Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Struktur Biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan di Provinsi Jambi Akbar, Wahyu; Hidayat, Nia Kurniawati; Sehabudin, Ujang
Ekonomis: Journal of Economics and Business Vol 8, No 2 (2024): September
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/ekonomis.v8i2.2118

Abstract

This research aims to determine the cost structure, revenue, income and R/C ratio of broiler chicken farming businesses. The analysis method used is quantitative (cost structure analysis, income, R/C ratio and difference test). The research results show that PT X shows better cost efficiency than PT Y, this is reflected in the higher R/C ratio. This indicates that PT X is able to manage production costs more effectively, through negotiating better prices for feed or using more efficient technology. PT X results of the difference test using the Mann Whitney Test show that the two companies have significantly different revenues. PT X and PT Y still have the potential to improve performance. PT Y can learn from PT X best practices in managing costs and increasing revenue.
Tata Kelola Rantai Nilai Jagung Di Indonesia Syachbudy, Qiki Qilang; Hidayat, Nia Kurniawati
Paradigma Agribisnis Vol 6 No 1 (2023): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v6i1.8348

Abstract

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam hal pengembangan komoditas jagung. Hal ini juga didorong oleh kebutuhan jagung di dalam negeri yang tinggi. Meskipun secara umum Indonesia masih termasuk ke dalam negara pengimpor jagung, namun masih memiliki potensi untuk menjadi pemain global di dalam komoditas jagung. Penelitian ini menggunakan analisis tata kelola rantai nilai yang dipadukan dengan metode Export Product Dynamics (EPD) dan Revealed Comparative Advantage (RCA). Penelitian ini menemukan bahwa masih relatif rendahnya ekspor Indonesia disebabkan oleh tata kelola rantai nilai pada komoditas jagung yang kurang baik. Tipe tata kelola rantai nilai komoditas jagung Indonesia secara umum adalah tipe captive dengan ciri-ciri karakteristik kompleksitas yang tinggi (high), karakteristik kodifikasi yang tinggi (high), dan karakteristik kapabilitas yang rendah (low). Sementara itu, menurut analisis RCA, Indonesia memiliki keunggulan komparatif terhadap negara Singapura dan Philipina. Sementara itu menurut analisis EPD, pasar komoditas jagung Indonesia berada pada posisi Rising Stars di negara Philipina dan India. Negara-negara tersebut dapat menjadi target pasar ekspor, sejalan dengan usaha dalam proses peningkatan produksi dan produktivitas jagung di Indonesia.
Analisis Komparasi Daya Saing Ekspor Arang Tempurung Kelapa ASEAN di Pasar Jepang: Analysis of the Competitiveness of ASEAN Coconut Shell Charcoal Exports in the Japanese Market Putri, Lovina Aresta; Hidayat, Nia Kurniawati
Indonesian Journal of Agricultural Resource and Environmental Economics Vol. 2 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/ijaree.v2i1.50008

Abstract

Jepang merupakan negara tujuan ekspor arang tempurung kelapa (HS 440290) dariASEAN, dimana ekspor Indonesia untuk produk tersebut di pasar Jepang berfluktuasi selama periode 2010-2021. Hal ini menunjukkan ekspor arang tempurung kelapa Indonesia di pasar Jepang belum optimal akibat kelangkaan bahan baku dan adanya potensi nilai ekspor yang belum dimanfaatkan (untapped potential). Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis daya saing komparatif ekspor produk arang tempurung kelapa negara ASEAN termasuk Indonesia di pasar Jepang periode 2010-2021; (2) menganalisis daya saing kompetitif ekspor produk arang tempurung kelapa negara ASEAN termasuk Indonesia di pasar Jepang periode 2010-2021; (3) menganalisis potensi pengembangan pasar ekspor produk arang tempurung kelapa Indonesia dibandingkan negara ASEAN lainnya di pasar Jepang. Penelitian ini menggunakan metode analisis Revealed Comparative Advantage (RCA), Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA), Export Product Dynamic (EPD), dan X-Model. Hasil analisis RCA, dan RSCA menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya saing komparatif di pasar Jepang bersamaan dengan Laos dan Malaysia. Sementara itu, dilihat dari sisi EPD dan X-Model, arang tempurung kelapa Indonesia didominasi posisi retreat dan pasar kurang potensial di bawah Laos, Filipina, dan juga Vietnam. Implikasi kebijakan dalam penelitian ini adalah arang tempurung kelapa Indonesia masih berorientasi ekspor dengan produk berkualitas rendah, sehingga dalam rangka peningkatan daya saing ekspor pemerintah Indonesia dapat mengadaptasi strategi ekspor yang diberlakukan oleh Laos, Filipina, dan Vietnam. Japan is the largest importer of coconut shell charcoal products (HS 440290) globally, mainly sourced from the ASEAN region. Despite being the foremost exporter of coconut shell charcoal, Indonesia faces fluctuating export values to the Japanese market. This variability indicates suboptimal export of Indonesian coconut shell charcoal due to scarcity of raw material and unrealized export potential. This study aims to (1) analyze the comparative competitiveness of coconut shell charcoal exports from ASEAN nations, including Indonesia, in the Japanese market from 2010 to 2021, (2) assess the competitiveness of coconut shell charcoal exports from ASEAN countries, including Indonesia, during the 2010-2021 period, (3) examine the potential for developing the Indonesian coconut shell charcoal export market compared to other ASEAN nations in Japan. The research employs the Revealed Comparative Advantage (RCA), Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA), Export Product Dynamic (EPD), and X-Model analysis methods. RCA and RSCA analyses reveal Indonesia's comparative competitiveness in the Japanese market, alongside Laos and Malaysia. However, EPD and X-Model perspectives indicate that Indonesian coconut shell charcoal is positioned behind Laos, the Philippines, and Vietnam, signifying lower market potential. The policy implication underscores Indonesia's export reliance on lower-quality coconut shell charcoal. The Indonesian government might consider adopting strategies akin to Laos, the Philippines, and Vietnam to enhance export competitiveness.
ANALISIS EKONOMI DAN STRATEGI USAHA TERNAK PENERIMA PROGRAM 1000 DESA SAPI POTONG (Studi kasus: Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur): Financial Analysis and Sustainability Strategy for Livestock Businesses Recipients of the 1000 Cow Village Program (Case Study: Ngadiluwih District, Kediri Regency) Hidayat, Nia Kurniawati; Rahila, Aisna; Raswatie, Fitria Dewi
Indonesian Journal of Agricultural Resource and Environmental Economics Vol. 3 No. 2 (2024): December 2024
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/ijaree.v3i2.53320

Abstract

Kecamatan Ngadiluwih merupakan salah satu daerah penerima Program 1000 Desa Sapi potong, dimana terdapat lima kelompok ternak penerima program. Selama menjalankan usaha, peternak belum pernah menghitung nilai ekonomi usaha yang dilakukan. Disisi lain, peternak membutuhkan informasi apakah usaha yang dijalankan saat ini menguntungkan atau rugi karena modal dan sumber pembiayaan terbatas. Tujuan penelitian adalah menganalisis biaya dan manfaat dari aspek ekonomi dan merumuskan strategi usaha ternak penerima program 1000 desa sapi potong. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023 dengan menggunakan metoda wawancara yang dilakukan kepada lima pengelola kelompok peternak yang menjadi penerima program serta penanggung jawab program dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kediri. Data primer dan data sekunder dianalisis secara deskriptif kuantitatif, analisis cashflow dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan, pada skenario I nilai NPV sebesar Rp14,230,336,015, Net B/C sebesar 4.266, IRR sebesar 33% dan Payback Period selama 9 tahun 10 bulan 23 hari. Adapun pada skenario II memiliki hasil NPV sebesar Rp24,835,126,149, Net B/C sebesar 9.380, IRR sebesar 49% dan Payback Period > 9 tahun. secara ekonomi usaha sapi potong melalui program 1000 desa sapi potong layak dilanjutkan karena nilai B/C >1. Analisis SWOT berada pada kuadran V (hold and maintain), sehingga strategi yang tepat untuk dilakukan adalah strategi pemasaran produk dan penetrasi pasar.