Claim Missing Document
Check
Articles

M. Jusuf dalam Meredam Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan 1957-1965 Selfi Selfi; Rasyid Ridha; La Malihu
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 2, Agustus 2020
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v7i2.13727

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai bagaimana hubungan M. Jusuf dengan Qahhar Mudzakkar sebelum Gerakan DI/TII, strategi M. Jusuf dalam menumpas gerakan DI/TII dan dampak berakhirnya gerakan DI/TII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum gerakan DI/TII, M. Jusuf dan Qahhar Mudzakkar memiliki hubungan yang bisa dikatakan cukup dekat. Dekat dalam hal ini berarti M. Jusuf sempat menjadi salah seorang staf kepercayaan Qahhar Mudzakkar. Begitupun dengan M. Jusuf sempat menganggap Qahhar Mudzakkar layaknya keluarga. Bahkan dalam beberapa sumber mengemukakan bahwa M. Jusuf merupakan anak emas Qahhar Mudzakkar pada masa revolusi. Tergabungnya Qahhar Mudzakkar dengan gerakan DI/TII dan masuknya M. Jusuf dalam struktur tentara regular hingga menjadi panglima di Kodam SST XIV/Hasanuddin membuat kedekatan mereka berubah. Berubah dalam hal ini tidak berarti mereka berkonflik. Hanya saja ia tak lagi bersama dalam kemiliteran. Ketika Qahhar Mudzakkar memproklamasikan gerakan D/TII nya berarti Qahhar dan M. Jusuf sudah berbeda dari segi ideologi. M. Jusuf bekerja untuk menumpas gerakan DI/TII sedangkan Qahhar Mudzakkar bergejolak dengan gerakan DI./TII nya. Hal ini dilakukan oleh M. Jusuf dilatarbelakangi oleh bakat kemiliterannya dan menjadi bukti kesetiaanya terhadap NKRI. Pasca berakhirnya gerakan DI/TII dimana setelah Abdul Qahhar Mudzakkar tertembak, difokuskanlah pembangunan di Sulawesi Selatan dalam segala bidang. Serta adanya rehabilitasi terhadap eks DI/TII. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat naratif dengan menggunakan metode penelitian history melalui tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Perpindahan Karena Perluasan: Masuknya Mangasa dalam Wilayah Kota Makassar 1971 Akhmad Akbar Abdullah; Muh. Saleh Madjid; Muh. Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 5, No. 3, Desember 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.415 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i4.9006

Abstract

Tulisan ini berupaya menjelaskan proses perluasan Kotamadya Makassar dari persiapan hingga terjadinya perluasan Kotamadya Makassar sehingga membuat Mangasa yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Gowa berpindah ke dalam bagian wilayah administratif Kotamadya Makassar, perkembangan Kelurahan Mangasa setelah masuk dalam wilayah administratif Kota Makassar serta kehidupan sosial ekonomi yang terdapat di Kelurahan Mangasa. Berpindahnya daerah Mangasa ke dalam wilayah administratif Kota Makassar yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Gowa disebabkan karena adanya perluasan Kota Makassar pada tahun 1971. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan penelitian historis (Historical Research), yang terdiri atas beberapa tahapan yakni: (1) Heuristik, dengan mengumpulkan arsip terkait data-data perluasan Kotamadya Makassar dari Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan buku-buku maupun karya tulis ilmiah yang terkait dengan Kotamadya Makassar dan Mangasa. (2) Kritik atau proses verifikasi keaslian sumber sejarah. (3) Interpretasi atau penafsiran sumber sejarah, dan (4) Historiografi, yakni tahap penulisan sejarah. This simple work attempts to explain the process of expanding the Municipality of Makassar from preparation to the expansion of the Municipality of Makassar so that Mangasa which was previously part of Gowa Regency moved into the administrative area of Makassar Municipality, the development of Mangasa Village after being included in the administrative area of Makassar City and socio-economic life which is found in Mangasa Village. The transfer of the Mangasa area into the administrative area of Makassar City which was previously part of the territory of Gowa Regency was due to the expansion of Makassar City in 1971. This research was a research with historical research approach, consisting of several stages, namely: (1) Heuristics, by collecting archives related to data on the expansion of the Municipality of Makassar from the Archives and Regional Library of South Sulawesi Province and books and scientific papers related to the Municipality of Makassar and Mangasa. (2) Criticism or the process of verifying the authenticity of historical sources. (3) Interpretation or interpretation of historical sources, and (4) Historiography, namely the stage of historical writing.
Ekspansi Kerajaan Gowa-Tallo Ke Limae Ajatappareng Abad XVI Sahrul Habrianto; Saleh Madjid; Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 3, Desember 2019
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.198 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i3.12054

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang ekspansi kerajaan Gowa-Tallo ke Limae Ajatappareng dengan menguraikan gambaran umum Gowa-Tallo dan Limae Ajatappareng, latar belakang penyebab terjadinya ekspansi, bentuk-bentuk ekspansi, serta dampak ekspansi bagi masing-masing pihak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Ekspansi kerajaan Gowa-Tallo ke Limae Ajatappareng dimulai pada masa pemerintahan Karaeng Tunipallangga (1546-1565) yang berawal dari keinginan untuk mengembangkan perekonomian dan perdagangan maritim. Ekspansi ini bukan hanya semata-mata ekspansi fisik, namun juga dalam bentuk penguasaan perekonomian dan pertalian darah melalui perkawinan politik. Ekspansi ini bertujuan agar bandar kerajaan Gowa-Tallo dapat berkembang mengalahkan pesaingnya sehingga mengindikasikan bahwa motif utama dari ekspansi ini adalah terkait dengan masalah perekonomian. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya kerajaan Gowa-Tallo berhasil mengamankan suplai bahan pangan, serta berhasil memajukan bandar kerajaannya. Keberhasilan ekspansi ini ditandai dengan semakin ramainya bandar kerajaan Gowa-Tallo yang bertahan hingga puluhan tahun sebelum penguasaan oleh VOC pada abad XVII. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian sejarah yang meliputi heuristik yaitu tahapan pengumpulan data, kritik sumber yang bertujuan untuk menilai sumber yang tersedia, interpretasi yaitu menafsirkan sumber dan data yang tersedia, serta historiografi sebagai langkah akhir yakni menyajikan data menjadi satu tulisan sejarah utuh. Metode pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan sumber-sumber pustaka baik buku ataupun arsip-arsip serta wawancara terhadap peneliti-peneliti yang memiliki kajian yang berkaitan sebagai pelengkap dari data-data yang telah diambil sebelumnya.Kata Kunci : Ekspansi, Limae Ajatappareng, Gowa-Tallo Abstract This research aims to know about the expansion of Gowa-Tallo kingdom to Limae Ajatappareng by elaborating the overview of Gowa-Tallo and Limae Ajatappareng, the background of the cause of expansion, expansion forms, and impact Expansion for each party. The results showed that, Gowa-Tallo Kingdom expansion to Limae Ajatappareng began during the reign of Karaeng Tunipallangga (1546-1565) which originated from the desire to develop the economy and maritime trade. This expansion is not merely a physical expansion, but also in the form of economic mastery and blood connection through political marriage. This expansion is aimed at making the Gowa-Tallo royal port able to develop to defeat its competitors, thus indicating that the main motive of this expansion is related to economic problems. Based on the research, it is concluded that the Gowa-Tallo kingdom was finally able to secure the supply of food, and managed to advance its royal port. The success of the expansion was characterized by the growing port of Gowa-Tallo, which lasted for decades before mastering by VOC in the 17th century. This research uses a history research methodology which includes a heuristic that is the stage of data collection, criticism of sources aimed at assessing the available sources, interpretation of which is interpreting the source and data available, as well as historiography as the final step of presenting the data into a single historical inscription intact. The method of data collection is by collecting the library resources both books and archives as well as interviews to researchers who have related studies as a complement of the data that has been taken before.Keywords : Expansion, Limae Ajatappareng, Gowa-Tallo
Desa Pattedong pada Masa Pemerintahan Ismail Sangga dan Rasyid Rauf Miftahul Jannah; Mustari Bosra; Muh. Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 5 No. 2, Agustus 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.952 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i3.8516

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terbentuknya Desa Pattedong, Perkembangan Desa Pattedong pada masa pemerintahan Ismail Sangga dan Rasyid Rauf. Desa Pattedong terbentuk pada tahun 1982, dari hasil pemekaran dari Desa Je’ne Maeja. Setelah tahun 1999 Desa Pattedong pada masa pemerintahan Ismail Sangga mengalami perkembangan dilihat dari segi sosial yaitu keharmonisan dan eksistensi tradisi adat istiadat serta budaya gotong royong masih berlaku, bidang ekonomi dapat dilihat dari banyaknya pembangunan infrastruktur desa yang dibangun seperti jalan desa, bidang pendidikan dapat dilihat dari pemberian pendidikan sejak dini, sedangkan bidang kesehatan dapat dilihat dari adanya pemeriksaan kesehatan dari anak kecil hingga yang lanjut usia. Begitu pula dengan pemerintahan Rasyid Rauf yang mengalami banyak perkembangan dalam bidang ekonomi yaitu ekonomi pembangunan seperti pembangunan jalan tani, drainase, plat dekker disetiap dusun di Desa Pattedong. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang menggunakan metode sejarah melalui tahapan kerja yakni heuristic atau pengumpulan data, kritik sumber, interpertasi, historiografi atau penulisan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian lapangan terdiri dari wawancara (Rasyid Rauf, Damir, Sulaeman dan warga Desa Pattedong) dan mengumpulkan sumber arsip (dokumen dari kantor desa dan BPS kabupaten Luwu) serta literatur-literatur yang berhubungan.Kata Kunci : Pemimpin, Desa Pattedong
POLIGAMI DAN PERNIKAHAN USIA DINI STUDI KASUS MASA PERGERAKAN DI/TII DI LUWU 1950-1965 Hasnaeni Haerani; Muh. Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 1 No. 2 April - Juni 2014
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v1i2.1573

Abstract

Kecenderungankegiatan poligami dan pernikahan usia dini yang terjadi di masyarakat Luwu ini akibat dari kegiatan penculikan gadis-gadis desa yang dilakukan oleh para anggota atau tentara DI/TII. Disamping itu, Tentara Indonesia Batalyon Siliwangi juga menjadi salah satu faktor penyebab poligami dan pernikahan usia dini terjadi. Orang tua lebihmemilih menyelamatkan anak mereka dengan menikahkannya dengan kerabat daripada harus dibawa oleh tentara DI/TII atau tentara Indonesia dari batalyon Siliwangi. Akibat dari poligami dan pernikahan usia dini ialah, terabaikannya adat pernikahan masyarakat diantaranya, ritual pernikahan orang bugis juga tidak dilaksanakan dan poligami yang dilakukan oleh anggota DI/TII mengakibatkan perpecahan di tubuh DI/TII. Disamping itu dampak positifnya perempuan yang menikah di usia dini dan poligami tetap menjalankan pernikahan mereka pasca pergerakan DI/TII di Luwu. Kata Kunci: Poligami, Pernikahan Dini, dan Pergerakan DI/TII di Luwu
Tradisi Adat Pattaungeng Situs Tinco di Soppeng, 2007-2017 Eka Yanti; Jumadi Jumadi; Muh Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 2, Agustus 2019
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.654 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i2.10839

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang keberadaan Tradisi Adat Pattaungeng, proses pelaksanaan serta cara masyarakat mempertahankan Tradisi Adat Pattaungeng Di Situs Tinco. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas 4 tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi serta historiografi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Adat Pattaungeng merupakan kegiatan  tahunan yang telah dilaksanakan secara turun temurun. Pemerintah mulai ikut berpartisipasi mulai tahun 2012. Faktor pendukung yang menyebabkan pelaksanaan Tradisi Adat Pattaungeng masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat di daerah tinco yaitu adanya niat dari dalam diri untuk membudayakan dan melestarikan tradisi adat pattaungeng, adanya penerus atau pergantian generasi yang akan melaksanakan sehingga budaya tersebut tetap terlaksana dan bertahan didalam masyarakat. Tradisi tersebut dilaksanakan antar bulan september-oktober.Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Tinco melakukan  Tradisi Adat Pattaungeng dengan keyakinan bahwa tradisi tersebut di laksanakan untuk tola bala, untuk keselamatan dan kesejahteraan agar terhindar dari bencana. Serta ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas reski yang berlimpah di berikan Tuhan kepada mereka.Keyword: Tradition, Pattaungeng, Tinco The purpose of this study was to determine the background of the existence of the Pattaungeng Indigenous Tradition, the implementation process and the way the community maintained the Pattaungeng Indigenous Tradition on the Tinco Site. This study uses a historical method consisting of 4 stages, namely heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results showed that the Pattaungeng Traditional Tradition is an annual activity that has been carried down for generations. The government began to participate starting in 2012. Supporting factors that led to the implementation of the Pattaungeng Indigenous Tradition are still carried out by the community in the Tinco area, namely the existence of an inner intention to cultivate and preserve the pattaungeng traditional traditions, the successor or succession of generations who will carry out so that the culture remains implemented and survived in society. The tradition is carried out between September-October. Based on the results of the above research it can be concluded that the people in Tinco carry out the Pattaungeng Traditional Tradition with the belief that the tradition is carried out for tolaala, for safety and prosperity in order to avoid disaster. As well as gratitude to God for the abundant blessings God gave themKeyword: Tradition, Pattaungeng, Tinco
Baraka : Basis Pertahanan DI/TII di Sulawesi Selatan (1953-1965) Nur Aisyah; Patahuddin Patahuddin; Muh. Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 5, No. 1, April 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.115 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i2.8469

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang  Baraka sebagai Basis Pertahanan DI/TII di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1953 Kahar Muzakkar menjadikan daerah Baraka, Kabupaten Enrekang sebagai basis pertahanan pertama DI/TII di Sulawesi Selatan. Letak yang strategis dan keterbukaan masyarakat yang menjadi potensi daerah Baraka dijadikan sebagai basis pertahanan DI/TII oleh Kahar Muzakkar. Selain itu, karena Baraka merupakan daerah operasi dari komandan bawahan Kahar Muzakkar yaitu Andi Sose. Banyaknya simpatik yang diperoleh Kahar Muzakkar dari masyarakat Baraka bahkan masyarakat Sulawesi  Selatan memaksa pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan operasi penumpasan kepada Pemberontakan Kahar Muzakkar yang telah mengancam keutuhan NKRI. Kemudian  pada tanggal 3 Februari 1965 pimpinan tertinggi Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Sulawesi Selatan tertembak mata oleh Kopral Sadeli di pinggir sungai Lasolo, Sulawesi Tenggara. Tulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah yakni, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Kata kunci : Baraka, DI/TII, Sulawesi Selatan AbstractThis paper examines Baraka as the DI / TII Defense Base in South Sulawesi. In 1953 Kahar Muzakkar made Baraka, Enrekang District the first DI / TII defense base in South Sulawesi. The strategic location and openness of the community which is the potential of the Baraka area is used as a defense base for DI / TII by Kahar Muzakkar. In addition, because Baraka was the operating area of Kahar Muzakkar's subordinate commander, Andi Sose. The amount of sympathy gained by Kahar Muzakkar from the Baraka community and even the people of South Sulawesi forced the Indonesian government to carry out a crackdown on the Kahar Muzakkar Rebellion which had threatened the integrity of the Republic of Indonesia. Then on February 3, 1965 the highest leader of the Darul Islam / Indonesian Islamic Army in South Sulawesi was shot by Corporal Sadeli on the edge of the Lasolo river, Southeast Sulawesi. This paper uses historical research methods namely, heuristics, criticism, interpretation and historiography. Keywords: Baraka, DI / TII, South Sulawesi
Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah dengan Menggunakan Metode Problem Solving pada Siswa Kelas VII. 1 SMP Negeri 33 Makassar Amirullah Amirullah; Muh Rasyid Ridha; Patahuddin Patahuddin
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 2 Agustus 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i2.21123

Abstract

Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang efektif. Disini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran berbasis masalah yang mampu menggali pola pikir siswa sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam mengikuti kegiatan belajar.Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar   sejarah   dengan menggunakan metode problem solving di SMP Negeri 33 Makassar? (b) Bagaimana peningkatan hasil belajar   Sejarah   yang terjadi pada siswa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan metode problem solving?. Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar   Sejarah   setelah diterapkannya metode problem solving. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setian putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalh siswa kelas VII.1 SMP Negeri 33 Makassar. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (59,00), siklus II (81,42%), siklus III (85,40%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode Problem Solving dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar   Sejarah   Siswa SMP Negeri 33 Makassar, serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran   Sejarah  .Kata Kunci:   Sejarah  , Metode Problem Solving  AbstractConventional methods such as abstractly describing materials, memorizing materials and lectures with one-way communication, are actively still dominated by teachers, whereas students usually focus only on vision and hearing. It is these learning conditions that result in students being less active and learning less effective. Here teachers are required to be good at creating a problem-based learning atmosphere that is able to explore the mindset of students so that students can be actively involved in participating in learning activities. The problems to be examined in this study are: (a) How to improve the results of   sejarah   learning by using problem solving method in SMP SMP Negeri 33 MakassarRegency? (b) How does the improvement of   sejarah   learning outcomes occur in students after learning is implemented by problem solving method?. The purpose of this study is: (a) Want to know the improvement of sejarah   learning results after the implementation of problem solving method. This study uses action research as many as three rounds. Setian round consists of four stages, namely: design, activities and observations, reflections, and reflections. The target of this study was a grade VII.1 student at SMP Negeri 33 Makassar. The data obtained in the form of formative test results, observation sheets of teaching and learning activities.From the results of the analysts obtained that students' learning outcomes improved from cycle I to cycle III, namely, cycle I (59.00), cycle II (81.42%), cycle III (85.40%). The conclusion of this study is that problem solving method can have a positive effect on the learning outcomes of   sejarah   Students of SMP Negeri 33 Makassar, and this learning method can be used as an alternative to  sejarah   learning.Keywords:   sejarah  , Problem Solving Method
Museum Latemmamala sebagai Media Pembelajaran Sejarah 2008-2017 Ilham Annas Yunus; Patahuddin Patahuddin; Muh. Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 5, No. 3, Desember 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.518 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i4.9007

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Fungsi Museum Latemmamala sebagai media dan sumber belajar sejarah, respon pengunjung serta faktor pendukung dan penghambat yang memengaruhi Museum Latemmamala sebagai media pembelajaran sejarah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.  Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan kajian pustaka dengan menggunakan metode sejarah melalui beberapa tahapan: heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan yang dulunya dikenal dengan bangunan Villa Yuliana yang dibangun pada tahun 1905, dimana bangunan ini diperuntukkan untuk menyambut Ratu Yuliana dialihfungsikan dan secara resmi menjadi Museum Latemmamala pada Tahun 2008. Selanjutnya bersamaan dengan perkembangannya Museum Latemmamala ini dijadikan sebagai pusat memperoleh pengetahuan sejarah oleh beberapa orang maupun instansi terkait, dengan mendukungnya sumber yang dipamerkan dan pengelolaaan tempat yang baik memuat museum ini tetap eksis sampai sekarang. This study aims to determine the functions of the Latemmala Museum as a medium and source of historical learning, the response of visitors and supporting and inhibiting factors that influence the Latemmamala Museum as a medium for learning history. This type of research is qualitative research. This research was conducted through interviews and literature review using historical methods through several stages: heuristics (source gathering), source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that the building that was formerly known as the Villa Yuliana building was built in 1905, where the building was intended to welcome Queen Yuliana converted and officially became the Latemmamala Museum in 2008. Later along with its development the Latemmamala Museum was used as a center for gaining historical knowledge by several people and related institutions, by supporting the resources on display and managing a good place to load this museum, it still exists today
Industri Rumah Tangga Keripik Pisang Koisna di Kecamatan Mangkutana, 2003-2017 Meriam Meriam; Rasyid Ridha; Patahuddin Patahuddin
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 3, Desember 2019
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i3.12058

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya industri rumah tangga, perkembangan  industri, dan dampak industri. Batasan awal penelitian ini diambil pada tahun 2003 karena pada tahun ini merupakan awal mulanya usaha industri rumah tangga keripik pisang Koisna di Mangkutana didirikan. Batasan akhirnya adalah tahun 2017 yang  merupakan periode yang menjelaskan perkembangan industri rumah tangga keripik pisang Koisna di Mangkutana. Penelitian di lakukan melalui studi lapangan dan kajian pustaka dengan mengunakan metode sejarah melalui beberapa tahapan kerja, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa industri  rumah tangga keripik  pisang  Koisna berdiri dan dilatar belakangi oleh adanya seorang karyawan yang telah di PHK sehingga berkeinginan untuk membentuk industri makanan dengan mengolah pisang tersebut. Perkembangan industri makanan keripik ini dalam kurun waktu 2003-2017 telah membawa perubahan dalam hal produksi yang meningkat dari tahun ke tahun dengan mengikuti musim buah. Kehadiran industri rumah tangga keripik pisang Koisna membawa dampak sosial dalam hal perubahan interaksi yang semakin kuat dengan pekerja industri. Selain itu, keberadaan industri rumah tangga di Mangkutana telah membantu kehidupan perekonomian masyarakat dalam  hal memberikan lapangan kerja.Kesimpulan bahwa dalam  perkembangan industri keripik pisang di Mangkutana selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini karena banyaknya permintaan dari konsumen. Pemasaran keripik pisang Koisna ini telah sampai di luar Mangkutana dan sampai sekarang sudah lebih banyak di pesan dari berbagai konsumen. Kata Kunci : Industri, Keripik, dan Mangkutana AbstractThis study aims to determine the background of the establishment of the home industry, industrial development, and industrial impact. The initial limitation of this study was taken in 2003 because this year was the beginning of the Koisna banana chips home industry in Mangkutana. The final limit is 2017 which is the period that explains the development of the Koisna banana chip home industry in Mangkutana freightana.The research was conducted through field studies and literature studies using historical methods through several stages of work, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography.The results of this study indicate that the home industry of Koisna banana chips stands and is motivated by the existence of an employee who has been laid off so that he wishes to form a food industry by processing the banana. The development of the chip food industry in the period 2003-2017 has brought changes in terms of production which increased from year to year by following the fruit season. The presence of the Koisna banana chips home industry has a social impact in terms of changing interactions that are getting stronger with industrial workers. In addition, the existence of a home industry in Mangkutana freightana has helped the community's economic life in terms of providing employment.The conclusion that in the development of the banana chips industry in Mangkutana freightana is always increasing every year. This is because of the many requests from consumers. The marketing of Koisna banana chips has reached outside Mangkutana conveyana and until now it has been mostly ordered by various consumers.Keywords: Industry, Chips, and Mangkutan