Claim Missing Document
Check
Articles

Found 130 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris

Politeness Strategies Used by the Second-Grade Students at SDN 1 Pemaron ., Pande Ayu Cintya Ningrum; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12402

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe-tipe maksim kesopanan yang digunakan dan mendeskripsikan penggunaan maksim kesopanan oleh siswa-siswi kelas dua di SDN 1 Pemaron. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam tipe maksim kesopanan yang di gunkan oleh siswa-siswi kelas dua di SDN 1 Pemaron. Selanjutnya, tipe maksim kesopanan yang paling sering di gunakan oleh siswa-siswi kelas dua di SDN 1 Pemaron adalah maksim pemufakatan/kecocokan dimana muncul sebanyak 53 kali (35%). Tipe yang kedua adalah maksim kesederhanaan yang muncul sebanyak 40 kali (27%). Tipe maksim yang ketiga adalah maksim kesimpatian yang muncul sebanyak 19 kali (13%). Tipe maksim yang keempat adalah maksim kedermawanan yang muncul sebanyak 18 kali (12%). Tipe maksim yang kelima adalah maksim kebijaksanaan yang muncul sebanyak 12 kali (8%). Tipe maksim yang terakhir adalah maksim penghargaan yang muncul sebanyak 8 kali (5%). Maksim tersebut digunakan untuk memaksimalkan persetujuan dengan lawan bicaranya terlebih dahulu sebelum mengungkapkan perasaan atau opini mereka, menunjukkan rasa rendah hati ketika mereka berbuat kesalahan atau tidak bisa melakukan sesuatu yang di minta, menunjukkan rasa peduli dan simpati, menunjukkan keramahan mereka, untuk membuat teman mereka diam ketika mereka membuat kesalahan atau masalah, dan untuk memuji temannya sebelum mereka meminta bantuan. Kata Kunci : Maksim Kesopanan, Siswa-siswi kelas dua, Strategi Kesopanan. This study aimed at identifying types of politeness maxim use and describe the use of politeness maxim by the second-grade students in SDN 1 Pemaron. This study is descriptive qualitative research. The results of this study reveals that there are six types of politeness maxim used by second-grade students in SDN 1 Pemaron. Then the most frequently used type of politeness maxim by second-grade students in SDN 1 Pemaron was agreement maxim which occurred 53 times (35%). The second type was modesty maxim which occurred 40 times (27%). The third type was sympathy maxim which occurred 19 times (13%). The fourth type was generosity maxim which occurred 18 times (12%). The fifth type was tact maxim which occurred 12 times (8%). The last type was approbation maxim which occurred 8 times (5%). Those maxims use for maximize the agreement between the interlocutor first before revealed their feeling or opinion, dispraise themselves when they make a mistake or cannot do something that have been told, show their care and sympathy, show their friendliness, to make their friends keep silent when they made a mistake or problem and to praise their friends before asked for a help.keyword : Politeness Maxims, Politeness Strategies, Second-grade Students.
AN ANALYSIS OF LANGUAGE LEARNING STRATEGIES USED BY THE 10th GRADE STUDENTS AT SMK NEGERI 2 SINGARAJA ., Nyoman Suci Triasih; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12403

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe strategi belajar siswa yang di gunakan oleh siswa laki-laki dan perempuan di kelas 10, dan alasan siswa menggunakan strategi pembelajaran bahasa dalam pembelajaran bahasa inggris. Analisis pada penelitian ini berdasarkan klasifikasi yang disarankan oleh Oxford (1990). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan observasi, SILL kuesioner versi 7.0 yang dikembangkan oleh Oxford (1990), dan wawancara sebagai metode pengambilan data. Subyek pada penelitian ini adalah kelas XAP3 yang terdiri dari tiga puluh lima siswa. Kuisioner diberikan kepada tiga puluh lima siswa dan data diproses dengan menggunakan SPSS untuk menemukan jumlah dan persentase pilihan siswa dalam setiap soal pada kuisioner. Oleh karena itu, ada dua metode digunakan oleh peneliti untuk menemukan tipe-tipe strategi pembelajaran bahasa yang digunakan oleh siswa seperti observasi dan kuisioner. Kemudian, hasil dari penelitian ini menunjukkan siswa di kelas XAP3 menggunakan semua tipe-tipe strategi pembelajaran bahasa tetapi strategi kognitif merupakan strategi yang paling sering dan diikuti oleh strategi sosial, afektif, kompensasi, memory, dan metakognitif. Disisi lain, berdasarkan hasil wawancara, ada beberapa faktor yang membuat siswa menggunakan strategi pembelajaran bahasa seperti gaya belajar, umur, sosial ekonomi, lingkungan, motivasi, waktu belajar dan latar belakang budaya. Kata Kunci : strategi pembelajaran bahasa, jenis kelamin, faktor dalam pemilihan strategi The aims of this study were to investigate the types of language learning strategies used by the 10th grade male and female students, and the reasons of the students used language learning strategy in English learning. The analysis was based on the classification framework suggested by Oxford (1990). This study was qualitative descriptive study which uses observation, SILL questionnaire version 7.0 which is developed by Oxford (1990), and interview as the methods of collecting the data. The subjects of this study were XAP3 class which consists of thirty five students. The questionnaires were administrated to thirty five students and the data were processed by using SPSS to found the number and percentage of students’ choice in each items of the questionnaire. Therefore, there were two methods used by the researcher to find the types of language learning strategies which were used by students like observation and questionnaire. Then, the result of this study showed students in XAP3 class used all types of language learning strategies but cognitive strategy as the most frequently strategy used, and followed by social, affective, compensation, memory, and metacognitive strategy. On the other hand, based on the result of interviews, there were several factors which make students used language learning strategies such as learning styles, age, social economic, environment, motivation, times of learning, and cultural background. keyword : language learning strategies, gender, factors in strategies choice
An Analysis of Culture Shocks of BIPA Students in UPT Bahasa ., Ni Nengah Intan Sariningsih; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13325

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalsis fenomena geger budaya yang dialami oleh siswa asing yang datang ke Bali untuk belajar tentang budaya Bali di UPT Bahasa Undiksha yang merupakan i salah satu tempat untuk belajar bagi para siswa asing. Di sana mereka belajar tentang budaya, bahasa,makanan khas Bali, dan lain-lain. Peneliti membatasi penelitian pada analisis fenomena geger budaya yang berhubungan dengan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Desain dari penelitian ini adalah desain penelitian deskritif kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah tiga siswa asing yang belajar tentang budaya di ULB Undiksha Singaraja. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data dengan cara memberikan kuesioner kepada tiga siswa asing yang belajar di UPT Bahasa. Instrumen utama dari penelitian ini adalah peneliti sendiri. Instrumen-instrumen lain yang digunakan adalah pedoman wawancara, perekam suara, kuesioner dan catatan. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori dari Pedersen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada sebelas fenomena geger budaya yang ditemukan dalam komunikasi verbal dan lima fenomena dalam komunikasi nonverbal. Dari semua fenomena geger budaya, siswa mengalami geger budaya pada kebiasaan penduduk lokal,transportasi dan pasar tradisional. Selain itu para siswa asing mempunyai cara untuk mengatasi geger budaya tersebut seperti meminta informasi kepada penduduk lokal, mengikuti dengan hal yang sama, mecari solusi dengan cara mereka sendiri dan saling menghormati antar sesama budaya. Data dari hasil observasi, wawancara dan pemberian kuesioner menyatakan masalah dari siswa asing dalam beradaptasi dengan lingkukan baru selama belajar di UPT Bahasa Undiksha Singaraja dan tinggal di Bali. Kata Kunci : Kata kunci: Geger budaya, komunikasi verbal, dan komunikasi nonverbal Abstract This study aimed at analyzing the culture shock phenomena experienced by foreign students who come to Bali to study about culture especially in UPT Bahasa (Language Service Unite) Undiksha as one of the places for foreign students. In UPT Bahasa they study about culture, Bahasa Indonesia, Balinese food. The researcher limited her study to an analysis of the culture shock that is related to verbal communication and non-verbal communication. The design of this study was a qualitative research design. The subjects of this research were three foreign students who studied about Indonesian culture in UPT Bahasa Undiksha. The researcher collected the data by using semi structured interview and semi unstructured interview. The researcher also gave questionnaire to those three foreign students. The main instrument of this study was the researcher herself. Other instruments were interview guide, voice recorder, questionnaire, and note. The data in this research were analyzed with Pedersen’s theory. The result of this research showed that there were ten culture shock phenomena of verbal communication and five culture shock phenomena in non-verbal communication. From all the culture shock phenomena, the students experienced culture shock in the habit of local people, transportation and the traditional market. , The foreign students had some ways to overcome the culture shock such as by asking information to local people, trying to do something, thinking about the solution by themselves to overcome the culture shock, and respecting the different culture. The data from observation, interview and questionnaire revealed that the foreign students adapted to the new environment during their studies in UPT Undiksha and during their stay in Bali. keyword : Keywords: Culture shock, non-verbal communication, verbal communication.
THE MORPHOLOGICAL PROCESSES ON BALINESE DIALECT SPOKEN BY GOBLEG VILLAGERS ., Ketut Asri Primayani; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. Dewa Putu Ramendra, S.Pd., M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13326

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses morfologi dialek Bahasa Bali yang diucapkan oleh penduduk Desa Gobleg di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini didesain dalam bentuk penelitian kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah penduduk asli dari Desa Gobleg. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik observasi, rekaman, dan wawancara. melalui tiga bagian yaitu, keluarga, pertemanan, dan tetangga dan dianalisis dengan menggunakan tahap-tahap data analisis dari Miles dan Huberman (1984). Objek dari penelitian ialah tentang proses morfologi dialek Bahasa Bali yang diucapkan oleh penduduk Desa Gobleg. Hasil dari penelitian ini yaitu proses afiksasi (prefik dan sufik). Terdapat dua jenis awalan dari proses derivasi yaitu awalan {me-} dan {N-}, dan dua akhiran proses derivasi yaitu: akhiran {-in} dan {-ang}. Terdapat juga tiga awalan proses infleksi yaitu; awalan {ka-}, {N-} alomorf |ng|, dan {N-} alomorf |m| dan empat akhiran proses infleksi yaitu: akhiran {-e}, {-ang}, {-in}, and {-ne}. Proses morfologi lain yang didapatkan yaitu singkatan dan pengulangan kata. Singkatan yang didapatkan berupa SD, SMP, SMA, WC, dan HP, sementara pengulangan kata berupa salon-salon, girang-girang, amah-amahan, dan jelik-jelike.Kata Kunci : dialek Bahasa Bali, penduduk Desa Gobleg, proses morfologi. This study aimed at analyzing the morphological processes of Balinese dialect spoken by Gobleg villagers in Banjar District, Buleleng Regency. This research was a qualitative research. The subjects of this study were native speakers of the Gobleg villagers. The data were collected by conducting observation, and interviewing technique in three different domains: family, friendship, and neighborhood domain and were analyzed by using procedure of data analysis suggested by Miles and Huberman (1984). The object of this study was morphological processes of Balinese Dialect of Gobleg villagers. The results of this study show the process of affixation (prefix and suffix). There were two derivational prefixes: prefix {me-} and {N-} and two derivational suffixes: suffix {-in} and {-ang}. Meanwhile, there were three inflectional prefixes: prefix {ka-}, {N-} allomorph |ng|, and {N-} allomorph |m| and four inflectional suffixes: suffix {-e}, {-ang}, {-in}, and {-ne}. There were also five items of abbreviation processes that existed in Gobleg dialect: SD, SMP, SMA, WC, and HP. The words that belong to reduplication process: salon-salon, girang-girang, amah-amahan, and jelik-jelike.keyword : Balinese dialect, Gobleg villagers, morphological processes
A Study of Morphological Processes of Balinese Dialect Spoken by Klumpu Villagers ., M. Mas Gustrini Dewi; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses morfologi pada dialek bahasa Bali yang digunakan oleh masyarakat desa Klumpu (BDK) di Nusa Penida, kabupaten Klungkung, provinsi Bali. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek di penelitian ini adalah pembicara asli dari dialek bahasa Bali di desa Klumpu. Subjek tersebut dibagi menjadi tiga area, yaitu lingkungan keluarga, tetangga, dan pertemanan. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara, rekaman, dan elisitasi untuk mencapai kejenuhan data. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menerapkan prosedur analisis data dari Miles dan Huberman (1994). Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah proses morofologi itu sendiri yang mana terdiri dari infleksi, derivasi, afiksasi, pengulangan, kliping, blending, komponding, dan back formation. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat empat jenis prefiks infleksi: {me-}, {nge-}, {ng-}, {ny-} dan empat jenis sufiks infleksi: {-e}, {-an}, {-in}. Terdapat dua jenis prefiks derivasi: {me-} dan {ny-} dan dua jenis sufiks derivasi: {-te} dan {-an}. Terdapat lima jenis prefiks afiksasi {a-}, {me-}, {pe-}, {ng-}, {ny-}, satu jenis infiks afiksasi {-h-}, dan empat jenis sufiks afiksasi {-an}, {-ang}, {-ne}, dan {-e}. Ditemukan dua jenis reduplikasi yaitu reduplikasi dengan dan tanpa afiks. Terdapat empat jenis kata yang mengalami proses kliping. Ditemukan tiga kelas kata yang mengalami proses blending. Ditemukan pula bahwa terdapat satu kelas kata yang mengalami proses komponding yaitu kelas kata benda. Tidak ditemukannya kata-kata yang mengalami proses back formation dalam BDK. Kata kunci: dialek Klumpu, proses morfologi, infleksi, derivasi, afiksasi, reduplikasi, kliping, blending, kompon, back formasi Kata Kunci : afiksasi, back formasi, blending, derivasi, dialek Klumpu, infleksi, kliping, komponding, proses morfologi, reduplikasi. This study aimed at describing morphological processes of Balinese dialect of Klumpu villagers (BDK) in Nusa Penida, Klungkung regency, Bali province. This research was a qualitative descriptive study. Subjects of this study was the native speakers of the BDK. The subjects were divided into three areas namely family, neighbor, and friendship area. The data were collected by conducting observation, interview, recording, and eliciting technique for saturation. The obtained data were analyzed by using the procedure of data analysis suggested by Miles and Huberman, (1994). The object of this study was morphological processes of BDK that consisted of inflection, derivation, affixation, repetition, clipping, blending, compounding and back formation. The results of this research show that there were four kinds of inflectional prefixes: {me-}, {nge-}, {ng-}, {ny-} and four kinds of inflectional suffixes: {-e}, {-an}, and {-in} in BDK. There were two kinds of derivational prefixes: {me-} and {ny-} and two kinds of derivational suffixes: {-te} and {-an}. There were five kinds of prefixes of affixation: {a-}, {me-}, {pe-}, {ng-}, and {ny-}. One kind of infix of affixation: {-h-} and there were four kinds of suffixes of affixation: {-an}, {-ang}, {-ne}, and {-e}. There were two kinds of reduplication namely reduplication with and without any affixes. There were four kinds of word classes that underwent clipping process. There were three word classes that underwent blending process. There was one word class that underwent compounding process namely nouns. There was no any back formation word found in BDK. keyword : affixation, back formation, blending, clipping, compounding, derivation, inflection, Klumpu dialect, morphological processes, reduplication
The Morphological Processes of Balinese Dialect Spoken by Timbrah Villagers ., Ni Made Sariningsih; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13329

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya proses pembentukan kata yang terjadi pada bahasa Bali yang digunakan di desa Timbrah. Penelitian ini merupakan Deskriptif Kualitatif. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode interview. Data dikumpulkan berdasarkan 3 domain, yaitu: keluarga, pertemanan dan lingkungan. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan prosedur penelitian menggunakan data analisis oleh Miles dan Huberman (1994). Objek penelitian ini adalah proses pembentukan kata bahasa bali pada desa timbrah. Adapun 2 macam dari proses morfologi yaitu: awalan dan akhiran. Adapun 6 pembentukan kata yaitu: gabungan kata, pengulangan kata, campuran kata, pemotongan kata, peminjaman kata dan akronim. Hasil penelitian ini menunujukan adanya tiga jenis awalan yang merupakan proses pembentukan suatu jenis kata {me-}, {N-} allomorph |ny| and {N-} allomorph |m|. Tujuh jenis akhiran yang dapat membentuk perubahan kata adalah jenis suffix {-an}, {-nye}, {-ne}, {-e}, {-ane}, {-ku} dan {-mu}. Lima jenis awalan yang tidak merubah kelas kata {me-}, {N-} allomorph |ng|, {N-} allomorph |n|, {a-} and {nge-}. Tiga jenis kata akhiran yang tidak merubah kelas kata {-e}, {-ang} dan {-in}. Adapun proses penambahan affiks salah satunya adalah prefiks {me-}, {N-} allomorph |ny|, {N-} allomorph |ng| and {a-} dan sufiks {-an}, {-ang} and {-in}. Adapun contoh dari penggabungan kata: kaje kangin dan kaje kauh. Pemendekan kata: au, ko, to dan jae. Blending kata: bangku, jangku, karjae dan binpuan. Pengulangan kata: dadong-dadong, ujan-ujan and kunang-kunan. Peminjaman kata: buku, kamar mandi dan baju. Singkatan kata: UNDIKNAS dan UNDIKSHAKata Kunci : Bahasa Bali, Perubahan Kata,Timbrah Dialek,. The aim of this study was to find about the morphological processes of Balinese dialect spoken by Timbrah villagers. The research was a descriptive qualitative research which used observation method and interview method. The data were collected in three different domains, namely: Family, Friendship and Neighborhood. The researcher collected the data based on the research procedure by using data analysis suggested by Miles and Huberman (1994). The object of the study was the morphological processes of Balinese Dialect in Timbrah village. There were two kinds of morphological processes, namely: Preixation and Suffixation. There were six kinds of word formation, namely: compounding, reduplication, blending, clipping, borrowing and acronym. There are three kinds of derivational prefixes, namely {me-}, {N-} allomorph |ny| and {N-} allomorph |m|. There are seven kinds of derivational suffixes, namely {-an}, {-nye}, {-ne}, {-e}, {-ane}, {-ku} and {-mu}. There are five kinds of inflectional prefixes, namely {me-}, {N-} allomorph |ng|, {N-} allomorph |n|, {a-} and {nge-}. There are three kinds of inflectional suffixes, namely {-e}, {-ang} and {-in}. There are Affixation process, namely prefixation of affixation {me-}, {N-} allomorph |ny|, {N-} allomorph |ng| and {a-}. Suffixation of affixation {-an}, {-ang} and {-in}. There were found compounding: kaje kangin and kaje kauh; clipping: au, ko, to, and jae; blending: bangku, jangku, karjae, and binpuan; reduplication: dadong-dadong, ujan-ujan, and kunang-kunang; borrowing: buku, kamar mandi, and baju; and acronym: UNDIKNAS and UNDIKSHA.keyword : Balinese Language , Timbrah Dialect, Morphological Process.
The Morphological Processes of Balinese Dialect By Villagers of Tajen: A Descriptive Study ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13330

Abstract

Penelitian ini bertujuan menjelaskan proses morpologi Dialek Bahasa Bali yang digunakan di Desa Tajen Tabanan. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif. Data dibagi menjadi tiga domain bahasa, yaitu domain keluarga, domain persahabatan, dan domain lingkungan. Data dikumpulkan berdasarkan metode observasi dan metode wawancara (mendengar dan mencatat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua macam proses prefiksasi dan sufiksasi. Prefiksasi adalah proses yang mengalami tambahan awalan. Awalannya adalah {a -}, {ke-}, {me}, dan {N-}. Sementara sufiksasi adalah proses yang mengalami tambahan akhiran. Akhirannya adalah {-e}, {-an}, {-ang}, {-in}, dan {-n}. Prefiks dan sufiks yang melewati proses derifatif, yaitu: prefik {a-}, {me-}, {N-}: dan sufiks {-an}, {-ang}, dan {-in}. Prefiks dan sufiks yang melewati proses inflektif, yaitu: prefiks {a-}, {me-}, {N-}: dan sufiks {-e}, {-an}, {-in}, {-n}.Terpisah dari ini, ada juga proses morpologi dalam bentuk kata ulang dan kata majemukKata Kunci : prefiks dan sufiks, proses derivatif dan inflektif, kata ulang, kata majemuk This study aimed at describing morphological processes of Balinese Dialect in Tajen village Tabanan. This study was a descriptive qualitative research. The data were divided into three language domains, namely: family domain, friendship domain, and neighborhood domain. The data were collected based on three techniques, namely: observing, recording, and interviewing (listening and noting) .The results of the study show that there are two kinds prefixation and suffixation. Prefixation is a process which undergoes an additional prefixes.The prefixes are {a-},{ke-}, {me-}, and {N-}. Meanwhile suffixation is a process which undergoes additional suffixes. The suffixes are {-e}, {-an}, {-ang}, {-in}, and {-n}. The prefixes and suffixes that undergo derivation process include: prefix {ke-}, {me-}, and {N-}; and suffix {-an}, {-ang}, {-in}. The prefixes and suffixes that undergo inflection process include: prefix {a-}, {me-}, {N-}; and suffix {-e}, {-an}, {-in}, {-n}. Apart from this, there are also morphological processes in the form of reduplicative words ‘kata ulang’ and compound words ‘kata majemuk.keyword : prefixes and suffixes, derivational and inflectional processes, reduplicatives, compound word
A STUDY OF MORPHOLOGICAL PROCESSES ON BALINESE DIALECT OF KEDISAN ., Ni Kadek Winda Arianti; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13346

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses morfologi dialek Bahasa Bali di Kedisan yang meliputi afiksasi, kata majemuk, pengulangan kata, pemotongan kata, dan kata pinjaman. Penelitian ini didesain dalam bentuk penelitian deskripsi. Penelitian ini mengunakan tiga ranah dalam mengumpulkan data yang meliputi ranah keluarga, ranah tetangga, dan ranah pertemanan. Data didapatkan dengan menggunakan empat tehnik yang meliputi observasi, interview, rekaman, dan elisitasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat enam proses morfologi dalam dialect Bahasa Bali yang diucapkan oleh penduduk di Kedisan Kelod. Morfologi proses meliputi afixasi, kata majemuk, pengulangan kata, pemotongan kata, dan kata pinjaman. Penelitian ini menemukan tiga proses afiksasi meliputi awalan, akhiran, awalan – akhiran. Affiksasi ini mengalami dua proses yakni proses derivasi dan proses infleksi. Terdapat 3 awalan derivasi me-}, {a-}, dan {ng-}, dua akhiran derivasi {-ang} dan{-in}, dan awalan – akhiran derivasi {pe-an}. Disamping itu juga, terdapat empat awalan infleksi {me-}, {ke-}, {N-}, dan{ng-}, empat akhiran infleksi {-ne}, {-e}, {-ang}, dan {-an}, dan satu awalan – akhiran infleksi {ke-an}. Penelitian ini juga menemukan dua jenis pengulangan kata yaitu pengulangan kata persis dan pengulangan kata ablaunt. Disamping itu, ditemukan juga kata majemuk, pemotongan kata, dan kata pinjaman.Kata Kunci : Proses morfologi, afiksasi, kata majemuk, pengulangan kata, pemotongan kata, dan kata pinjaman. This study aimed at analyzing a morphological process on Balinese dialect of Kedisan which covered affixation, compounding, reduplication, clipping, and borrowing. The subjects of this study was Kedisan villagers especially in Banjar Kedisan Kelod. This study is a descriptive qualitative research. In this case, three domains are used in collecting the data which covered family domain, neighbor domain, and friendship domain. The obtained data were collected based on four techniques, namely observation, interviewing, recording, and elicitation. The results of this study show that there were five kinds of morphological process on Balinese Dialect of Kedisan. The morphological processes are affixation, compounding, reduplication, clipping, and borrowing. There were three kinds of affixation found in Balinese dialect of Kedisan. Those are prefixes, suffixes, and circumfixes. These affixes have two roles called derivational affixes and inflectional affixes. There were three derivational prefixes {me-}, {a-}, and {ng-}, two derivational suffix {-ang} and{-in}, and one derivational circumfix {pe-an}. In addition, there were four inflectional prefixes {me-}, {ke-}, {N-}, and {ng-}, four inflectional suffixes {-ne}, {-e}, {-ang}, and {-an}, and one inflectional circumfix {ke-an}. Reduplication includes exact reduplication and ablaut reduplication. There are some words found as compound word, clipping, and borrowing. Key words: Morphological process, affixation, compounding, reduplication, clipping, borrowing keyword : Morphological process, affixation, compounding, reduplication, clipping, borrowing
An Analysis of Morphological Processes of Balinese Dialect of Batukandik ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13397

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis dari proses morfologi yang terdapat dalam Dialek Bahasa Bali di Batukandik. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat desa Batukandik yang menggunakan dialek Batukandik dalam komunikasi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam jenis-jenis dari proses morfologi yang terdapat dalam Dialek Bahasa Bali di Batukandik, yaitu; afiksasi, peminjaman, penciptaan kata baru, pemenggalan, dan pemendekan kata. Ada dua jenis afiksasi: (1) prefix: {me-}, {N-}, {pe-}, dan {a-} dan (2) suffix: {-ne}, {-ang}, {-in}, {-an}, {-e} dan {-te}. Reduplikasi adalah dagang-dagang, bedos-bedos, penjak-penjak, dengoh-dengoh, dll. Peminjaman adalah TV, trik, administrasi, mineral, objek, persen, cek-up, transit, dll. Hanya ada tiga kata yaitu Rinso, Aqua, dan Honda yang termasuk penciptaan kata baru. Pemenggalan adalah kata pa dari paak, ked dari neked, pan dari bapan, dan kata hang dari bahang, dll. Pemendekan kata adalah KKN, TV, and HP.Kata Kunci : proses-proses morfologi, Dialek Bahasa Bali, Batukandik The study aimed at analyzing the types of morphological processes that exist in Balinese Dialect of Batukandik. To accomplish this goal, this study used a descriptive qualitative research, in which the data were collected through observation and interview technique. The subjects of this study were the people of Batukandik village who speak Balinese in their daily communication. The result of the study showed that there were seven types of morphological processes that exist in Balinese Dialect Batukandik, namely; affixation, reduplication, borrowing, coinage, clipping, and initialism. There were two kinds of affixation: (1) by adding prefix: {me-}, {N-}, {pe-}, and {a-}and (2) by adding suffix: {-ne},{-ang}, {-in}, {-n}, {-an}, {-e} and {-te}. The reduplication were dagang-dagang, bedos-nedos, penjak-penjak, dengoh-dengoh, etc. The borrowing were TV, strait, tricks, administration, mineral, objek, persen, cek-up, transit, etc. The coinage were Rinso, Aqua, and Honda. The clipping were the word pa from paak, ked from neked, pan from bapan, and the word hang from bahang, etc. The initialism were KKN, TV, andHP.keyword : morphological processes, Balinese dialect, Batukandik
An Analysis of Morphological Processes of Balinese Dialect of Batukandik ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.; ., Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 5 No. 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.13401

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis dari proses morfologi yang terdapat dalam Dialek Bahasa Bali di Batukandik. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat desa Batukandik yang menggunakan dialek Batukandik dalam komunikasi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam jenis-jenis dari proses morfologi yang terdapat dalam Dialek Bahasa Bali di Batukandik, yaitu; afiksasi, peminjaman, penciptaan kata baru, pemenggalan, dan pemendekan kata. Ada dua jenis afiksasi: (1) prefix: {me-}, {N-}, {pe-}, dan {a-} dan (2) suffix: {-ne}, {-ang}, {-in}, {-an}, {-e} dan {-te}. Reduplikasi adalah dagang-dagang, bedos-bedos, penjak-penjak, dengoh-dengoh, dll. Peminjaman adalah TV, trik, administrasi, mineral, objek, persen, cek-up, transit, dll. Hanya ada tiga kata yaitu Rinso, Aqua, dan Honda yang termasuk penciptaan kata baru. Pemenggalan adalah kata pa dari paak, ked dari neked, pan dari bapan, dan kata hang dari bahang, dll. Pemendekan kata adalah KKN, TV, and HP.Kata Kunci : proses-proses morfologi, Dialek Bahasa Bali, Batukandik The study aimed at analyzing the types of morphological processes that exist in Balinese Dialect of Batukandik. To accomplish this goal, this study used a descriptive qualitative research, in which the data were collected through observation and interview technique. The subjects of this study were the people of Batukandik village who speak Balinese in their daily communication. The result of the study showed that there were seven types of morphological processes that exist in Balinese Dialect Batukandik, namely; affixation, reduplication, borrowing, coinage, clipping, and initialism. There were two kinds of affixation: (1) by adding prefix: {me-}, {N-}, {pe-}, and {a-}and (2) by adding suffix: {-ne},{-ang}, {-in}, {-n}, {-an}, {-e} and {-te}. The reduplication were dagang-dagang, bedos-nedos, penjak-penjak, dengoh-dengoh, etc. The borrowing were TV, strait, tricks, administration, mineral, objek, persen, cek-up, transit, etc. The coinage were Rinso, Aqua, and Honda. The clipping were the word pa from paak, ked from neked, pan from bapan, and the word hang from bahang, etc. The initialism were KKN, TV, andHP.keyword : morphological processes, Balinese dialect, Batukandik
Co-Authors ., Dewa Gede Rai Bisma Putra ., Dewa Gede Rai Bisma Putra ., Eva Patra Sari ., I Gede Andre Agasi ., I Gede Andre Agasi ., I Kadek Wardita Eka Putra ., I Kadek Wardita Eka Putra ., Kadek Herma Ardianto Giri ., Kadek Herma Ardianto Giri ., Kadek Intan Nirmala Sari ., Kadek Intan Nirmala Sari ., Kadek Praditya Dicky Wijaya ., Kadek Praditya Dicky Wijaya ., Kadek Prajinggo Patrya ., Kadek Prajinggo Patrya ., KETUT ARYATI UTAMI ., KETUT ARYATI UTAMI ., Ketut Asri Primayani ., M. Mas Gustrini Dewi ., Made Arna Jyoti Sistadi ., Made Arna Jyoti Sistadi ., Made Arsana ., Made Eny Andraeni Putri ., Made Sukradana w ., Made Sukradana w ., Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti ., Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Winda Arianti ., Ni Kadek Winda Arianti ., Ni Luh Patma Gita ., Ni Luh Patma Gita ., Ni Made Arisani ., Ni Made Arisani ., Ni Made Sariningsih ., Ni Made Sariningsih ., Ni Nengah Intan Sariningsih ., Ni Nengah Intan Sariningsih ., Ni Nym. Ayu Padmitri ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Wayan Paramita Dewi ., Ni Wayan Paramita Dewi ., Ni Wayan Ria Candra ., Ni Wayan Ria Candra ., Nyoman Suci Triasih ., Pande Ayu Cintya Ningrum ., Pande Ayu Cintya Ningrum ., PUTU DIKA PRATIWI ., PUTU DIKA PRATIWI ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Servasius. Tawurutubun ., Servasius. Tawurutubun ., Siti Umayah ., Siti Umayah ., Wayan Septiana Lusiantari ., Wayan Septiana Lusiantari Adnyani, Ni Luh Putu Sri Adnyayanti, Ni Luh Putu Era Alfillail, Nur Anak Agung Gede Yudha Paramartha Anak Agung Sagung Intan Yashira Dewi ., Anak Agung Sagung Intan Yashira Dewi Anasthasia Carmanita Peu Ubu Ari Puspitayani, Desak Made Ariyanthi, Ketut Eni Budhi Astu Okta Widhi Atmi ., Budhi Astu Okta Widhi Atmi Cahyaningsih, Putu Devi Costa, Yuliana Maria Da Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Komang Tantra Dewa Putu Ramendra Dewi, Kadek Linda Puspita Dewi, Ni Putu Purnama Drs.Gede Batan,MA . Dwitamayanti, Ni Kadek G.A.P. Suprianti Gede Mahendrayana Gusti Ayu Putu Ari Utami Heni Pujiastuti Hitasthana, Made Satya I Dewa Gede Budi Utama I Gede Budasi I Gede Novan Giri Prabawa . I Gede Oka I GEDE SANDYANA . I Gede Tawa Utara Jaya . I GEDE WAYAN SUPARNA . I Gusti Ayu Megantari ., I Gusti Ayu Megantari I GUSTI NGURAH OCTOVA SEVENTILOFA . I Kadek Supriawan Adinatha ., I Kadek Supriawan Adinatha I Kadek Utama Putra ., I Kadek Utama Putra I MADE DWI JAYA PRADITYA . I Made Ekki Pramana Supardi . I Nengah Suardhana I Putu Eka Adi Sanjaya ., I Putu Eka Adi Sanjaya I Putu Yoga Laksana I Wayan Astu Werdistira . I Wayan Epri Gunadi I WAYAN PUTRAWAN . I Wayan Sandiyasa . I Wayan Suarnajaya Ida Bagus Manuaba Ida Bagus Putu Suryadiputra . Iga Putu Sukasari ., Iga Putu Sukasari Kadek Dhea Paramitha Amara Putri Kadek Diah Cahya Nita ., Kadek Diah Cahya Nita Kadek Sintya Dewi Kadek Sonia Piscayanti Km Adi Nariyana p ., Km Adi Nariyana p KOMANG AGUS OKA SAPUTRA . Laksana, I Putu Yoga Laras Wahyurini . Luh Diah Surya Adnyani Luh Gd Rahayu Budiarta Luh Gede Eka Wahyuni Luh Made Astiti Partama . LUH MEGA SAFITRI . Luh Putu Artini Luh Sri Damayanti ., Luh Sri Damayanti M.L.S ., Dr.Sudirman, M.L.S M.Pd ., I Nyoman Pasek Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd M.Pd Prof. Dr. I Nyoman Sudiana . M.Pd. ., Made Hery Santoso, S.Pd, M.Pd. Made Dewi Suparwati . Made Erwinda Febriyanti Made Hery Santosa Made Ika Sukmadewi Made Satya Hitasthana Mayori, Winda Muhamad Nur Huda Myartawan, Putu Ngurah Wage N M.G. Purnamasari Ni Kadek Ariasih . Ni Kadek Dinda Saraswati Ni Komang Arie Suwastini Ni Luh Dewi Antari ., Ni Luh Dewi Antari Ni Luh Emy Astuti Ni Luh Sutrisna Diyani Ni Made Dwi Dharmayanti Ni Made Gina Purnamasari ., Ni Made Gina Purnamasari Ni Made Lia Kesumayanti . Ni Made Putri Saraswathy . Ni Made Ratminingsih NI MADE TRIANI . Ni Nyoman Padmadewi Ni Nyoman Trisna Utami . Ni Putu Astiti Pratiwi Ni Putu Era Marsakawati Ni Putu Oktaviana Dewi ., Ni Putu Oktaviana Dewi Ni Wayan Surya Mahayanti Ni Wayan Yuni Lisnayanti ., Ni Wayan Yuni Lisnayanti Nora Idiawati Nyoman Karina Wedhanti Nyudak, Dwi Tahamata Paramarta, I Made Suta Peu Ubu, Anasthasia Carmanita Pramilaga, Ni Made PRATAMA, I PUTU SURYA Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . Prof. Dr.I Ketut Seken,MA . Purnamasari, N M.G. Putra, Pande Agus Putu Dharma Putri Rahmayanti Putri, Kadek Dhea Paramitha Amara Putri, Ni Kadek Rai Sintia Putu Adi Krisna Juniarta Putu Dika Pratiwi Putu Kerti Nitiasih Putu Ngurah Wage Myartawan Putu Suarcaya PUTU WIWIN SUPANDENI . Ratih Apriliani Rinawati, Ni Kadek Ayu S.Pd. I G A Lokita P Utami . S.Pd. I Putu Ngurah Wage M . S.Pd. M.Pd. Ni LP. Eka Sulistia Dewi . S.Pd. Putu Eka Dambayana S. . Sahrullah Sahrullah Sang Ayu Putu Sriasih Saputra, I Nyoman Pasek Hadi Sastaparamitha, Ni Nyoman Ayu J. Sri Pithamahayoni . Sukmadewi, Made Ika Swandewi, Komang Sri Virginiya, Putu Tika