Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Cermin Dunia Kedokteran

Erupsi Akneiformis dan Striae Distensiae setelah Terapi Kortikosteroid Sistemik untuk Nefritis Purpura Henoch-Schonlein Hidajat, Dedianto; Kurniawan, Yudhi
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49, No 2 (2022): Infeksi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.95 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v49i2.1729

Abstract

Latar belakang: Terapi kortikosteroid sistemik jangka lama dan dosis tinggi pada purpura Henoch-Schonlein (PHS) dengan keterlibatan ginjal dapat menimbulkan berbagai efek samping, salah satunya efek dematologik. Kasus: Anak berusia 14 tahun dengan nefritis PHS mengalami erupsiakneiform/EA dan striae distensae/SD akibat pemberian kortikosteroid sistemik jangka panjang terkait pengobatan penyakitnya. Penatalaksanaan dengan doxycycline dan vitamin D3. Terapi topikal berupa perawatan wajah, pemberian kombinasi benzoyl peroxide 5% dan clindamycin 1,2%pada area lesi di wajah dan dada, dan krim pelembap serta krim tretinoin 0,1% untuk lesi striae. Simpulan: Efek samping kortikosteroid sistemik pada kulit seperti EA dan SD merupakan masalah tersendiri; penghentian obat yang dicurigai merupakan pilihan utama.
Erupsi Akneiformis dan Striae Distensiae setelah Terapi Kortikosteroid Sistemik untuk Nefritis Purpura Henoch-Schonlein Dedianto Hidajat; Yudhi Kurniawan
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49, No 2 (2022): Infeksi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v49i2.1729

Abstract

Latar belakang: Terapi kortikosteroid sistemik jangka lama dan dosis tinggi pada purpura Henoch-Schonlein (PHS) dengan keterlibatan ginjal dapat menimbulkan berbagai efek samping, salah satunya efek dematologik. Kasus: Anak berusia 14 tahun dengan nefritis PHS mengalami erupsiakneiform/EA dan striae distensae/SD akibat pemberian kortikosteroid sistemik jangka panjang terkait pengobatan penyakitnya. Penatalaksanaan dengan doxycycline dan vitamin D3. Terapi topikal berupa perawatan wajah, pemberian kombinasi benzoyl peroxide 5% dan clindamycin 1,2%pada area lesi di wajah dan dada, dan krim pelembap serta krim tretinoin 0,1% untuk lesi striae. Simpulan: Efek samping kortikosteroid sistemik pada kulit seperti EA dan SD merupakan masalah tersendiri; penghentian obat yang dicurigai merupakan pilihan utama.
Peran Stres Oksidatif dan Antioksidan pada Dermatitis Atopik Ketut Angga Aditya Putra Pramana; Dhanu Pribadi Putra; Dedianto Hidajat
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49 (2022): CDK Suplemen-1
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v49i0.1963

Abstract

Dermatitis atopik (DA) adalah kelainan kulit dengan gejala pruritus kronis. Etiopatogenesis penyakit ini kompleks dan multifactorial dengan gabungan aspek genetik, imunologi, dan lingkungan. Stres oksidatif sistemik maupun lokal diduga berperan penting dalam patogenesis DA. Pemberian antioksidan sistemik berupa vitamin A, C, D, D3, E, astaxanthin dan antioksidan topikal berupa vitamin B12, E, dan superoxide dismutase (SOD) dapatĀ  memperbaiki kondisi DA dengan bermakna.Atopic dermatitis (AD) is a skin disorder with chronic pruritic symptoms. Its etiopathogenesis is complex and multifactorial, with a combination of genetic, immunological and environmental aspects. Both systemic and local oxidative stress are thought to have an important role in the pathogenesis of AD. Systemic antioxidants in the form of vitamins A, C, D, D3, E, astaxanthin and topical antioxidants in the form of vitamins B12, E, and superoxide dismutase (SOD) give significant recovery of AD.