Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PKM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN MEMBUAT MINUMAN JASULE (JAHE SUSU LEMON) PADA MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS DIMASA PANDEMI COVID-19 DI DESA PANGKALAN JATI CINERE DEPOK Susantiningsih, Tiwuk; Setyaningsih, Yuni; Irmarahayu, Agneta; Zulfa, Fajriati
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v5i2.234

Abstract

Dimasa pandemi Covid-19 ini, imunitas yang baik sangat diperlukan untuk menghindari tertularnya infeksi virus corona. Salah satu upaya mencegah infeksi virus corona adalah dengan meningkatkan status imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang baik bisa didapatkan dari mengkonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup dan menghindari stress/tekanan batin. Satu kearifan lokal masyarakat di Indonesia dalam meningkatkan imunitas adalah kebiasaan mengkonsumsi minuman herbal yang dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh karena terdapat beberapa kandungan yang sangat bermanfaat. Salah satu minuman herbal yang berasal dari bahan jahe dan lemon adalah Jasule yaitu minuman jahe susu dengan ditambahkan lemon. Dalam pelatihan ini peserta penyuluhan diberikan materi tentang pentingnya kandungan minuman herbal Jasule Jahe Susu Lemon. Pentingnya menanam jahe dan lemon sebagai salah satu tanaman obat di pekarangan. Serta diberikan pelatihan pembuatan minuman Jahe Susu Lemon sampai semua peserta benar benar bisa membuatnya sendiri. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan minuman herbal Jasule Jahe Susu Lemon untuk meningkatkan imunitas tubuh dimasa Pandemi Covid-19 dilaksanakan di Desa Pangkalan Jati Cinere Depok. Kegiatan ini dapat diterima dengan baik oleh peserta penyuluhan terlihat dengan antusiasme dan pertanyaan yang diajukan. Peserta mendapatkan tambahan pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat minuman herbal Jasule Jahe Susu Lemon dapat dilihat dengan terdapatnya peningkatan nilai post test setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan pembuatan minuman herbal Jasule Jahe Susu Lemon untuk meningkatkan imunitas tubuh dimasa Pandemi Covid-19 di Desa Pangkalan Jati Cinere Depok sebesar 42,4% yaitu dari 47,9% menjadi 90,3%.
Jam Terbang Dalam Tujuh Hari, Jenis Penerbangan dan Risiko Acute Fatigue Syndrome Nida Fakhriyyah Rahmah; Pritha Maya Savitri; Agneta Irmarahayu; Suzy Yusna Dewi
WARTA ARDHIA Vol 44, No 1 (2018)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.554 KB) | DOI: 10.25104/wa.v44i1.327.17-30

Abstract

Flight Hours Within Seven Days, Flight Type and Risk of Acute Fatigue Syndrome: Fatigue on pilots is a serious problem in aviation safety. Flight hours and flight types may affect the occurrence of acute fatigue complaints on pilots. This study aims to determine the correlation of total flight hours within 7 days and the type of flight with the Acute Fatigue Syndrome risk on civil pilots in Indonesia. The design of this study used cross sectional method on civil pilots at Civil Aviation Medical Center in December 2017 with consecutive sampling as the sample determination technique. Data were collected by interview and questionnaire methods. Respondents were 112 civil pilots of fixed wing aircraft. The study population was all the pilots who conducted medical examination at Civil Aviation Medical Center in December 2017. The results showed that as many as 65 (58%) respondents experienced Acute Fatigue Syndrome, 110 (98.2%) respondents had flight hours ≤ 30 hours within 7 days, 76 (67.9%) respondents have short haul flight type. The result of bivariate analysis with Chi-Square test showed that there was no significant relationship between flying hours within 7 days (p = 0,509) and acute fatigue syndrome and there was significant relationship between flight type (p = 0,018) and acute fatigue syndrome. Fatigue pada penerbang merupakan masalah serius dalam keselamatan penerbangan. Jam terbang dan jenis penerbangan dapat mempengaruhi timbulnya keluhan kelelahan akut pada penerbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah jam terbang dalam 7 hari dan jenis penerbangan dengan risiko Acute Fatigue Syndrome pada penerbang sipil di Indonesia. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional pada penerbang sipil di Balai Kesehatan Penerbangan bulan Desember 2017 dengan teknik penentuan sample yang digunakan adalah consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan pengisian kuesioner. Responden sejumlah 112 penerbang pesawat sayap tetap. Populasi penelitian adalah semua penerbang yang melakukan medical examination di Balai Kesehatan Penerbangan pada bulan Desember 2017. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 65 responden atau 58% mengalami Acute Fatigue Syndrome, 110 responden atau 98,2% memiliki jam terbang ≤ 30 jam dalam 7 hari, 76 responden atau 67,9% melakukan penerbangan jenis Short Haul. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakan / signifikan antara jam terbang dalam 7 hari (p = 0,509) dengan acute fatigue syndrome serta terdapat hubungan yang bermakna / signifikan antara jenis penerbangan (p = 0,018) dengan acute fatigue syndrome.
RECOMMENDATIONS OF THE DEVELOPMENT OF INTERPROFESSIONAL EDUCATION IN A FACULTY OF MEDICINE Hikmah Muktamiroh; Agneta Irmarahayu; Yuni Setyaningsih
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education Vol 8, No 2 (2019): Juli
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5803.534 KB) | DOI: 10.22146/jpki.44506

Abstract

 Background: In the Competence Standards of Indonesian Doctor (SKDI) which will ratify, interprofessional communicationand collaboration are competencies that Indonesian doctors mustown. Therefore, the implementation of interprofessional education (IPE) is a must for medical education institutions. Medical Faculty of the Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (FK UPNVJ) has not specifically built the IPE module but has introduced aspects for interprofessional collaboration in the curriculum. Evaluation of the perceptions and readiness of students about IPE learning in students of academic year 2, 3 and 4 using the Indonesian version of The Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) and Readiness for Interprofessional Learning Scale (RIPLS) showed that there were no differences in IEPS scores on student years 2nd and 3rd but decreased in 4th year students and the best RIPLS scores in the 3rd year and decreased in the 4th year. Against these results, intervention recommendations are needed to obtain results following the demands and expectations.Objectives: This study aims to obtain recommendations made based on disscussion and analysis of teaching staff of the FK UPNVJ about the results of evaluating perceptions and readiness of the FK UPNVJ at the academic stage.Methods: The research was a phenomenological qualitative research. Data collection through the opened-ended on Focus Group Discussion and in-depth interviews with teaching staff of the FK UPNVJ.Results: The teaching staff stated the importance of implementing interprofessional education by forming a curriculum. The curriculum must be more focused on interprofessional communication and collaboration since the academic stage. This implementation can be done well if get full support from the dean and the rector. The teacher staff, dean and rector’s commitment to the implementation of interprofessional education is the demand as well as the hope for the implementation of interprofessional educationConclusion: The obligation to implement interprofessional education is not natural, but it is not impossible. Several things can be done so that doctors graduating from FK UPNVJ can own communication and interprofessional collaboration competencies. 
VIRTUAL LEARNING ENVIRONMENT AND LEARNING APPROACH AMONG PRE-CLINICAL UNDERGRADUATE MEDICAL STUDENTS DURING COVID-19 PANDEMIC Fellicia Naurah Andryas; Agneta Irmarahayu; Nurfitri Bustamam
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education Vol 11, No 1 (2022): Maret
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpki.63975

Abstract

Background: The ongoing COVID-19 pandemic has bestowed upon the global citizens what is now known as the new normal. The Ministry of Education and Culture of Indonesia has acted accordingly by commanding every academic institution to practice online learning to lower the transmission of the SARS-COV-2 virus. This abrupt pedagogical transformation imposes a new challenge for both students and teachers. Consequently, continuous monitoring and evaluation of the study process are essential to maintain high quality education. This research aimed to illustrate the perception of student's experienced virtual learning environment (VLE), chosen learning approach, and the association between      them.Methods: A cross-sectional design was chosen for this study. Participants (n=210) currently registered as pre-clinical undergraduate medical students during the 2020/2021  academic year were asked to complete an online survey. Online Learning Environment Survey (OLES) and Revised Study Process Questionnaire 2 Factors (R-SPQ-2F) are used to determine VLE effectiveness and learning approach, respectively.Results: The study showed that 99% (n=208) of the students perceived their VLE as highly effective and 88,6% (n=186) used the deep learning approach. Fisher’s exact test revealed a significant correlation between perceived VLE and the learning approach (p=0,013). Conclusion: An effective VLE is of paramount importance as it influences students' approach to learning during their study. Academic institution needs to support proper evaluation of VLE to ensure high quality education is being delivered continuously. 
Peningkatan Ketrampilan Membuat Minuman Jasule Untuk Imunitas Dimasa Pandemi Covid-19 Di Pangkalan Jati Cinere Depok Tiwuk Susantiningsih; Yuni Setyaningsih; Agneta Irmarahayu; Fajriati Zulfa
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 6 No 1 (2021): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jpm.v6i1.5056

Abstract

During the Covid-19 pandemic, good immunity was needed to avoid the corona virus infection. One of the efforts to prevent corona virus infection was to increase the body's immune status. High body immunity can be obtained from eating healthy foods, getting adequate rest and avoiding stress / mental stress. One local wisdom of the people in Indonesia to increasing immunity level was the habit of consuming herbal drinks which were believed to increase immunity level because there were several very useful ingredients. One of the herbal drinks made from ginger and lemon was JASULE (Jahe Susu Lemon), which was a ginger milk drink with lemon added. In this training, the participants were given material about the importance of the herbal drink JASULE (Jahe Susu Lemon). The importance of growing ginger and lemon as a medicinal plant in the yard. Also given training in making JASULE drink until all participants can make it themselves. The training activities for making herbal drinks JASULE to increase body immunity level during the Covid-19 Pandemic were held in Pangkalan Jati Cinere, Depok. This activity was well received by all participants with enthusiasm and the questions asked. Participants gained additional knowledge and skills in making herbal drinks JASULE, which can be seen from the increasing in post test scores after counseling and training in making herbal drink JASULE to increasing body immunity level during the Covid-19 Pandemic in Pangkalan Jati Cinere, Depok was 42.4% ie from 47.9% to 90.3%.
Pemberdayaan masyarakat dengan pelatihan pembuatan minuman kesehatan dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Erna Harfiani; Anisah Anisah; Agneta Irmarahayu
Riau Journal of Empowerment Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.554 KB) | DOI: 10.31258/raje.2.2.37-42

Abstract

Health is important to maintain and prevents disease by maintaining health better than treating disease. Depok (West Java), is a fertile area but is quite densely populated, land for planting crops, including TOGA is limited. To motivate people to plant TOGA, training is needed to make health drinks to maintain daily health. Training in making health drinks can further motivate people to plant TOGA in the home yard. This training was preceded by counseling about TOGA and its benefits, especially turmeric (Curcuma domestica) and red ginger (Zingiber officinale L.). This training aims to make people understand more about the importance of planting TOGA, its use in maintaining daily health and being able to make health drinks that can prevent disease more than treat diseases, by consuming health drinks made independently. The results were the increasing knowledge of the community in RW 03 Depok Jaya Depok, about the importance of planting TOGA in the home yard and being able to make health drinks in the form of tamarind turmeric and red ginger powder.
Pendampingan Pola Konsumsi Bayi pada Kader Posyandu Desa Sindangsari Pabuaran Serang Banten sebagai Upaya Pencegahan Stunting Tiwuk Susantiningsih; Kristina Simanjuntak; Maria Selvester Thadeus; Agneta Irmarahayu; Hikmah Muktamiroh; Rukman Abdullah; Fachruddin Perdana
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v7i2.5513

Abstract

Stunting adalah keadaan terhambatnya pertumbuhan akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang mempe­ngaruhinya antara lain kondisi sosial ekonomi, status gizi ibu saat hamil, infeksi dan penyakit pada bayi, serta kekurangan asupan gizi pada bayi. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat melalui kegiatan pengabdian. Tujuan kegiatan pelatihan pola konsumsi bayi pada kader posyandu Desa Sindangsari Pabuaran Serang Banten dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting dalam implementasi bela negara untuk meningkatkan efektivitas sistem penanganan kesehatan matra dan mitigasi bencana. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 September 2022 dan diikuti oleh 31 responden yang merupakan kader posyandu Desa Sindangsari. Hasil kegiatan ini adalah tingkat pengetahuan dan ketrampilan responden terhadap keterampilan pola konsumsi bayi 0-24 bulan meningkat dalam kategori pengetahuan baik yaitu sebesar 19% (dari 63,79% menjadi 82,79%). Peningkatan keterampilan dalam pola konsumsi bayi ditunjukkan dengan praktek dan presentasi pola konsumsi bayi secara langsung.
FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA Qori Aini Afiati; Mila Citrawati; Agneta Irmarahayu; Yanti Harjono
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri menstruasi atau yang dikenal dengan dismenore, merupakan kelainan paling umum pada bidang ginekologi yang ditandai dengan nyeri kolik daerah suprapubik. Keparahannya bervariasi dimulai dari 34% hingga 94% yang dapat membuat penderitanya tidak masuk sekolah atau berkegiatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang memengaruhi kejadian dismenore pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Faktor risiko yang diteliti pada penelitian ini adalah usia menarche, riwayat keluarga, lama menstruasi, stres, dan kualitas tidur. Desain penelitian ini ialah potong lintang menggunakan teknik pengambilan sampel memakai stratified random sampling pada 77 responden. Data diperoleh melalui kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) untuk menilai stres, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk menilai kualitas tidur, dan Working Ability, Location, Intensity, Days of Pain, Dysmenorrhea (WaLIDD) untuk menilai dismenore. Mayoritas responden mengalami dismenore, usia menarche normal, ada riwayat keluarga dismenore, lama menstruasi normal, mengalami stres, dan memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil uji Chi Square pada analisis bivariat didapatkan riwayat keluarga (p=0,022), stres (p=0,002), dan kualitas tidur (p=0,001) memiliki korelasi terhadap kejadian dismenore. Variabel usia menarche (p=0,288) dan lama menstruasi (p=1,000) tidak memiliki korelasi terhadap kejadian dismenore. Hasil uji multivariat memberikan hasil yaitu faktor yang berpengaruh paling kuat terhadap kejadian dismenore adalah kualitas tidur (OR=14,444). Kualitas tidur seseorang berhubungan dengan mekanisme peningkatan mediator inflamasi yaitu IL-6 dan TNF α yang berperan dalam nyeri saat menstruasi. Kata Kunci: dismenore, kualitas tidur, lama menstruasi, riwayat keluarga, stres, usia menarche DOI : 10.35990/mk.v6n2.p194-204
Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan bagi Anak Usia Sekolah Sebagai Strategi Tangkal Penyebaran Virus Corona Meiskha Bahar; Agneta Irmarahayu; Tri Faranita; Abdul Kolib; Oktania Sandra
Segara : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2023): Volume.1 No.1 Agustus (2023) - SEGARA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/segara.v1i1.5073

Abstract

Perubahan tatanan kehidupan selama masa pandemi Covid-19 memaksa kita untuk menghadapi berbagai tantangan baru dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat seperti ini perubahan perilaku serta kesadaran masyarakat sangatlah penting. Kepatuhan menjalankan protokol kesehatan  dapat memutus rantai penularan dan menekan angka penyebaran Covid-19. Upaya menjaga protocol Kesehatan pada anak usia sekolah dibutuhkan sejak dari rumah dana lingkungan keluarga. Untuk itu dibutuhkan berbagai upaya penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Kegiatan ini meliputi pemberian informasi dan pengetahuan kepada ibu-ibu di wilayah Komplek UPN Meruyung melalui media power point dan video secara luring dengan menjaga protocol Kesehatan bagi semua peserta. Setelah itu ada sesi diskusi dan tanya jawab. Diharapkan dari kegiatan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menciptakan perubahan perilaku hidup lebih sehat dan siap memasuki masa endemi.  Kata kunci: Anak usia sekolah, Covid-19, Protokol kesehatan
Peningkatan Pengetahuan Keamanan Pangan pada UKM Sektor Makanan untuk Memperkuat Ketahanan Keluarga: Sebuah Upaya Non-Maleficence pada Komunitas Muktamiroh, Hikmah; Yuni Setyaningsih; Agneta Irmarahayu; Bintang Bayu Aryandi
Segara : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2023): Vol. 1 No. 2 (2023): SEGARA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/segara.v1i2.7189

Abstract

Ketahanan keluarga yang adekuat diperlukam dalam membangun ketahanan komunitas. Makanan yang tidak aman dikonsumsi dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Masyarakat perlu mendapatkan perlindumgan atas keamanan pangan. Keamanan pangan merupakan salah satu hak konsumen sekaligus hak asasi manusia atas kesehatan yang harus terpenuhi untuk membangun komunitas yang sehat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai upaya meningkatkan pengetahuan Usaha Kecil Menengah terhadap keamanan pangan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan secara online, diikuti oleh 38 orang pelaku UKM. Penyuluhan ini berhasil meningkatkan nilai rerata pengetahuan keamanan pangan pada pelaku UKM, yaitu dari 63.82 menjadi 87.81. Kata kunci: Keamanan Pangan, Ketahanan Keluarga, Komunitas, Non-maleficence, Usaha Kecil Menengah Abstract Adequate family resilience is necessary in building community resilience. Foods that are not safe for consumption can lower the body's resistance so that the body becomes more susceptible to disease. People need to get protection for food safety. Food safety is one of the consumers rights to health that must be fulfilled to build a healthy community. The purpose of community service is to increase knowledge of Small - Medium Enterprises (SMEs) on food security. Service activities were conducted in the form of online counselling attended by 38 SMEs. This counselling succesfully increased the mean score of food safety knowledge among SMEs from 63.82 to 87.81. Keywords: Food security, Family resilience, Community, Non-maleficence, Small - Medium Enterprises