Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENURUNAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT REBAH SEMAI (Sclerotium rolfsii) PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) DENGAN APLIKASI MIKORIZA YANG DIBIAKKAN PADA INANG TANAMAN JAGUNG Rizkiana Intan Pratiwi; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Anton Muhibuddin
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 4 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membiakkan populasi mikoriza denganmudah dan praktis dengan menggunakan inang antara jagung, mengetahui pengaruh aplikasi mikoriza terhadap intensitas serangan penyakit rebah semai (Sclerotium rolfsii) dan mengetahui pengaruh aplikasi mikoriza terhadap pengurangan dosis pupuk. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan Lahan yang terletak di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2013 sampai dengan Februari 2014.Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan.Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan uji T dan Uji F yang dilanjutkan dengan uji Duncan taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan jenis mikoriza yang ditemukan di lahan penelitian adalah genus Glomus spp. Perlakuan dengan menggunakan inang jagung efektif meningkatkan populasi mikoriza hingga 295,8%. Perlakuan mikoriza mampu menekan serangan S. rolfsii hingga 55,10%.Perlakuan mikoriza dengan pengurangan dosis pupuk hingga 50% dapat meningkatkan produksi kedelai varietas Burangrang. Kata kunci: mikoriza, jagung, Sclerotium rolfsii, kedelai, Glomus
PENGARUH PENGGUNAAN INANG PERANTARA PADI GOGO TERHADAP POPULASI MIKORIZA DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT REBAH SEMAI (Sclerotium rolfsii) PADA KEDELAI (Glycine max L.) Istiqomah Istiqomah; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Anton Muhibuddin
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 4 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian dilakukan di Desa Landungsari Kabupaten Malang dan Laboratorium Mikologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Juni 2013 - Pebruari 2014. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1) Identifikasi jenis mikoriza yang ditemukan di lahan penelitian; 2) Jumlah mikoriza per 100 gram; dan 3) Intensitas serangan penyakit S. rolfsii. Jenis mikoriza yang dtemukan pada lahan penelitian adalah Glomus spp. Perlakuan penggunaan tanaman inang padi gogo menunjukkan hasil yang efektif dalam memperbanyak jumlah mikoriza. Jumlah mikoriza pada lahan yang ditanami inang padi gogo memiliki populasi paling tinggi sedangkan tanpa inang padi gogo memiliki populasi terendah. Intensitas serangan S. rolfsii pada perlakuan dengan mikoriza, inang padi gogo dan dosis normal (P1) memiliki presentase serangan yang terendah sedangkan perlakuan tanpa inang padi gogo menunjukkan tingkat serangan yang tertinggi. Inang perantara padi gogo efektif meningkatkan populasi mikoriza sebesar 279% dibandingkan dengan perlakuan tanpa inang padi gogo. Mikoriza mampu menekan serangan S. rolfsii mencapai 69,19%. Penggunaan mikoriza mampu mengurangi dosis pupuk sebesar 50% dengan  hasil produksi yang memiliki kisaran sama dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk normal. Kata kunci : Penyakit rebah semai, Sclerotium rolfsii, tanaman inang perantara, Glomus spp. dan mikoriza
EKSPLORASI JAMUR TANAH PADA RIZOSFIR TOMAT DI LAHAN ENDEMIS DAN NON ENDEMIS Fusarium oxysporum f. sp. lycopersici Ahmad Ilham Tanzil; Anton Muhibuddin; Syamsuddin Djauhari
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang dan Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode survei, komparasi, dan ekplorasi. Jamur tanah yang diperoleh dari lahan endemis sebanyak 15 isolat jamur dan terdiri 4 genus yang terdeterminasi antara lain Aspergillus sp., Fusarium sp., Gonatobotryum sp., Humicola sp., dan 2 jamur yang tidak terdeterminasi. Sedangkan dari lahan non endemis sebanyak 22 isolat jamur dan terdiri 11 genus yang terdeterminasi antara lain Acremonium sp., Aspergillus sp., Aureobasidium sp., Cephalosporium sp., Chrysosporium sp., Fusarium sp., Gonatobotryum sp., Humicola sp., Mucor sp., Penicillium sp., Rhizopus sp., dan 2 jamur yang tidak terdeterminasi. Nilai keanekaragaman jamur tanah lahan endemis dan non endemis >3 yakni 5,100 dan 5,455 yang termasuk kategori keanekaragaman tinggi. Nilai dominasi jamur tanah lahan endemis dan non endemis <0,5 yakni 0,248 dan 0,337 yang termasuk kategori dominasi rendah.  Nilai keseragaman jamur tanah lahan endemis dan non endemis > 1 yakni 1,883 dan 1,765 yang termasuk kategori keseragaman tinggi. Kata Kunci: Jamur tanah, keanekaragaman, lahan endemis, Fusarium oxysporum, tomat.
EKSPLORASI JAMUR ENDOFIT DAN KHAMIR PADA TANAMAN CENGKEH (Syzygium aromaticum) SERTA UJI POTENSI ANTAGONISMENYA TERHADAP JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) Rosy Husna Shofiana; Liliek Sulistyowati; Anton Muhibuddin
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jamur dan khamir yang terdapat dalam jaringan daun, batang, pangkal batang dan akar tanaman  cengkeh serta potensinya dalam menghambat pertumbuhan jamur Rigidoporus microporus penyebab penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman cengkeh.Metode penelitian yang digunakan yaitu eksplorasi dan uji antagonis jamur endofit dan khamir.Berdasarkan hasil analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kesalahan 0,05, diketahui bahwa hasil uji antagonis jamur endofit dengan selisih waktu 2 hari yang memiliki persentase penghambatan yang relatif besar  dibandingkan dengan perlakuan pengujian antagonis pada waktu yang sama maupun pada selisih waktu 1 hari. Presentase hambatan  yaitu pada jamur Gonatobotryum sp. 2 (89,16%), Colletotrichum sp. 2 (69,16%), Gonatobotryum sp. 2 (65,83%), dan Jamur tidak teridentifikasi (A2) (64,99%), sedangkan pada pengujian khamir terhadap jamur R. microporus, pada semua khamir tidak memiliki potensi dalam penghambatan patogen R. microporus, karena hanya menghasilkan nilai hambatan dibawah 50%. Kata kunci : Jamur Endofit, Khamir, Rigidoporus microporus
PENGARUH FAKTOR ABIOTIK KIMIA TANAH TERHADAP SUPRESSIFITAS TANAH DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill) Dhani Galih Rahmawanto; Anton Muhibuddin; Luqman Qurota Aini
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sifat kimia tanah telah diketahui dapat mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat kimia tanah terhadap perkembangan penyakit layu pada tanaman tomat (L. esculentum Mill) yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum dan pertumbuhan tanaman tomat. Tanah endemik dan non endemik penyakit layu bakteri diperoleh dari delapan lokasi berbeda berdasarkan indikator tinggi tempat dan persentase penyakit. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu analisis sifat kimia tanah dan percobaan rumah kaca. Percobaan rumah kaca dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari delapan perlakuan dan empat ulangan. Parameter pengamatan meliputi: perkembangan persentase penyakit layu, populasi  R. solanacearum, tinggi tanaman, berat basah dan berat kering tanaman. Hasil Percobaan diketahui bahwa sifat kimia tanah berpengaruh pada perkembangan R. solanacearum dan pertumbuhan tanaman tomat. Sifat kimia tanah terutama kandungan K, P, dan C-organik berpengaruh terhadap perkembangan persentase kejadian penyakit  layu bakteri yang disebabkan oleh R. solanacearum pada tanaman tomat. Sifat kimia tanah terutama kandungan nitrogen juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.   Kata kunci : faktor abiotik, unsur hara, Ralstonia solanacearum, tomat 
EKSPLORASI JAMUR FILOPLANE PADA TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens) DAN UJI KEMAMPUAN ANTAGONISNYA TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp.) Ernita Lovera Pratiwi Pasaribu; Ika Rochdjatun Sastrahidayat; Anton Muhibuddin
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan jamur filoplane pada daun seledri dan kemampuan antagonisnya dalam menekan pertumbuhan Colletotrichum sp. penyebab penyakit antraknosa pada seledri. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, pada bulan Maret 2014 hingga Januari 2015. Metode eksplorasi digunakan untuk mendapatkan jamur filoplane pada daun seledri, sedangkan metode oposisi langsung digunakan untuk mengetahui daya hambat jamur filoplane terhadap patogen Colletotrichum sp.. Dari hasil penelitian didapatkan 31 jenis jamur filoplane yang teridentifikasi ke dalam 18 genus yaitu Alternaria sp., Aspergillus spp. (4 isolat), Cylindrocarpon spp. (2 isolat), Curvularia sp., Dreshclera sp., Fusarium spp. (6 isolat), Gloeosporium sp., Nigrospora spp. (3 isolat), Penicillium spp. (4 isolat), Pestalotia sp., Rhizoctonia sp., Stemphylium sp., Trichoderma sp., Verticillium sp., sedangkan terdapat tiga jenis jamur filoplane yang tidak teridentifikasi. Seluruh isolat  jamur filoplane memiliki potensi sebagai antagonis karena dapat menekan pertumbuhan Colletotrichum sp. Hasil uji antagonis terhadap Colletotrichum sp., jamur Aspergillus sp. isolat 3 dan Trichoderma sp. menunjukkan daya hambat tertinggi mencapai masing-masing 68% dan 67%.
APLIKASI CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULAR (CMA) DAN BOKASHI DALAM MEMINIMALISIR PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK PADA PRODUKSI BENIH TANAMAN JAGUNG KETAN (Zea mays ceratina) Dhona Puspita Ningrum; Anton Muhibuddin; Titin Sumarni
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 5 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produksi jagung di Indonesia kebanyakan dilakukan dengan meningkatkan dosis pupuk anorganik, akan tetapi hasil yang didapat masih rendah, sehingga perlu diupayakan suatu teknologi ramah lingkungan untuk dapat mengefektifkan pemupukan serta memperbaiki kesuburan tanah melalui pemberian bokashi dan penggunaan mikroba potensial seperti cendawan mikoriza arbuskular (CMA). Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi CMA dan bokashi dalam meminimalisir pupuk anorganik pada produksi benih jagung ketan. Penelitian dilakukan di laboratorium HPT dan kebun percobaan Fakultas Pertanian Malang, dimulai bulan Mei sampai November 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pupuk anorganik 100%, P1= bokashi+pupuk anorganik 100%, P2= bokashi+pupuk anorganik 75%, P3= bokashi+pupuk anorganik 50%, P4=CMA+pupuk anorganik 100%, P5= CMA+ pupuk anorganik 75%, P6=CMA+pupuk anorganik 50%, P7= CMA+bokashi + pupuk anorganik 100%, P8= CMA+bokashi + pupuk anorganik 75%, P9= CMA+bokashi + pupuk anorganik 50%.Hasil penelitian menunjukkan pemberian bokashi+CMA+pupuk anorganik 75%, bokashi+CMA+pupuk anorganik 100%, bokashi +CMA+ pupuk anorganik 50%, CMA + pupuk anorganik 75% dan CMA + pupuk anorganik 100% mampu meningkatkan hasil biji ton ha-1 masing-masing sebesar 56.66%, 52.22%, 50.51%, 40.27%, dan 38.57% dibandingkan tanaman dengan perlakuan yang hanya menggunakan pupuk anorganik 100%. Penambahan bokashi dan atau CMA dapat meminimalisir pemberian pupuk anorganik pada perlakuan bokashi+ pupuk anorganik 100%, bokashi+ pupuk anorganik 75%, bokashi+pupuk anorganik 50%, CMA+pupuk anorganik 100%, CMA+ pupuk anorganik 75%, CMA+pupuk anorganik 50%, CMA+bokashi+pupuk anorganik 100%, CMA+bokashi+pupuk anorganik 75%, CMA+bokashi+pupuk anorganik 50% masing-masing sebesar 32.76%, 48.55%, 53,75%, 38.57%, 55.20%, 65.36%, 52.22%, 67.50%, dan 75.26%. Kata kunci : Jagung ketan, CMA, bokashi, pupuk anorganik
Identification of Aflatoxigenic Fungi in Myristica fragrans using V8 and CAM Media Arifah, Fitri; Aini, Luqman Qurata; Muhibuddin, Anton; Dianti, Sylvia; Prabowo, Matheus Randy
Research Journal of Life Science Vol 9, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rjls.2022.009.03.3

Abstract

Nutmeg is a spice that might be susceptible to being infected with aflatoxigenic fungi. Aflatoxins are mycotoxins synthesized by certain strains of Aspergillus section Flavi. However, not all strains are able to produce aflatoxins. The approach frequently employed for this survey comprises the cultivation of strains in a suitable liquid or solid medium and their subsequent extraction and analysis for the presence of aflatoxins. To date, very few studies have been conducted on the identification of contaminate and aflatoxigenic fungi in Myristica fragrans. Therefore, this study aimed to identify the contaminate and aflatoxigenic fungi in Myristica fragrans growing on V8 and CAM Media. Isolation of the fungus was carried out by direct agar plating. Lasiodiplodia theobromae, Aspergillus niger, A. tamarii, Penicillium citrinum, Rhizopus delemar, A. nomiae, and A. aflatoxiformans were recovered from nutmeg kernels sampled from North Minahasa, North Sulawesi, Indonesia. The findings of fungal isolation demonstrated that L. theobromae was the most prevalent form of fungus detected in the nutmeg kernels (50%), followed by A. niger (38.13%) and A. tamarii (10%). A. nomiae and A. aflatoxiformans were the aflatoxigenic fungi isolated from M. fragrans kernels.
Analysis of Chitinase Enzyme Trichoderma sp. in Degrading Fusarium oxysporum Rosyida, Risya; Martosudiro, Mintarto; Muhibuddin, Anton
Research Journal of Life Science Vol 9, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rjls.2022.009.03.5

Abstract

The chitinase enzyme in Trichoderma sp. play an important role in pathogen control. This is because chitin is the main component of the fungal cell wall which the chitinase enzyme can degrade. One Trichoderma sp. isolate was obtained (UBPK6) with the highest percentage of inhibition against Fusarium oxysporum, 76.71%. In addition, UBPK6 isolates also showed the highest bromocresol purple reagent test results (indicating the presence of chitinase enzymes). Chitinase enzyme activity was measured for Trichoderma asperellum isolates. The results showed that the optimum incubation period for enzyme production was the 4th day, with an enzyme activity value of 4.05 U/mL. It indicates that this time is the right time for harvesting enzymes. Furthermore, the effect of pH on the chitinase enzyme activity of Trichoderma asperellum fungus. The test results showed that the optimum value was produced at pH 5 with a value of 3.4 U/mL and decreased afterward. The pH five treatment was the best in inhibiting the growth of pathogens, with an inhibition value of 60.63%. The higher the content of the chitinase enzyme, the higher its ability to degrade damage to the germination of pathogenic spores, thus causing the growth of the pathogen to be inhibited.
Uji Antagonisme Penicillium spp. UB Forest Terhadap Patogen Penyebab Penyakit Tanaman Cabai Muhibuddin, Anton; susanti, ambar
AGROSAINTIFIKA Vol. 7 No. 1 (2024): November
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cabai (Capsicum L.) merupakan komoditas tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia, namun produktivitas cabai di Indonesia masih tergolong rendah karena terkendala juga oleh serangan penyakit yang mengakibatkan kehilangan hasil. Penyakit layu yang disebabkan oleh fungi patogen Fusarium sp. dan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh fungi patogen Colletotrichum sp. merupakan penyakit penting pada tanaman cabai. Tanaman yang terserang penyakit tersebut cenderung mengalami penurunan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengendalian dan mekanisme antagonisme menggunakan Penicillium spp. terhadap fungi patogen Fusarium sp. dan Colletotrichum sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mulai bulan Desember 2023 sampai dengan bulan Juni 2024. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media PDA, isolasi fungi patogen, pemurnian fungi (antagonis dan patogen), identifikasi makroskopis dan mikroskopis, uji antagonis in vitro, pengamatan makroskopis dan mikroskopis, serta perhitungan persentase daya hambat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penicillium spp. mempunyai efektivitas kurang dari 40% (minimum) dalam menekan pertumbuhan fungi patogen Fusarium sp. dan Colletotrichum sp. Mekanisme penghambatan yang terjadi antara Penicillium spp. terhadap Fusarium sp. adalah kompetisi dan antibiosis, sedangkan mekanisme antara Penicillium spp. terhadap Colletotrichum sp. adalah kompetisi.