Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Outdoor Study terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah dan Hasil Belajar Geografi Siswa Hamrin Hamrin; Budijanto Budijanto; Didik Taryana
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 6, No 6: JUNI 2021
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v6i6.14875

Abstract

Abstract: This research aims to describe the influence of outdoor study-based guided inquiry on students' skills in compiling scientific papers and learning outcomes of geography. Using a quasi-experimental design, consisting of two classes, namely the IPS2 class (experiment) and IPS1 (control). The research subjects of class XI IPS at SMAN 1 Mawasangka Timur in the academic year 2020/2021. Selection of classes using purposive sampling technique. Data analysis using MANOVA. The results showed the sig. The Manova test is 0.000 < 0.05 for the ability to write geography scientific papers and 0.001 < 0.05 for learning outcomes, meaning that there is an influence of an outdoor study-based guided inquiry model on the skills of compiling scientific papers and student learning outcomes.Abstrak: Penelitian ini bertujuan menguraikan pengaruh inkuiri terbimbing berbasis outdoor study pada keterampilan menyusun karya ilmiah dan hasil belajar geografi siswa. Menggunakan desain eksperimen semu, terdiri dua kelas, yakni kelas IPS2 (eksperimen) dan IPS1 (kontrol). Subjek penelitian siswa kelas XI IPS SMAN 1 Mawasangka Timur tahun pelajaran 2020/2021. Pemilihan kelas dengan teknik Purposive sampling. Analisis data menggunakan MANOVA. Hasil penelitian menunjukan nilai sig. uji Manova sebesar 0,000 < 0,05 untuk kemampuan menulis karya ilmiah geografi dan 0,001 < 0,05 untuk hasil belajar, artinya teradapat pengaruh model inkuiri terbimbing berbasis outdoor study pada keterampilan menyusun karya ilmiah dan hasil belajar geografi siswa.
Pengaruh Formasi Geologi terhadap Potensi Mata Air di Kota Batu Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 20, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.486 KB) | DOI: 10.17977/jpg.v20i2.288

Abstract

Abstrak: Salah satu sumberdaya alam yang sangat potensial untuk dieksplorasi dan meningkatkan pendapatan asli daerah adalah potensi mata air yang digunakan untuk suply air bersih penduduk. Peningkatan kebutuhan air bersih sangat dipengaruhi oleh yaitu karakteristik penduduk, kepadatan penduduk, letak daerah, penggunaan lahan serta keadaan iklim. Faktor yang mempengaruhi potensi air tanah adalah kondisi daerah resapan terutama tata guna lahan yang berpengaruh langsung terhadap begian air hujan yang masuk kedalam tanah sebagai sumber air tanah dan Geologi (formasi batuan) yang bersifat permeable berbeda dibandingkan pada batuan intrusi yang bersifat impermeable serta bentuk lahan dan kemiringan lereng (topografi) juga mempengaruhi potensi air dalam tanah.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um017v20i22015p009
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit Puncak di Sub DAS Penggung Kabupaten Jember Radhea Giarkenang Nur Fauzi; Dwiyono Hari Utomo; Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 23, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.757 KB)

Abstract

Perubahan penggunaan lahan pada wilayah DAS akan mempengaruhi kondisi hidrologi DAS seperti meningkatnya debit puncak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luas dan jenis perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Penggung tahun 2006 sampai dengan 2015. Menganalisis pengaruh luas penggunaan lahan terhadap debit puncak di Sub DAS Penggung tahun 2006 sampai dengan 2015. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode pengambilan data menggunakan metode dokumentasi dan metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan Penggunaan lahan yang banyak mengalami perubahan alih fungsi yaitu hutan. Pengaruh luas penggunaan lahan terhadap debit puncak adalah sebesar 32,4%. Dari hasil dari uji regresi simultan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap debit puncak. Jenis penggunaan lahan yang berpengaruh signifikan terhadap debit puncak yaitu lahan terbangun dan lahan kosong. Dari jenis penggunaan lahan tersebut, jenis penggunaan lahan yang paling berpengaruh terhadap debit puncak yaitu lahan terbangun.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um017v23i12018p050
Evaluasi efektivitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam mereduksi banjir di Kota Mojokerto Didih Krisnamurti; Didik Taryana; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.871 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i1p30-37

Abstract

Kota Mojokerto merupakan wilayah perkotaan yang sering menjadi daerah langganan banjir yang diakibatkan oleh aliran permukaan (Limpasan). Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan kota wajib menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) 30% dari luas wilayah, ketentuan penyediaan RTH Kota Mojokerto sudah terpenuhi. Berdasarkan kondisi tersebut perlu adanya kegiatan pengkajian evaluasi efektivitas ruang terbuka hijau (RTH) dalam mereduksi banjir kota sebagai upaya dalam pencegahan dan meminimalisir kejadian bencana banjir limpasan yang masih sering terjadi di Kota Mojokerto. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas RTH dalam mereduksi debit limpasan yang terjadi di Kota Mojokerto. Penelitian ini merupakan penelitian survey menggunakan data primer hasil pengukuran infiltrasi dan data sekunder termasuk data curah hujan, DEM, jenis tanah, dan jenis ruang terbuka hijau. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengukuran lapangan dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis kapasitas infiltrasi menggunakan metode Horton, debit limpasan metode Rasional dan evaluasi efektivitas berdasarkan analisis nilai residu limpasan.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah diketahui bahwa 8 jenis RTH Kota dinyatakan efektiv dalam mereduksi debit banjir limpasan dengan nilai residu 0 dan daya resap reduksi mencapai 100% dari total limpasan sebesar 124.47 m3/detik. Terdapat 8 unit yang dinyatakan tidak efektif yang berada pada RTH berupa taman rekreasi, hutan kota, jalur pengaman jalan, lahan kosong, lapangan olahraga, lapangan upacara, sempadan sungai dan lahan pertanian perkotaan dengan nilai residu berturut-turut sebesar 35.34 m3/detik, 102.01 m3/detik, 107.33 m3/detik, 64.22 m3/detik, 22.24 m3/detik, 102.73 m3/detik, 115.80 m3/detik, 63.99 m3/detik. Total RTH efektif mencapai 50% dan tidak efektif 50%. Perlu adanya pengelolaan RTH efektif berbasis potensi cadangan air dan penambahan kuantitas RTH tidak efektif terutama berjenis RTH Publik berbasis kebutuhan RTH.
Pengembangan media pembelajaran literasi digital interaktif pada materi persebaran flora dan fauna Titip Prayoga; Yusuf Suharto; Didik Taryana
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 9 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.765 KB)

Abstract

The lack of interactive learning media in learning Geography builds researchers’ intention to create effective learning media used in the learning process. One of the appropriate learning media with current technological advances is interactive digital literacy learning media. The development of this digital literacy learning media has the aim of improving the quality of Geography learning. At this media development stage includes eight development sequences including: (1) needs analysis, (2) preparation of learning media objectives, (3) collection of material items, (4) formulation of product assessment instruments, (5) making media, (6) implementation of the test, (7) revision, and (8) the final product. The product validity test was carried out by three experts, the first being a media expert who scored 100 percent with the validity criteria "valid", the second material expert got a score of 75.5 percent with the validity criteria "quite valid" and the last one the geography teacher got a score of 91.4 percent with "Valid" Validity Criteria. The effectiveness test was carried out at SMAN 1 Kalitidu Class XI IPS 1, totaling 31 students. The class was divided into two control and experimental groups to test the effectiveness of the learning media, and the result was that the experimental class gain score was greater than the control class, which was 27.5 while the control class gain score was 19. So, it can be stated that this interactive digital literacy learning media is valid and effective used by students. Kurangnya media pembelajaran interaktif dalam pembelajaran Geografi membangun niat peneliti untuk menciptakan media pembelajaran yang efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang tepat dengan kemajuan teknologi saat ini adalah media pembelajaran literasi digital interaktif. Pengembangan media pembelajaran literasi digital ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi. Pada tahap pengembangan media ini meliputi delapan urutan pengembangan meliputi: (1) analisis kebutuhan, (2) penyusunan tujuan media pembelajaran, (3) pengumpulan butir materi, (4) perumusan instrument penilaian produk, (5) pembuatan media, (6) pelaksanaan tes, (7) revisi, dan (8) produk akhir. Uji kevalidan produk dilakukan oleh tiga ahli yang pertama ahli media mendapatkan nilai 100 persen dengan kriteria kevalidan “valid”, yang kedua ahli materi mendapatkan nilai 75,5 persen dengan kriteria kevalidan “cukup valid” dan yang terakhir guru Geografi mendapatkan nilai 91,4 persen dengan kriteria kevalidan “valid”. Uji keefektifan dilakukan di SMAN 1 Kalitidu kelas XI IPS 1 yang berjumlah 31 siswa. Kelas dibagi menjadi dua kelompok kontrol dan eksperimen untuk menguji keefektifan media pembelajaran dan hasilnya gain skor kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol yakni sebesar 27,5 sedangkan gain skor kelas kontrol sebesar 19. Jadi, dapat dinyatakan media pembelajaran literasi digital interaktif ini valid dan efektif digunakan oleh siswa.
Evaluasi potensi Mata Air Terenapu untuk suplai kebutuhan air bersih penduduk Desa Rendu Butowe Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo Christian Agustino Boro; Didik Taryana; Ferryati Masitoh
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 11 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendu Butowe Village is experiencing a clean water crisis. Residents of Rendu Butowe Village use rainwater and rivers to meet their clean water needs. However, in terms of quantity and quality, these water sources have not been able to meet the needs of the population. Rendu Butowe village has the potential of the Terenapu spring which has not been utilized optimally and has only been used by some residents. The purpose of this study is to determine the potential of the Terenapu spring in terms of quantity and quality of water, to determine the population's clean water needs, and to evaluate the potential of the springs for the needs of the population. The survey method used in the research includes measurement of discharge, analysis of water quality, and interviews of residents' water needs. The results obtained are: the discharge of the Terenapu spring is 1,098,357 liters/day. Parameters of iron, E.Coli and, Total Coliform exceed the requirements for clean water, especially drinking water. The need for clean water for the residents of Rendu Butowe Village is 77,912 liters/day. The discharge of the Terenapu spring can supply the water needs of the residents of Rendu Butowe Village for the next 10 years and the excess discharge can still be optimized for the needs of the residents of Rendu Butowe Village and its surroundings. Desa Rendu Butowe mengalami masalah krisis air bersih. Selama ini, penduduk Desa Rendu Butowe menggunakan air hujan dan sungai dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Akan tetapi secara kuantitas dan kualitas sumber air tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan penduduk. Desa Rendu Butowe memiliki potensi mata air Terenapu yang belum dilakukan pemanfaatan secara optimal dan baru digunakan oleh beberapa penduduk. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui potensi mata air Terenapu ditinjau dari aspek kuantitas dan kualitas air, mengetahui kebutuhan air bersih penduduk, dan mengevaluasi potensi mata air terhadap kebutuhan penduduk. Metode survei digunakan dalam penelitian, meliputi: pengukuran debit, analisis kualitas air, dan wawancara kebutuhan air penduduk. Hasil yang diperoleh yaitu: debit mata air Terenapu yaitu 1.098.357 liter/hari. Parameter besi, E.Coli dan Total Coliform melebih syarat peruntukan sebagai air bersih khususnya air minum. Kebutuhan air bersih penduduk Desa Rendu Butowe yaitu 77.912 liter/hari. Debit mata air Terenapu mampu menyuplai kebutuhan air penduduk Desa Rendu Butowe hingga 10 tahun kedepan dan kelebihan debit masih dapat di optimalisasikan untuk kebutuhan penduduk Desa Rendu Butowe dan sekitarnya.
Pendugaan erosi menggunakan Metode Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE) di Sub DAS Bale Lujeng Luthvy Salviya; Didik Taryana; Heni Masruroh; Nevy Farista Aristin
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Bale River Sub Basin is located in Tulungrejo Village, Gandusari District, Blitar Regency, on territory with undulating topography and at an elevation of 519 to 846 meters above sea level, with steep to extremely steep slopes. The majority of the Bale sub-watershed area's land use, notably forests, has been transformed into agricultural land or mixed gardens, where land conversion is carried out without or with conservation measures under adverse land cover conditions. Land use that does not comply with land conservation requirements exposes the Bale sub-watershed to erosion, and the Bale sub-watershed has steep slopes. As a result, the goal of this research is to forecast the quantity of erosion in the Bale sub-watershed. This study employed a literature review and a field survey, with data collected in the form of primary and secondary sources. The MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) approach was used for data analysis to estimate the amount of erosion in the research area. According to the findings of this study, the Bale sub-watershed has 18 land units, with land unit 4 having the highest erosion value of 647,99 tons per hectare per year. Land unit 4 has a Vq factor value of 2.322,76 m3, a K value of 0.50, an LS value of 1.7, and a CP value of 0.60 with residential land use and no conservation activities. Meanwhile, land unit 17 had the lowest erosion value of 1,09 tons per hectare per year. The Vq value for the land unit is 686,05 m3, the K value is 0.30, the LS value is 3.8, and the CP value is 0.02 with the use of forest land and conservation methods such as bunds and reinforcing grass. Sub Daerah Aliran Sungai Bale berada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar yang memiliki lahan dengan topografi yang bergelombang dan berada pada ketinggian antara 519–846 mdpl dan didominasi dengan kelerengan yang curam hingga sangat curam. Penggunaan lahan di sebagian besar wilayah sub DAS Bale, yaitu berupa hutan telah banyak berubah menjadi lahan pertanian atau kebun campuran. Dimana alih fungsi lahan tersebut dilakukan tanpa atau dengan tindakan konservasi dan kondisi penutup lahan yang kurang baik. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan konservasi lahan akan berakibat pada kerentanan sub DAS Bale terhadap kejadian erosi, ditambah Sub DAS Bale memiliki kemiringan lereng yang curam. Dengan demikian, tujuan dari kajian ini adalah untuk menduga/prediksi besaran erosi di Sub DAS Bale. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan survei lapangan dengan data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) untuk pendugaan besarnya erosi pada wilayah kajian. Hasil dari penelitian ini, terdapat 18 unit lahan di Sub DAS Bale dengan nilai erosi terbesar pada unit lahan 4 sebesar 647,99 ton/ha/tahun. Satuan unit lahan 4, memiliki nilai faktor Vq sebesar 2.322,76 m3, nilai K sebesar 0,50, nilai LS sebesar 1,7 dan nilai CP sebesar 0,60 dengan penggunaan lahan permukiman tanpa adanya upaya konservasi. Sementara itu, nilai erosi terkecil terdapat pada unit lahan 17 sebesar 1,09 ton/ha/tahun. Nilai Vq pada unit lahan tersebut sebesar 686,05 m3, nilai K sebesar 0,30, nilai LS sebesar 3,8, dan nilai CP sebesar 0,02 dengan penggunaan lahan hutan serta upaya konservasi berupa guludan dan rumput penguat.
GROUNDWATER USE ZONING MAPPING USING GEOMORPHOLOGICAL APPROACH FOR HANDLING THE WATER CRISIS: STUDY CASE OF KECAMATAN PAGAK, KABUPATEN MALANG Damar Panoto; Irfan Helmi Pradana; Melinda Meganagatha Rosbella Devy; Didik Taryana
Geographica: Science and Education Journal Vol 2, No 1 (2020): December
Publisher : USN Kolaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1448.616 KB) | DOI: 10.31327/gsej.v2i1.1311

Abstract

Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang is an area which is dominated by karst landform. Basically, Karst is landform which is vulnerable to drought for the very minimum of waterflow surface.  Underground river flows are more developed in karst landforms due to the large number of fractures. Based on these problems, this research seeks to solve the problem of water crisis in karst landforms by utilizing groundwater. It chose geomorphological approach to find the highly potential groundwater landforms so that these they can be used as groundwater infiltration zones. Geomorphological mapping is carried out by identifying aspects of morphology, morphogenesis, morphoarrangement, and morphocronology. Through the geomorphological mapping, it was obtained nine units of landforms in the research area. The P4Fv1 landforms are units that have high groundwater potential which can be utilized in large quantities.
Pengaruh perubahan kerapatan bangunan dan vegetasi terhadap Urban Heat Island di Kota Bekasi menggunakan citra penginderaan jauh multitemporal Ananda Rianti Dewi; Didik Taryana; Ike Sari Astuti
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 6 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v3i6p604-625

Abstract

Bekasi City is one of the metropolitan cities and hinterlands of Jakarta which is experiencing fairly rapid population growth. Population growth requires the development of infrastructure and residential areas that cause changes in land use from vegetation to built-up land. The rapid changes in building density and vegetation density caused by changes in land use cause climate conditions in the Bekasi City area to turn uncomfortable and tend to get hotter, this is one of the factors for the Urban Heat Island (UHI) phenomenon in Bekasi City. Remote sensing methods can be used to analyze changes in building density, vegetation density, Land Surface Temperature (LST) and UHI. This study aims to determine the effect of changes in building density and vegetation density on UHI in Bekasi City from 2001-2021. The method for obtaining building density data is using NDBI, vegetation density using NDVI, and LST using the Single Channel Algorithm (SCA) method. The LST value is used to identify UHI. The results showed that the building density of Bekasi City in 2001-2021 continued to experience changes in the increasing area, while the vegetation density experienced changes in the decreasing area. There is a 49 percent effect of changes in building density and vegetation density on UHI in Bekasi City. The variable density of buildings has a stronger influence than the variable density of vegetation. Kota Bekasi merupakan salah satu Kota Metropolitan dan hinterland Jakarta yang mengalami pertambahan jumlah penduduk yang cukup pesat. Pertambahan penduduk mengharuskan adanya pembangunan infrastruktur dan kawasan permukiman yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan vegetasi menjadi lahan terbangun. Pesatnya perubahan kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi yang diakibatkan oleh perubahan penggunaan lahan menyebabkan kondisi iklim di wilayah Kota Bekasi berubah menjadi tidak nyaman dan cenderung semakin panas, hal tersebut menjadi salah satu faktor terjadinya fenomena Urban Heat Island (UHI) di Kota Bekasi. Metode penginderaan jauh dapat digunakan untuk analisis perubahan kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi, Land Surface Temperature (LST) dan UHI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi terhadap UHI di Kota Bekasi pada tahun 2001-2021. Metode untuk memperoleh data kerapatan bangunan menggunakan NDBI, kerapatan vegetasi menggunakan NDVI, dan LST menggunakan metode Single Channel Algorithm (SCA). Nilai LST digunakan untuk identifikasi UHI. Hasil penelitian menunjukan kerapatan bangunan Kota Bekasi tahun 2001-2021 terus mengalami perubahan kenaikan luasan, sedangkan kerapatan vegetasi mengalami perubahan penurunan luasan. Terdapat 49 persen pengaruh dari perubahan kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi terhadap UHI di Kota Bekasi. Variabel kerapatan bangunan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan variabel kerapatan vegetasi.
Building Creativity in Students’ Spatial Thinking Skills using ArcGIS Story Maps Wisang Elang Fajar Nisnala; Purwanto Purwanto; Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 23, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v23i1.49421

Abstract

Knowledge of spatial concepts, the process of reasoning, and the use of representational tools are characteristics of cognitive skills from spatial thinking abilities that students should master. This study aims to determine the effect of using ArcGIS Story maps in collaboration with a challenge-based learning model on the creativity of students' spatial thinking skills. Quasi Experiment with a quantitative approach is a research method used in research. The subjects of the research analysis were high school students, with 68 students consisting of two homogeneous classes. The creative essay test of spatial thinking ability and questionnaire were chosen as data collection techniques. And data analysis using a t-test. Statistical tests prove that using ArcGIS Story maps affects the creativity of spatial thinking skills manifested in the mastery of spatial perception, spatial visualization, spatial relations, spatial orientation, and mental rotation, which increases students' posttest scores. Meanwhile, there are inconsistencies in the skills of using ArcGIS Story maps with posttest scores.