Claim Missing Document
Check
Articles

Komposisi Dan Kelimpahan Plankton Di Perairan Kayome Kepulauan Togean Sulawesi Tengah Hutabarat, Philipus Uli Basa; Redjeki, Sri; Hartati, Retno
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.698 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.8366

Abstract

Plankton merupakan sekelompok organisme yang menyusun rantai dasar ekosistem perairan. Plankton dapat dibagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi fitoplankton dan zooplankton di Perairan Kayome, Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 5-7 Oktober 2013 pada 5 stasiun yang berbeda yang merupakan kawasan penangkapan ikan karang. Sampel fitoplankton diambil dengan cara pasif dengan menyaring 100 L air laut. Sampel zooplankton diambil menggunakan metode aktif dengan menyaring air laut secara horisontal dan di tarik perahu 100 m. Hasil penelitian menunjukkan fitoplankton ditemukan 2 kelas, yaitu Bacillariophyceae (6 genera) dan Dinophyceae (1 genus). Kelimpahan berkisar 8.000-22.000 sel/l, genus yang sering ditemukan antara lain Chaetoceros, Pleurosigma, dan Ceratium. Indeks keanekaragaman 0,377-1,386 (rendah-sedang), indeks keseragaman 0,544-1 (sedang-tinggi) dan indeks dominansi 0-0,456 (tidak ada dominansi). Zooplankton ditemukan 5 fila, yaitu Annelida (2 genera dari 1 kelas), Arthropoda (12 genera dari 2 kelas), Chaetoagnatha (1 genus dari 1 kelas), Chordata (1 kelas), Mollusca (4 genera dari 2 kelas). Kelimpahan berkisar antara 309-796 ind./l, genus yang paling sering ditemukan, yaitu Acartia dan Calanus. Indeks keanekaragaman 0,467-1,04 (rendah-sedang), indeks keseragaman 0,337-0,541 (rendah-sedang) dan indeks dominansi 0,459-0,663 (ada dominansi).
Biometrika Kerang Darah (Anadara granosa) Pada Tambak Budidaya Di Desa Menco Kecamatan Wedung Kabupaten Demak R., Rizky Imtihan; Hartati, Retno; Suprijanto, Jusup
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.464 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11426

Abstract

Kerang Darah (Anadara granosa) termasuk ke dalam kelas Bivalvia yang kebanyakan hidup di laut terutama di daerah litoral, dasar perairan yang berlumpur atau berpasir, tetapi dapat juga dibudidayakan di Tambak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Biometrika Kerang Darah (Anadara granosa ) pada 3 Tambak yang berbeda. 1200  sampel Kerang Darah  diambil dari 3 Tambakdi Desa Menco, Kecamatan Wedung, Demak selama bulan Januari sampai Maret 2014 dengan interval 2 minggu sekali untuk diamati pertumbuhan dan indeks kondisinya. Hasil penelitian ini berupa bentuk model pertumbuhan absolut atau mutlak panjang Kerang Darah (Anadara granosa) pada stasiun 1, 2, dan 3 yaitu = Lt = 12,9944 ( 1 - e –0.0713(t-0,492017)) , Lt = 11,21197 ( 1 - e –0,0618(t-0,756669)), dan Lt = 10,68319 ( 1 - e –0,0565(t-0,620325)). Model pertumbuhan absolut atau mutlak berat kerang darah pada Stasiun 1, 2 dan 3 yaitu = Wt = 13,4798 ( 1 - e –0,0716(t-0,485747)), Wt = 13,1795 ( 1 - e –0,0713(t-0,490326)), dan Wt = 13,1795 ( 1 - e –0,0713(t-0,490326)). Nilai indeks kondisi dominan kategori sedang (2,5 – 4,5) berjumlah 254 ekor (Stasiun 1), 206 ekor (Stasiun 2), dan 276 ekor (Stasiun 3) kemudian kategori gemuk (>4,5) berjumlah 133 ekor (Stasiun 1), 175 ekor (Stasiun 2), dan 87 ekor (Stasiun 3)
Histokomparatif Organ Integumen, Intestinum, Pohon Respirasi Pada Beberapa Jenis Teripang Dari Perairan Karimunjawa Setia Nugroho, Gangsar Bayu; Hartati, Retno; Praseno, Koen
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.473 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v1i1.889

Abstract

Sea cucumbers, which have significant economic values, belong to the order of Aspidochirotida, with the two main family, i.e. Holothuriidae and Stichopodidae. Biological aspect of those species has not been exploited yet, therefore he aim of this research is to compare organ histology of the species of sea cucumbers H. atra, H. edulis, P. graeffei, S. chloronotus, and S. herrmanni. This research was held on August-December 2011 and histologically. The result of this research showed that integument of H. atra, H. edulis, P. graeffei, S. chloronotus, dan S. herrmanni consist of epidermis which composed by fibril cells and dermis layer which composed by connective tissue. Intestinum of Holothuriidae is different from Stichopodidae as follows : H. atra ±10 μm form a bugles with flat ends, S. chloronotus ±40 μm form a smooth bugles with pointed ends and closely, and S. herrmanni ±30 μm form a smooth bugles with pointed ends and distantly. The respiratory trees of Holothuriidae and Stichopodidae in general had similarity. Bases on these differences can be concluded that sea cucumbers cultivation techniques need adjustment habitat and consumption of different types of feed each sea cucumbers.
Pengaruh Kedalaman Dan Lokasi Sarang Semi Alami Terhadap Masa Inkubasi Dan Daya Tetas Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) Di Pantai Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat Akbarinissa, Rr. Dyah Artati; Taufiq-Spj, Nur; Hartati, Retno
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.581 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i1.25888

Abstract

ABSTRAK : Kedalaman sarang berpengaruh terhadap keberhasilan penetasan telur penyu yang berkaitan juga dengan suhu di dalam sarang, lama masa inkubasi dan daya tetas telur nantinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedalaman dan lokasi sarang semi alami terhadap masa inkubasi dan daya tetas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan dua perlakuan dan tiga kali pengulangan. Perlakuan yang digunakan adalah variasi kedalaman (40, 60 dan 80 cm) dan perbedaan lokasi sarang semi alami yaitu sarang semi alami terbuka, bawah semak dan bawah pohon. Parameter yang diambil antara lain suhu, kelembaban, komposisi dan ukuran butir substrat. Sedangkan analisa data yang dilakukan adalah analisa data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata persentase tertinggi terdapat pada sarang semi alami bawah pohon sebesar 91,6%, kemudian sarang semi alami bawah semak 90,1% dan sarang semi alami terbuka 50,9%. Masa inkubasi paling singkat terdapat pada sarang semi alami terbuka kedalaman 60 cm yaitu 45 hari, dan paling lama terdapat pada sarang semi alami bawah semak kedalaman 80 cm yaitu 54 hari. Kisaran suhu keseluruhan antara 29,5oC – 32,7oC, sedangkan tingkat kelembaban sarang semi alami berkisar antara 69,9% - 91,8%. ABSTRACT : The effected depth of the nest on hatching success of turtle is also related to the temperature in the nest, the time of incubation. The purpose of this study was to determine the effect of depth and location of semi-natural nest Green Turtle (Chelonia mydas) incubation period and hatching success in Paloh Beach, Sambas, West Kalimantan. The method used is the experimental method. The study was conducted with two treatments and three repications. The treatment used is a variation of depths (40, 60 and 80 cm) and the difference in semi-natural nesting sites are open semi-natural nest, under shrubbery and under trees. The parameters taken i.e temperature, humidity, composition and grain size of the substrate. The results shows that highest percentage found in semi-natural nests under the trees (91.6%), then the semi-natural nest under a bush (90.1%) and semi-natural nest open (50.9%). Shortest incubation period contained in semi-natural nest open depth of 60 cm is 45 days, and the longest contained in a semi-natural nests under bushes with depth of 80 cm is 54 days. Overall temperature range between 29,5oC - 32,7oC, while the semi-natural nest moisture levels ranged between 69.9% - 91.8%.
Pengaruh Naungan Sarang terhadap Persentase Penetasan Telur Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Pantai Samas Bantul, Yogyakarta Rofiah, Amalia; Hartati, Retno; Wibowo, Edy
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.273 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v1i2.2026

Abstract

The reduced population of sea turtles among other things caused by natural changes in the vicinity of the egg-laying habitat, theft of sea turtle eggs, the utilization of a body part sea turtles by human beings (as the utilization of carapace, meat, bones, and sea turtle eggs), and management of the conservation techniques are inadequate. Pantai Samas Bantul, Yogyakarta, one of the places that are often encountered of Olive Ridley turtle (Lepidochelys olivacea). The aim of this research is to find out the influence of a shade from the success of hatching the eggs of Olive Ridley turtle (Lepidochelys olivacea) in semi natural nest in Samas Beach. The research method used is an experimental method. Observations in the field carried out in June-August 2010. The research was done at the three nests. They are in natural nest, semi natural nest with the shade of zinc, and semi natural nest with the shade of tarpaulin. The results showed the temperature of the nest in the depth of thirty-eight centimeters at the semi natural nest with the shade of tarpaulin about 31,6-31,9 ºC, in the semi natural nest with the shade of zinc about 31,4-31,7 ºC, and in the natural nest is around 31,5-32,3 ºC. The highest moisture is in the natural nest around 6,6 %, while the lowest moisture is in the natural nest with the shade of zinc around 1,5-2,1%. Hatching succes in natural nest is 60 %, semi natural nest with the shade of tarpaulin about 24 %, in the semi natural nest with the shade of zinc about 21 %. The composition of the size of grains of sand in a natural or semi natural nest is dominated by medium-size. Based on the results of research can be concluded that the percentage of hatching the egg of Olive Ridley turtle in the semi natural nest with the shade of tarpaulin is higher than semi natural nest with the shade of zinc, while in the natural nest having the highest percentage of hatching.
Kelimpahan Fitoplankton Pada Tambak Tidak Produktif Di Desa Mangunharjo, Semarang Kolaya, Ira; Hartati, Retno; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.12 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11406

Abstract

Tambak atau kolam adalah badan air yang  berukuran 1 m2 hingga 2 ha yang bersifat permanen atau musiman yang terbentuk secara alami atau buatan manusia. Lingkungan merupakan salah satu faktor pendukung produktifitas tambak. Kelimpahan fitoplankton di pengaruhi oleh faktor kimia, biologi, dan fisika. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan setiap 2 minggu dimulai tanggal 6 Juli, 20 Juli, 3 Agustus dan 17Agustus 2013. Hasil penelitian didapatkan 3 kelas fitoplankton yaitu kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae dan Dinophyceae. Kelimpahan tertinggi di temukan di Stasiun II periode sampling pertama yaitu 333 sel/L sedangkan kelimpahan terendah di temukan di Stasiun I periode sampling ke empat yaitu 101 sel/L. Nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 1,03-1,89 termasuk dalam kategori sedang. Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0,40-0,74 termasuk dalam kategori sedang. Nilai indeks Dominansi bervariasi  yaitu 0,26-0,60. Nilai tertinggi pada Stasiun I dan II dengan di dominansi genus Rhizosolenia. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah genus fitoplankton yang ditemukan selama penelitian berjumlah 23 genus yang terbagi menjadi 3 kelas    yaitu Bacillariophceae, Cyanophyceae dan Dinophyceae. Berdasarkan nilai kisaran Nitrat 3,08-4,2 mg/L dan Fosfat 0,21-0,54 g/L maka dapat di katakan ketiga tambak masih dalam keadaan yang sangat subur
Komposisi dan Kelimpahan Makrozoobenthos Polychaeta di Pantai Maron dan Sungai Tapak Kel. Tugurejo Kec. Tugu Kota semarang Mahfud, Mahfud; Widianingsih, Widianingsih; Hartati, Retno
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.499 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i1.2066

Abstract

Mangrove area in Tugu District had been damaged because of function change as fishpond and agriculture. It because of fisherman shiplane, abaration and waste. Bad management area can change the invorenment and can be influence the ecosystem. As a concequence to the biota in that ecosystem include Polychaeta. The aim of research was finding out Compositions and Abundance of Macrozoobenthos Polychaeta in Maron Beach and Tapak River Tugurejo village Tugu District Semarang City. This research used descriptive exploratory method, determination of research area using purposive sampling method. Samples handling soaked in formalin 10% with rose Bengal. The result showed that it had been found 30 species include on 26 Polychaeta and 4 other worm (Allies). Abundance was ranged 2.126 ind./m2 and species with high abundance is Capitella (1.027 ind./m2), Terebellidae (375 ind./m2), Chaetopterus (300 ind./m2). Diversity index of all station were in low category (1,18-2), Uniformity index include in low category (0,40-0,72) and the Dominance index Station A (0,61).
Distribusi Ukuran dan Tingkat Kematangan Gonad Portunus pelagicus, Linnaeus, 1758 (Malacostraca : Portunidae) di Perairan Rembang, Jawa Tengah Magfirani, Dina Ayu; Yudiati, Ervia; Hartati, Retno
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1086.593 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i4.24853

Abstract

ABSTRAK : Rajungan merupakan komoditas ekspor bernilai ekonomis penting dan memiliki nilai komersial yang tinggi. Tingginya permintaan pasar terhadap komoditas perikanan rajungan memicu eksploitasi yang berlebihan sehingga dapat berdampak terhadap kelestarian sumber daya rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ukuran, hubungan lebar dan berat, distribusi TKG, serta nisbah kelamin rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Gegunung Wetan, Rembang. Penelitian ini terdiri dari pengukuran panjang dan lebar karapas, pengamatan tingkat kematangan gonad rajungan betina, serta pengamatan kualitas air (salinitas, suhu, pH, kedalaman dan kecerahan). Hasil dari penelitian ini menujukkan dari 3000 ekor rajungan yang diamati diketahui distribusi lebar karapas rajungan berkisar antara 7,3 – 16  cm dengan kisaran berat sebesar 47–262 gram. Rajungan yang tertangkap memiliki pertumbuhan yang bersifat allometrik negatif, dengan nilai b sebesar 2,12 pada rajungan jantan, 1,65 pada rajungan betina. Faktor kondisinya adalah 1,1 pada jantan dan 1,02 pada betina. Sedangkan distribusi tingkat kematangan gonad rajungan betina adalah 762 ekor pada TKG 1; 700 ekor pada TKG 2; serta 388 ekor pada TKG 3.ABSTRACT : Blue swimming crab has a high economical value. The production of blue swimming crab is exported overseas, so, therefore, triggers the excessive exploitation. This will lead to have an impact related to the sustainability of natural resource. This research  aim to find out the size distribution, the relationship of carapace widht and body weight, gonad maturity stages distribution and sex ratio of blue swimming crab (P. pelagicus) at Gegunung Wetan Waters, Rembang. This consider to have a role as a tool on planning the farming and managing the blue swimming crab conservation. This research cover the length and width measurement of blue swimming crab carapace, gonad maturity stages observation of female blue swimming crab and water quality measurments (salinity, temperature, pH, water depth and water brightness). The result showed that 3000 blue swimming crabs have 7.3-16 cm of widht carapace distribution and 47-262 gram of average weight. It can be concluded that growth are negatively allometric with b value (2,12) for the male crabs and b value (1.65) for female crabs.. The condition factor of male crab  is 1,1 and female crabs is 1,02. Based on the research, the result also shows that gonad maturition stages of female crabs were 762 crabs for stage 1, 700 crabs for stage 2 and 388 crabs for stage 3.
Ekologi Lamun di Pulau Sintok, Pulau Kemujan dan Pulau Menjangan Besar Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah Mahakar, Abdul Latif; Hartati, Retno; Suryono, Suryono
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.827 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i3.25270

Abstract

Lamun memiliki tingkat produktivitas primer yang tinggi dan memiliki kemampuan dalam meredam kekuatan arus dan gelombang. Membuat ekosistem lamun sangat menarik dan nyaman bagi kehidupan organisme perairan, baik sebagai tempat untuk mencari makan, tempat memijah ataupun tempat untuk pembesaran anak/larva/juvenile. Padang lamun merupakan ekosistem yang bermanfaat, tetapi kurang diperhatikan. Peneltian ini bertujuan Mengidentifikasi jenis, mengetahui kerapatan dan tutupan lamun di perairan Pulau Sintok, Pulau Kemujan dan Pulau Menjangan Besar Kepulauan karimunjawa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey. Pengamatan sampel lamun dilakukan dengan metode transek kuadran dan penentuan lokasi penelitian mengguanakan metode purposive sampling, dibagi berdasarkan zonasi. Analisis data berupa perhitungan kerapatan (Ind/m²) dan penutupan lamun (%). Hasil penelitian telah menemukan 6 jenis lamun, yaitu Cymodocea  serrulata, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Thalasia hemprichi, Halophila ovalis dan Halophila minor. Pulau Sintok sebagai zona perlindungan bahari memiliki nilai kerapatan lamun tertinggi dengan kisaran  98,22-5,56 Ind/m². Diikuti oleh Pulau Menjangan Besar dengan kisaran 62,67-12,67 Ind/m sebagai zona pemanfaatan wisata bahari dan Pulau Kemujan sebagai zona pemukiman dengan kisaran 50-27,33 Ind/m². Sedangkan untuk  tutupan lamun, pada Pulau Sintok dengan kisaran 23,61-1,30%. Pulau Kemujan dengan kisaran 22,61-10,29% dan Pulau Menjangan Besar berkisar 18,75-2,39%. Thalasia hemprichi adalah spesies dengan nilai kerapatan dan tutupan tertinggi dari seluruh lokasi penelitian dengan 98,22 Ind/m² dan 23,61%. Dan spesies terendah untuk kerapatan dan tutupan adalah Cymodocea serrulata dengan 5,56 Ind/m² dan 1,30%. Seagrass have primary level of productivity is high and has the ability to soften the strength of the current and waves. Make seagrass ecosystem is very interesting and comfortable for the life of the organism the waters, both as a place to feeding ground, spawning ground or place to nursery ground. The seagrass is a useful ecosystem, but less noted. This research aims identify the species, know the density and seagrass cover at Sintok Island, Kemujan Island and Menjangan Besar Island Karimunjawa Islands. This research conducted on 15 May 2016 at Sintok Island, Kemujan Island and Menjangan Besar Island Karimunjawa Islands. The method used in this research is the survey method. Sample observation seagrass done with the transect quadrant method. The determination of the location of the research using the method purposive sampling, divided based on over zoning. Data Analysis in the form of calculating the density (Ind/m²) and seagrass cover (%).The results of research has found 6 species of seagrass, namely, Cymodocea rotundata Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Thalasia hemprichi, Halophila ovalis and Halophila minor. Sintok island as protection zone bahari has the highest seagrass density value with a range of 98,22-5.56 Ind/m². Followed by of Menjangan Besar Island with 62,67-12,67 Ind/m² as a zone of the utilization of marine tourism and Kemujan Island as residential zone with a range of 50-27,33 Ind/m². While for the seagrass cover,on the Sintok Island with a range of 23,61-1,30%. Kemujan Island with a range of 22,61-10,29% and And Menjangan Besar Island range 18,75-2.39%. Thalasia hemprichi is the species with the value of the density and the highest cover from the entire research location with 98,22 Ind/m² and 23,61%. And the species to low density and cover is Cymodocea serrulata with 5.56 Ind/m² and 1,30%.
Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan Pesisir Kecamatan Tamalate Kota Makassar Menggunakan Citra Satelit Landsat 7 ETM+ Multitemporal Tahun 2006 - 2012 Herdiatma, M. Andry; Pratikto, Ibnu; Hartati, Retno
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1551.241 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i3.5989

Abstract

Pembangunan di Indonesia semakin berkembang pesat yang diikuti laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Hal tersebut mempengaruhi kebutuhan akan lahan sesuaii peruntukannya. Kebutuhan akan lahan permukiman semakin meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Begitu juga kebutuhan terhadap tata guna lahan lainnya. Perubahan lahan menjadi hal yang penting untuk diketahui sehingga proses perencanaan dan pengelolaan fungsi tata guna lahan dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan. Kecamatan Tamalate, Makassar, mempunyai 3 kelurahan yang berbatasan langsung dengan laut yaitu Kelurahan Barombong, Kelurahan Tanjung Merdeka dan Kelurahan Maccinii Sombala. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui luas perubahan penggunaan lahan wilayah pesisir, Tamalate, Makassar, dengan menggunakan citra satelit Landsat 7 ETM+ path / row 114 / 64 yang direkam pada tanggal 10 November 2006, 2 November 2009 dan 9 Oktober 2012. Penelitian ini menggunakan metode supervised classification pada citra Landsat 7 ETM+ tahun 2006, 2009, dan 2012 dengan Er Mapper 7.0 untuk menghasilkan peta penggunaan lahan. Analisis perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan metode tumpang susun (overlay) dengan bantuan ArcGis 9.3. Hasil penelitian menunjukkan lahan pesisir Kecamatan Tamalate digunakan untuk permukiman, tambak, sawah, lahan terbuka, kebun campur, tegalan/ladang, semak belukar, mangrove, dan perairan. Penggunaan lahan terluas pada tahun 2006, 2009 dan 2012 adalah untuk lahan pemukiman, yaitu berturut-turut ± 781,52, ± 827,05 dan ± 896,49 ha. Di pesisir Tamalate, Makassar selama 2006 – 2009 terdapat perubahan penambahan lahan terbuka terluas yaitu  ± 46,33 ha, dan ± 79,54 ha. Lahan kebun campur pada tahun 2009 – 2012 selalu mengalami pengurangan yaitu ± 29,27 ha. Pada tahun 2009 – 2012 lahan tambak merupakan yang mengalami pengurangan yaitu ± 49,39 ha. Penyebab perubahan penggunaan lahan tersebut adalah pesatnya laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan adanya kebijakan pemerintah Kota Makassar, yaitu dijadikannya Tamalate sebagai pusat perkotaan baru dan pengembangan pariwisata sesuai RUTRW Kota Makassar tahun 2006 – 2016.
Co-Authors Abdul Hadi Abdul Latif Mahakar Abdullah Afif Abdullah Afif Abidin Nur II Achmad Muhajir Adi Santoso Adiyoga, Diaz Agus Sabdono Agus Trianto Akbarinissa, Rr. Dyah Artati Akhmad Syarifudin Aklif Reza Muttaqin Aldion Adin Nugroho Ali Djunaedi Ali Djunaedi Ali Junaedi Ali Ridlo Altysia Putriany Amalia Rofiah Amalia Rofiah Amar, Fahri Ambariyanto Ambariyanto Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Anam, Aufa Anastasia Dian R Anindya Wirasatriya Antonius Budi Susanto Apriliani, Seka Indah Arif Rahman Arumning T. Fauziah Aufa Anam Azizah T.N., Ria Bastiar, Yusuf Bifa Aulia Manuhuwa Bintang Septiarani Broto Wisnu RTD Broto, R. T.D Wisnu Candhika Yusuf Cantik Sitta Devayani Cantika Elistyowati Andanar CB. Ronaldi Chandra E Chrisna Adhi Suryono Chrisna Adi Suryono Cristiana Manullang David Nugroho Delianis Pringgenies Delianis Pringgenies Denny Nugroho Sugianto Dharma, Laga Adhi Diah Permata Wijayanti Diaz Adiyoga Dina Ayu Magfirani Dinda Richa Kumarahaqi Donna Nur'Aurelya Mahardhika Dwi Saniscara Wati Edi Supriyo Edi Wibowo Edi Wibowo Kushartono Edi Wibowo Kushartono Edy Supriyo Edy Supriyo Edy Supriyo Edy Wibowo Edy Wibowo Elis Indrayanti Endika Meirawati Erik Wijaya Kusuma Ervia Yudiati Esti Rudiana Ety Parwati Ety Parwati Ety Parwati Fitriyan, Jodhi Kusumayudha Frijona Fabiola Lokollo Gangsar Bayu Setia Nugroho Gangsar Bayu Setia Nugroho Ginzel, Fanny Iriany Gunawan Widi Santosa H. Endrawati Hadi Endrawati Hadi Endrawati Hani’atun Nurfajriyah Hariyadi Hariyadi Harmoko Harmoko Haryo Farras Raditya Hutama Hawa, Adnin Kamil Bani Heri Yanti Hermawan Hermawan Hermawan Hermawan Hermin Pancasakti Kusumaningrum Hilal M I Wayan Warmada Ibnu Pratikto Ibnu Pratikto Ika Desie Wulandari Ira Kolaya Ira Kolaya, Ira Ireng Sigit Atmanto Irwani Irwani Isai Yusidarta Isti Pudjihastuti Ita Riniatsih Ita Widowati Itsna Yuni H Jelita Rahma Hidayati Johannes Hutabarat Jufri Ubay Jussac Maulana Masjhoer Justin Cullen Jusup Suprijanto Jusup Suprijanto Jusup Suprijanto Käll, Sofia Ken Suwartimah Ken Suwartimah Khoerunnisa, Rizka Nabila Kholilah, Nenik Koen Praseno Koen Praseno Kusuma, Erik Wijaya Laras Kinanti Pinandita Lilik Maslukah M. Andry Herdiatma M. Andry Herdiatma Madhu Pinastika Puji Lestari Madhu Pinastika Puji Lestari, Madhu Pinastika Puji Magfirani, Dina Ayu Mahakar, Abdul Latif Mahfud Mahfud Manuhuwa, Bifa Aulia Mas’ad Arif Mayestika, Pingkan Meitri Bella Puspa Mostafa Imhmed Ighwerb Muchammad Miftahul Ulum Muchammad Miftahul Ulum Muhammad Yusuf Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muji Wasis Indriyawan, Muji Wasis Mujiyanto Mujiyanto Mustalafin Mustalafin Mu’alimah Hudatwi Nando Arta Gusti Pamungkas Narendra Prasidya Wishnu Natasya Erdza Aulia Ningrum, Malinda Satya Nirwani Soenardjo Njurumana, Steven Nggiku Norma Afiati Nugroho, Suciadi Catur Nur Taufik SPJ Nur Taufiq Nur Taufiq-Spj Parameswari Iccha Nirmalabuddhi Wishnuputri Petta, Constantein Philipus Uli Basa Hutabarat Pingkan Mayestika Pingkan Mayestika Pradina Purwati Pradina Purwati Pratama, Candrika Primaswatantri Permata Putri Novianingrum, Milka Putri, Dhiya Aflah Luswanto Putri, Ni Putu Purba Nava Vidyadhari Putriningtias, Andika Raden Ario Rafsanjani A. Karim Rafsanjani A. Karim Raka Pramulo Sophianto Ramadhani, Muhammad Rizqi Reny Yesiana Retno W. Astuti Ria Azizah Ria Azizah Ria Azizah Ria Azizah Ria Azizah Tri Nuraini Rizky Imtihan R. Rizky Imtihan R., Rizky Imtihan Robertus Triaji Mahendrajaya Robertus Triaji Mahendrajaya Robertus Triaji Mahendrajaya Robin Robin Rohmah, Ivatur Rotua Malau Rr. Dyah Artati Akbarinissa Rudhi Pribadi Rudi Pribadi Sarah Nabilla Sari Budi Moria Selvi Marcellia Septiani, Nur Alifah Seto Haryoardyantoro Sophianto, Raka Pramulo Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Yulina Wulandari Subagiyo Subagiyo Subagiyo Subagiyo Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto, Nenden Rose Suryono Suryono Sutrisno Anggoro Tarigan, Ariyo Imanuel Taufiq-Spj, Nur Tiara Nur Baeti Baeti Tri Karyawati Tria Nidya Pratiwi Ubay, Jufri Ulfah Nurjanah Ulfah Nurjanah Ulfah Nurjanah, Ulfah Umi Fatimah Valentina R Iriani Valentina R. Iriani W.L. Saputra Wahyu Adi Wahyudi, Yudisthio Wibowo, Muhammad Reyhan Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widianingsih Widianingsih, - Wilis Ari Setyati Wilis Ari Setyati Wishnuputri, Parameswari Iccha Nirmalabuddhi Wita Kristianty Sirait Yasir, Moh. Yoki Ristadi Yoko Nozawa Yosi Yananda Sijabat Yudho Prasetyo Yunita Anggarini, Yunita Zulfiandi Zulfiandi Zulfiandi Zulfiandi