Claim Missing Document
Check
Articles

Found 130 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris

THE VERB-FORMING AFFIXATION IN SIDETAPA DIALECT OF BALINESE: A MORPHOPHONEMIC ANALYSIS ., Ni Kadek Ariasih; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3367

Abstract

The study aimed at discovering data and information about the number of prefixes and suffixes found in Sidetapa Dialect of Balinese (SDB) having role in constructing verb. This study was designed by using descriptive qualitative approach. The main informant of this study was one family which was chosen based on certain criteria. The data was collected by means of word lists: Swadesh, Nothofer, Holle, and Budasi and sentence list. Some natural speeches produced among family member with their neighbors and friends were also recorded. The obtained data were analyzed descriptively. The result revealed that there were two prefixes having role in constructing verb, namely: prefix {ma- and N-} and three suffixes {-ng, -a, and -na}. All of the prefixes experienced morphophonemic process in certain condition. Prefix {ma-} underwent morphophonemic process in the form of deleting phoneme /a/ in prefix {ma-} itself when it was added into any base which had an initial vowel. And prefix {N-} was indicated by its change into some allomorphs namely: |n-|, |ny-|, |ng-|, |m| when they were attached into a particular base. Meanwhile the suffix experiencing morphophonemic process was suffix {-ang}. Each prefix and suffix had more than one meaning depending on the bases attached into it. The usage of each prefix and suffix was also different. It is expected that this study can be used as a reference for the other researchers that interest in exploring more about SDB, especially the availability of the affixes and their changes. Kata Kunci : prefix, suffix, verb formation, morphophonemic process, Sidetapa Dialect of Balinese Penelitian ini bertujuan untuk menemukan data dan informasi tentang jumlah awalan dan akhiran yang mempunyai peran untuk membentuk kata kerja dalam dialek Sidetapa. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif. Informan utama dalam penelitian ini yaitu satu keluarga yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Data dikumpulkan dengan menggunakan daftar kata yang disusun oleh: Swadesh, Nothofer, Holle, and Budasi, daftar kalimat. Beberapa percakapan antara anggota keluarga, anggota keluarga dengan temannya dan juga dengan tetangganya juga direkam. Data yang sudah diperoleh dianalis secara deskriptif. Hail penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua awalan yang memiliki peran untuk membuat kata kerja yaitu awalan {ma- and N-} dan tiga akhiran {-ng, -a, and -na}. Semua awalan tersebut mengalami proses morpofonemik dalam beberapa kondisi tertentu. Awalan {ma-} mengalami proses morpofonemik yang ditandai dengan penghilangan fonem [a] terhadap awalan {ma-} itu sendiri ketika awalan tersebut digabungkan dengan kata dasar yang berinisial vowel. Sedangkan awalan{N-}dicirikan dengan allomorph yang dimilikinya yaitu |n-|, |ny-|, |ng-|, |m| ketika digabungkan dengan kata dasar tertentu. Sedangkan akhiran yang mengalami proses morpofonemik yaitu akhirin {-ang}. Masing-masing awalan maupun akhiran memiliki makna yang bervariasi tergantung dari kata dasar yang dilekatkan. Penggunaanya dari masing-masing awalan maupun akhiran tersebut jga berbeda-beda. Penulis sangat berharap agar penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk mengksplor lebih dalam lagi tentang dialek Sidetapa khusunya keberadaan imbuhan-imbuhan dan perubahannya. keyword : awalan, akhiran, pembentukan kata kerja, proses morpofonemik, dialek Sidetapa
AN ANALYSIS OF METAPHOR USED IN THE NEWS ITEMS OF JAKARTA POST NEWSPAPER ., Ni Made Lia Kesumayanti; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., I Putu Ngurah Wage M, S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3387

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi jenis-jenis metafora yang digunakan pada teks berita di koran Jakarta Post, (2) mengidentifikasi jenis metafora yang paling banyak digunakan, dan (3) mendeskripsikan bagaimana metafora digunakan di setiap segmen berita di koran Jakarta Post. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah metafora. Subjek penelitian ini adalah empat koran Jakarta Post yang dipilih secara purposive dengan menggunakan teknik snowball. Dalam mengidentifikasi metafora, metode yang digunakan adalah MIP (Metaphor Identification Procedure). Peneliti, catatan, dan checklist digunakan sebagai instrumen dalam proses pengumpulan data. Data-data tersebut dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam jenis metafora yang digunakan pada teks berita di koran Jakarta Post yang meliputi (1) structural, (2) orientational, (3) ontological, (4) anthropomorphic, (5) animal, dan (6) synaesthesia mentaphor. Structural metaphor adalah jenis metafora yang paling banyak digunakan. Structural metaphor juga mendominasi di tiap segmen berita yaitu Headlines, Business Headlines, National, Archipelago, City, World, Business, World Business, Sports, Life Lines, People, dan Bali Daily.Kata Kunci : metafora, teks berita, koran Jakarta Post This study aimed to (1) identify the kinds of metaphor used in the news items of the Jakarta Post newspapers, (2) identify which kind of metaphor that is mostly used, and (3) describe how the metaphors are used among the news segments in the Jakarta Post newspapers. This research was a qualitative study. The object of this study was metaphor. The subjects of the study were four Jakarta Post newspapers selected purposively by using snowball technique. In identifying the metaphor, the method used was MIP (Metaphor Identification Procedure). The researcher, notes, and checklists were used as the instruments in the data collection process. The data were analysed descriptively by using Miles and Huberman model. The results of this study showed that there were six kinds of metaphor used in the newspapers studied. They were (1) structural, (2) orientational, (3) ontological, (4) anthropomorphic, (5) animal, and (6) synaesthesia metaphor. Among those metaphors, structural metaphor was mostly used in the news items of the Jakarta Post newspapers. It was also dominantly used in each of the twelve news segments of the newspapers which included Headlines, Business Headlines, National, Archipelago, City, World, Business, World Business, Sports, Life Lines, People, and Bali Daily.keyword : metaphor, news items, Jakarta Post newspaper
THE PHONOLOGICAL SYSTEM OF BALINESE SPOKEN BY BUNUTAN VILLAGERS: A DESCRIPTIVE QUALITATIVE STUDY ., I Gede Tawa Utara Jaya; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3412

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jumlah fonem Bahasa Bali yang diucapkan oleh penduduk desa Bunutan (BB). Selain itu, untuk mengetahui proses fonologi yang terjadi pada bahasa itu sendiri. Penelitian sinkronis ini dirancang dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat rekaman, daftar kata, dan daftar kalimat. Dua daftar kata yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Swadesh dan Daftar Kata Nothofer. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BB memiliki 31 fonem, yaitu: 6 vokal; /ʌ/, /i/, /u/, /e/, /o/, dan //. 3 Dipthongs; /ʌi/, /iʌ/, dan /ʌԑ/, 1 vokal rangkap; //, 19 Konsonan; /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /r/, /h/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /w/, dan /y/, dan 2 gugus konsonan; /kl/ dan /sl/. Tidak semua distribusi fonem terjadi pada tiga posisi (awal, tengah, dan posisi akhir). Ada juga jenis proses fonologi yang ditemukan yaitu proses struktur suku kata meliputi penyisipan konsonan dan penyisipan vokal.Kata Kunci : Sistem fonologi, proses fonologi, Bahasa Bali yang diucapkan oleh Penduduk Desa Bunutan. The study aimed at describing the number of phonemes of Balinese spoken by Bunutan villagers (BB). Also, to find out the phonological process that happened in the language itself. This synchronic study was designed by using a descriptive qualitative research. The data were collected using the recording tools, word lists, and sentence list. Two word lists used in this research namely: Swadesh and Nothofer’s Word Lists. The obtained data were analyzed descriptively. The result of the study shows that BB has 31 phonemes, namely: 6 vowels; /ʌ/, /i/, /u/, /e/, /o/, and //. 3 Dipthongs; /ʌi/, /iʌ/, and /ʌԑ/, 1 geminate vowel; //, 19 Consonants; /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /r/, /h/, /m/, /n/, /ñ/, / ŋ/, /w/, and /y/, and 2 Consonant cluster; /kl/ and /sl/. Not all of phonemes distribute in three positions (initial, middle, and final position). There was also found type of phonological process of syllable structure process namely consonant insertion and vowel insertionkeyword : Phonological System, Phonological process, Balinese Spoken by Bunutan Villagers.
Sociolinguistic Study on Code Used among People in Air Kuning Village ., Sri Pithamahayoni; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Luh Diah Surya Adnyani, S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3415

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kode – kode yang digunakan oleh masyarakat di Desa Air Kuning. Kode yang digunakan dianalisis menggunakan teori dari Steinberg, Chaer dan Romaine. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan percakapan berdasarkan tiga domain yaitu, keluarga, tetangga, dan pertemanan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang memberikan gambaran tentang kode – kode yang digunaan oleh tiga domain di Desa Air Kuning. Data dikumpulkan melalui observasi dan interview. Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi dimana peneliti menjadi bagian dari penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tiga domain yaitu keluarga, tetangga dan pertemanan tidak mempengaruhi kode yang digunakan oleh masyarakat. Peneliti menemukan 96 kode yang digunakan di Desa Air Kuning. Kode – kode itu di kelompokkan menjadi tag question, kata bantu, bahasa sehari – hari, register, dan kata sapaan. Air Kuning mempunyai kata yok sebagai tag question, 3 kata bantu: budi, sa’a, seh, 6 register: ngujur, ngerawe, deldel, katih, nyambeng, kalbok, 12 macam kata sapaan: icang, awak, nyai, beng, cung, cai, nanang, ketuk, mbok, lik, ruang, dan 74 bahasa sehari – hari seperti,barang, pati, nyai, kelambi, tongtongan, kalijepan, sepedaha, gara, incega, wet. Kode – kode tersebut adalah percampuran antara bahasa Bali dan bahasa Bugis yang mereka sebut sebagai bahas kampung. Kata Kunci : penelitian deskriptif, kode, Desa Air Kuning The study aimed at describing the codes used among people in Air Kuning village. The codes used were analyzed by using Steibergs theory, Chaer theory, and Romaine theory. The subjects of this study were people in terms of three domains namely family, neighborhood, and friendship. This study is a descriptive study which gives description of codes used by three domains in Air Kuning village. The data were collected through observation and interview. This study used participative observation. The result of the study shows that three domains: family, neighborhood and friendship do not influence the way people used the codes. The researcher found 96 codes which were used by people in Air Kuning village. Those codes were separated into question tag, register, form of address and daily languages. Air Kuning has the word yok as the question tag, 3 auxiliaries: budi, sa’a, seh, 6 registers: ngujur, ngerawe, deldel, katih, nyambeng, kalbok, 12 kinds of form addresse: icang, awak, nyai, beng, cung, cai, nanang, ketuk, mbok, lik, ruang, and 74 daily languages such as, barang, pati, kelambi, tongtongan, kalijepan, sepedaha, gara, incega, wet. Those codes were the mixed of Balinese language and Bugis language that they called as ‘bahasa kampung’keyword : descriptive study, codes used, Air Kuning village
AFFIXATION IN MELAYA PANTAI DIALECT: A DESCRIPTIVE STUDY OF MORPHOLOGICAL PROCESS ., Laras Wahyurini; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Drs.Gede Batan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3419

Abstract

Penelitian ini mendiskusikan tentang proses morfologi pada imbuhan yang ditemukan pada dialek Melaya Pantai yang berperan membentuk kata dan artinya ketika imbuhan tersebut ditambahkan pada kata dasar tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk menemukan jenis-jenis imbuhan pada dialek Melaya Pantai, (2) mengetahui proses imbuhan membentuk kata, dan (3) menemukan arti kata setelah mendapatkan imbuhan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara, dan menggunakan beberapa instrumen seperti: peneliti itu sendiri, alat perekam, daftar kata, daftar kalimat, dan panduan wawancara. Subjek pemberi informasi dalam penelitian ini adalah pembicara asli dialek Melaya Pantai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dialek Melaya Pantai memiliki tiga jenis imbuhan. Imbuhan-imbuhan yang ditemukan yaitu: awalan {N-; me-; di-; ber-; ter-; se-}, akhiran {-i; -an; -ken; -nye}, dan imbuhan gabung {N-i; N-ken; ke-an; pe-an; me-i}. Disamping itu ada beberapa proses imbuhan yang ditemukan pada dialek Melaya Pantai yaitu; proses ellipsis, proses derivasional, dan proses infleksional. Dari proses imbuhan pada dialek Melaya Pantai ditemukan bahwa proses-proses tersebut dapat mengubah arti kata setelah mendapatkan imbuhan.Kata Kunci : Proses morpologi, Imbuhan, Dialek Melaya Pantai This research discussed about morphological process of affixation found in Melaya Pantai dialect which has roles in constructing words and their meaning when they were added to certain bases. The purposes of this research were: (1) to find the kinds of affixes in Melaya Pantai dialect, (2) to know the process of affixation constructing the word, and (3) to find the meaning of the word after getting the process of affixation. This research was designed as a descriptive qualitative research. The data were collected through observation and interview process, and it used some instruments such as: the researcher itself, recording tools, word list, sentence list and interview guide. The subjects in this research were the native speakers of Melaya Pantai dialect. The result in this study showed that Melaya Pantai Dialect had three kinds of affixes. Those affixes that were found are: prefix {N-; me-; di-; ber-; ter-; se-}, suffix {-i; -an; -ken; -nye}, and circumstance {N-i; N-ken; ke-an; pe-an; me-i}. Besides that there were some process of affixation found in Melaya Pantai Dialect; they were deletion process, derivational process, and inflectional process. From the process of affixation in Melaya Pantai Dialect it was found that those processes can change the meaning of the words after getting the affixation process.keyword : Morphological process, Affixation, Melaya Pantai dialect
AN ANALYSIS OF THE PHONOLOGICAL SYSTEM OF BALINESE LANGUAGE USED BY THE BALINESE DIASPORA IN MATARAM ., Ni Made Putri Saraswathy; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3448

Abstract

Penelitian ini mendiskusikan tentang Sistem fonologis Bahasa Bali masyarakat Diaspora Bali di Mataram. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk menemukan jumlah fonem, termasuk vokal, diftong, geminal, konsonan, dan gugus konsonan, 2) untuk menyelidiki proses fonologi dalam bahasa tersebut. Desain dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini menjabarkan tentang jumlah fonem dan proses fonologis yang ada di bahasa Bali masyarakat Diaspora Bali di Mataram dalam situasi tertentu. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti, dan instrumen lain yang digunakan adalah alat rekam, daftar kata, dan daftar kalimat. Pada penelitian ini ditemukan bahwaterdapat 30 fonem yang terdiri atas 6 vokal, 2 diftong, 3 geminal, dan 19 konsonan. Sedangkan dari empat proses fonologis menurut teori Schane (1973), hanya ada satu proses fonologis yang di temukan dalam bahasa Bali masyarakat Diaspora di Mataram, yakni proses struktur suku kata; penghilangan konsonan. Kata Kunci : Sistem fonologis, Bahasa Bali, Diaspora, Mataram This study mainly discusses about The Phonological System of Balinese Diaspora language in Mataram. The aims of this study were: 1) To find out the number of phonemes, including the vowels, diphthong, geminate, consonant and consonant cluster, 2) to explore the phonological process within the language itself. The design of this research was descriptive qualitative, in which this study describes the number of phonemes and the phonological process which exist in Balinese Diaspora language in certain situation. The main instrument was the researcher, and the other instruments that are used in this study are recorder and word list. The researcher found that there are 30 phonemes which include 6 vowels, 2 diphthongs, 3 geminates, and 19 consonants. Meanwhile, among the four types of phonological process according to Schane’s theory (1973) there are only one type of phonological process found by the researcher in BDL, that is syllable structure processes; consonant deletion.keyword : Phonological system, Balinese language, Diaspora, Mataram
A DESCRIPTIVE STUDY OF CODE MIXING USED BY PRO 1 AND PRO 2 BROADCASTERS IN RRI RADIO STATIONS ., I Wayan Astu Werdistira; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Ni LP. Eka Sulistia Dewi, S.Pd. M.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3463

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis jenis campur kode yang digunakan oleh penyiar radio. (2) menganalisis perbedaan dalam hal campur kode yang digunakan oleh penyiar PRO 1 dan PRO 2 di stasiun radio RRI. (3) menganalisis alasan mengapa penyiar radio menggunakan campur kode dalam percakapannya. Penelitian ini dilakukan di RRI Singaraja, khususnya dalam program 'Goyang Dangdut' di PRO 1 dan program Request Gala 'di PRO 2 RRI Singaraja. Subyek penelitian ini adalah penyiar radio PRO 1 dan PRO 2 RRI Singaraja. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, dan kemudian dalam pengumpulan data peneliti menggunakan alat perekam, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini seperti merekam, mewawancara dan mencatat. Ada empat langkah yang dilakukan dalam menganalisis data: menyalin data, mengidentifikasi data, komputasi data, dan penyimpulan data. Hasil analisis menemukan bahwa semua jenis campur kode digunakan oleh penyiar radio PRO 1 dan PRO 2 RRI Singaraja berdasarkan Jendra (2007). Seperti: (1) kode percampuran kedalam terjadi 34.6% pada 'Goyang Dangdut' dan 3.3% terjadi pada 'Request Gala', (2) kode percampuran keluar terjadi 62.1% pada 'Goyang Dangdut' sedangkan 94.9% terjadi pada 'Gala Request ', dan (3) kode percampuran hybrid terjadi 3.2% di' Goyang Dangdut 'dan 1.6% terjadi di' Request Gala '. Ada satu alasan mengapa penyiar RRI PRO 1 menggunakan campur kode: (1) untuk mengungkapkan solidaritas dengan suatu kelompok pada khususnya. Selain itu ada dua alasan mengapa penyiar RRI PRO 2 menggunakan campur kode: (1) untuk membuat pendengar bisa memahami kondisi yang terjadi dan apa yang kita bicarakan, (2) untuk menyampaikan sikap seseorang dengan memvariasikan dalam hal formalitas dalam percakapan mereka.Kata Kunci : Kata kunci: Campur Kode, Penyiar, RRI Singaraja This research aimed at (1) analyzing the type of code mixing used by radio broadcasters. (2) analyzing the difference in terms of code mixing used by PRO 1 and PRO 2 broadcasters in RRI radio station. (3) analyzing the reasons of why radio broadcasters used code mixing in his or her sentences. This study was conducted at RRI Singaraja, particularly in ‘Goyang Dangdut’ program at PRO 1 and ‘Gala Request’ program at PRO 2 RRI Singaraja. The subjects of this study were radio broadcasters of PRO 1 and PRO 2 RRI Singaraja. The main instrument was the researcher himself, and then in gathering data the researcher used tape recorder, observation sheet, and interview guide. The methods used in this research were recording, interviewing and taking note. There were four steps done in analyzing the data: transcribing the data, identifying the data, computing the data, and concluding data. The results of analysis found that all types of code mixing used by radio broadcasters of PRO 1 and PRO 2 RRI Singaraja based on Jendra (2007). Those are: (1) inner code mixing with 34.6% occurred in ‘Goyang Dangdut’ and 3.3% occurred in ‘Gala Request’, (2) outer code mixing with 62.1% occurred in ‘Goyang Dangdut’ whereas 94.9% occurred in ‘Gala Request’, and (3) hybrid code mixing with 3.2% ensued in ‘Goyang Dangdut’ and 1.6% ensued in ‘Gala Request’. There was one reason why RRI PRO 1 broadcasters used code mixing: (1) to express solidarity with a particularly group. Furthermore there were two reasons why RRI PRO 2 broadcasters used code mixing: (1) to make the listener could understand the condition happened and what we are talked about, (2) to convey his/her attitude by means of variation in the level of formality in their speech.keyword : Keywords: Code Mixing, Broadcasters, RRI Singaraja
COMMUNICATION STRATEGIES USED BY SOME SHOPKEEPERS IN GUNUNG KAWI TOURISM OBJECT TO COMMUNICATE WITH FOREIGN TOURISTS ., Ida Bagus Putu Suryadiputra; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3489

Abstract

The existence of an ancient temple complex called Gunung Kawi in Tampaksiring, Gianyar makes the tourists from many countries visit the place. It encourages the shopkeepers in that area to communicate intensively to the tourists. Sometimes they use communication strategies to help them communicate. This study investigates the types of the communication strategies used by some shopkeepers in Gunung Kawi tourism object in communicating with foreign tourists, the type of communication strategies used most frequently by some shopkeepers and their reasons in applying communication strategies to communicate with foreign tourists. Two main methods used in this study were observation and interview. Five shopkeepers were observed. The findings of this study show that the shopkeepers used eight type of communication strategy namely approximation, circumlocution, clarification request, comprehension check, language switching, paralanguage, topic avoidance, and using pictures or objects. Paralanguage was the communication strategy which was used most frequently. Two main reasons why they applied communication strategies were found. They were to run the communication well and effectively, and to avoid misunderstanding during the communication process.Kata Kunci : Communication Strategies, Shopkeeper Keberadaan kompleks wisata pura Gunung Kawi di Tampaksiring, Gianyar menyebabkan banyaknya kunjungan wisata dari berbagai negara. Hal tersebut menyebabkan para pedagang cinderamata di tempat tersebut terbiasa berkomunikasi dengan para turis asing. Terkadang, mereka menggunakan strategi komunikasi untuk mempermudah komunikasi mereka. Penelitian ini membahas tentang tipe-tipe strategi komunikasi yang digunakan oleh para pedagang di tempat tersebut ketika berkomunikasi dengan turis asing, tipe strategi komunikasi yang paling sering digunakan ketika berkomunikasi dengan turis asing, dan alasan para pedagang tersebut menggunakan strategi komunikasi ketika berkomunikasi dengan turis asing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan interview dimana lima pedagang diobservasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para pedagang yang diobservasi menggunakan delapan jenis strategi komunikasi yaitu approximation, circumlocution, clarification request, comprehension check, language switching, paralanguage, topic avoidance, and using pictures or objects. Paralanguage adalah tipe strategi komunikasi yang paling sering digunakan. Ada dua alasan utama tentang penggunaan strategi komunikasi yang dikemukakan oleh para pedagang yaitu untuk membuat komunikasi berjalan lancar dan efektif, serta untuk menghindari kesalahpahaman selama komunikasi berlangsung.keyword : Strategi Komunikasi, Pedagang
CODE-SWITCHING: AN ANALYSIS OF BROADCASTER'S SPEECH IN PHOENIX RADIO BALI ., Luh Made Astiti Partama; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3966

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mencari tahu pergantian pola bahasa yang dihasilkan oleh ungkapan penyiar radio di Phoenix Radio. Penilitian lebih mencari persentasi perubahan pola, jenis perubahan pola dan alasan penyiar melakukannya. Data dijelaskan dengan menggunakan cara penjelasan qualitative. Penelitian menggunakan rekaman, wawancara dan observasi untuk memecahkan masalah yang ada. Penelitian di analisis dengan menyalin data, mengkodekan,mengkelompokan dan menghitung data yang di dapat dan di masukan ke dalam table. Peneliti menemukan 0.42% (1) adalah pola pergantian menambahkan diposisi terendah. Yang paling banyak adalah pola pergantian kata 81.78% (193) dan pola perubahan kalimat 17.80% (42) dari 236 pola perubahan dari 946 kalimat. Ada beberapa alasan yang telah di hasilkan sesuai dengan Holmes seperti ciri-ciri istimewa dan topic. Ciri-ciri istimewa dibagi menjadi spesifikasi lawan bicara, tanda pengenal, sopan santun dan status sosial. Pola pergantian bahasa bisa membantu orang untuk belajar bahasa lain melalui memahaminya dalam bentuk konteks kata lalu kalimat.Kata Kunci : Pola pergantian bahasa, ciri-ciri keistimewaan, topik The study aimed to find out switching that produced broadcaster’s speech in Phoenix Radio. The study was focus to find out the percentage of the switching, the types of code switching produced and the reasons underlying the switching. The data explained in the descriptive qualitative research. This study used recording, interviewing and observing to solve the problem. The study was analyzed by transcribing the data, codifying, classifying and calculating the data and inserting to the table. The research was found that the broadcasters were produced 0.42% (1) was tag switching as the less dominant switching. The most dominant was from the intrasentential switching that was 81.78% (193) and intersentential switching was 17.80% (42) from the 236 switching in 946 utterances. There are some reasons that underlying the switching was produced accordance to Holmes such as participant’s features and topic. The participant features involved addressee specification, ethnic identity marker, express solidarity and assert social status. Code switching can help people to learn others language through mastering in the form of word context and then utterance.keyword : Code switching, participants features, topic
THE COMMUNICATION STRATEGIES APPLIED BY TEACHERS FOR STUDENTS WITH SPECIAL NEEDS THROUGH TEACHING AND LEARNING PROCESS IN SLB C SINGARAJA ., Iga Putu Sukasari; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol. 1 No. 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.5280

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menyelidiki dan menganalisis jenis strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru untuk mengajar siswa dengan kebutuhan khusus, (2) menemukan alasan mengapa guru menggunakan jenis strategi komunikasi, dan (3) mendeskripsikan tanggapan siswa dengan kebutuhan khusus terhadap strategi komunikasi yang digunakan oleh guru dalam mengajar dan proses belajar. Subyek penelitian ini adalah guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus di kelas 3, 4, dan 5 di SLB C Singaraja. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa perangkat seperti: lembar observasi, pedoman wawancara, dan perekam audio video. Data tentang jenis strategi komunikasi dikumpulkan dengan mengamati dan merekam guru melalui proses belajar mengajar, sementara pedoman wawancara digunakan untuk menemukan alasan guru dalam menggunakan jenis strategi komunikasi. Kemudian, data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan beberapa langkah, yaitu coding, pengurangan, kategorisasi, analisis data, dan menampilkan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 14 jenis strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru untuk mengajar siswa dengan kebutuhan khusus melalui proses belajar mengajar. Guru paling sering menggunakan pengulangan. Ini terjadi selama 46 kali melalui proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, alasan para guru dalam menggunakan strategi komunikasi adalah untuk membantu siswa dengan kebutuhan khusus untuk memahami materi dan instruksi dengan mudah. Para siswa dengan kebutuhan khusus juga yang paling sering menunjukkan respon positif terhadap strategi komunikasi yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Kata Kunci : strategi berkomunikasi, siswa berkebutuhan khusus, proses belajar mengajar This study aimed to (1) investigate and analyze the types of communication strategies applied by teachers to teach students with special needs, (2) find the reasons why the teachers used the types of communication strategies, and (3) describe the responses of students with special needs toward communication strategies used by the teachers in teaching and learning process. The subjects of this study were teachers who teach the students with special needs in grade 3, 4, and 5 in SLB C Singaraja. The data in this study were collected by using some devices such as: observation sheet, interview guide, and audio video recorder. The data about the types of communication strategies were collected by observing and recording the teachers through teaching and learning process, while interview guide was used to find the reasons of teachers in using the types of communication strategies. Then, the data were analyzed descriptively by using some steps, namely coding, reduction, categorizing, data analysis, and data display. The results of this study showed that there were 14 types of communication strategies applied by the teachers to teach students with special needs through teaching and learning process. Teachers most frequently used repetition. It occurred for 46 times through teaching and learning process in the classroom. Furthermore, the reason of the teachers in using communication strategies was to help the students with special needs to understand the materials and instructions easier. The students with special needs also most frequently showed positive responses toward communication strategies used by the teachers in the teaching and learning process. keyword : communication strategies, students with special needs, teaching and learning process
Co-Authors ., Dewa Gede Rai Bisma Putra ., Dewa Gede Rai Bisma Putra ., Eva Patra Sari ., I Gede Andre Agasi ., I Gede Andre Agasi ., I Kadek Wardita Eka Putra ., I Kadek Wardita Eka Putra ., Kadek Herma Ardianto Giri ., Kadek Herma Ardianto Giri ., Kadek Intan Nirmala Sari ., Kadek Intan Nirmala Sari ., Kadek Praditya Dicky Wijaya ., Kadek Praditya Dicky Wijaya ., Kadek Prajinggo Patrya ., Kadek Prajinggo Patrya ., KETUT ARYATI UTAMI ., KETUT ARYATI UTAMI ., Ketut Asri Primayani ., M. Mas Gustrini Dewi ., Made Arna Jyoti Sistadi ., Made Arna Jyoti Sistadi ., Made Arsana ., Made Eny Andraeni Putri ., Made Sukradana w ., Made Sukradana w ., Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti ., Ni G. A. Kd Sukma Dwijayanti ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Meina Andriani ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Sudiartini ., Ni Kadek Winda Arianti ., Ni Kadek Winda Arianti ., Ni Luh Patma Gita ., Ni Luh Patma Gita ., Ni Made Arisani ., Ni Made Arisani ., Ni Made Sariningsih ., Ni Made Sariningsih ., Ni Nengah Intan Sariningsih ., Ni Nengah Intan Sariningsih ., Ni Nym. Ayu Padmitri ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Stefi Anjani Darmarini ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Putu Wahyuni Sri Rahayu Cahyani ., Ni Wayan Paramita Dewi ., Ni Wayan Paramita Dewi ., Ni Wayan Ria Candra ., Ni Wayan Ria Candra ., Nyoman Suci Triasih ., Pande Ayu Cintya Ningrum ., Pande Ayu Cintya Ningrum ., PUTU DIKA PRATIWI ., PUTU DIKA PRATIWI ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd., M.Pd. ., Servasius. Tawurutubun ., Servasius. Tawurutubun ., Siti Umayah ., Siti Umayah ., Wayan Septiana Lusiantari ., Wayan Septiana Lusiantari Adnyani, Ni Luh Putu Sri Adnyayanti, Ni Luh Putu Era Alfillail, Nur Anak Agung Gede Yudha Paramartha Anak Agung Sagung Intan Yashira Dewi ., Anak Agung Sagung Intan Yashira Dewi Anasthasia Carmanita Peu Ubu Ari Puspitayani, Desak Made Ariyanthi, Ketut Eni Budhi Astu Okta Widhi Atmi ., Budhi Astu Okta Widhi Atmi Cahyaningsih, Putu Devi Costa, Yuliana Maria Da Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Komang Tantra Dewa Putu Ramendra Dewi, Kadek Linda Puspita Dewi, Ni Putu Purnama Drs.Gede Batan,MA . Dwitamayanti, Ni Kadek G.A.P. Suprianti Gede Mahendrayana Gusti Ayu Putu Ari Utami Heni Pujiastuti Hitasthana, Made Satya I Dewa Gede Budi Utama I Gede Budasi I Gede Novan Giri Prabawa . I Gede Oka I GEDE SANDYANA . I Gede Tawa Utara Jaya . I GEDE WAYAN SUPARNA . I Gusti Ayu Megantari ., I Gusti Ayu Megantari I GUSTI NGURAH OCTOVA SEVENTILOFA . I Kadek Supriawan Adinatha ., I Kadek Supriawan Adinatha I Kadek Utama Putra ., I Kadek Utama Putra I MADE DWI JAYA PRADITYA . I Made Ekki Pramana Supardi . I Nengah Suardhana I Putu Eka Adi Sanjaya ., I Putu Eka Adi Sanjaya I Putu Yoga Laksana I Wayan Astu Werdistira . I Wayan Epri Gunadi I WAYAN PUTRAWAN . I Wayan Sandiyasa . I Wayan Suarnajaya Ida Bagus Manuaba Ida Bagus Putu Suryadiputra . Iga Putu Sukasari ., Iga Putu Sukasari Kadek Dhea Paramitha Amara Putri Kadek Diah Cahya Nita ., Kadek Diah Cahya Nita Kadek Sintya Dewi Kadek Sonia Piscayanti Km Adi Nariyana p ., Km Adi Nariyana p KOMANG AGUS OKA SAPUTRA . Laksana, I Putu Yoga Laras Wahyurini . Luh Diah Surya Adnyani Luh Gd Rahayu Budiarta Luh Gede Eka Wahyuni Luh Made Astiti Partama . LUH MEGA SAFITRI . Luh Putu Artini Luh Sri Damayanti ., Luh Sri Damayanti M.L.S ., Dr.Sudirman, M.L.S M.Pd ., I Nyoman Pasek Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd M.Pd Prof. Dr. I Nyoman Sudiana . M.Pd. ., Made Hery Santoso, S.Pd, M.Pd. Made Dewi Suparwati . Made Erwinda Febriyanti Made Hery Santosa Made Ika Sukmadewi Made Satya Hitasthana Mayori, Winda Muhamad Nur Huda Myartawan, Putu Ngurah Wage N M.G. Purnamasari Ni Kadek Ariasih . Ni Kadek Dinda Saraswati Ni Komang Arie Suwastini Ni Luh Dewi Antari ., Ni Luh Dewi Antari Ni Luh Emy Astuti Ni Luh Sutrisna Diyani Ni Made Dwi Dharmayanti Ni Made Gina Purnamasari ., Ni Made Gina Purnamasari Ni Made Lia Kesumayanti . Ni Made Putri Saraswathy . Ni Made Ratminingsih NI MADE TRIANI . Ni Nyoman Padmadewi Ni Nyoman Trisna Utami . Ni Putu Astiti Pratiwi Ni Putu Era Marsakawati Ni Putu Oktaviana Dewi ., Ni Putu Oktaviana Dewi Ni Wayan Surya Mahayanti Ni Wayan Yuni Lisnayanti ., Ni Wayan Yuni Lisnayanti Nora Idiawati Nyoman Karina Wedhanti Nyudak, Dwi Tahamata Paramarta, I Made Suta Peu Ubu, Anasthasia Carmanita Pramilaga, Ni Made PRATAMA, I PUTU SURYA Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . Prof. Dr.I Ketut Seken,MA . Purnamasari, N M.G. Putra, Pande Agus Putu Dharma Putri Rahmayanti Putri, Kadek Dhea Paramitha Amara Putri, Ni Kadek Rai Sintia Putu Adi Krisna Juniarta Putu Dika Pratiwi Putu Kerti Nitiasih Putu Ngurah Wage Myartawan Putu Suarcaya PUTU WIWIN SUPANDENI . Ratih Apriliani Rinawati, Ni Kadek Ayu S.Pd. I G A Lokita P Utami . S.Pd. I Putu Ngurah Wage M . S.Pd. M.Pd. Ni LP. Eka Sulistia Dewi . S.Pd. Putu Eka Dambayana S. . Sahrullah Sahrullah Sang Ayu Putu Sriasih Saputra, I Nyoman Pasek Hadi Sastaparamitha, Ni Nyoman Ayu J. Sri Pithamahayoni . Sukmadewi, Made Ika Swandewi, Komang Sri Virginiya, Putu Tika