. Hasil kegiatan ini yakni adanya kesiapan penggunaan e-polite mencapai 90% dan memberikan manfaat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kemudian meningkatnya aspek pengetahuan masyarakat mencapai 100% terhadap isu lingkungan. Lalu meningkatnya aspek keterampilan mitra mengenai digital marketing. Serta meningkatnya aspek sosial masyarakat dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Kesimpulannya bahwa dengan mengoptimalkan E-Polite berbasis green literasi mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dalam menumbuhkan literasi yang berkelanjutan.