Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

INFLUENCER SEBAGAI EARLY ADOPTER (STUDI KASUS KONTEN YOUTUBE KANAL FITRA ERI TENTANG MOBIL LISTRIK) Muhamad Reznu Firsyawardana; Rony K Pratama; Rino Andreas; Septi Anggita Kriskartika; Siti Umaiyah
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 7: Desember 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transportasi sebagai kebutuhan manusia untuk berpindah tempat meningkat pesat dengan ditemukannya mobil listrik. Mobil listrik menjadi topik yang menarik bagi Fitra Eri yang memiliki channel YouTube yang membahas tentang mobil listrik di Indonesia. Sebuah studi kasus mengkaji bagaimana peran Fitra Eri melalui channel YouTube miliknya dalam menyebarluaskan informasi terkait mobil listrik dengan mengkaji teori difusi inovasi milik Everett M. Rogers. Hasil studi menunjukkan bahwa Fitra Eri dapat digolongkan sebagai early adopter yang berani mencoba inovasi dan membagikan pengalamannya kepada masyarakat.
Gender Identity Construction in Cyberspace: A Netnographic Analysis of Tinder Users Andreas, Rino; Septiyanti, Nisa Dwi; Maulana, Mahesa
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol. 20 No. 1 (2025): April
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/sa.v20i1.25618

Abstract

Tinder is one of the virtual spaces that allows individuals to negotiate and present themselves dynamically. Stereotypes and traditional social norms continue to influence how gender is understood and represented online, which in turn reinforces problematic biases in interactions in digital spaces. This study aims to analyze the construction of gender identity among Tinder dating app users within the framework of a digital society. Employing a qualitative method with a netnographic approach, this research involves the researcher's active participation in the Tinder platform's virtual space by observing 52 user accounts and conducting in-depth interviews with five informants. The findings reveal that Tinder users construct gender identity through visual and textual elements, including profile photos, brief bios, hobbies, and interests. Gender identity on the platform can be manipulated and diversified to represent themselves as "women" and or "men." It underscores the necessity for contextualization and redefinition of gender identity within cyberspace. The study makes a significant contribution by revealing how gender identity on Tinder challenges traditional binaries through performative practices that blur the rigid boundaries between “feminine” and “masculine” while offering new insights into gender fluidity within digital spaces as arenas for renegotiating social norms.
Managing value proposition of small medium enterprise through digital business communication Nur, Fasichah Tia; Andreas, Rino; Liang, Chen Wei
Manajemen Komunikasi Vol 9, No 2 (2025): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v9i2.62057

Abstract

Digital business communication has proven to be a determining factor in increasing the competitiveness and adaptability of SMEs in the midst of a dynamic digitalization era. In addition, the use of the Value Proposition framework in digital marketing strategies has shown significant effectiveness in expanding reach and increasing customer engagement in local product-based SMEs. This study aims to analyze how Gang Gowes implements its value proposition through strategic business communication on Instagram in the context of bicycle tourism in Solo, Indonesia. The demand for tourism, sports, and culinary experiences has grown beyond just recreation and health, but also the desire to socialize, create, upload, and share content on social media platforms, especially Instagram. This study uses a qualitative approach by analyzing Gang Gowes’ Instagram posts and conducting in-depth customer interviews. Through the BMC analysis, we found that Gang Gowes, as a bicycle rental business, implements a value proposition by differentiating itself from other similar bicycle rental business competitors. Gang Gowes offers a spontaneous experience, aesthetic value, and quick services. Furthermore, the use of interactive communication through Instagram provides interesting visualization, routes travelled, and stories built by customers that provide a value proposition to consumers effectively. This study offers a value proposition implementation model that can be replicated by tourism businesses based on experience and visual narratives, a business that can build attractiveness as well as emotional engagement with its consumers.
Peningkatan Literasi Informasi untuk Pustakawan, Guru dan Pegiat Literasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Karanganyar Rino Andreas; Adimas Maditra Permana; Priyanto Priyanto
Harmoni Sosial : Jurnal Pengabdian dan Solidaritas Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2025): Juli : Harmoni Sosial : Jurnal Pengabdian dan Solidaritas Masyarakat
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/harmoni.v2i3.1758

Abstract

Tujuan artikel ini untuk mengelaborasi peningkatan literasi informasi pustakawan, guru, dan pegiat literasi melalui Bimbingan Teknis yang diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Karanganyar. Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari melibatkan narasumber dari berbagai institusi seperti D3-Komunikasi Terapan UNS, D3-Perpustakaan UNS, UPT Perpustakaan UNS, UMUKA, dan Kominfo, serta difokuskan pada materi kebutuhan informasi, penelusuran, evaluasi, analisis, sintesis, dan diseminasi informasi, yang sejajar dengan capaian literasi sebagaimana digariskan dalam literatur pelatihan literasi informasi. Metode yang digunakan adalah program pelatihan interaktif terpadu, terdiri dari ceramah, studi kasus, simulasi praktik, diskusi kelompok, dan tanya jawab. Tiap narasumber memberikan sesi spesifik sesuai keahlian. Evaluasi dilakukan melalui pre‑test dan post‑test, observasi partisipatif, serta refleksi individu. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam kompetensi literasi informasi para peserta: rata‑rata skor post‑test naik dibanding pre‑test; peserta melaporkan peningkatan kemampuan merumuskan kebutuhan informasi, memilih sumber yang relevan, mengevaluasi kredibilitas, melakukan analisis dan sintesis, serta menyebarkan informasi secara sistematis. Selain itu, partisipasi aktif dan sangat tingginya antusiasme peserta mencerminkan keberhasilan metode interaktif. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pelatihan literasi informasi efektif meningkatkan kemampuan praktis pustakawan dan tenaga perpustakaan. Secara keseluruhan, Bimtek ini efektif meningkatkan literasi informasi secara sistematis, dan direkomendasikan sebagai model pelatihan berkelanjutan untuk penguatan layanan perpustakaan daerah.
Prosumsi Komunikasi Penggemar Enhypen Indonesia Di Platform X Mawarni, Rida Indah; Andreas, Rino
Petanda: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora Vol 7, No 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/petanda.v7i2.5474

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi praktik prosumsi komunikasi penggemar Enhypen Indonesia atau biasa disebut Engene Indonesia yang berkembang di komunitas Enhypen World Tour in Jakarta dalam platform X. Dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, penelitian ini menganalisis praktik produksi dan konsumsi konten penggemar guna mendukung keberlanjutan komunitas virtual yang aktif dan dinamis. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif dengan menganalisis 45 tweet yang paling ramai diperbincangkan selama bulan Oktober–November 2024, serta wawancara mendalam terhadap empat Engene Indonesia yang tergabung dalam komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat praktik dalam prosumsi komunikasi, yaitu 1) gerakan kolektif dalam komunitas virtual, 2) sarana dukungan penggemar, 3) wadah untuk ekspresi penggemar, dan 4) komunitas sebagai wadah promosi. Keempat praktik ini memperlihatkan bagaimana penggemar tidak hanya berperan sebagai konsumen pasif, tetapi juga sebagai produsen aktif yang menciptakan narasi, visual, dan interaksi digital yang memperkuat identitas komunitas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa praktik prosumsi menunjukkan konsumsi berkelanjutan untuk mempertahankan komunitas serta mampu menggabungkan peran produsen dan konsumen dalam ruang digital.
Representasi diri melalui praktik Fashion pada Instagram Jeffry Jouw Akbar Darmawan; Rino Andreas
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v10i1.12796

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi diri terutama dalam praktik fashion yang ada pada Instagram Jefery Jouw. Individu menggunakan Instagram yang termasuk di antara jaringan media sosial paling aktif untuk membangun identitas mereka dan memamerkan persona mereka yang melaluinya mereka melibatkan pengikut mereka. Jeffry Jouw memamerkan bagaimana media sosial membantu influencer branding melalui selera mode otomotifnya sambil membangun dampak visual yang konsisten pada platform tersebut. Penelitian ini meneliti kemahiran ganda Jeffry Jouw yang ditunjukkan melalui pemilihan pakaian sambil mengevaluasi bagaimana kendaraan mewah berfungsi sebagai elemen yang meningkatkan interaksi audiens dalam semua konten modenya. Metode dalam penelitian ini berasal dari analisis konten yang menggunakan wawancara pengikut akun Jejouw sebagai sumber utama beserta data unggahan Instagram Jejouw. Penelitian ini menyelidiki pilihan busana Jejouw yang mengungkapkan identitas sosialnya serta bagaimana para pengikut menggunakan konten ini untuk mengembangkan identitas pribadi mereka. Jejouw terus-menerus menggambarkan keanggotaannya di kelas atas dengan mengenakan merek busana mewah Off-White dan Balenciaga dalam unggahan Instagram-nya. Para pengikutnya menggunakan citra eksklusifnya untuk mereproduksi gaya berpakaiannya karena mereka ingin mengekspresikan status sosial dan identitas pribadi mereka. Pilihan busana yang dibuat oleh Jejouw berfungsi sebagai alat komunikasi visual yang efektif yang membantu membentuk representasi diri dan mengekspresikan status sosial secara efektif di Instagram.
Analyzing the Representation of Ganbaru Values in Anime Blue Period through Roland Barthes' Semiotic Approach Lestari, Herlindadwi; Andreas, Rino
Jogjakarta Communication Conference (JCC) Vol. 3 No. 1 (2025): The 6th Jogjakarta Communication Conference (JCC)
Publisher : Jogjakarta Communication Conference (JCC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anime is a mass communication media that influences conveying a cultural message to the audience, so anime can show a country's culture. This study aims to analyze the representation of the ganbaru value contained in the character Yatora Yaguchi and how the anime can be an inspirational tool for the audience. This research seeks to identify how ganbaru values are packaged through signs, symbols, and audiovisuals. In this study, the researcher used a descriptive qualitative method and analyzed using Roland Barthes' semiotic theory. The sample used was purposive sampling, where data collection was carried out based on criteria relevant to the study. Based on the study's results, Yatora Yaguchi shows ganbaru values as follows: 1.) Hard Worker, 2.) Fighting to the Last Breath, 3.) Determined to Find a Solution and 4.) Never Give Up. There are also positive effects, such as not giving up easily, and negative effects from the pressure to high standards. With this analysis, it can be understood that the Yaguchi character is a representation of the form of ganbaru values in culture in Japanese society.  
ANALISIS WACANA KRITIS PADA DOMINASI KECERDASAN BUATAN DALAM RUANG PUBLIK DIGITAL: KASUS OPENAI DAN DEEPSEEK DI PLATFORM X Septi Anggita Kriskartika; Rino Andreas; Muhamad Reznu Firsyawardana; Siti Umaiyah; Rony Kurniawan Pratama
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 3: Agustus 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siapa yang benar-benar mengendalikan narasi ketika algoritma berbicara lebih tegas daripada manusia? Di era digital, pengaruh kecerdasan buatan (AI) tidak hanya bersifat teknologis, tetapi juga menentukan arah diskursus publik. Penelitian ini menelaah bagaimana OpenAI dan DeepSeek, dua aktor utama dalam ekosistem AI global, membentuk opini publik melalui komunikasi digital di Platform X. Dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) model Norman Fairclough, penelitian ini menganalisis teks, praktik diskursif, dan praktik sosial dari cuitan dan respons selama tahun 2025. Hasilnya menunjukkan bahwa OpenAI membangun narasi otoritas ilmiah dan etika AI, sementara DeepSeek mengusung retorika inovasi terbuka dan akses inklusif. Praktik wacana ini merefleksikan pergeseran otoritas digital yang dimediasi oleh kekuatan simbolik algoritmik. Penelitian ini menegaskan pentingnya analisis kritis terhadap wacana teknologi dalam memahami relasi kuasa baru di ruang publik digital.
Analisis Resepsi Generasi Z terhadap Pemberitaan Daring DeepSeek AI di Tempo.co Andreas, Rino; Pratama, Rony Kurniawan; Fisyawardana, Muhamad Reznu; Kriskartika, Septi Anggita; Umaiyah, Siti
Translitera : Jurnal Kajian Komunikasi dan Studi Media Vol 14 No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Islam Balitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35457/translitera.v14i2.4861

Abstract

This study aims to analyze audience reception of DeepSeek AI news coverage on Tempo.co, specifically to understand how Generation Z interprets and responds to issues surrounding artificial intelligence. The research employs Stuart Hall’s reception analysis using a qualitative approach. Data were examined through the encoding-decoding model to identify patterns of dominant, negotiated, and oppositional readings of the online news content. The findings reveal that Gen Z's perception of DeepSeek AI news on Tempo.co reflects dominant and negotiated positions. Gen Z readers critically interpret the reporting, focusing on word choice and the underlying narrative of the AI rivalry between ChatGPT and DeepSeek AI within the broader geopolitical tension between the United States and China. The meaning derived from the news is shaped by the readers' dynamic experiences and socio-cultural backgrounds. Furthermore, the reception of information occurs not only at the level of consciousness but also manifests in social practices, demonstrated by the strategic negotiation in the ethical and responsible use of AI
INSTAGRAM DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT TONTONAN “GEJAYAN MEMANGGIL” Andreas, Rino
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jids.v4i1.2259

Abstract

Aksi Gejayan merupakan demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa pada 23 September 2019 di Yogyakarta. Mahasiswa melakukan demostrasi sebagai respons terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan masyarakat dan mengancam semangat demokrasi di Indonesia. Media sosial Instagram kemudian dibanjiri dengan postingan foto-foto terkait aksi demonstrasi dengan tagar #GejayanMemanggil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika yang menganalisis tanda dalam level denotasi dan konotasi, serta menggunakan teori masyarakat tontonan, konsep yang dipopulerkan oleh Guy Debord dalam melihat postingan foto-foto aksi Gejayan. Hasilnya, “Gejayan Spectacle” dilihat sebagai fenomena peserta aksi demonstrasi Gejayan yang aktif merepresentasikan dirinya. Mereka juga membangun citra diri sebagai objek yang dilihat dengan membedakan diri terhadap pengguna lain (distingsi). Disinilah peran ‘citra’ dimainkan sedemikian rupa, konsep ‘tontonan’ yang menyatukan masyarakat, menjelaskan bahwa dalam masyarakat tontonan terdapat keragaman penampilan yang berbeda-beda sebagai produk konstruksi sosial. Tontonan jumlah like/love dan komentar juga menjadi hal menarik ketika pengguna merasa diperhatikan dan dilihat, sehingga muncul kebanggaan. Lebih jauh, Gejayan Spectacle tidak hanya citra yang sengaja ditampilkan, melainkan memiliki nilai-nilai subversif. Foto peserta aksi di Instragam menjadi bentuk perlawanan simbolik dalam ruang cyber terhadap “status quo”                                                                              Kata Kunci: Gejayan, Instagram, Tontonan, Guy Debord