Pendahuluan: Sindrom metabolik memunculkan gangguan spermatogenesis, akibat adanya peningkatan ROS. Peningkatan ROS mengganggu maturasi sel sperma. Ekstrak etanolik daun lidah buaya memiliki potensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh ekstrak etanolik daun lidah buaya (Aloe vera) terhadap tingkat maturasi sel sperma menggunakan Johnson score. Metode: Penelitian eksperimental laboratorik dengan pretest-posttest control group design. Dua puluh lima tikus Wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 5 tikus. K1-kelompok kontrol, K2-kelompok sindrom metabolik, K3, K4, dan K5 adalah kelompok tikus dengan sindrom metabolik yang diberi ekstrak etanolik daun lidah buaya dosis 200, 250, dan 300 mg/KgBB/hari. Penghitungan Johnson score menggunakan perparat histopatologi dengan pengecatan Hematoxilin Eosin (HE) setelah terminasi pada hari ke-57. Analisis data menggunakan uji one-way ANOVA, dilanjutkan dengan uji post-hoc Tukey HSD, dan uji korelasi Pearson, untuk mengetahui hubungan antara dosis ekstrak etanolik Aloe vera dengan tingkat maturasi sperma. Hasil:. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson’s kenaikan Johnson score (tingkat maturasi sel sperma) sejalan dengan peningkatan dosis ekstrak etanolik daun lidah buaya dengan R2= 0,783. Hasil uji beda one-way ANOVA terdapat perbedaan antar kelompok p<0,05. Uji post-hoc Tukey HSD K1 secara signifikan berbeda dengan K2. K1 tidak berbeda dengan kelompok K3, K4 dan K5. K2 secara signifikan berbeda dengan K3,K4 dan K5. Rata-rata skor Johnson K1 9,92 0,05, K2 7,04±1,49, K3 8,93 0,76, K4 9,50 0,23, dan K5 9,56 0,53. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanolik daun lidah buaya (Aloe vera) dosis 200 mg/KgBB/hari, 250 mg/KgBB/hari dan 300 mg/KgBB/hari berpengaruh positif terhadap maturasi sperma tikus Wistar model sindrom metabolik.