Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Investigation of the Mechanical Behavior of Laminated Composites Gypsum-Based Plastic Sack Waste Fiber Indra Mawardi; Samsul Bahri; Hamdani Nurdin; Irwin Syahri Cebro; Luthfi Luthfi; Zuhaimi Zuhaimi; Ismi Amalia
Jurnal POLIMESIN Vol 21, No 1 (2023): February
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v21i1.3275

Abstract

The existence of plastic waste, such as used plastic sacks in large quantities, is a crucial problem for the environment and health because of its very low biodegradability. Therefore, reusing plastic sack waste as reinforcement in gypsum composites is a major research issue. This study investigates the mechanical and physical properties of gypsum composites reinforced with fiber layers from plastic sack waste. Gypsum composites are produced using casting gypsum flour as the matrix and various fiber layers from plastic sack waste (1, 2, 3, 4) as reinforcement. Gypsum-based laminated composites were tested for density, flexural strength, and compression. The behavior of mechanical, physical, and damage properties is studied to see its suitability as a building material. The results showed that gypsum composites' density decreased with increasing sack fiber layers. The density of gypsum composites ranges from 1064-1199 kg/m3, with a maximum value in samples with 100% gypsum. The flexural strength of gypsum composites ranges from 2.21-4.10 MPa, and the compressive strength ranges from 3.5-6.66 MPa. Increasing the number of layers of plastic sack fibers reduces density, flexural strength, and compressive strength. However, all the mechanical properties of gypsum composites met the requirements of the EN 13279-2 standard. Failure of fiber delamination with the resulting matrix is the main cause of the decrease in mechanical strength
Pelatihan Pembuatan Smart Kursi Taman Untuk Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe Hamdani Hamdani; Turmizi Turmizi; Dailami Dailami
Jurnal Vokasi Vol 8, No 2 (2024): Jurnal Vokasi (Juli)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v8i2.5085

Abstract

Banyaknya aktivitas yang dilakukan pada era sekarang umumnya menggunakan handphone atau laptop dan dilakukan di dalam ruangan tertentu, baik untuk mengakses informasi maupun mengerjakan tugas. Keberadaan smart kursi taman ini setidaknya menjadi suatu alternatif untuk meningkatkatkan produktivitas kerja mahasiswa dalam proses pembelajaran, sambil menghirup udara luar tanpa terikat dengan ruang dan waktu. Kursi taman dirancang untuk dapat dipakai oleh enam orang pengguna, dimana masing-masing sisi diisi oleh tiga orang. Bahan utama konstruksi kursi taman adalah pipa hollow yang dilas membentuk kursi dengan atap terbuat dari fiber. Disisi lain alumni Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe yang masih dalam tahap persiapan kerja memerlukan pelatihan-pelatihan khusus yang sistematis, sehingga mereka terbiasa dengan pekerjaan-pekerjaan dalam bentuk nyata dan mereka terlibat langsung dari awal dalam merencanakan suatu produk hingga selesai dikerjakan. Oleh karena itu alumni Jurusan Teknik Mesin dapat dilatih untuk membuat kursi taman dan produk hasil pelatihan dapat dipergunakan untuk keperluan penanganan sampah di lingkungan Politeknik Negeri Lhokseumawe. Dengan pelatihan ini diharapkan alumni yang sudah memiliki ilmu dasar bidang produksi mendapatkan materi penguatan dan dapat mengerjakan produk nyata yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam pelatihan ini lima orang alumni dibekali dengan materi baik teori maupun praktek, seperti pemahaman tentang keselamatan kerja, membaca gambar, penanganan material, penggunaan alat-alat bantu dan alat ukur, praktek pengelasan, dan pengerjaan akhir. Dengan menerapkan metode evaluasi peserta pelatihan akan mampu memproduksi kursi taman dari pipa hollow yang dapat digunakan dan bermanfaat dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman di Lingkungan Politeknik Negeri Lhokseumawe   Kata kunci: Kursi taman, SMART, Kebersihan, Pelatihan, Pengelasan
Pengaruh Variasi Temperatur baja AISI 1050 Terhadap Kekerasan Permukaan Alat Pemanen Sawit Saputra, Edi; Razi, Muhammad; Murthadahadi, Murthadahadi; Dailami, Dailami; Hamdani, Hamdani
Jurnal Mekanova : Mekanikal, Inovasi dan Teknologi Vol 10, No 1 (2024): April
Publisher : universitas teuku umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jmkn.v10i1.9286

Abstract

Dalam industri pertanian ataupun perkebunan di Indonesia,  Baja AISI 1050 umumnya digunakan sebagai material utama untuk memproduksi alat pemanen buah sawit (egrek dan dodos), Parang, Kampak, dan mata pencacah. Material tersebut berasal pegas bekas yang sudah patah atau aus, material pegas yang berkualitas terbuat dari AISI 1050 atau yang sejenis denganya. Dilapangan sering didapatkan produk pemanen buah sawit seperti dodos atau egrek mengalami kecacatan pada sisi pisau yang tajam, kecacatan tersebut biasanya terjadi karena adanya gesekan ataupun benturan yang keras antara mata pisau dengan cangkang sawit, Kekerasan permukaan dan ketangguhan suatu  material sangat menentukan kualitas egrek/dodos. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kekerasan permukaan dan ketangguhan mata pisau. Pack carburizing adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kekerasan  permukaan dan ketangguhan baja, Peningkatan sifat mekanik dapat dilakukan dengan penambahan unsur paduan karbon (carburizing).  Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan serbuk cangkang kelapa sawit yang telah dihaluskan mencapai mesh 20 dengan memvariasiakan  temparatur  dari 950oC, 1000 oC, dan 1050 oC, dengan holding time selama 120 menit selanjutnya dilakukan normalizing, Uji kekerasan dilakukan dengan micro vickers, nilai kekerasan rata-rata baja AISI 1050 sebelum adanya perlakuan panas (heat treatment) adalah sebesar 145,7 HV,  dan setelah dilakukan heat treatmen dengan proses carburizing pada suhu 950 OC nilai kekerasan baja AISI 1050 meningkatkan menjadi 187.45 HV dengan pendinginan normalizing,  pada temperature 1000 oC  nilai kekerasan meningkat sebesar 62.61 Persen (236.93 HV), sedangkan ketika temperature dinaikkan  mencapai 1050  O C nilai kekerasan baja AISI 1050 meningkat sebesar 137. 31  persen ( 345.77 HV)Kata kunci— AISI 1050 , pack carburizing, holding time, heat treatment, cangkang sawit, variasi temperatur.
RANCANG BANGUN RANGKA KONSTRUKSI DUDUKAN KINCIR ANGIN PENGGERAK POMPA DENGAN KETINGGIAN 6 METER UNTUK PENGAIRAN SAWAH Fakhrur Rizal; Ali Jannifar; Hamdani Nurdin
Jurnal Mesin Sains Terapan Vol 3, No 2 (2019): JURNAL MESIN SAINS TERAPAN
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jmst.v3i2.1221

Abstract

Pada sektor pertanian penggunaan pompa air bahan bakar fosil sangat efektif untuk pengairan sawah karena membantu petani dalam proses pengontrolan air di sawah sehingga produksi padi akan terus meningkat tetapi penggunaan pompa berbahan bakar fosil memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat seperti meningkatnya biaya produksi. Berdasarkan pengamatan cuaca dalam beberapa tahun terakhir kecepatan angin yang berhembus di kabupaten Bireuen yaitu 4-7 Km/jam, maka dari itu pemanfaatan energi angin sebagai penggerak pompa melalui kincir angin sangat efektif sebagai pengganti pompa berbahan bakar fosil serta dapat  mengurangi biaya produksi petani. Pada proses pembuatan kincir angin penggerak pompa air, perhitungan kekuatan struktur kincir angin sangat penting karena struktur tersebut sebagai penopang berat dari kincir tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mendesain tower dan mengetahui tegangan kritis yang terjadi pada tower akibat beban blade. Pada penelitian ini, proses pembuatan tower dengan menggunakan material ASTM A36, menggunakan penyambungan dengan las dan baut dan tegangan yang terjadi dianalisa menggunakan softwere solidwork. Hasil dari simulasi tegangan dengan menggunakan softwere solidwork diperoleh tegangan maksimum yang diterima adalah sebesar 132.64  Mpa, sedangkan tegangan minimum yang diterima adalah sebesar 10.36 Mpa. Kata kunci : Solidwork, Tower, ASTM A36
PENGARUH TEMPERATUR PEMANASAN (AUSTENISASI) PERLAKUAN PANAS QUENCHING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 60 Farhan Farhan; Bukhari Bukhari; Hamdani Hamdani; Ilyas Yusuf; Zuhaimi Zuhaimi
Jurnal Mesin Sains Terapan Vol 5, No 1 (2021): JURNAL MESIN SAINS TERAPAN
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jmst.v5i1.2135

Abstract

Sehubungan dengan semakin meningkatnya perkembangan dunia industri dan disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Pada masa sekarang kebutuhan manusia tidak lepas dari suatu unsur, yaitu baja. Baja ST 60 adalah salah satu jenis baja yang memiliki standard buatan negara German, yaitu Deutsches Institut fur Normung (DIN). Baja ST 60 ini dapat diberikan perlakuan panas untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur austenit terhadap kekerasan dan struktur mikro dari baja ST 60 ini. Temperatur austenit yang diambil adalah 850˚C, 900˚C, dan 950˚C dengan waktu penahanan 90 menit dan menggunakan air sebagai media pendingin (Quenching). Setelah melakukan proses perlakuan panas pada baja ST 60, dilakukan pengujian kekerasan metode Rockwell dan pengamatan struktur mikro. Hasil pengujian kekerasan pada kondisi normal sebesar 55.70 HRC dan belum menghasilkan fasa martensit. Pada temperatur austenit 850˚C nilai kekerasannya 71.20 HRC dan fasa martensit telah muncul. Namun pada temperatur 900˚C nilai kekerasannya 75.20 HRC dengan banyaknya fasa martensit yang sudah terbentuk. Dari penelitian ini didapat temperatur austenit yang optimum pada temperaturs 850˚C sampai 900˚C. Kata Kunci : Baja ST 60, Heat Treatment, Quenching, Kekerasan, Struktur Mikro
Reverse Engineering in the Manufacturing of Lorry Wheels in Palm Oil Processing Mahmud; Zulfadli; Hamdani; Azwar; Sariyusda
Jurnal Inotera Vol. 10 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : LPPM Politeknik Aceh Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31572/inotera.Vol10.Iss1.2025.ID438

Abstract

The reverse engineering process in development is widely used to carry out the reverse engineering process for the design of certain products, in this study the reverse engineering process on the palm oil lorry wheel is to improve the design as well as a combination of materials to increase the life of the lorry wheel product in the palm oil processing. The process of scanning the surface of the lorry wheel using camera and the reverse engineering process is carried out by measuring the precision of the lorry wheel by measuring using a precision measuring instrument, data obtained by measurement and reconstruction model. data obtained by measurement and reconstruction model using CAD software and CAE software used to analyze the CAD and CAE software are used to analyze the design results after the reverse engineering process. reverse engineering process. So, it is necessary to develop a reverse engineering system design that will be useful in terms of efficiency and service life of the lorry wheel, in the design of this lorry wheel uses CAD and CAM software to model the lorry wheels with simulation and analysis systems. The next process is to modify and remanufacture the lorry wheel model using machine tools so that the prototype of the manufacturing process can be tested. so that the prototype of the manufacturing process can be tested on the lorry to see the durability of the reverse engineering product. to see the durability of the reverse engineering product. The results of this research showed that the reverse engineering data can be interpolated for further CAE process
Analisa Kegagalan Elevator Nerak Tipe WB 250 Untuk Mengangkut Sulfur Granulation Di PT. Medco E&P Malaka Hamdani, Hamdani; Fakhriza, Fakhriza; Saputra, Hendra; Bahri, Samsul; Saputra, Edi
VOCATECH: Vocational Education and Technology Journal Vol 7, No 1 (2025): August
Publisher : Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38038/vocatech.v7i1.233

Abstract

AbstractPT. Medco EP Malaka operates one unit of the Nerak WB 250 elevator located in the Sulfur Granulation Unit (SGU), which functions as a material handling system for transferring granulated sulfur from the steel belt conveyor to the sulfur silo. This elevator is driven by an electric motor and gearbox connected to the driver idler shaft (head pulley). The driver idler rotates the rubber chain equipped with buckets containing sulfur granules, allowing the material to be transported vertically to the sulfur silo. However, frequent failures have occurred in several elevator components such as the rubber chain, snap ring, bucket rod, clamping sleeve, chain bushing, bucket, tension idler, as well as the upper and lower idlers. To analyze these failures, the Root Cause Analysis (RCA) method was employed using the Why-Why-Why Analysis (W3A) approach, which is a commonly used method at PT. Medco EP Malaka. Based on field observations and W3A analysis results, the main causes of failure were identified as misalignment in the elevator system due to worn idler bushings, detached snap rings, and malfunctioning proximity sensors—further aggravated by suboptimal preventive and predictive maintenance activities. Additional contributing factors include clumped sulfur accumulation, which increases the system load. Based on these findings, corrective actions were taken and improvements were made to strengthen both the Predictive Maintenance (PdM) and Preventive Maintenance (PM) programs in order to ensure the reliability of the NERAK WB 250 elevator system at the SGU.Keywords:Elevator Nerak; Sulfur Granulation; Maintenance; Root Cause Analysis (RCA)   AbstrakPT. Medco EP Malaka mempunyai 1 unit mesin elevator Nerak WB 250 yang ada pada Sulfur Granulation Unit (SGU) yang berfungsi sebagai alat pemindah sulfur yang sudah berbentuk granul dari steel belt conveyor menuju sulfur silo. Elevator ini digerakkan menggunakan motor listrik beserta gearbox yang terhubung ke shaft driver idler (head pulley). Driver idler memutar rubber chain yang dilengkapi dengan bucket berisi sulfur granul sehingga material dipindahkan secara vertikal menuju sulfur silo. Namun, sering terjadi kerusakan pada komponen elevator seperti rubber chain, snap ring, bucket rod, clamping sleeve, chain bushing, bucket, tension idler, upper dan lower idler. Untuk menganalisis kegagalan tersebut, digunakan metode Root Cause Analysis (RCA) dengan pendekatan Why-Why-Why Analysis (W3A), yang merupakan metode yang lazim digunakan di PT. Medco EP Malaka. Berdasarkan temuan lapangan dan hasil analisa W3A, diketahui bahwa penyebab utama kegagalan adalah misalignment pada sistem elevator akibat ausnya bushing idler, lepasnya snap ring, serta tidak berfungsinya proximity sensor, yang diperburuk oleh kurang optimalnya kegiatan preventive dan predictive maintenance. Faktor lain seperti tumpukan sulfur yang menggumpal dan menyebabkan beban lebih juga turut berkontribusi terhadap kegagalan sistem. Berdasarkan hasil analisa tersebut, dilakukan tindakan perbaikan serta penguatan program Predictive Maintenance (PdM) dan Preventive Maintenance (PM) agar keandalan sistem elevator NERAK tipe WB 250 di SGU dapat terjaga dengan baikKata Kunci:                                                  Pemilihan tindakan; Perawatan; Root Cause Analysis (RCA)