Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Otonomi Daerah Dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Arifudin, Iis
Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 1 No 1 (2014): Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.81 KB) | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v1i1.32

Abstract

Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemberlakuan Otonomi Daerah ini memiliki makna strategis dan signifikansi bagi dunia pendidikan. Dalam perspektif pendidikan, Otonomi Daerah identik dengan desentralisasi pendidikan. Posisi madrasah dalam kerangka Otonomi Daerah sekarang ini sangat dilematis. Pendidikan Madrasah yang berkaitan dengan keagamaan tetap menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dibawah Departemen Agama. Padahal, sebagai lembaga pendidikan, seharusnya madrasah masuk dakam kerangka Sistem Pendidikan Nasional dan menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Strategi peningkatan mutu madrasah harus mengacu pada profesionalisme. Untuk mewujudkan semua itu, maka madrasah masa depan harus dikelola dengan manajemen modern, yang sekarang ini dikenal dengan istilah Total Quality Education (TQE) sebagai adaptasi dari Total Qulaity Management (TQM). Madrasah masa depan harus prospektif dan mampu memenuhi 3 (tiga) harapan masyarakat, yaitu: mencerdaskan, menjanjikan dan menginternalisasikan. Dengan demikian, madrasah masa depan akan menjadi pilihan umat.
PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM: RAHMATAN LIL ‘ALAMIN (Gagasan dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam) Arifudin, Iis
Forum Tarbiyah Vol 9 No 2: Desember 2011
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peace is one of the main features of the Islamic religion.In Alquran Surat al-Anbiya ‘(21) Paragraph 107 stated that Islam isa religion that brings mercy for all creatures. In other words, wheneverand wherever Muslims are, must provide guarantees for thesafety and peace of humanity around him. Not a threat, let alone theenemy. The principle of the Qur’an is based on the recognition ofIslam to universal humanity, because in principle, Islam is a universalreligion. Departing from the principles of the Koran, then in this paperattempt to explore the paradigm of Islamic education, where inits implementation through 3 (three) things: first, a paradigm shiftfrom teaching to educate teachers. Second, Islam is humanist educationand nonviolence. Third, educate inclusive attitude.
DESAIN PENDIDIKAN HUMANIS-RELIGIUS Arifudin, Iis
AL-MISBAH (Jurnal Islamic Studies) Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.937 KB) | DOI: 10.12928/al-misbah.v2i2.98

Abstract

Education we now have a very sharp scrutiny of the public. Our education is considered to have failed in shaping the personality of the learners. That's because, first; many phenomena frequent fighting between students, orgy, party drugs, and some acts of violence committed by a student, whether it be in school or outside of school. Second; the phenomenon of widespread culture of corruption committed by some unscrupulous Executive, Legislative, and Judiciary. Of some of the above phenomenon, there is a common thread that we can draw from the cause of the behavior disorders. According to the author, it is due to the implementation of the education we only emphasize the sheer cognitive aspects, while aspects of affective, psychomotor, and spiritually is still largely untouched. So practical education we can only give birth to a smart and intelligent, but do not have a noble character. This paper seeks to provide a solution to the problems of our national education with a design-religus humanist education. In-religious humanist education, process or means it is more important than the end or outcome. The process is more concerned with the function of education, not a forced output, also not just the pursuit of value as is currently happening in the world of our national education. In this paper described how the philosophical foundations, curriculum and materials, methods and teaching and learning, educational objectives, and evaluation model-religious humanist education.
Urgensi Implementasi Pendidikan Multikultural di Sekolah Arifudin, Iis
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan Vol 12 No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1790.142 KB) | DOI: 10.24090/insania.v12i2.252

Abstract

Indonesian nation consist of many kind of culture, ethnic, race, religion, etc. At one side that diversity is a treasure of Indonesian, but at other side it triggers social conflict. Conflict that happens about three decade of New Order power is because our education always teaching similarity (uniformity) and averse plurality. Therefore, this paper suggested multicultural education as solution to this problem. Multicultural education has to be implemented on learning process at school. It not necessarily became separated lesson, but can integrated to every lesson . Multicultural education is a process to cultivating attitude to respect each other, honest, and tolerant to cultural diversity that exit on the plural society. With multicultural education we hope there’s toughness and flexibility of this nation to face the clash of social conflict.
Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islam Iis Arifudin
Edukasia Islamika Volume 1, Number 1 2016, Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.715 KB)

Abstract

AbstractIntegration of science and religion means combining science and religion.However, it does not completely mix them because they have their own characteristics. The integration of science and religion is a very possible thing in Islamic paradigm because it is based on the concept of tauhid. It is necessary for science and religion to emerge the awareness of holistic and comprehensive concept in education. By integrating science and religion especially in Islamic education system, the students will be motivated to conduct a scientific research by linking it to religion. Moreover, it will also encourage the teachers to be more creative in teaching the students and educate the school participants to respect other religions as well.AbstrakMembicarakan tentang integrasi sains dan agama berarti berupaya untuk memadukan antara sains dan agama, tak harus berarti menyatukan atau bahkan mencampuradukan, karena identitas atau watak dari masing-masing kedua entitas itu tak mesti hilang dan harus tetap dipertahankan. Dalam paradigma Islam, integrasi antara agama dan sains adalah sesuatu yang mungkin adanya, karena didasarkan pada gagasan ke-Esa-an (tauhid). Sudah saatnya, sains dan agama harus menghadirkan kesadaran yang muncul lewat pandangan-pandangan yang lebih harmonis, holistik, dan komprehensif. Pendidikan merupakan salah satu medium terbaik untuk tujuan tersebut. Dengan integrasi sains dan teknologi berimplikasi pada pendidikan Islam antara lain: pertama, berimplikasi dalam hal kurikulum, mengantarkan peserta didik agar memiliki hasrat dan kemampuan untuk melakukan penelitian (riset) pada bidang-bidang sains untuk kemudian menemukan “titik sambungnya” dengan realitas objektif yang terjadi pada wilayah keagamaan. Kedua, implikasi dalam proses belajar mengajar, guru mengembangkan imajinasi kreatif. Dan ketiga implikasi dalam aspek pendidikan sosial keagamaan. Dengan paradigma integratif, menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan sebuah keyakinan dalam beragama.
Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islam Iis Arifudin
Edukasia Islamika Volume 1, Number 1 2016, Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractIntegration of science and religion means combining science and religion.However, it does not completely mix them because they have their own characteristics. The integration of science and religion is a very possible thing in Islamic paradigm because it is based on the concept of tauhid. It is necessary for science and religion to emerge the awareness of holistic and comprehensive concept in education. By integrating science and religion especially in Islamic education system, the students will be motivated to conduct a scientific research by linking it to religion. Moreover, it will also encourage the teachers to be more creative in teaching the students and educate the school participants to respect other religions as well.AbstrakMembicarakan tentang integrasi sains dan agama berarti berupaya untuk memadukan antara sains dan agama, tak harus berarti menyatukan atau bahkan mencampuradukan, karena identitas atau watak dari masing-masing kedua entitas itu tak mesti hilang dan harus tetap dipertahankan. Dalam paradigma Islam, integrasi antara agama dan sains adalah sesuatu yang mungkin adanya, karena didasarkan pada gagasan ke-Esa-an (tauhid). Sudah saatnya, sains dan agama harus menghadirkan kesadaran yang muncul lewat pandangan-pandangan yang lebih harmonis, holistik, dan komprehensif. Pendidikan merupakan salah satu medium terbaik untuk tujuan tersebut. Dengan integrasi sains dan teknologi berimplikasi pada pendidikan Islam antara lain: pertama, berimplikasi dalam hal kurikulum, mengantarkan peserta didik agar memiliki hasrat dan kemampuan untuk melakukan penelitian (riset) pada bidang-bidang sains untuk kemudian menemukan “titik sambungnya” dengan realitas objektif yang terjadi pada wilayah keagamaan. Kedua, implikasi dalam proses belajar mengajar, guru mengembangkan imajinasi kreatif. Dan ketiga implikasi dalam aspek pendidikan sosial keagamaan. Dengan paradigma integratif, menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan sebuah keyakinan dalam beragama.
Otonomi Daerah Dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Iis Arifudin
Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 1 No. 1 (2014): Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v1i1.32

Abstract

Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemberlakuan Otonomi Daerah ini memiliki makna strategis dan signifikansi bagi dunia pendidikan. Dalam perspektif pendidikan, Otonomi Daerah identik dengan desentralisasi pendidikan. Posisi madrasah dalam kerangka Otonomi Daerah sekarang ini sangat dilematis. Pendidikan Madrasah yang berkaitan dengan keagamaan tetap menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dibawah Departemen Agama. Padahal, sebagai lembaga pendidikan, seharusnya madrasah masuk dakam kerangka Sistem Pendidikan Nasional dan menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Strategi peningkatan mutu madrasah harus mengacu pada profesionalisme. Untuk mewujudkan semua itu, maka madrasah masa depan harus dikelola dengan manajemen modern, yang sekarang ini dikenal dengan istilah Total Quality Education (TQE) sebagai adaptasi dari Total Qulaity Management (TQM). Madrasah masa depan harus prospektif dan mampu memenuhi 3 (tiga) harapan masyarakat, yaitu: mencerdaskan, menjanjikan dan menginternalisasikan. Dengan demikian, madrasah masa depan akan menjadi pilihan umat.
THE DEMOCTRATIZATION OF EDUCATIONAL SYSTEM IN ISLAMIC BOARDING SCHOOL; CASE STUDY IN AL-MUNAWIR ISLAMIC BOARDING SCHOOL IN KRAPYAK YOGYAKARTA (DEMOKRATISASI SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN; Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta) IIS ARIFUDIN
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 2, No.1, January 2019
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (900.702 KB) | DOI: 10.31943/afkar_journal.v3i1.39

Abstract

The research aims to investigate: (1) implementation of democtratization of educational system in islamic boarding school; (2) the factor of prosponent and inhibit in implementing of democtratization of educational system in boarding school; and (3) the prospect of democtratization of educational system in boarding school to shape civil society. The research was qualitatif approach by using case study. Research subject are headmaster of boarding school and student. The data were colected by observation, interview, and documentation. The data were analyzed desciptively. The results showet that: The first; implementation of the democratization of the educational system in Islamic boarding schools in the form of: 1) to establish an open attitude through a process approach in teaching. 2) to establish collective leadership. 3) There is no punishment system for students who violated the regulation, but by inculcating self-awareness. 4) There is freedom for student of boarding school to have communication devices / mobile phones. 5) the headmaster of boarding school gave concessions to student to look for general knowledge outside the boarding school. Second; Supporting Factors: education of Humanist-religious, enthusiasm and religious motivation, sincerity, and autonomy and independence. While the inhibiting factors include: Eliteism in religion. Barakah tradition and total obedience was wrong. Third; The prospect of democratization educational system in boarding school to shape civil society. Civil society was the form of society that was based on religion as a source of morality, inspiration and action in order of social life for social togetherness to live peacefully, democratic and tolerant, so that shape an ethical society, egalitarian and civilization. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi: (1) pelaksanan demokratisasi sistem pendidikan di Pondok Pesantren; (2) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan demokratisasi sistem pendidikan di pondok pesantren; dan (3) prospek demokratisasi sistem pendidikan pondok pesantren dalam mewujudkan masyarakat madani. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Subyek penelitianya adalah pengasuh pesantren dan santri. Metode pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data bersifat deskriptif. Hasil penelitianya menunjukan: Pertama; Pelaksanaan demokratisasi sistem pendidikan di pondok pesantren berupa: 1) Pembentukan sikap terbuka melalui pendekatan proses dalam pengajaran. 2) Membentuk kepemimpinan kolektif. 3) Tidak ada sistem ta’zir (hukuman) bagi santri yang melanggar qanun (peraturan), tapi dengan penanaman kesadaran diri. 4) Adanya kebebasan bagi santri untuk memiliki alat komunikasi/handphone. 5) Pengasuh memberikan kelonggaran kepada santri untuk mencari ilmu pengetahuan umum di luar pondok pesantren. Kedua; Faktor Pendukung: Pendidikan humanis-religius, semangat dan motivasi agama, keikhlasan, dan otonomi serta kemandirian. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: Elitisme dalam agama. Tradisi barokah dan kepatuhan total yang salah. Ketiga; Prospek demokratisasi sistem pendidikan pesantren dalam mewujudkan masyarakat madani. Masyarakat madani merupakan bentuk masyarakat yang didasarkan agama sebagai sumber moral, inspirasi dan aksi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat atas kebersamaan sosial untuk hidup secara damai, penuh demokratis dan toleransi, sehingga terwujud masyarakat etis, egaliter dan berbudaya. Karena masyarakat madani tidak akan terwujud tanpa proses transmisi kebudayaan yang di dalamnya sangat berperan fungsi pendidikan.
PENGEMBANGAN DAN PEMBAHARUAN PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM DI INDONESIA: GAGASAN DAN IMPLEMENTASINYA Iis Arifudin; Ali Miftakhu Rosyad
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 4, No.2, July 2021
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.512 KB) | DOI: 10.31943/afkarjournal.v4i2.222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan dan inovasi pesantren di Indonesia. makalah ini adalah penelitian perpustakaan. Secara historis, perkembangan perguruan tinggi Islam di Indonesia mengacu pada tiga orientasi, yaitu: merespon pendidik dan mengembangkan wacana keislaman. Relevansi ketiga ori tersebut dapat dilihat dari perkembangan perguruan tinggi Islam. Tahun 1990-an, tiga merupakan inovasi untuk menjadikan IAIN (Institut Studi Islam Negeri) sebagai pusat unggulan Studi Islam. Sedangkan pada tahun 2000-an, terjadi transformasi pengembangan IAIN menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) selain untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, segala kelemahan IAIN harus diperbaiki agar tetap eksis sebagai lembaga publik yang mengembangkan tanggung jawab utamanya dalam menyelenggarakan perguruan tinggi khususnya di bidang studi Islam. Perubahan IAIN menjadi UIN disebabkan oleh dualisme atau dikotomi keilmuan. Oleh karena itu, tiga reintegrasi keilmuan sangat diperlukan dalam pengembangan perguruan tinggi Islam.
PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM: RAHMATAN LIL ‘ALAMIN (Gagasan dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam) Iis Arifudin
Jurnal Forum Tarbiyah Vol 9 No 2: Desember 2011
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peace is one of the main features of the Islamic religion.In Alquran Surat al-Anbiya ‘(21) Paragraph 107 stated that Islam isa religion that brings mercy for all creatures. In other words, wheneverand wherever Muslims are, must provide guarantees for thesafety and peace of humanity around him. Not a threat, let alone theenemy. The principle of the Qur’an is based on the recognition ofIslam to universal humanity, because in principle, Islam is a universalreligion. Departing from the principles of the Koran, then in this paperattempt to explore the paradigm of Islamic education, where inits implementation through 3 (three) things: first, a paradigm shiftfrom teaching to educate teachers. Second, Islam is humanist educationand nonviolence. Third, educate inclusive attitude.