Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN OSTEOARTRHITIS Widiastuti, Agung; Irawan, Ady; Nurhansyah, Hasna Huwaida Anggraini
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2024: SIKesNas 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.3901

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk akan memberikan dampak terhadap masalah kesehatan, salah satunya adalah lansia yang mengalami proses penuaan yang sedang dialami. Lansia yang mengalami proses penuaan akan lebih beresiko menderita penyakit degeneratif salah satunya adalah osteoartrhitis. Osteoartrhitis merupakan bentuk artrhitis yang paling umum, seseorang menyebutnya penyakit sendi degeneratif kondisi ini sering terjadi dibagian sendi tangan, pinggul, dan lutut. Sendi yang mengalami peradangan biasanya menimbulkan perasaan sakit, nyeri, dan bengkak. Penyakit osteoartrithis biasanya dipengaruhi beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian osteoartrhitis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik cross sectional dengan sampel sebanyak 47 pasien. Variabel yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, obesitas, genetik. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis menggunakan uji chi square dan uji regresi linier didapatkan hasil terdapat hubungan usia (p =0,002), jenis kelamin (p=0,021), pekerjaan (p=0,003), obesitas (p=0,017), genetik (p=0,005) dengan kejadian osteoartrhitis. Kesimpulan penelitian ini usia menjadi variable yang paling berpengaruh terjadinya osteoatrhitis.
Pengaruh Range Of Motion (ROM) Terhadap Intensitas Nyeri Sendi Pada Penderita Gout Arthritis Di Puskesmas Sukoharjo Jatmika Siwi, Alfarizky; Widiastuti, Agung; Musta'in
Jurnal Keperawatan Duta Medika Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Keperawatan Duta Medika
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/wa29q990

Abstract

Latar Belakang : Gout artritis merupakan peradangan pada sendi yang disebabkan karena adanya penumpukan kristal asam urat di sendi, yang mengakibatkan nyeri hebat dan mobilitas yang terbatas. Keterbatasan rentang gerak akan mengakibatkan peningkatan disabilitas sehingga dibutuhkan sebuah intervensi keperawatan seperti latihan Range of Motion (ROM). Tujuan : Menentukan apakah ROM memiliki dampak pada penurunan intensitas nyeri sendi pada individu gout artritis. Metode Penelitian : Penelitian ini yakni penelitian kuantitatif dengan desain pre eksperimen without control group. Responden yang digunakan sebanyak 30 responden dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Hasil : Penderita gout arthritis di Puskesmas Sukoharjo mengalami lebih sedikit rasa sakit, sesuai dengan analisis memakai uji Wilcoxon yang memberikan hasil nilai p-value 0,0001 yang berarti signikan. Kesimpulan : Pasien dengan gout arthritis mengalami tingkat ketidaknyamanan yang berbeda-beda tergantung pada rentang geraknya. Perawat diharuskan melakukan latihan rentang gerak sebagai tindakan pencegahan terhadap ketidaknyamanan sendi.
PENERAPAN MIRROR THERAPY TERHADAP KEKUATAT OTOT PASIEN STROKE DENGAN GANGGUAN EKSTERMITAS ATAS Ayuningtyas, Devina; Widiastuti, Agung; Firdaus, Insanul
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47904

Abstract

Stroke merupakan keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredarab darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit stroke sangat berdampak pada fungsi ekstermitas baik atas maupun bawah. Ada berbagai jenis terapi yang dapat menunjang reahabilitasi penderita stroke, salah satunya Mirror Therapy atau terapi cermin merupakan pilihan jenis terapi inovasi yang dapat meningkatkan kekuatan otot penderita stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan asuhan keperawatan dengan inovasi intervensi mirror therapy terhadap kekuatan otot pasien stroke dengan gangguan ekstermitas atas di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional studi kasus dengan membanding 2 pasien yang berbeda, sampel penelitian yaitu pasien dengan gangguan system saraf pusat khususnya dengan diagnose medis stroke dan menggunakan metode sampling kriteria inklusi-eksklusi. Instrument yang digunakan berupa SOP Mirror Therapy, MMT (Manual Muscle Testing), dan lembar observasi pasien. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2025 dimana dilakukan selama 3 hari berturut-turut pagi dan sore hari. Hasil penelitian didapatkan pada pasien satu mengalami peningkatan kekuatan otot ekstermitas atas seblah kanan dari yang awalnya 3 menjadi 4 dan pada pasien dua mengalami peningkatan kekuatan otot ekstermitas atas sebelah kanan dari yang awalnya 1 menjadi 2. Penerapan inovasi mirror therapy kepada pasien stroke yang mengalami penurunan kekuatan otot ekstermitas atas dapat membantu memberikan perubahan peningkatan kekuatan otot.  
The Effect Of Yoga On Pressure Blood In Hypertension Patients Sani, Fakhrudin Nasrul; Widiastuti, Agung; Irawan, Ady; Rista, Rista
Proceeding of the International Conference Health, Science And Technology (ICOHETECH) 2025: Proceeding of the 6th International Conference Health, Science And Technology (ICOHETECH)
Publisher : LPPM Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/c7dn2p93

Abstract

Hypertension is a chronic disease with a high prevalence in Southeast Asia and Indonesia. Yoga as a non- pharmacological therapy has the potential to effectively lower blood pressure. This study used a quantitative method with a quasi-experimental one-group pretest-posttest design, involving 30 hypertension patients participating in a chronic disease service program at the Grogol Community Health Center. Yoga exercises were carried out for three consecutive days with a duration of 30-60 minutes per session. Data were collected using a general data sheet and a blood pressure monitor. The results of the Wilcoxon test showed a significant decrease in systolic and diastolic blood pressure after the yoga intervention (p = 0.000). Yoga exercises play a role in improving heart function, reducing sympathetic nerve activity, and causing vasodilation, resulting in lower blood pressure. This study concluded that yoga exercises are effective as a non-pharmacological intervention that can improve the quality of life of hypertension patients and is recommended for routine implementation in the community.
Application of Knee Pain Exercise to Pain Intensity in Osteoarthritis Patients Widiastuti, Agung; Utomo, Endrat Kartiko; Kartikasari, Annisa Yuli; Wulandari, Septiyana Indri
International Journal of Public Health Excellence (IJPHE) Vol. 4 No. 1 (2024): June-December
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijphe.v4i1.1096

Abstract

Knee osteoarthritis in the elderly can cause pain due to joint capsules and cartilage damage in the bone joints. Osteoarthritis cases increase the risk of mobility disorders and have an effect on disability. Improving the quality of life in patients with joint disease is very necessary, namely by providing pain management through knee pain exercise. Knee pain exercise can maintain muscle strength so that it can reduce pain, increase functional activity in patients with knee osteoarthritis. This study aims to determine the effect of knee pain exercise in reducing pain intensity in osteoarthritis patients. The research design used Quasy Experiment One Group Pretest - Posttest Control Group Design. The population in this study were all knee osteoarthritis patients who experienced joint pain. The sampling technique used the purposive sampling method. Knee pain exercise was given 3 times a week and was carried out for 2 weeks, pain scale measurements using the Numeric Rating Scale (NRS) were carried out before and after knee pain exercise was given. The average pre-test results showed that the level of pain intensity in the intervention group was 5.05 and the average post-test value was 1.09, while in the control group the average pre-test results were 5.05 and the post-test value was still within the average range of 5.00. The Wilcoxon test results in the intervention group showed a p value of 0.0001 while in the control group a p value of 0.36 was obtained. The conclusion of this study is that there is a change in the level of pain before and after knee pain exercise in the intervention group, so there is an effect of knee pain exercise in reducing pain intensity in osteoarthritis sufferers.
The Effect of Progressive Muscle Relaxation on the Value of Ankle Brachial Index and Foot Sensitivity in Patients with Diabetes Mellitus Widiastuti, Agung; Ulkhasanah, Muzaroah Ermawati
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 1 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i1.2663

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a global health threat due to many other health risks such as kidney failure, heart disease, stroke and even serious injuries that can cause complications. One of the complications is peripheral neuropathy nerve damage that causes diabetic ulcers so that there is a risk of decreased foot sensitivity and changes in ankle brachial index values in diabetics. Progressive muscle relaxation technique is one of the actions that can affect the hypothalamus to regulate and reduce the activity of the sympathetic nervous system to provide direction by moving the feet slowly and regularly. Objective: to determine the effect of progressive relaxation techniques on the value of ankle brachial index and foot sensitivity in patients with diabetes mellitus. Methods: This study used quasi experiment method with pre test and post test design approach with control group. The population of DM patients was 120 respondents, then the sample was taken using non-probability sampling and based on inclusion and exclusion criteria. Sampling using total sampling with the number of respondents 15 intervention groups and 15 control groups. Analysis using the t-test. Results: The results of the study on the ABI value obtained a p-value of 0.02 in the intervention group and a p-value of 0.414 in the control group while the foot sensitivity value obtained a p-value of 0.01 in the intervention group and 0.07 in the control group. Conclusion: This shows that there is an increase in ABI values and foot sensitivity in patients with diabetes mellitus. The progressive relaxation technique can be used as an intervention to prevent diabetic foot ulcers.
The Effect of Diabetes Mellitus Exercises and Neuromuscular Taping (NMT) on Ankle Brachial Index (ABI) in Type 2 Dm Patients Ulkhasanah, Muzaroah Ermawati; Widiastuti, Agung
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 1 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i1.2752

Abstract

Diabetes mellitus is caused by metabolic disorders characterized by increased blood glucose levels due to insulin secretion. Complications of peripheral arterial DM cause decreased blood flow to the lower extremities, marked by a decrease in ABI. Non-pharmacological therapy requires diabetes exercises and NMT to prevent injury to the feet due to changes in peripheral blood circulation. Objective: research to determine the effect of diabetic foot exercises and NMT on ABI in Type 2 DM patients. Method: Quantitative design, quasi-experimental method, pre-test post-test control group design, sampling technique using purposive sampling. Observations assessed the ABI score before the diabetes exercise intervention in intervention 1 and intervention 2 NMT, and group 3 control. Results: Data analysis using paired tests on ABI in 3 groups showed that in group I the foot exercise intervention resulted in p. 0.001 means there is a change in results before and after the intervention. Likewise, in group II of the NMT intervention, the result was p 0.001, there was a change in results before and after the intervention. Conclusion: Research proves that diabetes foot exercise and NMT interventions can improve ABI values in Type 2 DM patients.
The Effect of Mindfulness Meditation on Nursing Students’ Stress and Anxiety Levels Irawan. AM, Ady; Putri, Anggie Pradana; Nisha, Mheru; Widiastuti, Agung
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 1 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i1.3932

Abstract

Nursing students often face significant stress and anxiety, impacting their cognitive function, academic performance, and clinical skills. Effective interventions to support their mental health are needed. This study investigates the effect of an eight-week mindfulness meditation course on stress and anxiety levels of nursing students during clinical placements. Conducted from February to May 2024 at nursing schools in Surakarta, Indonesia, the quasi-experimental study included 35 students who attended weekly 50-minute mindfulness sessions. The Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ), Zung Self-Rating Anxiety Scale (Zung-SARS), and Beck Depression Inventory (BDI) were administered at baseline (T0), post-intervention (T1), and four weeks post-intervention (T2). Results showed significant improvements in mindfulness, with FFMQ scores increasing by 11.43 from T0 to T1 (p < 0.001) and by 10.86 from T0 to T2 (p < 0.001). Anxiety and depression levels significantly decreased, with Zung-SARS scores dropping by -6.89 from T0 to T1 (p < 0.001) and -7.08 from T0 to T2 (p < 0.001), and BDI scores decreasing by -5.89 from T0 to T1 (p < 0.001) and -5.86 from T0 to T2 (p < 0.001). The study suggests mindfulness meditation can significantly enhance mental health among nursing students.
Pengaruh Pemberian Kompres Hangat terhadap Intensitas Nyeri Leher pada Pasien Hipertensi Pamungkas, Dewi Nur Dias; Widiastuti, Agung; Witriyani, Witriyani
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 1 (2025): Februari 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i1.3914

Abstract

Hipertensi disebut sebagai silent killer atau penyakit yang secara tiba-tiba dapat menyebabkan kematian mendadak bagi penderitanya. Hipertensi dapat menyebabkan nyeri leher karena peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah di daerah leher yang mana pembuluh darah tersebut membawa darah ke otak sehingga ketika terjadi peningkatan tekanan vaskuler ke otak menyebabkan penderita hipertensi merasa nyeri atau ketidaknyamanan. Nyeri pada hipertensi ketika tidak ditangani akan menyebabkan tekanan darah semakin meningkat dan bisa beresiko terjadi pecahnya pembuluh darah. Tujuan: Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri leher pada pasien hipertensi. Metode: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian pre experiment dengan metode penelitian one grup pretest-posttest design. Hasil: Kompres hangat berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri leher pada penderita hipertensi dengan nilai p value 0,001 (p <0,05). Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian kompres hangat terhadap intensitas nyeri leher karena kompres hangat dapat membuat pembuluh darah mengalami vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga dapat menurunkan nyeri leher.
Pengaruh Terapi Slow Stroke Back Massage terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Sari, Anju Puspita; Widiastuti, Agung; Marni, Marni
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 1 (2025): Februari 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i1.3916

Abstract

Peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dikenal sebagai Hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Secara global hipertensi adalah salah satu penyebab kematian dini yang dapat dihindari. Hipertensi juga menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Penyakit ini sering disebut the silent disease. Untuk pengobatan hipertensi, ada dua pilihan pengobatan farmakologi dan non farmakologi. Salah satu pengobatan non farmakologi yang dapat pasien lakukan yaitu terapi Slow Stroke Back Massage atau pijatan pada punggung secara perlahan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pengaruh terapi SSBM menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kedawung 1 Sragen. Desain yang digunakan Quasi Experimental dengan rancangan pretest dan posttest control group design dan jumlah sampel sebanyak 21 responden kelompok intervensi dan sebanyak 21 responden kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon dan Mann Whitney dengan uji normalitas Shapiro Wilk. Hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai signifikan antara pretest-postest sistol dan diastol pada kelompok intervensi sebesar 0,000 (p <0,05) dan pada kelompok kontrol sebesar 0,001 (p<0,05) pada sistol dan sebesar 0,002 (p<0,05) pada diastol. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai yang signifikan pada tekanan darah sisitol kekompok intervensi dan kelompok kontrol sebesar 0,000 (p<0,05) dan signifikan pada tekanan darah diastol kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulannya bahwa ada pengaruh terapi SSBM terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kedawung 1 Sragen. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai penanganan hipertensi dengan terapi SSBM dan membantu masyarakat untuk melakukan terapi secara mandiri dengan melakukan SSBM.