Claim Missing Document
Check
Articles

Found 130 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris

PHONOLOGICAL SYSTEM OF BALINESE LANGUAGE USED IN KUSAMBA DISTRICT, KLUNGKUNG REGENCY, BALI ., Ni Kadek Meina Andriani; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 4 No. 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.8665

Abstract

Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang berasal dari Desa Kusamba, Klungkung, Bali. Sampel penelitian berjumlah 42 orang. Subjek diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Orang-orang yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki karakteristik mampu menggunakan Dialek Kusamba dengan baik. Data dikumpulkan berdasarkan tiga domain yang berbeda yaitu, domain keluarga, domain pertemanan, dan domain tetangga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan sistem fonologi Bahasa Bali Dialek Kusamba. Data dianalisis menggunakan teori Milles dan Huberman. Data-data dikumpulkan melalui teknik observasi dan teknik perekaman. Hasil dari penelitian ini adalah (1) ada 24 fonem yang ditemukan pada Dialek Kusamba. Fonem-fonem tersebut adalah /ʌ/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ǝ/, /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y/, /ŋ/, and /ñ/, (2) ada 6 geminate yang ditemukan pada Dialek Kusamba yaitu: /ʌʌ/, /əə/, /oo/, /ii/, /ee/, dan /uu/, (3) ada 10 konsonan kluster yang ditemukan pada Dialek Kusamba, yaitu: /kl/, /pl/, /ml/, /kr/, /bl/, /tr/, /br/, /pr/, /cr/, dan /gr/Kata Kunci : sistem fonologi, dialek kusamba, Fonem The subjects of this study were the people of Kusamba village, Klungkung Bali. The samples of this study were 42 people. The subjects were taken through purposive sampling technique. They who became the subject of this study had characteristic that they could use Kusamba dialect greatly. The data were collected in three different domains i.e., family domain, friendship domain, and neighborhood domain. This kind of research was qualitative descriptive study that describes Kusamba Balinese phonological system. The data were analyzed by using Miles and Huberman, (1984) theory.The data was gathered by conducting observation technique and recording technique. The result of this research were (1) there were 24 phonemes found in Kusamba dialect. Those phonemes were / ʌ /, / i /, / u /, / e /, / o /, / ǝ /, / b /, / c /, / d /, / g /, / h /, / j /, / k /, / l /, / m /, / n /, / p /, / r /, / s /, / t /, / w /, / y /, / ŋ /, and / ñ /, (2) There were 6 geminates found in Kusamba dialect which were : / ʌʌ /, / əə /, / oo /, / ii /, / ee /, and / uu /, (3) there were 10 consonant clusters found in Kusamba dialect which were / kl /, / pl /, / ml /, / kr /, / bl /, / tr /, / br /, / pr /, / cr /, and / gr /keyword : The Phonological System, Kusamba Dialect, Phoneme
THE PHONOLOGICAL SYSTEM OF SIDETAPA DIALECT: A DESCRIPTIVE QUALITATIVE STUDY ., Made Sukradana w; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 4 No. 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.8677

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan jumlah fonem dari Dialek Sidetapa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang memiliki karakteristik sinkronik. Tiga domain dipilih berdasarkan kriteria yaitu keluarga, persahabatan, dan dilingkungan sekitar. Data dikumpulkan berdasarkan pada percakapan alami yang direkam secara langsung. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa SD memiliki 35, yaitu: enam vokal: /ʌ/, /i/,/u/,/e/,/o/ and /ǝ/, enam diftong; /ʌʊ/, /iʌ/, /uʌ/, /iɔ/,/iu/, and /ʌi/, sembilan belas konsonan; /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /h/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /r/, /w/,/y/, 4 gugus konsonan; /br/, /pr/, /bl/ and /ŋl/ dan tiga proses fonologi, yaitu asimilasi pemungutan, netralisasi dan variasi bebas. Tidak semua fonem memiliki distribusi yang lengkap (awal, posisi tengah dan akhir)Kata Kunci : sidetapa, sistem fonologi, studi deskriptif kualitatif This study aimed at describing the number of phonemes of Sidetapa Dialect (SD). This study used descriptive qualitative approach which has synchronic characteristic. Three domains were chosen based on a set of criteria, namely: Family, Friendship, and Neighborhood. The data was collected based on natural speech which was recorded spontaneously. The data that has been collected was analyzed descriptively. The result of the study shows that SD has 35 phonemes, namely: /ʌ/, /i/,/u/,/e/,/o/ and /ǝ/, 6 vowels; 6 diphthongs; /ʌʊ/, /iʌ/, /uʌ/, /iɔ/, /iu/, and /ʌi/, 19 consonants; /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /h/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /r/, /w/,/y/, 4 consonant Clusters; /br/, /pr/, /bl/ and /ŋl/ and 3 phonological processes, namely: regressive assimilation, neutralisation and free variation. Not all of those phonemes have complete distributions (initial, middle, and final position)keyword : descriptive qualitative study, phonological system, sidetapa dialect
AN ANALYSIS OF CODE USED BY BUGIS DASPORA IN SERANGAN ISLAND, DENPASAR ., Eva Patra Sari; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 4 No. 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.8727

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kode-kode yang digunakan oleh Masyarakat Bugis di Pulau Serangan, Denpasar. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui apa saja kode-kode (campur kode, alih kode, pemilihan kode dan aturan pemanggilan) yang digunakan masyarakat Bugis saat berkomunikasi, 2) Untuk mengetahui bagaimana Masyarakat Bugis di Pulau Serangan, Bali menggunakan kode-kode untuk berkomuikasi dengan masyarakat Bugis lainnya dan masyarakat sekitaran Pulau Serangan. Instrumen pada penelitian ini adalah: peneliti, alat rekam dan cek list. Subyek dari peneltian ini adalah masyarakat Bugis di Pulau Serangan, Denpasar. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Sesuai dengan ranah-ranah, kode campuran sering muncul di ranah pertemanan, sedangkan alih kode sering muncul di ranah agama. Sesuai dengan presentase domain pada pemeilihan kode, ranah keluarga lebih memilih untuk menggunakan Bahasa Bugis untuk berkomunikasi, ranah ketetanggaan lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia, ranah pertemanan lebih memilih bahasa Bugis, ranah pendidikan lebih memilih untuk menggunakan Bahasa Indonesia dan ranah agama juga lebih memilih Bahasa Indonesia. Campur kode lebih banyak digunakan oleh masyarakat Bugis untuk berkomunikasi dari pada alih kode. Sesuai dengan ranah, code mixing lebih terjadi di ranah pertemanan dan alih kode lebih sering terjadi di ranah keagamaan.Kata Kunci : campur kode, alih kode, ranah dan tutur masyarakat This study aimed at describing how codes are used by Bugis speech community in Serangan Island, Denpasar. The purposes of this research were: 1)to know what are codes that Bugis people use when they communicate with other Bugis people and society around Serangan Island, Bali, 2) to know how Bugis people in Seragan Island, Bali use the codes to communicate with other society in Serangan Island (Balinese daspora and Javanese diaspora). The instruments in this study were: the researcher itself, recording tools and checklist. The subjects of this research were Bugis speech community in Serangan Island, Denpasar. Finding of this study found that as per domains percentage of code choice, in family domain Bugis diaspora prefer to use Bugis language to communicate, neighborhood domain prefer to use Bahasa Indonesia, in friendship domain Bugis diaspora prefer to use Bugis language, in education domainBugus diaspora prefer to use Bahasa Indonesia and in religion domain Bugis diaspora also prefer to use Bahasa Indonesia. Code mixing is the code which is often used by Bugis speech community rather than code switching. As per domains, code mixing often occurred in friendship domain, meanwhile code switching often occurred in religion domain.keyword : code mixing, code switching, domain, speech community
AFFIXATION OF KUTUH DIALECT: A DESCRIPTIVE STUDY OF DERIVATIONAL AND INFLECTIONAL PROCESSES ., Kadek Prajinggo Patrya; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 4 No. 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.8751

Abstract

Penelitian ini berbentuk kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan awalan dan akhiran dalam dialek Kutuh yang mengalami proses infleksi and derivasi. Ada tiga informan dipilih berdasarkan kriteria yang ada. Tiga teknikdigunakan untuk mengumpulkan data yaitu: observasi, perekaman, dan teknik wawancara (mendengarkan dan mencatat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam awalan dan enam akhiran ada dalam dialek Kutuh. Awalannya adalah {N-}, {me-}, {ka-}, {pe-}, {a-} and {maka-}. Sedangkan akhirannya adalah {-ang}, {-in}, {-an}, {-o}, {-e} and {-nyo}. Awalan yang mengalami proses derivasi adalah {N-}, {me-}, {ka-} and {pe-} sedangkan akhirannya {-ang}, {-an} and {-in}. Jumlah imbuhan dalam dialek Kutuh yang mengalami proses infleksi adalah empat awalan dan enam akhiran. Awalan tersebut adalah {N-}, {me-}, {a-} and {maka-}. Sedangkan Akhirannya adalah {-ang}, {-an}, {-o}, {in}, {-e} and {- nyo}. Kata Kunci : awalan dan akhiran derivasi, awalan dan akhiran infleksi, dialek Kutuh This study was a descriptive qualitative research. The study aimed at describing the prefixes and suffixes in Kutuh dialect which undergo derivational and inflectional process. There were three informants chosen based on a set of criteria. Three techniques were used to collect the data, namely observation, recording, and interview technique (listening and note-taking). The results of the study show there are six prefixes and six suffixes exist in Kutuh dialect. Those are prefixes {N-}, {me-}, {ka-}, {pe-}, {a-} and {maka-}. Meanwhile, the suffixes were {-ang}, {-in}, {-an}, {-o}, {-e} and {-nyo}. The prefixes which undergo derivational process are {N-}, {me-}, {ka-} and {pe-} while, the suffixes are {-ang}, {-an} and {-in}. The number of affixes in Kutuh dialect undergo inflectional process are four prefixes and six suffixes. The prefixes are {N-}, {me-}, {a-} and {maka-}. Whereas, the suffixes are {-ang}, {-an}, {-o}, {in}, {-e} and {- nyo}.keyword : derivational prefixes and suffixes, inflectional prefixes and suffixes, Kutuh dialect
AN ANALYSIS OF CODES USED BY THE BALINESE FAMILIES OF NUSASARI VILLAGE, MELAYA, JEMBRANA ., I Gede Andre Agasi; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 4 No. 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.9456

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kode yang digunakan dan bagaimana kode yang digunakan oleh keluarga Bali di desa Nusasari. Data dikumpulkan dalam tiga domain dari penggunaan bahasa. Domain penggunaan bahasa dalam penelitian ini adalah keluarga, lingkungan, dan persahabatan. Peneliti mewawancarai 2 keluarga untuk mendapatkan data tentang kode yang digunakan di desa. Para peserta ditanya tentang apa bahasa berbicara mereka didasarkan pada tiga domain dari penggunaan bahasa. Observasi, wawancara, dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Data yang dikumpulkan adalah trancribed dan dianalisis. Data dikumpulkan melalui wawancara dan alat perekam dan beberapa instrumen juga disiapkan, seperti catatan lapangan dan kamera. Dalam tiga domain yang dianalisis, mereka menggunakan kode yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua kode yang digunakan di desa. Kedua kode yang bahasa Bali dan Bahasa Indonesia. Keunikan Bahasa Bali di Nusa Penida dialek terjadi di beberapa kata dalam pengucapan seperti; [Məhʌnʌʔ], [pəsɛlɛh], [oŋkʌbʌn], [ʌnonə], [bʌbuʌnʌn], [gələŋʌn], [wʌrʌsʌn], [jʌpə], [jʊlon], [bʌŋkag], [ŋrəbes], [Kʌuʔ], dan [ əndok] . Alih kode dan campur kode juga digunakan oleh penduduk desa dalam percakapan sehari-hari.Kata Kunci : campur kode, alih kode, penggunaan kode, domain penggunaan kode This qualitative study aimed to analyze codes used and how the codes were used by the Balinese families in Nusasari village. The data were collected in three domains of language use. The domains of language use in this research were family, neighborhood, and frienship. The researcher interviewed 2 families to get the data about codes used in the village. The participants were asked about what language they speak based on the three domains of language use. Observation, interview, and documentation were done by the researcher to get the data needed. The data gathered were trancribed and analyzed. The data were collected by interview and recorder tool and some instruments also prepared, such as field note and camera. In the three domains that were analyzed, they were used the same codes. The results showed that there two codes used in the village. Those two codes were Balinese language and Bahasa Indonesia. The uniqueness of Balinese language in Nusa Penida dialect occurred in several words in term of utterance such; [məhʌnʌʔ], [pəsɛlɛh], [oŋkʌbʌn], [ʌnonə], [bʌbuʌnʌn], [gələŋʌn], [wʌrʌsʌn], [jʌpə], [jʊlon], [bʌŋkag], [ŋrəbes], [Kʌuʔ], and [əndok].Code switching and code mixing are also used by the villagers in their daily conversation. keyword : code mixing, code switching, code used, domains of language use
THE MORPHOLOGICAL PROCESSES OF BALINESE DIALECT SPOKEN BY BATUMULAPAN VILLAGERS: A DESCRIPTIVE STUDY ., Ni Made Arisani; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 4 No. 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.9578

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan afiksasi yang termasuk derivasi dan infleksi dari dialek Batumulapan di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah penduduk asli dari dialek tersebut. Subjek dari penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan melaksanakan observasi dan teknik perekaman. Data yang diperolah dikumpulkan dari tiga domain yang berbeda yaitu: domain keluarga, pertemanan dan persahabatan dan dianalisis dengan menggunakan prosedur dari data analisis yang diusulkan oleh Miles dan Huberman, (1984). Objek dari penelitian ini adalah afiksasi dari dialek Batumulapan yang termasuk derivasi dan infleksi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada enam jenis awalan di BDBM yaitu: awalan {me-}, {nge-}, {ng-}, {a-}, {ny-}, and {h-}. Ada satu jenis sisipan {-h-}., dan ada lima jenis akhiran di BDBM yaitu: akhiran {-te}, {-an}, {-in}, {-e} and {-ne}. Awalan dan akhiran yang termasuk derivasi di BDBM adalah awalan {me-} dan akhiran {-te}, {-an}, dan {-e}. Awalan dan akhiran yang termasuk infleksi di BDBM adalah awalan {me-}, {nge-}, {ng-}, {ny-}, {a-}, dan {h-}, sisipan {-h-) dan akhiran {-te}, {-an}, {-in}, {-e} and {-ne}.Kata Kunci : Kata-kata kunci: afiksasi, dialek Batumulapan, proses derivasi dan infleksi This study aimed at describing the affixation which belongs to derivation and inflection of Balinese dialect spoken by Batumulapan villagers (BDBM) in Nusa Penida, Klungkung regency, Bali province. This research was a qualitative descriptive study. The subject of this study was the native speakers of the dialect. The subject was taken through purposive sampling technique. The data were collected by conducting observation and recording technique. The obtained data were collected in three different domains: family, friendship, and neighborhood domain, then analyzed by using the procedure of data analysis suggested by Miles and Huberman, (1984). The object of this study is affixation of BDBM that belongs to derivational and inflectional morpheme. The results of this research show that there are six kinds of prefixes: {me-}, {nge-}, {ng-}, {a-}, {ny-}, and {h-} in BDBM. There is one kind of infix {-h-}., and there are five suffixes: {-te}, {-an}, {-in}, {-e} and {-ne} in BDBM. The prefixes and suffixes which belong to derivation in BDBM include: prefix {me-} and suffix {-te}, {-an}, and {-e}. Prefixes and suffixes in BDBM which belong to inflection include: Prefix {me-}, {nge-}, {ng-}, {ny-}, {a-}.and {h-}, infix {-h-) and suffix {-te}, {-an}, {-in}, {-e} and {-ne}.keyword : Key Words: affixation, Batumulapan dialect, derivational and inflectional processes
AN ANALYSIS OF BALINESE SWEAR WORDS AMONG THE NORTHERN BALINESE TEENAGERS IN SERIRIT DISTRICT IN THEIR DAILY CONVERSATION ., Made Arsana; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 4 No. 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.9714

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa kasar yang digunakan oleh remaja di Kecamatan Seririt. Subjek dari penelitian ini adalah remaja di kecamatan Seririt yang melakukan percakapan berdasarkan dua domain yaitu, keluarga dan pertemanan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang memberikan gambaran tentang bahasa kasar yang digunaan oleh dua domain di Kecamatan Seririt. Data dikumpulkan melalui teknik observasi. Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi dimana peneliti menjadi bagian dari penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dua domain yaitu keluarga dan pertemanan tidak mempengaruhi bahasa kasar yang digunakan oleh remaja. Peneliti menemukan 16 bahasa kasar yang digunakan di Kecamatan Seririt. Bahasa kasar itu di kelompokkan menjadi kata-kata yang berhubungan dengan religi, kata-kata yang berhubungan dengan seks, kata-kata yang berhubungan dengan kotoran, kata-kata yang berhubungan dengan nama-nama binatang, kata-kata yang berhubungan dengan latar belakang pribadi, kata-kata yang berhubungan dengan penyakit mental dan kata-kata yang berhubungan dengan aktivitas seks. Kecamatan Seririt mempunyai kata pirata sebagai kata-kata yang berhubungan dengan religi, 4 kata-kata yang berhubungan dengan seks: naskleng/kleng, peletan, celak, teli, 2 kata-kata yang berhubungan dengan kotoran: sien teli, tai, 2 kata-kata yang berhubungan dengan nama-nama binatang: cicing, bojog, 2 kata-kata yang berhubungan dengan latar belakang pribadi: bencong, sundel, 2 kata-kata yang berhubungan dengan penyakit mental: lengeh, buduh, kata-kata yang berhubungan dengan aktivitas seks: ngangkuk/mekatuk. Kata Kunci : Penelitian deskriptif, bahasa kasar, remaja di kecamatan Seririt. The study aimed at describing the swear words that were used by the teenagers in Seririt district. The subjects of the study were teenagers in Seririt district who conversing in two domains namely family and friendship. This study is descriptive study which gives description of the swear words that were used by two domains in Seririt district. Data were collected through observation technique. This study used participate observation where the researcher was being part of the study. Results of the study showed that two domains did not influence the way teenagers used the swear words. The researcher obtained 16 swear words that were used by teenagers in Seririt district. Those swear words were comprised into words related to religious, words related to sex, words from excrement, words from name of animal, words related to personal background, words from mental illness, words related to sex activities. Seririt district has pirata as words related to religious, 4 words related to sex: naskleng/kleng, peletan, celak, teli, 2 words from excrement: sien teli, tai, 2 words from name of animal: cicing, bojog, 2 words related to personal background: bencong, sundel, 2 words from mental illness: lengeh, buduh, words related to sex activities: ngangkuk/mekatuk.keyword : Descriptive study, swear words, teenagers in Seririt district.
An Analysis of Affixation System of Balinese Dialect of Budakeling, Karangasem ., Dewa Gede Rai Bisma Putra; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 4 No. 2 (2016): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v4i2.9717

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan awalan dan akhiran di Dialek Bali Budakeling yang termasuk derivasi dan infleksi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Beberapa informan dari Budakeling dipilih berdasarkan tiga ruang lingkup: keluarga, kekerabatan dan ketetanggaan. Data dikumpulkan berdasarkan tiga tehnik, yaitu: observasi, tehnik perekaman dan tehnik wawancara. Beberapa instrumen digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu: peneliti itu sendiri, Swadesh dan Nothofer daftar kata, kamera, alat perekam digital dan tekts wawacara. Ada tiga proses dalam menganalisa data, data reduction, data display dan conclusion drawing. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa ada dua jenis awalan di Dialek Bali Budakeling: awalan {me-}, {n-} dan {ke-}. Ada tiga jenis akhiran di Dialek Bali Budakeling: akhiran {-ang}, {-in} dan {-e}. Awalan dan akhiran di Dialek Bali Budakeling yang termasuk derivasi adalah awalan {me-}, {n-}, {ke-} dan akhiran {-ang} dan {-in}. Awalan dan akhiran di Dialek Bali Budakeling yang termasuk infleksi adalah awalan {n-}, {ke-} dan akhiran {-ang}, {-in} dan {-e}. Kata Kunci : Kata kunci: Morfem Derivasi, Morfem Infleksi, Dialek Bali Budakeling Abstract The study aimed at describing the prefixes and suffixes in Balinese Dialect of Budakeling which belonged to derivation and inflection process. This research was a descriptive qualitative research. There were some informants of Budakeling were chosen based on three domain: family, friendship and neighborhood. The data were collected based on three techniques, namely: observation, recording technique, and interview technique. The data were collected by some instruments, those were the researcher himself, Swadesh and Nothofer word lists, digital recorder, camera, and interview guide. There were three processes in analyzing the data, data reduction, data display and conclusion drawing. The results of the study showed that there were two kinds of prefixes in Balinese Dialect of BUdakeling; prefix {me-} {n-} and {ke-}. There were three kinds of suffixes in Balinese Dialect of Budakelin; suffix {-ang}, {-in} and, {-e}. Prefixes and suffixes in Balinese Dialect of Budakeling which belonged to derivation were prefix {me-}, {n-}, {ke-} and suffix {-ang}, {-in}. Prefixes and suffixes in Balinese Dialect of Budakeling which belonged to inflection were prefix {n-}, {ke-} and suffix {-ang}, {-in} and, {-e}. keyword : Key Words: Derivational Morpheme, Inflectional Morpheme, Balinese dialect of Budakeling
The Codes Used By Balinese-Javanese Mixed Marriage Families In Pulukan Village, Jembrana Regency ., Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. Dewa Putu Ramendra, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kode yang digunakan oleh keluarga perkawinan campuran Bali-Jawa di Desa Pulukan,Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kode apa saja yang digunakan oleh keluarga perkawinan campuran Bali-Jawa di Desa Pulukan, Kabupaten Jembrana dan bagaimana mereka menggunakan kodenya. Instrumen dalam penelitian ini adalah: peneliti itu sendiri, alat perekam, catatan. Subjek penelitiannya adalah keluarga perkawinan campuran Bali-Jawa di Desa Pulukan. Sementara itu ranah-ranah yang dijadikan sebagai bahan penelitian meliputi ranah keluarga, ranah tetangga, dan ranah pertemanan. Temuan penelitian ini menyatakan bahwa ada dua kode yang digunakan, yaitu alih kode dan campur kode. Campur kode terjadi secara dominan (44.54%) jika dibandingkan dengan alih kode dari percakapan di tiga ranah yang diteliti dibandingkan dengan alih kode yang digunakan (42.00%) dari percakapan pada tiga domain yang diteliti.Kata Kunci : alih kode, campur kode, perkawinan campuran Bali-Jawa, desa Pulukan This study aimed at describing how codes are used by Balinese-Javanese mixed marriage families in Pulukan village,Pekutatan district,Jembrana regency. The purposes of this research are to know what codes are used by Balinese-Javanese mixed marriage families in Pulukan village, Pekutatan district, Jembrana regency and how they use them. The instruments in this study were: the researcher herself , recorder device, and note taking. The subjects of the research were Balinese-Javanese mixed marriage families in Pulukan village. Meanwhile, the domains of the research that had been conducted covered family domain, neighborhood domain, and friendship domain. The finding of this research revealed that there were two codes used Balinese-Javanese mixed marriage families in Pulukan, that is code switching and code mixing. The code mixings occurred dominantly (44.54%) as compared to code switching (42.00%) from the conversations of three domains studied. keyword : code switching, code mixing, Balinese-Javanese mixed marriage, Pulukan village
AN ANALYSIS OF POLITENESS PRINCIPLES USED BY THE CANDIDATES DURING 2ND ROUND DKI JAKARTA GOVERNOR ELECTION DEBATE IN 2017 ., Ni Wayan Ria Candra; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. Dewa Putu Ramendra, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12401

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis prinsip kesopanan yang digunakan oleh kandidat pada putaran kedua debat pemilihan gubernur DKI Jakarta, meyelidiki alasan dari penggunaan prinsip kesantunan jenis tertentu yang paling sering digunakan oleh kedua kandidat dan menganalisis implikasi dari jenis prinsip kesantunan yang digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dianalisis berdasarkan prinsip kesopanan yang diusulkan oleh Leech (1983) dan klasifikasi tindakan ilokusi diusulkan berdasarkan Searle (1975) yang dikutip oleh Leech (1983). Data diambil dari transkripsi video putaran kedua debat pemilihan gubernur DKI Jakarta. Jumlah data yang ditemukan sebanyak 195 yang mengandung prinsip kesopanan dari kedua kandidat. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dan peneliti meminta triangulator untuk menilai data untuk mendapatkan hasil terpercaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ada lima jenis prinsip kesopanan yang ditemukan dalam kedua pernyataan kandidat tersebut, yaitu: tact maxim, generosity maxim, modesty maxim, approbation maxim dan agreement maxim. Kedua kandidat sering kali melanggar penggunaan maksim. Pelanggaran maksim kebijaksanaan secara dominan digunakan oleh subjek I, sementara pelanggaran maksim kebijaksanaan sering digunakan oleh subjek II. Semua jenis tindakan ilokusi ditemukan di kedua pernyataan kandidat. Pernyataan asertif dominan digunakan oleh subjek I, sementara subjek II cenderung menggunakan pernyataan komisif. Oleh karena itu, alasan penggunaan prinsip kesopanan tertentu mengacu pada penggunaan tindakan ilokusi. Subjek I memaksimalkan pujian untuk dirinya dengan menyatakan program terbaik yang telah dilakukannya, sementara subjek II memaksimalkan untuk merugikan lawannya dengan mengungkapkan kesalahan subjek I dan kemudian memberikan penawaran tentang program barunya. Memberikan pernyataan komisif nyatanya lebih efektif untuk mendapat perhatian publik karena mereka ingin mendapatkan harapan baru.Kata Kunci : prinsip kesopanan, tindakan ilokusi, putaran 2 debat pemilihan DKI Jakarta This research aimed to identify the types of politeness principles used by candidates during 2nd round of DKI Jakarta governor election debate, investigate the reason of a particular type of politeness principles more frequently used by both candidates and analyse the implications of type of politeness principles used. This research employed descriptive qualitative research. The data were analysed based on Politeness Principle proposed by Leech (1983) and the classification of illocutionary acts was based on Searle (1975) cited by Leech (1983). The data were taken from transcription of 2nd round of DKI Jakarta governor election debate video. The total number of the data found were 195 containing politeness principles from both candidates. The main instrument of this research was the researcher herself and the researcher asked the triangulator to assess the trustworthiness of the data. The result of this research showed that there were five types of politeness principle found in both candidates’ statements, they were: tact maxim, generosity maxim, modesty maxim, approbation maxim and agreement maxim. Both candidates often flouted the use of maxims. Flouting modesty maxim was dominantly used by subject I, while flouting tact maxim was dominantly used by subject II. All types of illocutionary acts found in both candidates’ statements. The assertive were dominantly used by subject I, while subject II tended to use commisives. Therefore, the reason of the use particular politeness principles was referred to the use of illocutionary acts. Subject I maximized praise of himself by stating his best program that had been done, while subject II maximized cost of his opponent by exposing subject I’s mistakes and then gave an offer about his new program. In fact, giving commisives statements were more effective to get public’s attention since they wanted to get a new hope.keyword : politeness principles, illocutionary acts, 2nd round DKI Jakarta election debate
Co-Authors ., Dewa Gede Rai Bisma Putra ., Dewa Gede Rai Bisma Putra ., Eva Patra Sari ., I Gede Andre Agasi ., I Gede Andre Agasi ., I Kadek Wardita Eka Putra ., I Kadek Wardita Eka Putra ., Kadek Herma Ardianto Giri ., Kadek Herma Ardianto Giri ., Kadek Intan Nirmala Sari ., Kadek Intan Nirmala Sari ., Kadek Praditya Dicky Wijaya ., Kadek Praditya Dicky Wijaya ., Kadek Prajinggo Patrya ., Kadek Prajinggo Patrya ., KETUT ARYATI UTAMI ., KETUT ARYATI UTAMI ., Ketut Asri Primayani ., M. Mas Gustrini Dewi ., Made Arna Jyoti Sistadi ., Made Arna Jyoti Sistadi ., Made Arsana ., Made Eny Andraeni Putri ., Made Sukradana w ., Made Sukradana w ., Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti ., Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Winda Arianti ., Ni Kadek Winda Arianti ., Ni Luh Patma Gita ., Ni Luh Patma Gita ., Ni Made Arisani ., Ni Made Arisani ., Ni Made Sariningsih ., Ni Made Sariningsih ., Ni Nengah Intan Sariningsih ., Ni Nengah Intan Sariningsih ., Ni Nym. Ayu Padmitri ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Wayan Paramita Dewi ., Ni Wayan Paramita Dewi ., Ni Wayan Ria Candra ., Ni Wayan Ria Candra ., Nyoman Suci Triasih ., Pande Ayu Cintya Ningrum ., Pande Ayu Cintya Ningrum ., PUTU DIKA PRATIWI ., PUTU DIKA PRATIWI ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Servasius. Tawurutubun ., Servasius. Tawurutubun ., Siti Umayah ., Siti Umayah ., Wayan Septiana Lusiantari ., Wayan Septiana Lusiantari Adnyani, Ni Luh Putu Sri Adnyayanti, Ni Luh Putu Era Alfillail, Nur Anak Agung Gede Yudha Paramartha Anak Agung Sagung Intan Yashira Dewi ., Anak Agung Sagung Intan Yashira Dewi Anasthasia Carmanita Peu Ubu Ari Puspitayani, Desak Made Ariyanthi, Ketut Eni Budhi Astu Okta Widhi Atmi ., Budhi Astu Okta Widhi Atmi Cahyaningsih, Putu Devi Costa, Yuliana Maria Da Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Komang Tantra Dewa Putu Ramendra Dewi, Kadek Linda Puspita Dewi, Ni Putu Purnama Drs.Gede Batan,MA . Dwitamayanti, Ni Kadek G.A.P. Suprianti Gede Mahendrayana Gusti Ayu Putu Ari Utami Heni Pujiastuti Hitasthana, Made Satya I Dewa Gede Budi Utama I Gede Budasi I Gede Novan Giri Prabawa . I Gede Oka I GEDE SANDYANA . I Gede Tawa Utara Jaya . I GEDE WAYAN SUPARNA . I Gusti Ayu Megantari ., I Gusti Ayu Megantari I GUSTI NGURAH OCTOVA SEVENTILOFA . I Kadek Supriawan Adinatha ., I Kadek Supriawan Adinatha I Kadek Utama Putra ., I Kadek Utama Putra I MADE DWI JAYA PRADITYA . I Made Ekki Pramana Supardi . I Nengah Suardhana I Putu Eka Adi Sanjaya ., I Putu Eka Adi Sanjaya I Putu Yoga Laksana I Wayan Astu Werdistira . I Wayan Epri Gunadi I WAYAN PUTRAWAN . I Wayan Sandiyasa . I Wayan Suarnajaya Ida Bagus Manuaba Ida Bagus Putu Suryadiputra . Iga Putu Sukasari ., Iga Putu Sukasari Kadek Dhea Paramitha Amara Putri Kadek Diah Cahya Nita ., Kadek Diah Cahya Nita Kadek Sintya Dewi Kadek Sonia Piscayanti Km Adi Nariyana p ., Km Adi Nariyana p KOMANG AGUS OKA SAPUTRA . Laksana, I Putu Yoga Laras Wahyurini . Luh Diah Surya Adnyani Luh Gd Rahayu Budiarta Luh Gede Eka Wahyuni Luh Made Astiti Partama . LUH MEGA SAFITRI . Luh Putu Artini Luh Sri Damayanti ., Luh Sri Damayanti M.L.S ., Dr.Sudirman, M.L.S M.Pd ., I Nyoman Pasek Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd M.Pd Prof. Dr. I Nyoman Sudiana . M.Pd. ., Made Hery Santoso, S.Pd, M.Pd. Made Dewi Suparwati . Made Erwinda Febriyanti Made Hery Santosa Made Ika Sukmadewi Made Satya Hitasthana Mayori, Winda Muhamad Nur Huda Myartawan, Putu Ngurah Wage N M.G. Purnamasari Ni Kadek Ariasih . Ni Kadek Dinda Saraswati Ni Komang Arie Suwastini Ni Luh Dewi Antari ., Ni Luh Dewi Antari Ni Luh Emy Astuti Ni Luh Sutrisna Diyani Ni Made Dwi Dharmayanti Ni Made Gina Purnamasari ., Ni Made Gina Purnamasari Ni Made Lia Kesumayanti . Ni Made Putri Saraswathy . Ni Made Ratminingsih NI MADE TRIANI . Ni Nyoman Padmadewi Ni Nyoman Trisna Utami . Ni Putu Astiti Pratiwi Ni Putu Era Marsakawati Ni Putu Oktaviana Dewi ., Ni Putu Oktaviana Dewi Ni Wayan Surya Mahayanti Ni Wayan Yuni Lisnayanti ., Ni Wayan Yuni Lisnayanti Nora Idiawati Nyoman Karina Wedhanti Nyudak, Dwi Tahamata Paramarta, I Made Suta Peu Ubu, Anasthasia Carmanita Pramilaga, Ni Made PRATAMA, I PUTU SURYA Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . Prof. Dr.I Ketut Seken,MA . Purnamasari, N M.G. Putra, Pande Agus Putu Dharma Putri Rahmayanti Putri, Kadek Dhea Paramitha Amara Putri, Ni Kadek Rai Sintia Putu Adi Krisna Juniarta Putu Dika Pratiwi Putu Kerti Nitiasih Putu Ngurah Wage Myartawan Putu Suarcaya PUTU WIWIN SUPANDENI . Ratih Apriliani Rinawati, Ni Kadek Ayu S.Pd. I G A Lokita P Utami . S.Pd. I Putu Ngurah Wage M . S.Pd. M.Pd. Ni LP. Eka Sulistia Dewi . S.Pd. Putu Eka Dambayana S. . Sahrullah Sahrullah Sang Ayu Putu Sriasih Saputra, I Nyoman Pasek Hadi Sastaparamitha, Ni Nyoman Ayu J. Sri Pithamahayoni . Sukmadewi, Made Ika Swandewi, Komang Sri Virginiya, Putu Tika