Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia)

Status Trofik Ikan Karang dan Hubungan Ikan Herbivora dengan Rekrutmen Karang di Perairan Pulau Pari, Teluk Jakarta Wibowo, Kunto; Abrar, Muhammad; Siringoringo, Rikoh Manogar
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keanekaragaman jenis dan kelimpahan ikan karang merupakan salah satu petunjuk tentang kesehatan ekosistem terumbu karang. Berdasarkan status trofiknya, ikan herbivora menjadi kelompok yang penting sebagai pengontrol populasi algae yang secara spasial merupakan kompetitor karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Pulau Pari dan hubungan ikan herbivora dengan rekrutmen karang. Penelitian dilakukan di lima stasiun ekosistem terumbu karang di Pulau Pari dan sekitarnya pada bulan Maret 2014. Pengumpulan data ikan karang dilakukan dengan cara pengamatan bawah air menggunakan transek sabuk sepanjang 70 m dan lebar 5 m. Pencatatan rekrutmen karang dilakukan dengan menggunakan transek 1 x 1 m2  sebanyak 9 kali ulangan. Tercatat sebanyak 121 spesies ikan karang yang tergolong dalam 25 genera dan 20 famili. Pomacentridae, Labridae, dan Chaetodontidae merupakan tiga famili dengan keanekaragaman spesies tertinggi. Kelimpahan ikan herbivora bervariasi antara stasiun, dari 4 hingga 52 individu dalam setiap transek. Rekrutmen karang di perairan Pulau Pari tergolong rendah, yaitu 3,22 koloni/m2. Namun, hasil regresi menunjukkan kelimpahan ikan herbivora berkorelasi positif dengan kepadatan karang muda. Kelimpahan ikan herbivora dan kepadatan karang muda di perairan Pulau Pari belum menunjukkan potensi maksimal bagi pemulihan karang setelah mengalami kerusakan. Rekrutmen karang yang rendah dalam ekosistem di perairan Pulau Pari ini juga disebabkan oleh sedimentasi, suhu, pola arus, dan salinitas.  
KECENDERUNGAN NAIKNYA SUHU PERMUKAAN LAUT DAN RESILIENSI KARANG SETELAH KEJADIAN PEMUTIHAN KARANG 2010 DAN 2016 DI TAMAN WISATA PERAIRAN (TWP) PULAU PIEH, PADANG, SUMATRA BARAT Wouthuyzen, Sam; Abrar, Muhammad; Corvianawatie, Corry; Kusumo, Suryo; Yanuar, Yogi; Darmawan, Darmawan; Yennafri, Yennafri; Salatalohi, Abu; Hanif, Andriyatno; Permana, Syeprianto; Arafat, M. Y.
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/oldi.2020.v5i1.236

Abstract

Kejadian pemutihan karang (coral bleaching) telah melanda hampir seluruh perairan Indonesia sedikitnya empat kali antara tahun 1982-2016. Dua kejadian terbaru (2010 dan 2016) telah dibahas mendalam, namun belum ada kajian rinci pada suatu lokasi yang spesifik, seperti di Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh, perairan Padang, Sumatra Barat yang dipengaruhi oleh massa air Samudra Hindia.  Tulisan ini bertujuan mengkaji kecenderungan naiknya suhu permukaan laut (SPL) pada kejadian pemutihan karang 2010 dan 2016 dan resiliensi karang setelah kejadian tersebut. Pada kajian ini data SPL jangka panjang hasil pemindaian citra satelit Aqua MODIS digunakan secara intensif. Hasil kajian menunjukkan bahwa SPL rata-rata bulanan tertinggi (MMM) yang dapat ditolerir oleh karang di TWP ini adalah 29,6oC, lebih tinggi daripada seluruh perairan Indonesia (29,1 oC). Selisih antara SPL Anomali dan SPL normal (MMM) atau disebut Hot Spot (HS) rata-rata telah melampaui MMM pada kejadian pemutihan tahun 2010 sekitar 0,4-0,5oC dengan puncaknya di bulan April dan tingkat keparahan alert-1 (DHW < 8oC-minggu; karang mengalami pemutihan sebagian). Tahun 2016 HS rata-rata meningkat 0,5~1,0oC dengan puncak di bulan Jan-Feb dan Mei-Juni dan tingkat keparahan Alert-2 (DHW ? 8oC-minggu, karang mengalami pemutihan berat, luas dan sebagian mati). Satu tahun sebelumnya (2015) terlihat juga HS rata-rata sebesar 0,3-0,8 oC dan DHW ~ 4oC-minggu.  Hal ini menunjukkan bahwa kejadian pemutihan karang di TWP Pulau Pieh berulang-ulang dan panjang. Kecenderungan peningkatan SPL di TWP ini adalah 0,23oC/dekade lebih rendah dari seluruh perairan Indonesia (0,36oC/dekade). Kecenderungan ini menunjukkan bahwa terumbu karang di perairan Indonesia, termasuk TWP Pulau Pieh memiliki resiliensi tinggi untuk memulihkan dirinya, karena kecenderungan peningkatan SPL < 1,0oC/dekade. Dari 11 faktor kunci resiliensi karang, faktor positif yang menunjang resiliensi karang adalah rendahnya polusi, nutrien, sedimentasi, dan rendahnya aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, sedangkan yang paling negatif adalah meledaknya populasi hewan laut Bulu Seribu, Acanthaster planci, disamping penyakit karang.