Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN APRI SCORE AND THE DEGREE OF ESOPHAGEAL VARICES IN LIVER CIRRHOSIS PATIENTS AT RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Wijayana, Kamal; Putra, Fadhly Nino; Djatmiko, Wahyu; Siswandari, Wahyu; Magfiroh, Nisaul
Medical and Health Journal Vol 4 No 2 (2025): February
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mhj.2025.4.2.14997

Abstract

Esophageal varices are one of the most common complications in patients with liver cirrhosis and can lead to high-risk bleeding. This study aims to analyze the relationship between the APRI (Aspartate Aminotransferase-to-Platelet Ratio Index) score and the degree of esophageal varices in liver cirrhosis patients at RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. This research used an observational analytic design with a cross-sectional approach, involving 89 patients who met the inclusion criteria. The analysis revealed a significant positive correlation between the APRI score and the degree of esophageal varices (p=0.039, r=0.220), indicating that the higher the degree of esophageal varices, the higher the APRI score. These findings suggest that the APRI score can be used as a non-invasive tool to detect the degree of esophageal varices in liver cirrhosis patients, with potential as a more practical and cost-effective diagnostic method
The Interplay between Hepcidin, Il-6, and NF-ΚB in Transfusion-Dependent Thalassemia-Β Patients Alifah, Assha Luthfianie; Rujito, Lantip; Siswandari, Wahyu
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 2 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i2.5630

Abstract

Hepcidin, a key regulator of iron metabolism, interacts with inflammatory cytokines like IL-6 and transcription factors such as NF-κB, which play crucial roles in the body's response to inflammation and iron homeostasis especially in transfusion-dependent Thalassemia-β patient. Their interplay in transfusion-dependent thalassemia-β patients, particularly in the context of iron chelation therapy, remains underexplored. Understanding these dynamics could provide insights into optimizing treatment strategies for better patient outcomes. Objective: Determine the relationship between hepcidin levels and IL-6 and NFκB in β-thalassemia sufferers who underwent blood transfusions and determine the effect of the type of iron chelation, and the regularity of iron chelation consumption with the relationship between hepcidin, IL-6 and NFκB levels in β-thalassemia sufferers who underwent transfusions blood. Method: A cross-sectional, quantitative correlation study involving transfusion-dependent thalassemia-β patients was conducted. Serum levels of hepcidin, IL-6, and NF-κB were measured, and the relationships among these biomarkers were analyzed using Pearson correlation. The impact of iron chelation therapy type and adherence on these relationships was also assessed using stratified statistical analysis. Results: Hepcidin levels with IL-6 were found with p = 0.757. The next analysis is the relationship between Hepcidin levels and NFκB with p = 0.029. Conclusions: The relationship between hepcidin levels and IL-6 did not contribute significantly, while there was a significant relationship between hepcidin levels and NFκB. The relationship was influenced by moderating variables, namely the type of iron chelation and the regularity of iron chelation consumption.
Peran Serta Akademisi dalam Aktivasi Yayasan Thalassemia Indonesia Cabang Banyumas Rujito, Lantip; Siswandari, Wahyu; Lestari, Diyah Woro Dwi; Faiza, Dinar; Aminah, Siti; Purwoko, Ari; Suprihatin, Suprihatin
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.1.2.10561

Abstract

Thalassemia telah menjadi masalah kesehatan yang mendesak di Indonesia karena tingginya prevalensi pembawa dan individu yang terkena. Keberagaman kelompok etnis di nusantara berkontribusi pada distribusi jenis thalassemia yang bervariasi, dengan beta-thalassemia menjadi yang paling umum. Data epidemiologi menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk strategi komprehensif untuk memerangi thalassemia dan meningkatkan kualitas hidup individu yang terkena. Gerakan thalassemia di Indonesia diprakarsai oleh Yayasan Thalassemia Indonesia (YTI). YTI telah muncul sebagai kekuatan pendorong di balik peningkatan kesadaran, mengadvokasi kebijakan perawatan kesehatan yang lebih baik, dan mendorong jaringan dukungan untuk pasien dan keluarga mereka. Kegiatan yayasan mencakup berbagai bidang, termasuk kampanye publik, program pendidikan, dan inisiatif penelitian. Upaya kolaboratif antara yayasan dan akademisi telah mendorong pendekatan sinergis, menggabungkan keahlian ilmiah dengan advokasi akar rumput dan keterlibatan masyarakat. Partisipasi akademisi memainkan peran penting dalam membentuk kegiatan yayasan, mulai dari penelitian dan peningkatan kapasitas hingga konseling dan skrining genetik. Kekuatan kemitraan interdisipliner dalam mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks diharapkan dapat meningkatkan kehidupan individu yang terkena thalassemia.
Pelatihan Diagnosis Anemia Dan Thalassemia Bagi Dokter Dan Tenaga Teknis Kesehatan Di Wilayah Banyumas Rujito, Lantip; Siswandari, Wahyu; Wahyudin, Wahyudin; Lestari, Diyah Woro Dwi; Ferine, Miko; Sylviningrum, Thianti; Suprihatin, Suprihatin; Hatmoko, Sito
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.2.1.12905

Abstract

Masalah kesehatan Thalassemia di Indonesia, khususnya di Banyumas, telah menjadi perhatian utama karena tingginya prevalensi dan dampak ekonomi yang signifikan. Kabupaten Banyumas, dengan angka carrier Thalassemia yang mencapai 8%, menghadapi tantangan besar dalam pencegahan penyakit ini. Artikel ini membahas pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam diagnosis dan pencegahan anemia serta Thalassemia di wilayah Banyumas. Pelatihan ini diikuti oleh tenaga teknis kesehatan dari berbagai Puskesmas dan berhasil meningkatkan pengetahuan serta keterampilan peserta secara signifikan. Selain itu, pelatihan ini juga mendorong terbentuknya jaringan kolaborasi antar Puskesmas yang penting untuk keberhasilan implementasi program pencegahan di masa mendatang. Meskipun demikian, tantangan yang teridentifikasi selama pelatihan, seperti keterbatasan alat dan variasi pemahaman masyarakat, menunjukkan perlunya upaya berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak. Hasil pelatihan ini menjadi langkah awal yang penting menuju pencapaian target zero Thalassemia mayor di Banyumas pada tahun 2030.