Menopause menyebabkan perubahan hormonal yang berdampak pada penurunan fungsi seksual, termasuk hasrat, lubrikasi, dan orgasme. Salah satu intervensi nonfarmakologis yang berpotensi meningkatkan fungsi seksual adalah pijat endorphine, melalui mekanisme stimulasi hormon endorphin dan oksitosin, sejalan dengan hal tersebut maka dilakukanlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat endorphine terhadap fungsi seksual pada perempuan menopause di wilayah kerja Puskesmas Sungai Dua Banyuasin. Metode penelitian menggunakan desain pre-eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sampel berjumlah 35 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Pengukuran fungsi seksual dilakukan menggunakan kuesioner FSFI (Female Sexual Function Index) sebelum dan sesudah intervensi pijat endorphine selama 4 minggu (3 kali seminggu, masing-masing 15–20 menit). Analisis data menggunakan uji paired sample t-test dengan taraf signifikansi 0,05, rata-rata skor FSFI sebelum intervensi sebesar 22,83 meningkat menjadi 29,20 setelah intervensi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menandakan bahwa pijat endorphine memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan fungsi seksual pada perempuan menopause. Pijat endorphine terbukti efektif meningkatkan fungsi seksual perempuan menopause dan diharapkan dapat menjadi alternatif terapi nonfarmakologis di layanan kesehatan primer untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan menopause, kedepannya untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperluas lingkup penelitian dengan melibatkan kelompok kontrol dan mengamati efek jangka panjang pijat endorphine. Selain itu, hasil studi ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan untuk mempertimbangkan pijat endorphine sebagai bagian dari edukasi dan penanganan komprehensif bagi perempuan menopause.