Articles
Hubungan Usia, Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Usia 9 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2021
Timur Yadi;
Yazika Rimbawati;
Fitri Afdhal
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 22, No 2 (2022): Juli
Publisher : Universitas Batanghari Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33087/jiubj.v22i2.1807
Measles immunization is an immunization given to generate active immunity against measles. (Maryunani, 2010). Immunization is a health effort that has been proven to be the most effective. When immunization coverage reaches 90%, it can contribute to reducing morbidity and mortality by 80% - 90%. Although measles immunization coverage has been high (90%) but there are still children affected by measles. Because the remaining 10 percent of children who have not received immunizations plus 10 percent of children who are immunized but are not immune cause people's immunity to only reach 81%. (Center for public communication of the Indonesian Ministry of Health, 2015). The purpose of this study was to determine the relationship between age, mother's knowledge and husband's support simultaneously with the provision of Measles Immunization to infants aged 6-9 months in the Work Area of 23 Ilir Palembang Health Center in 2021. This design is quantitative in nature using an analytical survey method where the research This study uses a cross sectional approach. This research was conducted in the working area of 23 Ilir Health Center, Palembang with 83 respondents. And the results of the Chi-Square test on the knowledge variable obtained a p value of 0.038, age variable p.value 0.003 and variable p.value 0.001 < = 0.05 there is a relationship between the variables of knowledge, age and husband's support with measles immunization. statistically. Suggestions for health workers Conduct socialization to the community to take advantage of government programs by giving their children measles immunization according to the specified schedule, and if they know their child has measles, it is necessary to isolate the case to prevent transmission of measles.
EDUKASI PENCEGAHAN MENIKAH USIA REMAJA DI DESA MARGO BAKTI KECAMATAN MESUJI
Fitri Afdhal;
Ranida Arsi
Jurnal Salingka Abdimas Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Salingka Abdimas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (212.025 KB)
Pernikahan yang dilangsungkan pada usia remaja umumnya akan menimbulkan masalah baik secara fisiologis, psikologis maupun sosial ekonomi. Kurangnya edukasi akan dampak yang diakibatkan dari pernikahan dini menjadi salah satu faktor penyebab pernikahan dini atau pernikahan muda terjadi. Berdasarkan survey yang dilakukan, didapat remaja umur 15-19 tahun di Desa Margi Bakti sebanyak 300 remaja (laki-laki dan perempuan). Data dari Kantor Urusan Agama (KUA) jumlah kasus pernikahan dimana istri berusia kurang dari 20 tahun di Desa Margo Bakti didapatkan sebanyak 12 kasus (Data KUA, 2021). Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah memberikan edukasi berupa pemberian penyuluhan tentang dampak pernikahan pada usia muda kepada masyarakat dan khususnya orang tua yang memiliki anak usia remaja. Penyuluhan dilakukan melalui metode presentasi materi, tanya jawab dan pengisian kuesioner. Data diambil melalui pengisian kuesioner, wawancara dan observasi yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Terlihat peningkatan pengetahuan peserta setelah dilakukan edukasi tentang pernikahan usia muda sebesar 100% (45 peserta) dari jumlah 60 peserta, pemahaman tentang dampak dari pernikahan yang dilangsungkan pada usia remaja sebesar 90% (40 peserta) dan pemahaman tentang penatalaksanaan dalam upaya menanggulangi pernikahan usia muda sebesar 90% (45 peserta). Kegiatan penyuluhan ini penting dilakukan pada masyarakat dan orang tua yang memiliki anak remaja karena mereka menjadi paham bahwa menikah pada usia remaja akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan maupun mental anak. Kegiatan peyuluhan berjalan lancar, masyarakat dan orang tua terlihat antusias selama kegiatan berlangsung.
EDUKASI GIZI SEHAT DAN SEIMBANG UNTUK PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRABUMULIH TIMUR
Ranida Arsi;
Fitri Afdhal;
Nurhidayati Nurhidayati;
Pevi Permata Sari
Jurnal ADAM : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2023): Vol. 2 No. 1 Edisi Februari 2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37081/adam.v2i1.1332
Masalah gizi dapat timbul karena beberapa faktor. Seperti keterbatasan ekonomi, pendidikan, pekerjaan keluarga, lingkungan yang kurang baik, serta kurangnya pengetahuan ibu. Salah satu faktor yang menyebabkan masalah gizi adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi. Berdasarkan survey awal didapatkan data laporan pertahun kasus gizi buruk dan gizi kurang di Puskesmas Prabumulih Timur di dominasi oleh pendidikan orang tua yang rendah, kurangnya pengetahuan orang tua, tempat tinggal yang tidak sehat dan adanya penyakit penyerta dan ekonomi yang kurang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah memberikan edukasi berupa pemberian penyuluhan dan konseling tentang dampak dari masalah gizi anak pada masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak balita. Penyuluhan dilakukan melalui metode presentasi materi, tanya jawab dan pengisian kuesioner. Data diambil melalui pengisian kuesioner wawancara dan observasi yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Terlihat peningkatan pengetahuan peserta sertelah dilakukan edukasi tentang gizi sehat dan seimbang sebesar 90% (76 peserta) dari jumlah 91 peserta. Kegiatan penyuluhan ini penting dilakukan pada masyarakat dan orang tua yang memiliki anak balita karena mereka menjadi paham bahwa gizi yang baik merupakan landasan kesehatan yang berpengaruh terhadap kekebalan serta pertumbuhan dan perkembangan fisik mental pada anak.
Edukasi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas 7 Ulu Palembang
Ranida Arsi;
Fitri Afdhal
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 4 (2023): July
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.5281/zenodo.8113490
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang mengandung zat gizi yang baik, yang diberikan pada bayi atau anak mulai usia 6 bulan hingga 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Terlalu dini memberikan MP-ASI akan menyebabkan dampak pada status gizi seperti malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak, dehidrasi, produksi ASI menurun. Dampak lain pemberian MP-ASI dini menyebabkan bayi mengalami diare karena bayi yang berumur kurang dari 6 bulan, sistem pencernaannya masih lemah dan belum bisa mencerna makanan dengan sempurna. Pemberian edukasi dalam bentuk pendidikan kesehatan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan merupakan strategi pendidikan kepada para ibu untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat dan merubah sikap yang salah secara mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang MP-ASI pada ibu di Puskesmas 7 Ulu Palembang. Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan secara penuh ibu sesuai sasaran yaitu pada ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan, mulai dari kegiatan edukasi yakni penyuluhan kesehatan tentang MP-ASI. Metode pelaksanaan dengan diskusi secara langsung small group discussion. Hasil kegiatan menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang MP-ASI setelah di lakukannya monitoring dan evaluasi kegiatan dengan kerjasama bersama kader dalam implementsi pemberian MP-ASI dengan baik dan benar.
Edukasi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas 7 Ulu Palembang
Ranida Arsi;
Fitri Afdhal
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 4 (2023): July
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.5281/zenodo.8113490
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang mengandung zat gizi yang baik, yang diberikan pada bayi atau anak mulai usia 6 bulan hingga 24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Terlalu dini memberikan MP-ASI akan menyebabkan dampak pada status gizi seperti malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak, dehidrasi, produksi ASI menurun. Dampak lain pemberian MP-ASI dini menyebabkan bayi mengalami diare karena bayi yang berumur kurang dari 6 bulan, sistem pencernaannya masih lemah dan belum bisa mencerna makanan dengan sempurna. Pemberian edukasi dalam bentuk pendidikan kesehatan tentang pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan merupakan strategi pendidikan kepada para ibu untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat dan merubah sikap yang salah secara mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang MP-ASI pada ibu di Puskesmas 7 Ulu Palembang. Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan secara penuh ibu sesuai sasaran yaitu pada ibu yang memberikan MP-ASI pada bayi usia kurang dari 6 bulan, mulai dari kegiatan edukasi yakni penyuluhan kesehatan tentang MP-ASI. Metode pelaksanaan dengan diskusi secara langsung small group discussion. Hasil kegiatan menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang MP-ASI setelah di lakukannya monitoring dan evaluasi kegiatan dengan kerjasama bersama kader dalam implementsi pemberian MP-ASI dengan baik dan benar.
The Relationship between Early Complementary Feeding and Nutritional Status and Incidence of Diarrhea in Infants Aged 0-6 Months at the 7 Ulu Palembang Community Health Center in 2022
Fitri Afdhal;
Ranida Arsi;
Dora Miranti
International Journal of Applied and Scientific Research Vol. 1 No. 1 (2023): September 2023
Publisher : MultiTech Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.59890/ijasr.v1i1.277
This study investigates the impact of early complementary feeding on the nutritional status and incidence of diarrhea in infants aged 0-6 months at the 7 Ulu Palembang Community Health Center in August 2022. Employing an observational analytic approach with a cross-sectional design, the study sampled 47 infants using simple random sampling techniques. Data were collected through questionnaires and measurements, and analyzed using Chi-square tests (p < 0.05). The study found a significant relationship between early complementary feeding and poor nutritional status (p = 0.048) as well as the incidence of diarrhea (p = 0.029) in infants. These findings underscore the importance of adhering to recommended feeding guidelines to improve infant health outcomes.
The Effect of Providing Education Through Audio Visual on Knowledge of Handling Dysminorrhea in Adolescent Girls at Kader Bangsa Health Vocational School in Palembang
Ranida Arsi;
Fitri Afdhal;
Inda Helmika
International Journal of Applied and Scientific Research Vol. 1 No. 2 (2023): October 2023
Publisher : MultiTech Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.59890/ijasr.v1i1.284
Dysmenorrhea is a menstrual disorder that is often experienced by young women. Dysmenorrhea is felt as pain in the lower abdomen and can also be felt in the pelvis, lower back or thighs. Dysmenorrhea arises due to disorders of the reproductive organs, hormonal factors and psychological factors which can disrupt daily activities (Lasmawanti et al., 2021). This study aims to determine the effect of providing education via audio-visual on knowledge of treating dysmenorrhea in adolescent girls. This research used a Quasy experiment one group pre and post test design with a sample size of 26 female students. The statistical test used is the Wilcoxon sign rank test. The research results show that there is a significant effect with a p value of 0.000 (<0,05).
Asuhan Keperawatan Penerapan Batuk Efektif pada Pasien Asma dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Yuna Septia;
Fitri Afdhal;
Indra Frana Jaya KK;
Andre Utama Saputra
Lentera Perawat Vol. 5 No. 1 (2024): Lentera Perawat
Publisher : LPPM STIKES Al-Ma'arif Baturaja
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52235/lp.v5i1.290
Asma merupakan suatu penyakit obstruksi saluran nafas yang dapat ditemui pada orang dewasa Asma menyerang saluran pernapasan yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan nafas terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada. Gejala ini menyebabkan penyumbatan dengan penumpukan sekret di paru-paru sehingga terjadi masalah bersihan jalan nafas tidak efektif cara yang dapat menanggulangi masalah ini dengan melakukan asuhan keperawatan intervensi non farmakologi yaitu penerapan batuk efektif. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien asma dengan penerapan batuk efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, dan intervensi latihan batuk efektif, subyek pada studi kasus terdapat 2 klien. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, pemeriksan fisik dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Mohamad Hasan Palembang Pada Tanggal 05-09 Juli 2023. Hasil menunjukkanpada tahap pengkajian dilakukan ke klien 1 dan 2 yang memiliki keluhan pasien mengatakan sesak nafas, badan terasa lemas dan lesu, batuk, pilek. Diagnosa Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif dan Pola Nafas Tidak Efektif. Setelah tiga hari dilakukan intervensi latihan batuk efektif dan implementasi SLKI dan SIKI masalah teratasi. Kesimpulan studi kasus yaitu intervensi latihan batu efektif ini sangat efektif pada masalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien asma Brochial.
Edukasi Pemberian Rebusan Air Jahe Campur Madu Terhadap Batuk Pilek Penderita Ispa Di Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang
Fitri Afdhal;
Ranida Arsi;
Andre Utama Saputra
Hikamatzu | Journal of Multidisciplinary Vol. 1 No. 1 (2024): science for life
Publisher : Hikamatzu | Journal of Multidisciplinary
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang terjadi pada bagian saluran napas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk organ yang berhubungan (sinus, rongga telinga tengah, pleura). Penyebab dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah virus dan bakteri. Jahe merupakan tanaman yang memiliki kandungan minyak atsiri 2,58- 2,72% yang mempunyai efek antiseptik, antioksidan dan zat aktif yang dapat mengobati batuk. Madu merupakan desinfektan ringan yang memiliki kandungan pinobanksine dan vitamin C sebagai antioksidan dan antibiotik. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah memberikan edukasi terkait minuman herbal rebusan jahe campur madu sebagai pendamping pada anak balita dengan batuk pilek ISPA. Metode: Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara langsung bertatap muka dengan sasaran sehingga lebih efektif, meyakinkan dan mengakrabkan hubungan antara penyuluh dan sasaran serta cepatnya respon. Hasil: Klien memahami dan mengerti tentang manfaat rebusan air jahe campur madu, klien memahami dan mengerti tentang langkah-langkah melakukan pemberian rebusan air jahe campur madu.
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN AIR JAHE CAMPUR MADU TERHADAP BATUK PILEK PADA BALITA PENDERITA ISPA
Afdhal, Fitri;
Fauziah, Nila Alfa;
Pertiwi, Fielda Yuni
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 16, No 1 (2024): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36729/bi.v16i1.1203
Latar Belakang: Infeksi salur pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang terjadi pada bagian saluran. Penyebab dari infeksi salur pernapasan akut (ISPA) virus dan bakteri. Jahe merupakan tanaman yang memiliki kandungan minyak atsiri 2,58- 2,72% yang mempunyai efek antiseptik, antioksidan dan zat aktif yang dapat mengobati batuk. Madu merupakan desinfentan ringan yang memiliki kandungan pinobanksine dan vit C sebagai antioksidan dan antibiotik. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan air jahe campur madu terhadap batuk pilek pada balita penderita ISPA. Metode: penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian Quasi Eksperimen dengan nonrandomized control group pre-test and post-test design membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Lokasi penelitian di Puskesmas 23 Ilir, jumlah sampel pada penelitian ini 20 balita usia 1-5 tahun dengan 10 balita kelompok intervensi dan 10 balita kelompok kontrol. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jahe campur madu diberikan 2 kali selama 5 hari. Hasil: Uji Statistik penelitian ini menggunkan uji Wilcoxon signed rank test penelitian ini menunjukkan bahwa nilai uji Wilcoxon Ranks Test sebesar 0,005 < 0,05 artinya Jahe campur madu berpengaruh mengobati batuk pilek pada balita penderita ISPA dibanding tanpa diberikan intervensi apapun. Saran: untuk masyarakat dapat menerapkan pemberian air rebusan jahe campur madu terhadap batuk pilek pada balita ISPA. Kata kunci : Balita, Batuk pilek ISPA, Jahe Madu