Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN KAMAR MESIN PADA KAPAL KMP. MURIA Rindianti Wibowo; Samuel Samuel; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 2, No 4 (2014): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.923 KB)

Abstract

Kebisingan adalah suara yang tidak diharapkan yang dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan dan dapat menyebabkan ketulian. Kebisingan dengan intensitas tinggi tanpa sadar dapat menyebabkan dampak yang serius bagi ABK KMP. Muria serta ketidaknyamanan bagi penumpang. Sehingga, pengukuran tingkat kebisingan harus dilakukan untuk mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi di kapal, terutama di kamar mesin dan ruang akomodasi, sehingga dapat direncanakan alternative system yang tepat apabila tingkat kebisingan yang terjadi melebihi batas yang ditetapkan oleh IMO, ABS dan LR. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan Environment meter tingkat kebisingan di kamar mesin melebihi batas yang ditetapkan oleh IMO dan ABS sebesar 102,9 dB. Setelah melakukan proses perhitungan Transmission Loss yang dihasilkan oleh sebuah Barrier, untuk frekuensi kritis barrier dengan material plywood dapat mengurangi suara sebesar 34,39 dB, Glasswool 31,22 dB, Rockwool 39,58 dB, Poliuretan 37,01 dB. Untuk frekuensi kritis sebuah barrier dengan kombinasi dua material penyusun yaitu kombinasi Rockwool dengan plywood menghasilkan transmission loss sebesar 38,36 dB, Rockwool dengan glasswool sebesar 39,10 dB, dan kombinasi Rockwool dengan Poliuretan dapat mengurangi tingkat kebisingan hingga 42,39 dB.   Proses simulasi terhadap perencanaan penggunaan modifikasi Muffler yang telah terpasang pada exhaust gas outlet dengan  menggunakan Actran Student Edition  dapat disimpulkan bahwa semakin besar dimensi muffler, transmission loss yang dihasilkan juga akan semakin besar.
Pengaruh Kuat Arus Listrik dan Kecepatan Las Terhadap Kekuatan Tarik, Impak, dan Mikrografi Pada Sambungan Las Dissimilar Aluminium AA 5052 -AA 6061 Dengan Metode Pengelasan Metal Inert Gas (MIG) Bogie Ardianto; Untung Budiarto; Wilma Amiruddin
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Besar arus listrik pada pengelasan dapat mempengaruhi kekuatan dari suatu material hasil pengelasan. Penelitian ini berbasis eksperimen laboratorium dan bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil kekuatan tarik, impak, dan mikrografi pada sambungan las dissimillar aluminium 5052 dan aluminium 6061 setelah pengelasan MIG dengan variasi arus 180 Ampere, 190 Ampere dan 200 Ampere menggunakan jenis sambungan single v-butt joint 60° dan untuk mengetahui besaran arus yang efektif untuk digunakan dalam pengelasan yang nantinya dapat digunakan sebagai referensi pada pengelasan khususnya pengelasan di kapal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sambungan las dengan arus 180 Ampere memiliki kekuatan tarik rata-rata 186.86 MPa dengan regangan 26.85%, kekuatan impak rata-rata 0.41 J/mm2, dan pada struktur mikro memiliki tingkat kerapatan yang tinggi. Spesimen dengan arus 190 Ampere memiliki kekuatan tarik rata-rata 178.01 MPa dengan regangan 26.07%, kekuatan impak rata-rata 0.28 J/mm2, dan pada struktur mikro memiliki tingkat kerapatan yang sedang. Spesimen dengan arus 200 Ampere memiliki kekuatan tarik rata-rata 91.53 MPa dengan regangan 20.76%, kekuatan impak rata-rata 0.23 J/mm2 dan pada struktur mikro memiliki tingkat kerapatan yang rendah. Nilai kekuatan tarik yang dihasilkan pada pengujian baik dari pengelasan MIG dengan arus 180 A dan 190 A berada diatas standar BKI ( ≥ 170 MPa).
Analisa Perbandingan Engine Propeller Matching Antara Single Screw Propeller Dan Twin Screw Propeller Pada Kapal Tanker 6500 DWT Niko Bayu Prasetyo; Untung Budiarto; Deddy Chrismianto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 3 (2020): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapal harus memiliki sistem penggerak yang sesuai dengan bentuk lambung kapal, sehingga kinerja sistem propulsi menjadi optimal, modifikasi pada sistem propulsi banyak dilakukan demi memenuhi performa kapal. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi sistem propulsi dengan penambahan propeller baru, yang awalnya baling-baling tunggal mejadi baling-baling ganda.. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan interaksi yang optimal antara sistem penggerak dengan bentuk lambung kapal atau yang biasa disebut dengan Engine Propeller Matching. Penelitian dilakukan dengan mengitung hambatan kapal menggunakan metode holtrop, validasi hambatan dilakukan menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD). Dilakukan 3 variasi jarak antara center line kapal dengan poros propeller(b)  yang  dicari hambatannya yaitu, 0.2B, 0.175B, dan 0.15B. Setelah didapatkan hambatan kapal dilakukan perhitunagn daya main engine yang akan digunakan, dihasilkan main engine dengan daya 2x1100 HP. Kemudian menghitung thrust dan torque untuk mendapatkan karakteristik tiap propeller, dilakukan validasi thrust dan torque menggunakan metode Computational Fluid Dynamics (CFD).  Penelitian ini terdapat 3 jenis propeller yang dicari karakteristiknya yaitu, propeller B-series, Kaplan, dan AU. Dari hasil perhitungan dilakukan matching engine propeller dimana didapatkan titik matching terbaik pada propeller jenis AU dengan presentase 90% rated power dan 90% rated speed. Sehingga dipilih propeller jenis AU sebagai propeller baru untuk kapal tanker dengan balling-baling ganda.
Analisa Perbandingan Kekuatan Tarik, Impak, dan Mikrografi Pada Sambungan Las Baja SS 400 Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) Akibat dengan Variasi Jenis Kampuh dan Posisi Pengelasan Luthfi Isna Saputra; Untung Budiarto; Sarjito Jokosisworo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1354.066 KB)

Abstract

Baja SS 400 tergolong baja karbon rendah, dimana baja karbon rendah merupakan jenis baja yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi dalam berbagai bidang industri. Jenis pengelasan yang tepat sangat dibutuhkan agar sambungan las yang dihasilkan dapat maksimal. Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) adalah salah satu teknik pengelasan yang banyak digunakan dalam perindustrian dan rangka konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil kekuatan tarik, impak, dan struktur mikrografi dari sambungan las jenis double V-butt joint 60° dan single U –butt joint serta perbedaan posisi pengelasan pada baja SS 400 yaitu posisi 1G (Down Hand) dan posisi 2G (Horizontal). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor sambungan las dan posisi pengelasan mempengaruhi kualitas sambungan ditinjau dari kekuatannya. Hasil penelitian menunjukkan RAW material baja SS 400 memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 391,02 MPa, rata-rata regangan sebesar 47,71%, rata-rata modulus elastisitas sebesar 6,16 GPa dan harga impak sebesar 2,75 J/mm2. Pengelasan dengan kampuh double V-butt joint dan posisi pengelasan 1G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 403,26 MPa, rata-rata regangan sebesar 44,93%, rata-rata modulus elastisitas sebesar 6,71 GPa dan memiliki harga impak sebesar 2,39 J/mm2. Pengelasan dengan kampuh single U-butt joint dan posisi pengelasan 1G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 402,19 MPa, rata-rata regangan sebesar 45,29%, rata-rata modulus elastisitas sebesar 6,42 GPa dan memiliki harga impak sebesar 1,38 J/mm2. Pengelasan dengan kampuh double V-butt joint dan posisi pengelasan 2G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 403,75 MPa, rata-rata regangan sebesar 42,71%, rata-rata modulus elastisitas sebesar 7,23 GPa dan memiliki harga impak sebesar 2,27 J/mm2. Sedangkan pengelasan dengan kampuh single U-butt joint dan posisi pengelasan 2G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 401,55 MPa, rata-rata regangan sebesar 45,15%, rata-rata modulus elastisitas sebesar 6,68 GPa dan memiliki harga impak sebesar 1,30 J/mm2. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa baja SS 400 dengan kampuh double V-butt joint posisi pengelasan 2G memiliki kekuatan tarik terbesar dari jenis variasi lainnya. Sedangkan kampuh double V-butt joint posisi pengelasan 1G memiliki harga impak terbesar dari jenis variasi lainnya.
ANALISA TEKNIS PENGGANTIAN MAIN ENGINE PADA KAPAL GENERAL CARGO “KM. GEMILANG” 1054 GT Mustafidurijal Mustafidurijal; Kiryanto Kiryanto; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 1, No 1 (2013): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Main engine replacement done on the ship KM. Gemilang due to technical problems. This was done because the shipyard trouble getting spare parts for the machine used an old production machinery and funds available is only enough to buy a main engine with lower power. The purpose of the preparation of this study was to determine the effect of replacing the main engine of the speed and foundation construction machinery KM. Gemilang and analyze alternative propeller used as a solution to obtain propeller designs that have high propulsion efficiency, and the optimum ratio of gear box according to a new machine. The methodology used in this study include field studies, literature study and analysis. Field studies conducted by collecting engineering drawings and interviews to parties in PT. Jasa Marina Indah Shipyard Semarang. Literature studies conducted both in the form of various reference books, journals on-line, etc. Analysis of the calculation is done by making modeling ship engine foundations, calculating ship resistance and thrust at each speed, calculate the appropriate analysis propeller specifications and provide analysis of alternative recommendation from the calculation. From these calculation, it was decided to use the power of main engine with a 1100 hp with engine data: MAN manufacturing, model: D284LE410, Type 4 stroke air, 2200 rpm, bore: 128mm, 142 mm stroke, compression ratio of 15:1, SFOC 210 lt/ h, gearbox models R6-250, dimensions 1791 x 1230 x 1105 (mm), and weighs machine 2160 kg. The result of the analysis of propeller that has the highest efficiency on the Matching Point condition is Propeller Type : B4.40, Diameter : 1200 mm, Pitch : 960 mm, Pitch Diameter ratio : 0,80, Expanded Area Ratio: 0.40
Analisa Pengaruh Variasi Kampuh Las dan Arus Listrik Terhadap Kekuatan Tarik Dan Struktur Mikro Sambungan Las GMAW (Gas Metal ARC Welding) Pada Aluminium 6061 Leo Pranata Ketaren; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.334 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi pada era modern sekarang ini banyak ditemukan pembuatan produk/komponen yang menggunakan penyambungan material  dengan menggunakan pengelasan. Pada proses penyambungan dengan menggunakan pengelasan, variasi kampuh las dan arus listrik menjadi faktor penting dalam menentukan kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kekuatan tarik, dan perubahan struktur mikro pada material aluminium 6061 setelah dilakukan pengelasan menggunakan pengelasan GMAW dengan variasi kampuh yang berbeda dan variasi arus listrik yang digunakan 180 A, 200 A, dan 220 A. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, berdasarkan perlakuan yang diberikan oleh peneliti yaitu berupa pengelasan dengan menggunakan las GMAW pada aluminium 6061. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kampuh yang digunakan dan pemilihan arus yang tepat sangat berpengaruh untuk kualitas sambungan yang ditinjau dari kekuatannya. Pengelasan GMAW dengan kampuh V dengan hasil yang maksimal pada arus 200 ampere memiliki rata-rata tegangan sebesar 142.61 MPa, regangan sebesar 29.6 %, dan modulus elastisitas sebesar 7.304 GPa.Untuk perubahan struktur mikro yang dihasilkan dari sambungan las aluminium 6061 menggunakan pengelasan GMAW dengan kampuh V memiliki tingkat kerapatan permukaan yang lebih baik dibandingkan sambungan las aluminium 6061 yang dihasilkan dari pengelasan GMAW kampuh X. Kesimpulan umum yang dapat diambil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sambungan las aluminium 6061 menggunakan pengelasan GMAW (Gas Metal ARC Welding) kampuh V menghasilkan kualitas sambungan yang lebih baik dari pengelasan GMAW (Gas Metal ARC Welding) kampuh X.
Analisa Penerapan Diesel Waterjet Propulsion (DWP) Dan Electrical Waterjet Propulsion (EWP) Ditinjau Dari Konsumsi BBM Pada Kapal Patroli Imigrasi 14 Meter Afdhal Alfendry; Untung Budiarto; K. Kiryanto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 1 (2018): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1198.982 KB)

Abstract

Ada berbagai pertimbangan dalam merancang sebuah kapal, yakni pertimbangan dari segi teknis dan ekonomis yang saling berkaitan satu sama lain dan harus diperhitungkan secara matang untuk menciptakan sebuah kapal yang unggul dari segi teknis namun tidak mengabaikan segi ekonomisnya. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada kapal termasuk salah satu aspek pertimbangan dari segi ekonomis yang berkaitan dengan biaya operasional kapal. Kapal patroli berfungsi sebagai kapal pengawas, baik di daerah pelabuhan maupun di lautan lepas. Ditinjau dari fungsinya kapal patroli haruslah memiliki performance yang baik dalam menjalankan tugasnya. Pada penelitian ini membahas bagaimana penerapan Diesel Waterjet Propulsion (DWP) dan Electrical Waterjet Propulsion (EWP) serta membandingkan konsumsi BBM masing-masing sistem propulsi pada kapal patroli imigrasi 14 meter. Engine-Waterjet Matching dilakukan untuk mendapatkan efisiensi yang optimal antara penggerak utama dengan waterjet. Untuk DWP memakai gearbox dengan ratio 1:1,53 dan EWP dengan ratio 1:1,0205. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan EWP memberikan efisiensi BBM sebesar 4,633 % dibandingkan DWP pada kecepatan 17 - 28 knots, dan pada kecepatan 11 – 16 knots penerapan DWP memberikan efisiensi sebesar 26,04 % dibandingkan dengan EWP. Konsumsi BBM EWP lebih hemat daripada DWP pada saat kecepatan maksimum, dinas dan pengintaian.  
ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) PADA KAPAL IKAN TRADISIONAL Mamat Riyadi; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 1 (2016): JANUARI
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.91 KB)

Abstract

Sistem Refrigerated Sea Water (RSW) adalah sebuah teknologi penanganan hasil tangkap yang dirancang khusus, dipasang sebagai tempat menampung ikan/palka kapal sehingga ikan hasil tangkapan khususnya jenis ikan tertentu yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dipertahankan kualitasnya, tetapi seberapa besar efektifitas dan efesiensinya merupakan pertanyaan besar yang perlu dijawab dengan pengujian terhadap produk yang ada.Dengan demikian diperlukan penelitian yang mengkaji, baik secara teknis maupun secara ekonomis, penggunaan sistem refrigerated sea water sebagai sistem pendingin pada kapal perikanan untuk kalangan nelayan kecil, yang mana pada pengujian ini membandingkan waktu dan suhu sistem pendingin es dengan rsw yang akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dan tingkat kesejahteraan nelayan itu sendiri.Dari hasil pengujian ini,diperoleh desain dari RSW untuk perahu nelayan tradisional dengan kapasitas ruangan 0,908 m3. Ketika diuji dengan menggunakan sistem Refrigerated Sea Water (RSW) yang berisi udara,membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai 00C, sedangkan pendinginan menggunakan Es batu membutuhkan 90 menit untuk mencapai suhu 10C. Berbeda dengan sistem RSW yang berisi air laut membutuhkan waktu 75 menit untuk mencapai suhu 00C, dan sekitar 6 jam mencapai suhu 00C menggunakan pendingin es batu. Perubahan stabilitas kapal karena penambahan sistem RSW, terjadi perubahan pada titik GM yaitu 0.005 m dan pada GZ yaitu 0,036 m.Biaya pembuatan sistem RSW ini sama dengan biaya pendingin ikan menggunakan es balok selama 2,8 tahun.
Analisa Perbandingan Kekuatan Tarik, Impak, dan Mikrografi Pada Sambungan Las Aluminium 6061 Terhadap Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dan MIG (Metal Inert Gas) M. Idam Titahgusti; Sarjito Jokosisworo; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 3 (2018): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aluminium 6061 merupakan jenis logam paduan yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi dalam berbagai bidang industri, termasuk dalam industri perkapalan sebagai rangka konstruksi. Jenis pengelasan yang tepat sangat dibutuhkan agar hasil sambungan las yang dihasilkan dapat maksimal. Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dan MIG (Metal Inert Gas) adalah jenis pengelasan yang sering digunakan dalam penyambungan aluminium karena memiliki berbagai kelebihan dibandingkan jenis pengelasan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil kekuatan tarik, impak, dan mikrografi pada aluminium 6061 setelah pengelasan menggunakan las TIG dan MIG dengan jenis sambungan double v-butt joint 60°. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sambungan las dari pengelasan MIG memiliki kekuatan tarik serta regangan rata-rata sebesar 109.16 MPa dan 8.27%, yang lebih baik daripada sambungan las pengelasan TIG, yaitu sebesar 73.61 MPa dan 7.93%. Sedangkan kekuatan impak rata-rata yang dihasilkan dari sambungan las menggunakan pengelasan TIG memiliki kekuatan impak sebesar 0.063 J/mm2 yang lebih baik daripada sambungan las menggunakan pengelasan MIG yaitu sebesar 0.056 J/mm2. Perubahan struktur mikro dari sambungan las menggunakan pengelasan MIG memiliki tingkat kerapatan yang lebih baik dibandingkan pengelasan TIG, karena struktur mikro yang dihasilkan pada las MIG terlihat lebih menyatu dan dapat bersubtitusi yang terlihat pada daerah HAZ (Heat Afected Zone).
Implementasi ISM Code pada Kapal-kapal di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan Metode Deskriptif Kuantitatif Mayank Faunni Naily; Untung Budiarto; Berlian Arswendo Adietya
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.363 KB)

Abstract

Data kecelakaan transportasi laut yang disebabkan oleh human error sebesar 75% sedangkan kerusakan sistem di kapal 25%. Untuk itu, harus dibuat suatu sistem manajemen yang mampu bekerja sama dengan baik dan erat antara manajemen di kapal dan manajemen di darat, yaitu International Safety Management Code (ISM Code). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi ISM Code pada kapal penumpang yang sedang sandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Data dalam penelitian berupa kuisioner yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman officer dan crew tentang ISM Code dan pengimplementasian ISM Code di kapal. Berdasarkan hasil analisis korespondensi dengan analisis Importance-Performance diperoleh hasil berupa diagram dengan hasil penelitian Implementasi ISM Code pada kapal penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menunjukkan bahwa terdapat faktor yang perlu mendapatkan perhatian dan peningkatan, yaitu prosedur untuk persiapan menghadapi dan menanggulangi keadaan darurat, sistem pemeliharaan berencana yang dilakukan kapal berupa prosedur pemeliharaan pada semua bagian sistem, serta tata lokasi pedoman manajemen keselamatan kapal. Implementasi ISM Code yang diamati dari pemahaman Officer menunjukkan bahwa secara umum termasuk dalam kategori baik, dimana sebanyak 88,40% responden memberikan jawaban dengan benar. Serta tingkat pemahaman dan pengetahuan Crew tentang ISM Code termasuk dalam kategori baik dimana terdapat 83,76% responden dapat memberikan jawaban dengan sesuai.
Co-Authors Abdurrachman Fiqri Abrar Farhan Afdhal Alfendry Afriandi Ginting, Afriandi Agil Arianda Alkhudry Agus Saputra Ahmad Fauzan Zakki Ahmad Fhadillah Ahmad Firdhaus Ahmad, Syaiful Tambah Putra Akbar Prasetya Akbar Ramadhan Akbar, Heri Akbar, Mohamad Hanif Fadillah Budiman Akbarulah Bumi Aji Aldi Tama Alexius Bayu Setyoko Alqarni.M, Ways Ambar Isworo Aminuyati Amru, Syafiq Nada Anas Sebtu Prawira Andi Trimulyono Ardianto, Muhammad Afiq Arga Gideon Sarwanto Ari Wibawa Budi Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santoso Ari Wibawa Budi.S Artha Deri Putra Asiando Wijaya Astrid Aisya Rahmi Astrid Wulandari Avian Putri Utami Bagus Siwi Nugroho Berlian Arswendo A Berlian Arswendo Adietya Berlian Arswendo Adietya Bogie Ardianto Cahyo Dwi Yantoro Candra, Ronaldo Chandra Wijaya Panggabean David Chandra Deddy Chrismianto Deni Oktavianto Dwi Joko Purnomo Eko Sasmito Hadi Eko Sasmito Hadi Erwin Darmawan Farel Mauluvi Akmal Antaqiya Febry Wonggiawan Fikri Khalis Tenar Frestiqauli, Santi Friska Kartika P Gerry Eka Aprilianto Gilas Dwi Maylano Ginanjar Baskoro Aji Good Rindo Good Rindo Gozal Apri Prayuda Gritis Al hasbi MM Hafizh Bahtiar Hartono Yudo Hartono Yudo Heru Firmansyah Heru Firmansyah Hidayatullah, Muhammad Rafi Hristo Anggigi Ihsanuddin Nadhif Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Indra Kurniawan Irsa Prabowo Isyroqi Al Ghifari Ivel Afra Sevira Jonathan, Mario K Kiryanto K Kiryanto Kamal Zidan Hidayat Kholill Bayu Ardhiyanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kurniawan, Hosea Kusuma, Ghiyats Abiyyu Leo Pranata Ketaren Lingga, Emilio Frans Lukman Gewa Nurhakim Lumban batu, Afriando Luthfi Isna Saputra M. Idam Titahgusti M. Ikbal Afdhal Malau, Karno R Mamat Riyadi Mangara Tua Immanuel Sianturi Maretreliano, Farand Martinus Arfendo Waroy Mathews Yose Pratama Maulana Dicky Almanda Maxwell Pradolin Mayank Faunni Naily Miftah, Muhammad Azizul Mita Buwana Noor Royyana Mochamad Arif Rachman Mohammad Nasikin Mubarak, Farhan Muchammad Rif’an Fahmi Muhamad Yamin Soamole Muhammad Abdul Aziz Mufti Muhammad Fawwaz Karim Amrullah Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Luqman Hakim Muhammad Luqman Hakim, Muhammad Luqman Muhammad Naufal Syafiq Muhammad Said Rinaldy Mukhama Ghulamuddin Mulyatno, Imam Pujio Musfar, Rafi Faiqal Mustafidurijal Mustafidurijal Muttaqien, Muhammad Hafizh Imam Nanda Rizki Yani Liara Natanael Martian Dwi Sunarto Natanael Martian Dwi Sunarto Nico Dwiprasti Anando Niko Bayu Prasetyo Nono, Ferdinand Gerald Bogar Nur Adi Triyantoro Nurhafid, Aji Ocid Mursid P. Boby Janurianto Paolo Ciptanto Lubis Pardede, Epan Rexky Parlindungan Manik Pradana, Eghy Audhi Rachman Pranajaya, Wisnu Razin Hilmy Baihaqi Reinhard Fernando Hutapea Relinton B Manalu Rendy Kastanto Renita Wurdhani Reyanld Daniel Nicholas Manurung Reza Shah Alam Richki Khresna Rindianti Wibowo Rizalul Haq Rizka Noor Miftakhul Ulum Rizki Rizcola rochim, fatkhu nur Rochman Hardi Prasetio Rolan Haris Ben Imanuel Purba, Rolan Haris Ben Imanuel Roni Rahmad S Rosiana Dewi Samuel Pardomuan Sitorus Samuel Rikardo Nainggolan Samuel Samuel Samuel, S Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Jokosisworo Sembiring, Benami I G Setiawan, Dendy Shandy Perdana Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal Simanjuntak, Redeko Saferland Simatupang, Ridho Justicia Sinaga, Putra Yonatan Halomoan Sugeng Pardiana Sumintono, Heraldo Petra Surip Prasetyo Surya Yusuf Afriansyah Taruna, Daffa Sofyan Tuswan Tuswan Ucok Maruli Silalahi Utomo Adi Prasetyo Wildan Adi Nugraha Willson Febriant Tambunan Wilma Amiruddin Wisesa Maheswara Yacob Utama Nainggolan Yan Nohan Yosua, Palti Yudha Adhitiya Wardhana Yunior, Tri Rangga Yusuf, Fauzan Ammar Fata