Claim Missing Document
Check
Articles

Analisa Kekuatan Sambungan Konstruksi Lambung Pada Kapal Kayu 100 Gt Di Daerah Batang Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Fikri Khalis Tenar; Imam Pujo Mulyatno; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 4 (2017): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1573.581 KB)

Abstract

Kapal ikan tradisional merupakan kapal yang seluruh konstruksinya terbuat dari kayu dan masih menggunakan pembuatan dengan cara turun-temurun. Kekuatan konstruksi kapal ikan tergantung dari jenis kayu yang di gunakan dan bentuk dari lambung kapal yang sebagian besar konstruksinya di lakukan penyambungan dengan menggunakan baut dan paku keling. Sambungan pada konstruksi kapal ikan tradisional masih menggunakan sambungan yang bertumpuk dan belum di ketahui kekuatan, safety factor dan deformasi. Pada penelitian ini penulis membuat model variasi sambungan pada konstruksi lambung yang terdiri dari variasi sambungan design of hook straight lip joint with bolt, design of oblique lip joint with bolt dan sambungan asli dari kapal ikan tradisional yang ada di Batang, Jawa tengah. Pada penelitian ini penulis membuat model menggunakan software solidworks dengan analisa metode elemen hingga untuk mencari nilai tegangan maximum, deformasi dan safety factor sambungan yang sesuai agar dapat di gunakan pengerajin kapal ikan tradisional. Pembuatan variasi model sambungan di bagi menjadi 2 yaitu model sambungan asli dan penambahan shock dengan tebal 5 mm di sepanjang sambungan kapal yang berguna menurunkan nilai tegangan maximum pada sambungan. Bentuk sambungan yang memenuhi kriteria safety factor, deformasi dan nilai tegangan maksimum pada bagian deck beam adalah model DB2S 14.83 MPa, pada bagian bottom adalah BT0 10.60 MPa, BT0S 1.53 MPa, pada bagian frame adalah FR1S 13.02 MPa, FR2S 14.97 MPa. Nilai deformasi yang sesuai dengan safety factor pada bagian deck beam DB2S 5.434 mm, pada bagian bottom adalah BT0 1.64 mm, BT0S 0.1565 mm pada bagian  frame adalah FR1S 3.087 mm
ANALISA EFEKTIFITAS WIND TURBINE SUMBU HORIZONTAL DENGAN VARIASI JUMLAH DAN JENIS AIRFOIL SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK TAMBAHAN PADA FISHERIES INSPECTION Arga Gideon Sarwanto; Untung Budiarto; Ahmad Fauzan Zakki
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 4 (2016): OKTOBER
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.529 KB)

Abstract

Dengan naiknya harga bahan bakar, maka akan berdampak pada industri perkapalan dikarena konsumsi bahan bakar fosil digunakan untuk menggerakkan kapal, penerangan pada kapal, bahkan untuk bongkar muat. Pemanfaatan energi angin bisa dilakukan dengan cara pemasangan wind turbine pada kapal. Penelitian ini menganalisa efektifitas energi yang dihasilkan dari turbin angin yang akan diinstalasi pada deck Fisheries Inspection Vessel 594 GT dengan variasi jumlah dan ketebalan sudu airfoil NACA. Turbin angin yang akan dianalisa merupakan tipe turbin angin sumbu horizontal yang dipasang pada bagian deck kapal. Peneliti ini akan menganalisa pengaruh dari variasi bentuk geometri dan jumlah sudu wind turbine. Variasi ketebalan foil yang digunakan adalah NACA 0015, NACA 0018, NACA 0025 dengan variasi jumlah sudu 2, 3 dan 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa turbin berupa gaya, torsi, daya, dan koefisien power turbin pada setiap variasi. Peneliti menggunakan software Ansys CFX 14 untuk melakukan analisa gaya yang mempengaruhi gerak sudu turbin dan software Qblade v.0.91b untuk mencari koefisien power turbin angin. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan bahwa nilai torsi tertinggi adalah pada turbin angin dengan jenis foil NACA 0018 dan jumlah sudu 2 sebesar 351,72 Nm ,nilai daya 11051,1 Watt, nilai koefisien power 0,488. Dapat ditarik kesimpulan turbin angin dengan foil NACA 0018 dengan jumlah 2 sudu merupakan geometri turbin yang paling optimum digunakan pada pembangkit listrik tenaga angin ini.
Analisa Pengaruh Bilge Keel Tipe Bulb Terhadap Lambung V Dan U Pada Kapal Patroli Dengan Menggunakan Metode Computational Fluid Dynamic (CFD) Agus Saputra; Untung Budiarto; Good Rindo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 1 (2019): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1507.157 KB)

Abstract

Indonesia merupakan Negara Maritim karena Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di Dunia dan sebagian wilayah Indonesia adalah perairan. Kapal patroli merupakan kapal yang ukurannya relatif kecil didesain untuk menjaga keamanan perairan suatu Negara, untuk menjaga lautan Indonesia yang luas ini dibutuhkan lebih banyak kapal patroli dengan kualitas yang baik pada saat melaju dalam kecepatan yang tinggi. Lunas bilga (Bilge keel) adalah suatu plat/sirip pada samping lambung kapal yang biasanya berbentuk flat bar, bentuk V dan berbentuk bulb, plat yang digunakan oleh bilge keel harus sama dengan yang digunakan dengan lambung kapal, fungsi lunas bilga adalah untuk mencegah gerakan rolling kapal yang terlalu ekstrem pada saat di lautan. Pada penilitian ini penulis akan menganalisa apakah lunas bilga berpengaruh pada gerakan rolling kapal dan hambatan pada lambung kapal berbentuk V dan U dengan sudut datang gelombang 90o dan dengan kecepatan 25%, 50%, 75%, dinas dan kecepatan maksimal. Menyangkut penelitian sebelumnya yang menganalisa penggunaan lunas bilga pada kapal patroli yang sama dan lunas bilga tidak berpengaruh pada gerakan rolling kapal. Pada penelitian ini penulis mendapat kesimpulan bahwa lunas bilga berpengaruh pada gerakan rolling kapal pada lambung berbentuk U maupun berbentuk V, dengan hasil lambung V dengan penggunaan bilga 3 m merupakan lunas bilga yang paling efektif dalam mengurangi gerakan rolling kapal sebesar 16% pada kecepatan 75%, sebesar 27% pada kecepatan dinas dan sebesar 37% pada kecepatan maksimal. Lunas bilga jika dipasang pada lambung U dapat mengurangi hambatan gelombang kapal sebesar 2-38% namun menambah hambatan gesek sebesar 0,5-13% pada lambung V lunas bilga bekerja kurang efektif karena penempatan lunas bilga yang kurang optimal sehingga menambah hambatan gelombang kapal sebesar 1-40%.
PERANCANGAN KAPAL WISATA DENGAN LAMBUNG KATAMARAN UNTUK MENUNJANG KEGIATAN WISATA BAHARI KABUPATEN PACITAN JAWA TIMUR Ginanjar Baskoro Aji; Eko Sasmito Hadi; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 1, No 1 (2013): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pacitan Regency is a region where has a prospective potential in marine tourism activites which it has a bay with its beautiful panorama. The Pacitan Regency has 7 (seven) beaches which the highest volume of visitor is located in Teleng Ria beach. The research on designing of this tour boat is expected to help the infrastructure development of marine tourism activities in Pacitan Regency. The aimed of this research is to find main dimension of the boat, lines plan, general arrangement, boat resistance, boat stability, hydrostatic characteristic and sea keeping. This research is used comparation method. The benefit of this research is to give an alternative in marine tourism in Pacitan Regency. The result of this research consists of  main dimension of ship with LPP = 10.25 m; Bm = 5.00 m; B1 = 1.20 m; T = 0.75 m; H = 1.20 m; LWL = 10.25 m, passenger = 16 persons with 2 (two) crews, ship speed = 6.89 knots with resistance = 2.14 kN.
ANALISA PERAWATAN BERBASIS KEANDALAN PADA FUEL OIL SYSTEM KM. BUKIT SIGUNTANG DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) Martinus Arfendo Waroy; Untung Budiarto; Kiryanto Kiryanto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 1 (2016): JANUARI
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1012.445 KB)

Abstract

Meningkatnya jumlah kapal yang beroperasi menuntut pemilik untuk meningkatkan ketersediaan kapal. Salah satu cara untuk meningkatkan ketersediaan kapal adalah meningkatkan keandalan melalui upaya perawatan. Jika perawatan tidak dilakukan secara berkelanjutan, akan ada penurunan kinerja pada salah satu sistem kapal dan dapat berdampak ke sistem lainnnya. Salah satu sistem yang kritis dari sistem pendukung motor induk kapal adalah fuel oil system. Oleh karena itu untuk mengantisipasi kegagalan pada fuel oil system ini dapat dilakukan dengan cara analisa keandalan. Pelaksanaannya dengan cara mengidentifikasi bagaimana fuel oil system tersebut dapat mengalami kegagalan dan konsekuensi dari kejadian tersebut. Analisis sistem menggunakan metode analisa kualitatif dan kuantitatif. Analisia kualitatif dilakukan dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Analisis kuantitatif dilakukan dengan simulasi Monte Carlo. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kekritisan dan probabilitas kegagalan pada sistem bahan bakar yaitu filter. Pada Simulasi diperoleh nilai ketersediaan sebesar 0,91 dan nilai MTTFF (Mean Time to First Failure) sebesar 4570,9555 jam. Dengan melakukan simulasi sistem dalam beberapa skenario,dapat dilihat ketersediaan sistem akan mengalami penurunan jika semakin banyak komponen standby mengalami kegagalan.
RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERATED SEA WATER (RSW) UNTUK KAPAL NELAYAN TRADISIONAL Heru Firmansyah; Untung Budiarto; Kiryanto Kiryanto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 1, No 2 (2013): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada saat ini sistem pendingin telah banyak digunakan dibidang perkapalan, baik pada kapal niaga maupun kapal perikanan. Namun hal ini tidak ditemukan pada kapal nelayan tradisional jenis Cukrik, yang belum memiliki sistem pendingin khusus untuk menangani masalah penurunan kualitas hasil tangkapannya. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pembuatan Refrigerated Sea Water (RSW) yang aplikatif untuk kapal nelayan tradisional. Tahapan dari penelitian ini yaitu menghitung beban pendingin yang merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen RSW seperti daya kompresor, kondensor dan evaporator. Selanjutnya hasil perakitan sistem RSW ini dilakukan pengujian di laboratorium. Dari perancangan ini didapatkan sebuah prototipe sistem RSW yang sederhana untuk kapal nelayan tradisional jenis Cukrik dengan kapasitas palka sebesar 0,095 m3. Pada saat dilakukan pengujian temperatur palka tanpa menggunakan air dibutuhkan waktu 1 jam untuk menghasilkan temperatur 0 0C, sedangkan pengujian dengan menggunakan air laut dibutuhkan waktu 7 jam untuk menghasilkan temperatur 5 0C. Sebelum diaplikasikan di kapal perlu dilakukan analisa stabilitas menggunakan software, berdasarkan analisa tersebut didapatkan perubahan stabilitas pada titik GZ berkurang 0,012 m sedangkan untuk titik GM berkurang 0,016 m
Pengaruh Perlakuan Panas (Heat Treatment) Normalizing Terhadap Kekuatan Impak Aluminium 6061 Pengelasan MIG dengan Variasi Posisi dan Bentuk Kampuh Renita Wurdhani; Untung Budiarto; Wilma Amiruddin
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 9, No 1 (2021): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas normalizing terhadap kekuatan impak Aluminium 6061 pengelasan MIG dengan menggunakan variasi posisi 1G dan 2G serta bentuk kampuh single V dan double V (X) pada sudut 60°. Tujuan dari proses normalizing yaitu untuk mengurangi tegangan sisa, meningkatkan machinability, dan mendapatkan struktur yang homogen. Proses heat treatment normalizing dilakukan pada temperatur 415°C dengan waktu penahanan selama 30 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor perlakuan panas normalizing dapat mempengaruhi nilai kekuatannya. Untuk proses verifikasi material dilakukan pengujian tarik. Dari hasil pengujian impak didapatkan harga impak tertinggi yaitu spesimen raw material dengan perlakuan panas normalizing sebesar 0.457 J/mm², lebih besar dibandingkan dengan raw material tanpa normalizing yaitu sebesar 0.445 J/mm². Harga impak untuk raw material ini memenuhi standar pengujian impak ASTM E23. Pada material dengan pengelasan, harga impak tertinggi yaitu pada variasi bentuk kampuh V dan posisi pengelasan 2G sebesar 0.092 J/mm², sedangkan tanpa normalizing sebesar 0.082 J/mm². Harga impak terendah dimiliki spesimen dengan variasi bentuk kampuh X posisi 1G tanpa perlakuan yaitu sebesar 0.052 J/mm². Material yang diberikan perlakuan panas normalizing memiliki rata-rata harga impak lebih besar dibandingkan dengan spesimen tanpa perlakuan panas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa  perlakuan panas (heat treatment) normalizing dapat meningkatkan harga impak spesimen dengan pengelasan maupun tanpa pengelasan (raw material).
Variasi Jumlah Lubang Outlet Mixer Converter Kit Untuk Mencari Torsi Maksimum Pada Mesin 6.5 PK Menggunakan Bahan Bakar LPG Yudha Adhitiya Wardhana; Hartono Yudo; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 1 (2017): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.562 KB)

Abstract

Emisi gas buang bahan bakar cair lebih tinggi dari bahan bakar gas yang bisabmengakibatkan pemanasan global, salah satu dampaknya adalah perubahan iklim seperti yang terasa saat ini. Cadangan gas bumi di Indonesia memungkinkan Indonesia menjadi penghasil energi gas terbesar di dunia apabila dapat diolah dan dimanfaatkan dengan baik sebagai bahan bakar yang memenuhi dengan adanya konverter bagi nelayan. Nelayan mampu untuk menjalankan kapal dengan gas dikarenakan gas amatlah murah harganya dan mudah didapat.Penambahan alat bantu berupa Mixerconverter kit pada mesinlongtailYamaha MZ200 dengan memberikan 3 variasi dari 4,6 dan 8lubang outlet pada mixer dapat menghasilkan performa mesin dan nilai konsumsi BBG yang berbeda. Adapun keunggulan dari Variasi mixer yaitu dapat menyesuaikan kebutuhan dari nelayan untuk mengutamakan efisiensi biaya dan mengesampingkan tenaga yang di hasilkan oleh mesin atau Lebih mengutamakan efisiensi tenaga yang di hasilkan oleh mesin dan mengesampingkan efisiensi biaya.Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa variasi lubang mixer yang memiliki 8 lubang outlet mampu menghasilkan kecepatan (4,75Knot) pada Rpm 3200. Untuk menghasilkan nilai ekonomis yang paling baik, maka dapat menggunakan variasi mixer dengan 4,6 dan 8 lubang outlet pada Rpm 2300 karena menghasilkan kecepatan optimal dengan konsumsi bahan bakar yang rendah.
Analisa Kekuatan Tarik, Kekuatan Puntir, Kekerasan, dan Mikrografi Baja ST 60 Sebagai Bahan Poros Propeller Setelah Proses Normalizing dengan Variasi Waktu Penahanan Panas (Holding Time) Willson Febriant Tambunan; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 2 (2019): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.634 KB)

Abstract

Baja ST 60 pada penelitian sebelumnya memiliki kekuatan tarik sebesar 706,47 N/mm2 setelah dilakukan uji tarikdengan material yang belum mengalami perlakuan panas. Padahal dalam kenyataannya penggunaan material untukporos propeller harus diberi perlakuan panas terlebih dahulu agar didapatkan sifat-sifat bahan yang diinginkan.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai kekuatan tarik, kekuatan puntir, kekerasan, dan mikrografi baja ST60 setelah diberi perlakuan normalizing dengan variasi waktu penahanan panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwafaktor waktu penahanan panas berpengaruh. Pada uji tarik, spesimen dengan waktu penahanan 20 menit memilikikekuatan tarik sebesar 633,53 N/mm2 dan regangan 24,37%. Sedangkan spesimen dengan waktu penahanan 40 menitmemiliki kekuatan tarik sebesar 620,07 N/mm2 dam regangan 22,14%. Pada uji puntir, spesimen dengan waktupenahanan 20 menit mempunyai kekuatan puntir sebesar 485,82 MPa, spesimen dengan waktu penahanan 40 menitmempunyai kekuatan puntir sebesar 474,25 MPa. Hasil dari uji kekerasan menunjukkan spesimen dengan waktupenahanan 20 menit memiliki nilai kekerasan sebesar 195,05 VHN dan spesimen dengan waktu penahanan 40 menitmemiliki nilai kekerasan sebesar 184,92 VHN. Pada uji mikrografi, spesimen dengan waktu penahanan 40 menitmemiliki fasa ferrite yang lebih dominan dibandingkan spesimen dengan waktu penahanan 20 menit. Faktor waktupenahanan panas berpengaruh pada struktur ferrite dan pearlite yang juga mempengaruhi keuletan, ketangguhan, dankekerasan dari baja ST 60 yang diberi perlakuan panas.
Engine Matching Propeller Pada Kapal Ikan Pipa Paralon Untuk Mendapatkan Sistem Propulsi Yang Optimal Richki Khresna; Untung Budiarto; Good Rindo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 1 (2017): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.246 KB)

Abstract

Kapal Ikan pipa Paralon merupakan kapal ikan dengan lambung pipa PVC pertama di Indonesia. Dengan bentuk lambung unik, kapal tersebut  mengalami sebuah kendala berupa tidak tercapainya kecepatan dinas yang direncankan sehingga diperlukan kajian ulang dalam menentukan mesin serta karakteristik propeler yang digunakan. Perhitungan untuk menentukan sistem penggerak yang optimal dapat dilakukan dengan menghitung tahanan kapal, daya mesin yang sesuai dengan tahanan tersebut, hingga menentukan karakteristik propeller rekomendasi. Karakteristik propeller diantaranya Ae/Ao, Diameter propeller, Pitch dan lain – lain. Adapun karakteristik lainnya seperti Koefisien Advance (J), Pitch Ratio (P/D) ditentukan dengan variasi dari nilai 0,5 hingga 1,4. Dengan karakteristik tersebut dapat dihasilkan kt, kq, effisiensi, serta daya dan kecepatan propeller. Dari perhitungan didapatkan spesifikasi mesin rekomendasi kapal ikan pipa Paralon yaitu Volvo Penta D5A-TA dengan daya 102 kW/139 Hp dengan kecepatan 2300 rpm. Sedangkan karakteristik propeller yang optimal adalah dengan Ae/Ao = 0,550 ; P/D = 1,3 ; J = 0,5. Dan dari grafik Matching Point diketahui bahwa Matching Point mesin dan karakteristik propeler baru lebih baik dari mesin dan karakteristik propeler lama.
Co-Authors Abdurrachman Fiqri Abrar Farhan Afdhal Alfendry Afriandi Ginting, Afriandi Agil Arianda Alkhudry Agus Saputra Ahmad Fauzan Zakki Ahmad Fhadillah Ahmad Firdhaus Ahmad, Syaiful Tambah Putra Akbar Prasetya Akbar Ramadhan Akbar, Heri Akbar, Mohamad Hanif Fadillah Budiman Akbarulah Bumi Aji Aldi Tama Alexius Bayu Setyoko Alqarni.M, Ways Ambar Isworo Aminuyati Amru, Syafiq Nada Anas Sebtu Prawira Andi Trimulyono Ardianto, Muhammad Afiq Arga Gideon Sarwanto Ari Wibawa Budi Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santoso Ari Wibawa Budi.S Artha Deri Putra Asiando Wijaya Astrid Aisya Rahmi Astrid Wulandari Avian Putri Utami Bagus Siwi Nugroho Berlian Arswendo A Berlian Arswendo Adietya Berlian Arswendo Adietya Bogie Ardianto Cahyo Dwi Yantoro Candra, Ronaldo Chandra Wijaya Panggabean David Chandra Deddy Chrismianto Deni Oktavianto Dwi Joko Purnomo Eko Sasmito Hadi Eko Sasmito Hadi Erwin Darmawan Farel Mauluvi Akmal Antaqiya Febry Wonggiawan Fikri Khalis Tenar Frestiqauli, Santi Friska Kartika P Gerry Eka Aprilianto Gilas Dwi Maylano Ginanjar Baskoro Aji Good Rindo Good Rindo Gozal Apri Prayuda Gritis Al hasbi MM Hafizh Bahtiar Hartono Yudo Hartono Yudo Heru Firmansyah Heru Firmansyah Hidayatullah, Muhammad Rafi Hristo Anggigi Ihsanuddin Nadhif Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Indra Kurniawan Irsa Prabowo Isyroqi Al Ghifari Ivel Afra Sevira Jonathan, Mario K Kiryanto K Kiryanto Kamal Zidan Hidayat Kholill Bayu Ardhiyanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kurniawan, Hosea Kusuma, Ghiyats Abiyyu Leo Pranata Ketaren Lingga, Emilio Frans Lukman Gewa Nurhakim Lumban batu, Afriando Luthfi Isna Saputra M. Idam Titahgusti M. Ikbal Afdhal Malau, Karno R Mamat Riyadi Mangara Tua Immanuel Sianturi Maretreliano, Farand Martinus Arfendo Waroy Mathews Yose Pratama Maulana Dicky Almanda Maxwell Pradolin Mayank Faunni Naily Miftah, Muhammad Azizul Mita Buwana Noor Royyana Mochamad Arif Rachman Mohammad Nasikin Mubarak, Farhan Muchammad Rif’an Fahmi Muhamad Yamin Soamole Muhammad Abdul Aziz Mufti Muhammad Fawwaz Karim Amrullah Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Luqman Hakim Muhammad Luqman Hakim, Muhammad Luqman Muhammad Naufal Syafiq Muhammad Said Rinaldy Mukhama Ghulamuddin Mulyatno, Imam Pujio Musfar, Rafi Faiqal Mustafidurijal Mustafidurijal Muttaqien, Muhammad Hafizh Imam Nanda Rizki Yani Liara Natanael Martian Dwi Sunarto Natanael Martian Dwi Sunarto Nico Dwiprasti Anando Niko Bayu Prasetyo Nono, Ferdinand Gerald Bogar Nur Adi Triyantoro Nurhafid, Aji Ocid Mursid P. Boby Janurianto Paolo Ciptanto Lubis Pardede, Epan Rexky Parlindungan Manik Pradana, Eghy Audhi Rachman Pranajaya, Wisnu Razin Hilmy Baihaqi Reinhard Fernando Hutapea Relinton B Manalu Rendy Kastanto Renita Wurdhani Reyanld Daniel Nicholas Manurung Reza Shah Alam Richki Khresna Rindianti Wibowo Rizalul Haq Rizka Noor Miftakhul Ulum Rizki Rizcola rochim, fatkhu nur Rochman Hardi Prasetio Rolan Haris Ben Imanuel Purba, Rolan Haris Ben Imanuel Roni Rahmad S Rosiana Dewi Samuel Pardomuan Sitorus Samuel Rikardo Nainggolan Samuel Samuel Samuel, S Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Jokosisworo Sembiring, Benami I G Setiawan, Dendy Shandy Perdana Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal Simanjuntak, Redeko Saferland Simatupang, Ridho Justicia Sinaga, Putra Yonatan Halomoan Sugeng Pardiana Sumintono, Heraldo Petra Surip Prasetyo Surya Yusuf Afriansyah Taruna, Daffa Sofyan Tuswan Tuswan Ucok Maruli Silalahi Utomo Adi Prasetyo Wildan Adi Nugraha Willson Febriant Tambunan Wilma Amiruddin Wisesa Maheswara Yacob Utama Nainggolan Yan Nohan Yosua, Palti Yudha Adhitiya Wardhana Yunior, Tri Rangga Yusuf, Fauzan Ammar Fata